You are on page 1of 11

Darmansyah, Pembelajaran Menggunakan Sisipan Humor… 31

PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN SISIPAN HUMOR DALAM


MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Darmansyah
(Universitas Negeri Padang)

Abstract: Applying a pleasant instructional strategy is important to touch students’ learning


enthusiasm. The main purpose of this research was to find out students’ Mathematics learning
outcomes of those who were taught through the insertion of humor than those who were taught
using a conventional instructional strategy. The population of the research was the Senior High
School (SMA) and Islamic Senior High School (MA) students in Padang. The samples of the
research were 83 students in the experimental group and 83 students in the control group who were
randomly selected. The data were collected by using Mathematics test and questionnaire. The
validity and reliability of the instruments had been ensured before they were administered to the
students. The questionnaire data were analyzed qualitatively and the Mathematics test data were
quantitatively analyzed by using covariance and multiple regression statistical formula. The finding
of the study showed that the students’ who were taught by using the insertion of humor had higher
Mathematics learning outcomes than those who were taught using a conventional instructional
strategy. It is, therefore, suggested that teachers are urged to insert humor to their instructional
strategies in an effort to improve students’ Mathematics learning outcomes.

Kata kunci: pembelajaran, sisipan humor, matematika, SMA, MA

PENDAHULUAN yang didapatkan rata-rata siswa kurang optimal,


Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat diduga karena mutu pembelajarannya
dipengaruhi oleh banyak faktor. Berbagai kurang berkualitas. Dengan demikian, dapat
komponen yang terkait dengan pendidikan dinyatakan, bahwa rendahnya kualitas
berperan penting dalam menciptakan pendidikan, sesungguhnya berawal dari
pendidikan yang berkualitas. Jika dikaji lebih rendahnya kualitas proses pembelajaran dan
mendalam, permasalahan pendidikan rendahnya hasil belajar yang dapat dicapai
sebenarnya bermula dari kurang efektifnya siswa.
proses pembelajaran. Oleh karena itu, upaya Karakteristik siswa dengan perilaku
apapun yang dilakukan untuk meningkatkan belajar dan hasil belajar yang tidak memuaskan
mutu pendidikan harus diawali dan difokuskan tersebut, tentu disebabkan oleh banyak faktor.
pada usaha memperbaiki kualitas proses Namun, menurut Dryden dan Vos (2000:317),
pembelajaran dengan mengoptimalkan semua guru merupakan faktor yang paling dominan,
komponen yang terkait di dalamnya. karena peran guru sebagai aktivator, fasilitator,
Inefektifitas pembelajaran dapat dilihat pelatih, motivator, dan ”orkestrator” akan
dari beberapa indikasi, baik dari proses sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar
maupun capaian hasil belajarnya. Dari segi seorang siswa.
proses pembelajaran dapat dilihat, misalnya Karakteristik mata pelajaran yang abstrak
bagaimana siswa dapat menikmati seperti Matematika dan sarat dengan muatan
pembelajaran sebagai suatu kegiatan yang kognitif, mengharuskan siswa bekerja keras
menyenangkan. Artinya, jika suatu dengan menggunakan strategi khusus untuk
pembelajaran tidak berhasil membangkitkan mempelajarinya. Karakteristik tersebut sering
minat dan motivasi siswa untuk belajar, maka menyulitkan siswa dalam belajar Matematika.
pembelajaran itu tidak dapat efektif. Kesulitan inilah yang dapat memunculkan
Hasil belajar merupakan salah satu kejenuhan dalam belajar Matematika, yang
indikator kualitas pembelajaran. Apabila hasil juga berdampak terhadap hasil belajarnya.
belajar yang dicapai rata-rata siswa dalam Namun, Matematika yang merupakan
bentuk UN atau NEM baik, maka kualitas bagian tidak terpisahkan dari aktivitas manusia
pembelajaran dapat dikatakan baik dan kinerja dengan karakteristiknya berbentuk angka-
sekolah juga baik. Sebaliknya, jika hasil belajar angka yang memiliki abstraksi tinggi dan sulit
32 Jurnal Kependidikan, Vol.10 Nomor 1, Juni 2009.

