Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5. Emosi
Emosi adalah perasaan subjektif tentang suatu peristiwa. Dalam
berkomunikasi kita harus tahu emosi diri orang yang akan kita ajak
berkomunikasi. Karena emosi ini dapat menyebabkan salah tafsir atau pesan
tidak sampai.
6. Pengetahuan
Komunikasi akan sulit dilakukan jika orang yang kita ajak berkomunkasi
memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Untuk itu maka kita harus bisa
menempatkan diri sesuai dengan tingkat pengetahuan yang kita ajak bicara.
7. Peran
Gaya komunikasi harus disesuaikan dengan peran yang sedang kita
lakukan. Misalnya ketika kita berperan atau berkomunikasi dengan tenaga
kesehatan yang lain.
8. Lingkungan
Komunikasi akan lebih efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang
menunjang. Kalau tempatnya bising, ruangan sempit, tidak leluasa untuk
berkomunikasi dapat mengakibatkan ketegangan dan tidak nyaman.
c. Melakukan perencanaan
2. Tahap orientasi
a. Membirikan salam dan tersenyum pada klien.
b. Melakukan validasi
c. Menanyakan nama pasien
d. Menanyakan nama panggilan kesukaan klien.
e. Memiliki tanggung jawab perawat terhadap klien
f. Memiliki peran perawat dengan klien
g. Memilih kegiatan yang akan dilakukan
h. Memiliki tujuan
i. Merencanakan waktu yang dibutuhkan
j. Menjaga kerahasiaan
3. Tahap Kerja
a. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
b. Menanyakan keluhan utama
c. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
d. Memulai kegiatan kegiatan sesuai rencana
4. Tahap Terminasi
a. Menyimpulkan hasil wawancara
b. Melakukan reinforcement
c. Mengakhiri wawancara dengan baik
5. Dimensi respon
a. Berhadapan
b. Mempertahankan kontak mata
c. Tersenyumpadfa saat yang tepat
d. Membungkuk ke arah klien
e. Mempertahankan sikap terbuka
Mempunyai karakteristik :
1. Jelas dan ringkas
Komunikasi berlangsung efektif, sederhana, pendek dan langsung.
Makin sedikit kata-kata yang digunakan, makin kecil kemungkinan
terjadi kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan bicara secara
lambat dan mengucapkannya dengan jelas.
2. Perbendaharaan kata
Penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien. Komunikasi
tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan
kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan oleh perawat,
klien menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti pentunjuk atau
mempelajari informasi penting. Ucapan pesan istilah yang dimengerti
klien.
3. Arti denotatif dan konotatif
Dalam berkomunikasi dengan klien dan keluarganya, perawat harus
mampu memilih kata-kata yang tidak banyak disalah tafsirkan,
terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan
kondisi klien. Arti denitatif memberikan pengertian yang sama
10
1. Interprestasi/penafsiran
Penafsiran adalah kesan yang kita berikan terhadap yang kita lihat
(amati) dan kita dengar. Misalnya :
1. Kesal karena terlalu lama menunggu
2. Marah karena tidak diperhatikan oleh perawat sedih karena abortus.
2. Membina hubungan baik
Membina hubungan baik adalah dasar dari pemberian komunikasi pada
klien. Dengan adanya hubungan yang baik akan menciptakan
keterbukaan dari klien terhadap perawat.
- Saling percaya
- Cakap
b. Penguasaan Masalah
Penguasaan masalah bagi seorang komunikator adalah hal yang mutlak.
Seorang komunikator akan tegas dan mantap dalam menyampaikan pesan
bila dia menguasai apa yang akan disampaikan.
c. Penguasaan bahasa
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa penguasaan bahasa akan sangat
membantu komunikator dalam memperoleh sumber yang bagus dan
berkualitas.
d. Kesempatan
Adanya kesempatan yang cukup dalam menyampaikan pesan/informasi
menunjang terjadinya proses komunikasi yang lengkap.
e. Saluran
Saluran yang dimaksud adalah alat indra (penglihatan, pendengaran,
pembauan, rasa, wicara) yang digunakan komunikator dal;;am mendapatkan
dan menyampaikan pesan.
Komunikasi
Terapeutik Pelayanan Pasien
Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini penulis
menentukan definisi operasional sebagai berikut :
1. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang diberikan oleh perawat gigi
terhadap pasien yang datang ke klinik gigi.
2. Pelayanan yang diberikan perawat gigi terhadap pasien adalah pelayanan
yang menunjukkan adanya rasa nyaman yang dirasakan pasien ketika
datang ke klinik gigi.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Klinik Gigi X Jalan Setia Budi Tanjung Sari
Medan.
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2012).
Bila subjek lebih dari 100 maka sampel diambil diantara 10-15 %, atau
20-25 % atau apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua (Arikunto, 2002).
Jadi sampel yang akan diteliti adalah pasien Klinik Gigi X Jalan Setia Budi
Tanjung Sari Medan yang berjumlah 30 orang.
16
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer yaitu untuk mengetahui Gambaran komunikasi terapeutik yang diberikan
perawat gigi terhadap pelayanan pasien di klinik gigi X jalan setia budi Tanjung
Sari Medan yang diperoleh dari kuesioner yang berisi 13 pertanyaan dan data
sekunder yaitu identitas pasien. Setelah itu dilakukan pengkodean atau
pemberian angka-angka terhadap kuesioner untuk setiap :
1. Jawaban yang benar diberi angka atau nilai (1)
2. Jawaban yang salah diberi angka atau nilai (0)
Jawaban pasien dikategorikan menjadi kategori Baik, Sedang, Buruk dengan
rumus berikut :
- Baik : 8,7– 13
- Sedang : 4,4 – 8,6
- Buruk : 0 – 4,3
3.4.2. Cara pengumpulan Data