You are on page 1of 6

Nama : Cintya Gustiarini Putri

NIM : 141734009 SISTEM PROTEKSI


Kelas : 3-D TKE

PROTEKSI TRANSMISI

A. Pengertian Proteksi Transmisi Tenaga Listrik


Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah adalah proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses penyaluaran tenaga
listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik
(substation distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik dengan aman.
Proteksi transmisi tenaga listrik diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar jika terjadi gangguan
peralatan yang berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak mengalami kerusakan. Ini juga
termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi menyala. Jika proteksi bekerja dengan baik, maka
pekerja dapat melakukan pemeliharaan transmisi tenaga listrik dalam kondisi bertegangan. Jika
saat melakukan pemeliharaan tersebut terjadi gangguan, maka pengaman-pengaman yang
terpasang haurus bekerja demi mengamankan sistem dan manusia yang sedang melaukukan
perawatan.
Transmisi tenaga listrik terbagi dalam beberapa kategori. Kategori yang pertama adalah
transmisi dengan tegangan sebesar 500KV. Ini merupakan transmisi yang sangat tinggi. Karena di
Indonesia masih menggunakan sistem 500 KV. Kategori yang kedua adalah transmisi dengan
tegangan sebesar 150 KV. Dan yang ketiga adalah transmisi 75 KV. Untuk dibawah 75 KV
selanjutnya dinamakan dengan distribusi tenaga listrik.
Proteksi ini berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem berarti system tersebut
tidak merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau pengaman sistem, sistem
merasakan gangguan tersebut namun dalam waktu yang sangant singkat dapat diamankan.
Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan akibat gangguan yang terlalu lama. Gangguan pada
transmisi tenaga listrik dapat berupa :
a. Gangguan transmisi akibat hubung singkat.
b. Gangguan transmisi akibat sambaran petir.
c. Gangguan transmisi akibat hilangnya salah satu kabel fasa disebabkan dicuri oleh manusia.
B. Peralatan Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
Peralatan transmisi tenaga listrik diantaranya adalah :
1. Relay arus lebih
Merupakan relay Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang pada
Jaringan Tegangan tinggi, Tegangan menengah juga pada pengaman Transformator
tenaga. Relay ini berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik akibat adanya gangguan
phasa-phasa.
2. Relay hubung tanah
Merupakan relay Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang pada
jaringan Tegangan tinggi,Tegangan menengah juga pada pengaman Transformator tenaga.
3. Relay Diferensial
Relay diferensial ini berfungsi untukbmengamankan transformator tenaga terhadap
gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengaman transformator, yang
disambung ke instalasi trafo arus ( CT ) dikedua sisi..
4. Relay jarak
i. Dapat menentukan arah letak gangguan Gangguan didepan relai harus bekerja.
ii. Gangguan dibelakang relai tidak boleh bekerja Dapat menentukan letak
gangguan.
iii. Gangguan di dalam daerahnya relai harus bekerja.
iv. Gangguan diluar daerahnya relai tidak boleh bekerja.
v. Dapat membedakan gangguan dan ayunan daya.
5. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari sambaran
petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan sekecil mungkin
karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Pada umumnya ground wire terbuat dari
kawat baja (steel wire) dengan kekuatan St 35 atauSt 50, tergantung dari spesifikasiyang
ditentukan oleh PLN. Dalam melindungi kawat phasa tersebut. Misalkan groundwire
diletakkan setinggi h meter dari tanah. Dengan menggunakan nilai-nilai yang terdapat pada
gambar tersebut, titik b dapat ditentukan sebesar 2/3 h. Sedangkan zona proteksi
groundwire terletak di dalam daerah yang diarsir. Di dalam zona tersebut, diharapkan tidak
terjadi sambaran petir langsung sehingga di daerah tersebut pula kawat phasa
dibentangkan.
6. Pemutus Tenaga ( PMT )
Adalah untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi dengan bagian instalasi
lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terganggu. Batas dari
bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu PMT atau lebih.
7. Sakelar Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS)
Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi
lain yang bertegangan.
8. Circuit Breaker (CB)
Circuit Breaker (CB) adalah salah satu peralatan pemutus daya yang berguna
untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik dalam kondisi terhubung ke
beban secara langsung dan aman, baik pada kondisi normal maupun saat terdapat
gangguan. Berdasarkan media pemutus listrik / pemadam bunga api, terdapat empat jenis
CB sebagai berikut.
i. Air Circuit Breaker (ACB), menggunakan media berupa udara.
ii. Vacuum Circuit Breaker (VCB), menggunakan media berupa vakum.
iii. Gas Circuit Breaker (GCB), menggunakan media berupa gas SF6.
iv. Oil Circuit Breaker (OCB), menggunakan media berupa minyak.
Berikut ini adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu peralatan untuk
menjadi pemutus daya .
1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara kontinu.
2. Mampu memutuskan atau menutup jaringan dalam keadaan berbeban ataupun dalam
keadaan hubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus daya itu sendiri.
3. Mampu memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi.
9. DC System Power Supply
DC System Power Supply merupakan pencatu daya cadangan yang terdiri dariBattery
Charger, sebagai peralatan yang mengubah tegangan AC ke DC,
dan Battery,sebagai penyimpan daya cadangan. Sebagai peralatan proteksi, DC System
Power Supply merupakan peralatan yang sangat vital karena jika terjadi gangguan dan
kontak telah terhubung, maka DC System Power Supply akan bekerja yang menyebabkan
CB membuka. Charger sebenarnya adalah sumber utama dari DC power supply,
karenacharger adalah alat untuk merubah AC power menjadi DC power (rectifier).