dipelajari. Hal ini dapat dibuat menjadi lebih antara penyerapan informasi baru yang sedang
menarik bagi siswa, jika guru menggunakan dihadapi siswa dengan skema yang telah dipilih
strategi yang tepat. Salah satu cara terbaik sebelumnya dan dipanggil kembali ketika
adalah menerapkan strategi pembelajaran diperlukan.
menyenangkan bagi siswa. Teori pemrosesan informasi
Meskipun tidak semua guru memiliki menggambarkan bagaimana informasi dapat
sifat humoris dan dapat menciptakan suasana diproses, disimpan dan dipanggil kembali.
menyenangkan dalam interaksinya dengan Gagne (1986) mengemukakan teori
siswa, namun hambatan tersebut dapat diatasi pemrosesan informasi yang mempostulatkan
dengan menggunakan berbagai sumber yang sejumlah struktur internal dalam otak manusia.
memungkinkan terciptanya pembelajaran Informasi diterima dan diproses melalui
menyenangkan. Salah satu interaksi yang sederetan memori yang diawali dari memori
menyenangkan adalah dengan menggunakan ikonik, memori jangka pendek, dan memori
karikatur dan anekdot/cerita singkat yang jangka panjang.
mengandung humor. Karikatur dan Kurfiss (1981) mengemukakan bahwa
anekdot/cerita singkat humor ini memiliki para ahli psikologi sependapat bahwa stimulus
kemampuan menggelitik tawa siswa yang tidak eksternal itu dapat menjadi motivator yang
jauh berbeda dengan sifat dan humoris guru aktif, apabila stimulus itu bermakna bagi siswa,
jika dipilih dan digunakan secara tepat. Artinya, dengan jalan membentuk hubungan dengan
penggunaan karikatur dan anekdot/ cerita keadaan internal siswa. Hal ini berarti bahwa
singkat humor dapat menggugah siswa secara keadaan internal siswa dipengaruhi oleh
emosional, menciptakan suasana stimulus eksternal siswa. Stimulus yang
menyenangkan, dan mampu menciptakan diberikan dari lingkungannya erat kaitannya
pembelajaran yang menarik bagi siswa. dengan tiga jenis otak yang diuraikan secara
Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan rinci oleh Shapiro (1997) yakni berfungsi
dapat meningkatkan pemahaman, mempertinggi sebagai pemroses informasi yaitu (1) otak neo-
daya ingat, dan memberi peluang kepada siswa cortex, (2) otak mamalia, dan (3) otak reptil.
untuk memfungsikan otak memori dan otak Otak Neo-Cortex akan memproses informasi
berpikirnya secara optimal. (secara normal dan kreatif) yang diterima
Menurut Dryden dan Vos (2000:351), melalui stimulus dari lingkungan yang sangat
emosi berperan penting dalam proses menyenangkan. Bekerjanya otak Neo-Cortex
pembelajaran. Lebih lanjut ia menjelaskan, inilah yang memberikan banyak kontribusi
dalam banyak hal kecerdasan emosional adalah terhadap keberhasilan dan keefektifan belajar.
kunci bagi sistem memori otak. Muatan emosi Menurut Gardner (1985 di sinilah
dari presentasi dapat berpengaruh besar dalam beradanya berbagai kecerdasan yang dimiliki
memudahkan peserta didik untuk menyerap manusia yakni linguistik, matematika,
informasi dan ide. Oleh karena itu, muatan visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal,
emosi yang (sejak tahun 1995) menjadi interpersonal, intrapersonal, dan intuisi. Otak
perbincangan banyak kalangan dengan topik Mamalia (yang berfungsi sebagai selektor),
kecerdasan emosional (EI), perlu mendapat menerima dan meneruskan stimulus yang
perhatian guru dalam pembelajaran. diberikan ke otak neo-cortex atau otak reptil
Keberhasilan siswa dalam belajar menurut sesuai dengan kondisi stimulus yang
Goleman (1995:18) juga ditentukan oleh diterimanya.
kecerdasan emosional tersebut. Enam jalur utama menuju otak terutama
Hasil belajar juga ditentukan oleh otak neo-cortex, ketika belajar menurut Dryden
penguasaan materi pelajaran yang telah & Vos (2000:23) adalah melalui apa yang kita
dipelajari sebelumnya. Informasi yang menjadi lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita
satuan dasar untuk memahami informasi rasakan, apa yang kita sentuh, apa yang kita
berikutnya disebut pengetahuan awal. baui, apa yang kita lakukan. Keenam jalur
Pengetahuan awal merupakan skema yang utama ini tidak akan berfungsi dengan baik
sangat berguna untuk mempresentasikan apabila stimulus yang diterima tidak
pengetahuan. Maryunis (1989:40) menyatakan menyenangkan. Penciptaan suasana belajar
bahwa hasil belajar ditentukan oleh perpaduan yang menyenangkan menurut DePorter,
Darmansyah, Pembelajaran Menggunakan Sisipan Humor… 33

Reardon dan Singer (1999:15) adalah konteks jeda strategis menggunakan karikatur dan
menata panggung belajar yang mencakup anekdot/cerita singkat humor.
suasana kelas, bahasa yang dipilih, cara Pengetahuan merupakan satuan dasar
menjalin rasa simpati dengan siswa, dan sikap untuk mempresentasikan pengetahuan. Eysenck
terhadap sekolah serta belajar, karena suasana (1984) menyatakan bahwa objek individual,
yang penuh kegembiraan cenderung membawa peristiwa, atau ide-ide abstrak dipresentasikan
kegembiraan pula dalam belajar. pada memori dalam bentuk skema. Dengan
Guru terbaik adalah guru yang demikian, skema merupakan bangunan
mendahulukan interaksi dalam lingkungan pengertian mental yang mewakili pengetahuan
belajar, memperhatikan kualitas interaksi seseorang tentang apa-apa yang pernah
antarpelajar, antara pelajar dan guru, serta dialaminya. Ausubel (1985) menyatakan
antara pelajar dan kurikulum. Cara terbaik bahwa pengetahuan awal ini disebut juga
untuk berinteraksi dengan peserta didik adalah sebagai skema atau struktur kognitif yang
memahami impian siswa terhadap guru ideal tersimpan dalam memori jangka panjang
yang menurutnya mampu memberikan sebagai landas data. Dalam pembelajaran
dorongan terbesar dalam belajar. Matematika yang bersifat hierarkhis,
Berkaitan dengan hal di atas Prayitno pengetahun awal siswa menjadi penting artinya
(2002:67), menggambarkan profil guru yang terutama dalam setiap tahap pembelajaran
diharapkan siswa adalah (1) periang, (2) suka berikutnya. Hal ini karena memori tidak hanya
berteman, (3) beremosi matang, (4) jujur dan dipengaruhi oleh informasi yang disajikan
ikhlas, (5) dapat dipercaya, (6) sehat mental, (7) tetapi juga oleh pengetahuan awal yang relevan
dapat menyesuaikan diri, (8) kepribadian yang (Eysenck,1984:125). Dengan demikian,
kuat. Selanjutnya Prayitno menyatakan bahwa memori ditentukan oleh informasi yang
figur guru yang diharapkan siswa adalah (1) disajikan dan oleh pengetahuan awal yang
menegakkan aturan, (2) aktif dalam tugas, (3) keduanya saling mempengaruhi.
dapat menjelaskan dengan baik, (4) menarik Kualitas-kualitas yang menunjukkan
dan tidak membosankan, (5) adil, taat asas, kecerdasan emosional menurut Shapiro (1997)
tidak pilih kasih, (6) enak diajak berteman. yang tampaknya penting bagi keberhasilan
Seluruh komponen dari profil guru di atas harus hidup antara lain adalah (1) empati, (2)
dimiliki oleh guru. mengungkapkan dan memahami perasaan, (3)
Strategi tersebut dapat diciptakan melalui mengendalikan amarah, (4) kemandirian, (5)
(1) penciptaan lingkungan kelas yang dapat kemampuan menyesuaikan diri, (6) disukai, (7)
mempengaruhi kemampuan siswa untuk kemampuan memecahkan masalah antarpribadi,
berfokus dan menyerap informasi, (2) (8) ketekunan, (9) kesetiakawanan, (10)
peningkatan pemahaman melalui gambar keramahan dan sikap hormat. Semua
poster ikon yang dapat menampilkan isi kecerdasan tersebut sangat diperlukan dalam
pelajaran secara visual, (3) penggunaan poster kehidupan siswa. Kecerdasan emosional
afirmasi lucu dan mengandung humor yang menurut Golemen (2000) memiliki lima aspek
dapat menguatkan dialog internal siswa, (4) yaitu (1) kemampuan mengenali diri, (2)
penggunakan alat bantu belajar dalam berbagai kemampuan mengelola emosi, (3) kemampuan
bentuk seperti kartun dan karikatur yang dapat memotivasi diri, (4) kemampuan mengenali
menghidupkan gagasan abstrak dan emosi orang lain, (5) kemampuan membina
mengikutsertakan pelajar kinestetik, (5) hubungan dengan orang lain.
perancangan waktu jeda strategis dan Kecerdasan emosional menjadi semakin
mengisinya dengan kegiatan yang penting artinya dalam belajar mengingat
menyenangkan seperti membuat kuis, keterkaitannya dengan otak dan pemprosesan
pertanyaan lucu, humor, penjelasan tentang informasi. Shapiro (1997) mengungkapkan
transisi menggunakan berbagai sumber yang bahwa para ilmuwan sering membicarakan
dapat menjamin siswa menjadi tertarik dan bagian otak yang digunakan untuk berpikir
berminat pada setiap pelajaran. Dalam yaitu cortex (kadang-kadang disebut
penelitian ini strategi pembelajaran neocortex), sebagai bagian yang berbeda dari
menyenangkan adalah sisipan humor pada bagian otak yang mengurusi emosi yaitu sistem
limbik, tetapi sesungguhnya hubungan antara
34 Jurnal Kependidikan, Vol.10 Nomor 1, Juni 2009.

kedua bagian inilah yang menentukan proses pendidikan sehingga penerapan ilmu
kecerdasan emosional seseorang. Ditambahkan pendidikan juga mengalami pembaruan.
Shapiro, cortex merupakan bagian berpikir Dananjaya (199:12) lebih lanjut
otak, dan berfungsi mengendalikan emosi menyatakan bahwa humor adalah sesuatu yang
melalui pemecahan masalah, bahasa, daya bersifat dapat menimbulkan atau menyebabkan
cipta, dan proses kognitif lainnya. Selanjutnya, pendengarannya, merasa tergelitik perasaan
otak reptil sering juga disebut otak primitif lucunya, sehingga terdorong untuk tertawa.
yang berfungsi sebagai pengelola sebagian Terjadinya hal ini menurut Dananjaya, karena
besar insting bertahan hidup. sesuatu yang bersifat menggelitik perasaan
Shapiro (1997:13) menjelaskan disebabkan kejutannya, keanehannya,
keterkaitan otak berpikir dan otak emosi ketidakmasukakalannya, kebodohannya, sifat
bahwa selain dipandang sebagai bagian berpikir pengecohannya, kejanggalannya,
otak, cortex juga berperan penting dalam kekontradiksiannya, kenakalannya, dan lain-
memahami kecerdasan emosional. Cortex lain.
memungkinkan kita mempunyai perasaan Teknik menggunakan humor dalam
tentang perasaan kita sendiri. Cortex memeriahkan pembelajaran merupakan tradisi
memungkinkan kita memahami sesuatu secara kuno Babylonian Talmud, yaitu dari seorang
mendalam, menganalisis mengapa kita guru Talmudic yang hidup sekitar 1700 tahun
mengalami perasaan tertentu, dan selanjutnya yang lalu. Guru-guru tersebut menyatakan
berbuat sesuatu untuk mengatasinya. sesuatu yang bersifat humoris sebelum memulai
Informasi yang sampai pada otak pembelajaran dengan para muridnya dan
neocortex akan tersimpan dalam otak memori kemudian mereka tertawa, setelah itu baru
baik memori jangka pendek maupun jangka mereka memulai pembelajaran. Rabbi Meir,
panjang. Untuk mengingat dalam waktu lama, guru Talmudic lainnya yang ahli dalam
menurut Diamond (1988:28) informasi perlu dongeng menjalankan pembelajaran dengan
menyentuh pusat emosi berhubungan erat banyak perumpaan, menggunakan humor
dengan sistem penyimpanan memori jangka sebagai selingan dalam pembelajaran. Guru-
panjang. Itulah sebabnya semua orang dapat guru tersebut sangat yakin akan nilai positif
mengingat dengan mudah informasi apa pun humor dalam pendidikan, bahkan dalam
yang memiliki muatan emosi yang tinggi. pembelajaran etika dan agama sekali pun.
Sentuhan secara emosional tersebut Humor dapat menghindarkan seseorang
berdampak positif terhadap proses dari rasa bosan yang berlebihan. Cooper dan
pembelajaran. Hal ini menurut Dryden & Vos Sawaf (1999:189) menyatakan bahwa humor
(2000:313) disebabkan bagian limbik seorang guru mendorong anak-anak untuk
emosional otak adalah pintu gerbang menuju selalu ceria dan gembira serta tidak akan lekas
memori jangka panjang. Oleh karena itu, merasa bosan atau lelah. Staton (1978:29) juga
pembelajaran yang baik adalah pembelajaran mengemukakan bahwa cerita yang dianggap
yang mendorong kehangatan emosi yang dapat penting atau kecakapan mempergunakan
menyatukan apa yang telah dipelajari ke dalam kesempatan yang tepat untuk menyisipkan
memori terdalam. ”Pikiran positif dan negatif humor secara bijaksana sepanjang pemberian
dapat menyebabkan perubahan besar dalam pelajaran akan mendorong siswa untuk tidak
cara otak memproses, menyimpan dan bosan-bosannya mengikuti pelajaran tersebut.
mengambil informasi: Emosi mengubah “Humor dapat mengkomunikasikan rasa
kemampuan belajar Anda” (Dryden & Vos, suka atau tidak suka dan dapat menggunakan
2000:141 ). humor untuk mengekspresikan perasaan positif
Dari uraian di atas dapat disimpulkan atau negatif tentang orang lain”
bahwa otak (neo –cortex) bereaksi setelah (Shapiro,1997:13). Pada gilirannya komunikasi
melalui proses internalisasi pada otak emosi yang terbuka antara guru dan siswa,
(mamalia). Jika otak emosi dapat berfungsi memungkinkan siswa dapat menanyakan suatu
dengan baik, maka otak berpikir akan mampu persoalan yang sulit dipecahkan dan guru
melaksanakan tugasnya dalam memproses dengan cepat dapat mengetahuinya sekaligus
informasi. Oleh karena itu, potensi kecerdasan membantu mencari pemecahannya. ”Dengan
emosional ikut menentukan keberhasilan humor kita dapat menikmati proses kerja
Darmansyah, Pembelajaran Menggunakan Sisipan Humor… 35

yang memerlukan pemikiran serius seperti kelompok siswa yang diajar melalui strategi
menilai, memecahkan masalah dan mengambil pembelajaran konvensional?
keputusan” (Cooper & Sawaf, 1999:84). 3. Apakah kontribusi kecerdasan emosional
Brotherton (1996:78), memberikan terhadap hasil belajar Matematika
alasan bahwa menggunakan humor di ruang kelompok siswa yang diajar melalui
kelas berdampak sangat baik terhadap pikiran strategi pembelajaran dengan
positif siswa. Dampak tersebut termasuk faktor menggunakan sisipan humor lebih tinggi
komunikasi dan efek kemanusiaan dari humor dari pada kelompok siswa yang diajar
pada citra seseorang. Berk (1998:80) melalui strategi pembelajaran
menyatakan bahwa humor memiliki konvensional?
kemampuan untuk mengurangi kegelisahan 4. Apakah kontribusi pengetahuan awal dan
siswa, meningkatkan kemampuan belajar, dan kecerdasan emosional terhadap hasil
meningkatkan kepercayan diri. Humor juga belajar Matematika secara bersama-sama
dapat lebih mendorong siswa untuk kelompok siswa yang diajar melalui
menciptakan suasana belajar dan sangat strategi pembelajaran dengan menggunakan
bermanfaat digunakan di ruang kelas. sisipan humor lebih tinggi dari pada
Flowers (1995:12) menyatakan bahwa kelompok siswa yang diajar melalui strategi
ada keuntungan yang signifikan untuk pembelajaran konvensional?
menggunakan humor di ruang kelas. Manfaat
humor mencakup mengurangi “stress” , METODE
meningkatkan motivasi, mengurangi jarak Penelitian ini dirancang dengan
secara psikologis antara guru-siswa, dan menggunakan metode quasi eksperimen.
meningkatkan kreativitas. Populasi terjangkau adalah siswa SMA dan
Dari pendapat di atas sekurang- MA Negeri dalam kota Padang yang terpilih
kurangnya ada empat manfaat humor dalam secara acak dengan teknik ”Elementry Survey
pembelajaran yaitu (1) membangun hubungan Sampling. Setelah dilakukan penarikan sampel
dan meningkatkan komunikasi antara guru dan secara acak terhadap 14 SMA Negeri dalam
peserta didik, (2) mengurangi “stress, (3) kota Padang, maka terpilih SMAN 7 Padang
membuat pembelajaran menjadi menarik, (4) sebagai sekolah sampel kelompok SMAN.
meningkatkan daya ingat suatu materi Penarikan sampel terhadap populasi MAN
pelajaran. dalam kota Padang yang berjumlah 3 unit
Tulisan ini merupakan hasil penerapan terpilih MAN 2 Padang sebagai sekolah
strategi pembelajaran dengan menggunakan sampel kelompok MAN.
sisipan humor dijadikan sebagai salah satu Instrumen dikembangkan dalam dua
usaha memecahkan masalah dalam pelajaran bentuk yaitu: (1) instrumen perlakuan (2)
Matematika dengan tetap mempertimbangkan instrumen ukur. Instrumen perlakuan hanya
potensi dasar peserta didik dalam bentuk digunakan untuk kelompok eksperimen,
pengetahuan awal dan kecerdasan emosional. sedangkan instrumen ukur untuk mendapatkan
Rumusan masalah yang dikembangkan dalam data skor pengetahuan awal, skor kecerdasan
penelitian ini adalah sebagai berikut. emosional, dan skor hasil belajar pada kedua
1. Apakah dengan mengontrol perbedaan kelompok sampel. Instrumen perlakuan
pengetahuan awal dan kecerdasan dirancang dalam dua model yaitu (1) karikatur
emosional, hasil belajar Matematika siswa humor dan (2) anekdot/cerita singkat humor.
secara keseluruhan yang diajar melalui Instrumen karikatur humor dibuat dalam
strategi pembelajaran dengan menggunakan bentuk gambar karikatur di atas kertas HVS
sisipan humor lebih tinggi dari pada yang ukuran A4 kemudian dipindahkan ke
diajar melalui strategi pembelajaran transparansi hitam-putih.
konvensional? Instrumen ukur kecerdasan emosional
2. Apakah kontribusi pengetahuan awal berbentuk kuesioner dikembangkan dari model
terhadap hasil belajar Matematika ”Quetionare EI Map” oleh Cooper dan Sawaf.
kelompok siswa yang diajar melalui Instrumen ukur hasil belajar berbentuk soal
strategi pembelajaran dengan menggunakan pilihan ganda yang disiapkan oleh Dinas
sisipan humor lebih tinggi dari pada Pendidikan Kota Padang dengan asumsi
36 Jurnal Kependidikan, Vol.10 Nomor 1, Juni 2009.

persyaratan untuk instrumen ukur hasil belajar PEMBAHASAN


yaitu valid, reliable sudah terpenuhi. Analisis Rangkuman hasil perhitungan analisis
data adalah teknik analisis kovarian atau kovarians untuk hasil belajar Matemtika dapat
disingkat ”Anakova”. dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1.
Rangkuman Analisis Kovarians Hasil Belajar Matematika

Sumber Varian JK dk RJK F Ftabel

Homogenitas Koefisien
14717,8381 2 7358,91905 2,53161 3,69482
Regresi (Interaksi)
Keberartian Kovariat 49339,9458 1 49339,9458 15,73177 3,69482
Keberartian Perbedaan
99062,3718 1 99062,3718 32,83723 3,69482
Rata-rata
Galat Residu 482531,2831 166

Total 637467 - - -

Hasil analisis (Uji – F) yang diperlihatkan Berdasarkan analisis kovarians yang


dalam Tabel 1 menunjukkan hal berikut ini. telah diuraikan di atas dapat disimpulkan
Dari sumber varian homogenitas koefisien bahwa hasil belajar Matematika siswa yang
regresi (interaksi) diperoleh Fhitung = 2,53161, diajar melalui strategi pembelajaran dengan
sedangkan Ftabel = 3,69482. Implikasinya menggunakan sisipan humor lebih tinggi dari
analisis kovarians dapat diteruskan. Kontribusi pada siswa yang diajar melalui strategi
dari kovariat ternyata signifikan (F hitung > Ftabel). pembelajaran konvensional.
Hal ini berarti bahwa kovariat (pengetahuan Pengujian hipotesis kedua
awal dan kecerdasan emosional) mempunyai menggunakan analisis korelasi regresi
kontribusi terhadap hasil belajar Matematika sederhana dengan program SPSS for Windows
untuk kedua kelompok. 11,00. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada
Tabel 2.

Tabel 2.
Koefisien Korelasi dan Determinasi Pengetahuan Awal dengan Hasil Belajar Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Pengetahuan Awal (X1)


Perlakuan P Keterangan
r1.y r2
Strategi Pembelajaran
Sangat
dengan Sisipan 0,347 0,121 0,001
Signifikan
Humor
Strategi Pembelajaran Tidak
0,192 0,037 0,076
Konvensional Signifikan

Hasil perhitungan pada Tabel 2, pengetahuan awal dengan hasil belajar


memperlihatkan bahwa koefisien korelasi Matematika siswa yang diajar melalui strategi
pengetahuan awal (r1.y) dengan hasil belajar pembelajaran menggunakan sisipan humor
Matematika sebesar 0,347 dengan signifikansi dengan koefisien determinasi sebesar 0,121
= 0,001. Artinya, angka signifikansi lebih kecil (kontribusi sebesar 12,10%) terhadap hasil
dari  0,05 (p < 0,05). Dengan demikian, belajar Matematika. Pada kelompok kontrol
terdapat korelasi yang sangat signifikan antara diperlihatkan bahwa koefisien korelasi
Darmansyah, Pembelajaran Menggunakan Sisipan Humor… 37

pengetahuan awal (r1.y) dengan hasil belajar Matematika siswa yang diajar melalui strategi
Matematika sebesar 0,192 dengan signifikansi pembelajaran konvensional.
= 0,076. Artinya, angka signifikansi lebih besar Selanjutnya, melalui analisis regresi
dari  0,05 (p >0,05). Hal ini menunjukkan sederhana ditemukan bentuk hubungan
bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan prediktif keberartian dan kelinearan persamaan
antara pengetahuan awal dengan hasil belajar melalui uji dengan F. Hasil perhitungannya
dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3.
Rangkuman Anava Regresi Sederhana Pengetahuan Awal
terhadap Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

Sumber JK Dk RJK F p
Regresi Linear 439,030 1 439,030 11,527 0,001
Residu 3199,296 84 38,087 - -
Total 3638,326 85 - - -

Tabel 4.
Rangkuman Anava Regresi Sederhana Pengetahuan Awal terhadap
Hasil Belajar Kelompok Kontrol

Sumber JK Dk RJK F p
Regresi Linear 148,381 1 148,381 3,225 0,076
Residu 3864,840 84 46,010 - -
Total 4013,221 85 - - -

Berdasarkan analisis regresi sederhana tersebut tidak signifikan. Hasil perhitungan di


seperti terlihat pada Tabel 3 diperoleh F hitung atas memperlihatkan kontribusi pengetahuan
sebesar 11,527 dengan p = 0,001. (p < 0,05). awal kelompok eksperimen lebih tinggi dari
Artinya, model persamaan regresi tersebut pada kelompok kontrol.
signifikan. Pada Tabel 4 analisis terhadap Pengujian hipotesis ketiga
kelompok kontrol diperoleh Fhitung sebesar menggunakan analisis korelasi regresi
3,225 dengan p = 0,076. (p > 0,05) yang sederhana dapat dilihat pada Tabel 5.
memperlihatkan model persamaan regresi

Tabel 5.
Koefisien Korelasi dan Determinasi Kecerdasan Emosional dengan
Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kecerdasan Emosional (X2)


Perlakuan p Keterangan
r2.y r2
Strategi Pembelajaran
0,217 0,047 0,044 Signifikan
Menyenangkan
Strategi Pembelajaran Tidak
0,099 0,000 0,364
Konvensional Signifikan

Hasil perhitungan pada Tabel 5 0,05 (p < 0,05). Artinya, terdapat korelasi
memperlihatkan bahwa koefisien korelasi signifikan antara kecerdasan emosional dan
kecerdasan emosional (r2.y) dan hasil belajar hasil belajar Matematika siswa yang diajar
Matematika sebesar 0,217 dengan signifikansi melalui strategi pembelajaran menyenangkan
= 0,044. Angka signifikansi lebih kecil dari  menggunakan sisipan humor dengan koefisien
38 Jurnal Kependidikan, Vol.10 Nomor 1, Juni 2009.

determinasi sebesar 0,047 (kontribusinya korelasi signifikan antara kecerdasan


sebesar 4,70% terhadap hasil belajar emosional dengan hasil belajar Matematika
Matematika). siswa yang diajar melalui strategi pembelajaran
Hasil perhitungan koefisien korelasi konvensional.
kecerdasan emosional (r2.y) kelompok kontrol Selanjutnya melalui analisis regresi
dan hasil belajar Matematika sebesar 0,099 sederhana ditemukan bentuk hubungan
dengan signifikansi = 0,364, lebih besar dari  prediktif keberartian dan kelinearan persamaan
0,05 (p > 0,05). Dengan demikian tidak terdapat melalui uji dengan F. Hasil perhitungannya
dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.

Tabel 6.
Rangkuman Anava Regresi Sederhana Kecerdasan Emosional
terhadap Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

Sumber JK Dk RJK F p
Regresi Linear 171,931 1 171,931 4,166 0,044
Residu 3466,394 84 41,677 - -
Total 3638,326 85 - - -

Tabel 7.
Rangkuman Anava Regresi Sederhana Kecerdasan Emosional terhadap
Hasil Belajar Kelompok Kontrol

Sumber JK Dk RJK F p
Regresi Linear 39,43 1 39,43 0,833 0,364
Residu 3973,791 84 47,307 - -
Total 4013,221 85 - - -

Berdasarkan analisis regresi sederhana persamaan regresi tersebut tidak signifikan.


seperti terlihat pada Tabel 6 diperoleh F hitung Hasil perhitungan memperlihatkan kontribusi
sebesar 4,166 dengan p = 0,044. (p< kecerdasan emosional kelompok eksperimen
0,05).Berarti model persamaan regresi tersebut lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.
signifikan. Analisis regresi sederhana untuk Pengujian hipotesis keempat
kelompok kontrol seperti terlihat pada Tabel 7 menggunakan analisis korelasi regresi ganda
diperoleh F hitung sebesar 0,833 dengan p = dapat dilihat pada Tabel 8.
0,364. (p > 0,05), yang berarti model

Tabel 8.
Koefisien Korelasi dan Determinasi Pengetahuan Awal dan Kecerdasan Emosional Secara
Bersama-sama dengan Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Pengetahuan Awal dan


Kecerdasan Emosional Secara p
Perlakuan Keterangan
Bersama-sama (X2)
r2.y r2
Strategi Pembelajaran Sangat
0,396 0,157 0,001
Menyenangkan Signifikan
Strategi Pembelajaran Tidak
0,212 0,045 0,150
Konvensional Signifikan
Darmansyah, Pembelajaran Menggunakan Sisipan Humor… 39

Hasil perhitungan pada Tabel 8 di atas 0,05 (p > 0,05). Artinya tidak terdapat korelasi
memperlihatkan bahwa koefisien korelasi yang signifikan antara pengetahuan awal dan
pengetahuan awal dan kecerdasan emosional kecerdasan emosional secara bersama-sama
secara bersama-sama (r 12.y) dengan hasil dengan hasil belajar Matematika siswa yang
belajar Matematika sebesar 0,396 dengan diajar melalui strategi pembelajaran
signifikansi = 0,001. Hasil perhitungan konvensional.
koefisien korelasi pengetahuan awal dan Selanjutnya melalui analisis regresi
kecerdasan emosional secara bersama-sama ganda ditemukan bentuk hubungan prediktif
(r2.y) dengan hasil belajar Matematika pada keberartian dan kelinearan persamaan melalui
kelompok kontrol adalah sebesar 0,212 uji dengan F. Rangkuman hasil perhitungannya
dengan signifikansi = 0,150, lebih besar dari  dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10.

Tabel 9.
Rangkuman Anava Regresi Ganda Pengetahuan awal dan Kecerdasan Emosional
secara Bersama-sama terhadap Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

Sumber JK Dk RJK F p
Regresi Linear 570,703 2 285,351 7,721 0,001
Residu 3067,623 83 36,959 - -
Total 3638,326 85 - - -

Tabel 10.
Rangkuman Anava Regresi Ganda Pengetahuan Awal dan kecerdasan Emosional
Secara Bersama-sama terhadap Hasil Belajar Kelompok Kontrol

Sumber JK Dk RJK F p
Regresi Linear 179,607 2 179,607 1,944 0,150
Residu 3833,614 84 46,188 - -
Total 4013,221 85 - - -

Berdasarkan analisis regresi ganda 2. Kontribusi pengetahuan awal terhadap


seperti terlihat pada Tabel 9 diperoleh F hitung hasil belajar Matematika pada kelompok
7,721 dengan p = 0,001. (p < 0,05). Berarti eksperimen lebih tinggi dari pada
model persamaan regresi tersebut signifikan. kelompok kontrol. Strategi pembelajaran
Pada Tabel 10 untuk kelompok kontrol dengan sisipan humor dapat
diperoleh Fhitung 1,944 dengan p = 0,150. (p > meningkatkan kontribusi pengetahuan
0,05), yang menunjukkan model persamaan awal terhadap hasil belajar siswa dalam
regresi tersebut tidak signifikan. mata pelajaran Matematika.
3. Kontribusi kecerdasan emosional terhadap
SIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI hasil belajar Matematika kelompok
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat eksperimen lebih tinggi dari pada
disimpulkan sebagai berikut. kelompok kontrol. Strategi pembelajaran
1. Dengan mengontrol kemampuan awal dan dengan sisipan humor dapat
kecerdasan emosional, hasil belajar meningkatkan kontribusi kecerdasan
Matematika siswa yang diajar melalui emosional terhadap hasil belajar siswa
strategi pembelajaran dengan pada mata pelajaran Matematika.
menggunakan sisipan humor lebih efektif 4. Kontribusi kemampuan awal dan
meningkatkan hasil belajar siswa dari pada kecerdasan emosional secara bersama-
strategi pembelajaran konvensional. sama terhadap hasil belajar Matematika
kelompok eksperimen lebih tinggi dari
40 Jurnal Kependidikan, Vol.10 Nomor 1, Juni 2009.

pada kelompok kontrol. Strategi media yang digunakan harus dapat mendukung
pembelajaran dengan sisipan humor dapat terciptanya suasana menyenangkan tersebut.
meningkatkan kontribusi pengetahuan Oleh karena itu, kelengkapan media, sarana,
awal dan kecerdasan emosional secara dan fasilitas yang akan digunakan haruslah
bersama-sama terhadap hasil belajar siswa menjadi perhatian guru sebelum melaksanakan
pada mata pelajaran Matematika. strategi pembelajaran yang dimaksudkan itu.
Pertama, penelitian ini dilaksanakan
Hasil penelitian ini menunjukkan dengan populasi siswa SMA dan MA di Kota
keefektifan strategi pembelajaran Padang yang diduga memiliki karakteristik
menggunakan sisipan humor dalam tertentu, yang mungkin berbeda dengan
meningkatkan hasil belajar Matematika. karakteristik SMA dan MA lainnya, baik di
Penelitian ini dapat secara terbatas Sumatera Barat apalagi di daerah lainnya.
digeneralisasikan untuk subjek dan/atau Oleh karena itu, generalisasi hasil penelitian ini
bidang studi yang lebih luas. Berdasarkan data harus dilakukan secara hati-hati. Lebih jauh,
sampel penelitian dapat digeneralisasikan ke untuk melihat kecenderungan hasil penelitian
populasi terjangkau, yaitu siswa-siswa SMA yang lebih luas perlu dilakukan penelitian
Negeri dan MA Negeri di Kota Padang. lanjutan pada populasi yang lebih besar dan
Penerapan strategi pembelajaran dengan pada sekolah-sekolah yang memiliki
menggunakan sisipan humor juga perlu karakteristik berbeda.
memfungsikan semua komponen yang terkait di Kedua, peran guru dalam menciptakan
dalamnya. Pertama, berkenaan dengan guru. pembelajaran yang menyenangkan sangat
Strategi pembelajaran dengan menggunakan dibutuhkan. Agar strategi pembelajaran dengan
sisipan humor ini memerlukan guru (sebagai sisipan humor dapat diaplikasikan dengan baik,
komponen utama) yang memiliki kecerdasan kepada para guru disarankan agar
emosional yang relatif lebih baik agar dapat meningkatkan kemampuannya dalam
mendukung terciptanya suasana merancang media, menerapkan strategi
menyenangkan. pembelajaran, dan memahami karakteristik
Kedua, dapat dipahami bahwa tidak siswa, sehingga mampu menciptakan
semua siswa menikmati sisipan humor yang pembelajaran menyenangkan.
diberikan guru baik dalam bentuk karikatur Ketiga, penelitian ini tidak mempelajari
humor maupun cerita singkat/anekdot humor. efek psikologis dari penggunaan karikatur
Bagi sebagian kecil siswa yang tidak tersentuh humor dan cerita singkat/anekdot humor dalam
rasa ingin ketawanya, maka strategi pembelajaran. Oleh karena itu, disarankan
pembelajaran ini tidak menyenangkan bagi untuk melakukan penelitian lanjutan, sehingga
mereka. Artinya, stimulus yang diberikan dapat diungkapkan sejauh mana efek psikologi
tersebut tidak akan dapat menyentuh otak tersebut dapat mempengaruhi motivasi belajar
memori yang diharapkan dapat memindahkan yang akan meningkatkan hasil belajar.
informasi ke otak neo-cortex saat pembelajaran Keempat, karikatur humor dan cerita
berlangsung. Akibatnya, fungsi otak berpikir singkat/anekdot humor yang digunakan dalam
tidak maksimal dan pemrosesan informasi penelitian ini adalah bentuk-bentuk yang sudah
tidak berjalan secara baik, sehingga capaian umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari
hasil belajar kurang optimal. Dalam kaitan ini, dan relatif sedikit instrumen yang berkaitan
keterampilan guru dalam merancang instrumen langsung dengan materi pembelajaran
karikatur humor dan cerita singkat/anekdot Matematika. Kepada guru, disarankan untuk
humor serta penyajiannya perlu mendapat lebih banyak gambar dan kalimat afirmasi,
perhatian utama. sehingga siswa lebih mudah menggunakan
Tuntutan utama strategi pembelajaran memori jangka panjang karena adanya cantolan
dengan menggunakan sisipan humor adalah untuk mengingat.
menciptakan suasana menyenangkan. Intinya Kelima, beradasarkan temuan lain dalam
adalah bagiamana guru menciptakan suasana penelitian ini, terungkap bahwa karikatur
menyenangkan tersebut melalui penayangan humor dan cerita singkat/anekdot humor dapat
karikatur humor dan cerita singkat/anekdot meningkatkan kecerdasan emosional.
humor pada saat jeda strategis. Bentuk dan jenis Disarankan untuk melakukan penelitian
Darmansyah, Pembelajaran Menggunakan Sisipan Humor… 41

lanjutan tentang pengaruh humor terhadap Goleman, Daniel.2000. Kecerdasan Emosional.


kecerdasan emosional. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kurfiss, J. “Linking Psychological Theory and
Catatan:
Instructional Theory” Instructional
Artikel ini ditulis dari disertasi penulis di
Media, Vol. 9 (1) , 1981, 3-10
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
dengan tim promotor Prof. Dr. Abizar, Prof. Maryunis, Aleks. 1989. “Metode Pemetaan
Dr. Mukhaiyar, dan Prof. Dr. Jamaris Informasi dalam Proses Belajar
Jamna, M.Pd. Matematika di SMA”. Disertasi tidak
diterbitkan. Jakarta: Fakultas
DAFTAR RUJUKAN Pascasarjana IKIP Jakarta.
Ausubel, P. David, 1985. Learning as Prayitno.2002. Hubungan Pendidikan. Padang:
Constructing Meaning, New Direction in Jurusan Bimbingan Konseling FIP UNP
Educational Psychology. London: The Padang.
Falmer Press. Shapiro, E. Lawrence.1997. Mengajarkan
Berk, R.A. 1998. “Student Rating of 10 “Emotional Inteligent” pada Anak.
Strategies for Using Humor in College Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Teaching. “Journal of Excellece in Staton, F. Thomas. 1992. Cara Mengajar
College Teaching, 7, 71-92. dengan Hasil yang Baik. (Metode-metode
http://www.tomveatch.com/ Mengajar Modern dalam Pendidikan
else/humor/summary.html diakses 5 Orang Dewasa)- Terjemahan Prof.J.F.
Januari 2004. Tahalele, M.A. Bandung: Cv.
Brotherton, P. 1996. “The Company that Play Diponegoro. `fv
Together”. HR Magazine, 41, 76-83.
Cooper, K., Robert, dan Sawaf, Ayman .1999.
Executive EQ - Kecerdasan Emosional
dalam Kepemimpinan Organisasi.
Terjemahan Alex Trikuntjoro Widodo.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
DePorter, Bobbi.,Reardon Mark.,Singer-Nouri,
Sarah.1999. Quantum Teaching.
Terjemahan Ary Nilandari. Bandung:
Kaifa.
Diamond, Marian .1988. Enriching Heredity.
New York: Macmillan Publishing
Company.
Flowers, J. 2001. “The Value of Humour in
Technology Education” Technology
Teacher, 60, 10-13. (http://www.
tomveatch.com/else/humor/summary.
html) diakses 20 September 2002.
Gagne M., Robert. 1986. The Conditions of
Learning and Theory of Instruction.
Tokyo : Holt-Saunders Japan.
Gardner, Howard.1985. Frames of Mind: The
Theory of Multiple Inteligences. New
York: Basic Book.

You might also like