C. Cara Kerja Proteksi Transmisi Tenaga Listrik


1. Relay arus lebih
Jika dalam suatu transmisi terdapat gangguan yang berupa atus lebih, maka dalam waktu
yagn singkat relay arus lebih akan bekerja sehingga jaringan transmisi akan tidak
terhubung sementara. Jika gangguan telah hilang, maka jaringan transmisi akan terhubung
kembali.
2. Relay hubung tanah
Jika dalam transmisi tenaga listrik terjadi hubung singkat antara kabel fasa dengan tanah,
maka relay hubung tanah akan langsung bekerja dalam waktu yang sangat singkat,
sehingga sistem menjadi aman karena tidak terjadi kerusakan yang sangat banyak.
3. Relay Diferensial
Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya dan sangat
selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus yang mengalir pada
kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu trafo arus (CT). Dalam kondisi normal,
arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan (generator, transformator dan lain-
lainnya). Arus-arus sekunder transformator arus, yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur
IA. Jika relay pengaman dipasang antara terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal
tidak akan ada arus yang mengalir melaluinya. Jika terjadi gangguan diluar peralatan listrik
peralatan listrik yang diamankan (external fault), maka arus yang mengalir akan bertambah
besar, akan tetapi sirkulasinya akan tetap sama dengan pada kondisi normal, sehingga relay
pengaman tidak akan bekerja untuk gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi didalam
(internal fault), maka arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik, menyebabkan
keseimbangan pada kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan mengalir melalui
relay pengaman dari terminal 1 menuju ke terminal 2. Selama arus-arus sekunder
transformator arus sama besar, maka tidak akan ada arus yang mengalir melalui kumparan
kerja (operating coil) relay pengaman, tetapi setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah)
yang mengakibatkan sistem keseimbangan terganggu, akan menyebabkan arus mengalir
melalui Operating Coil relay pengaman, maka relai pengaman akan bekerja dan
memberikan perintah putus (tripping) kepada circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau
instalasi listrik yang terganggu dapat diisolir dari sistem tenaga listrik. Gambar Kerjanya
adalah sebagai berikut.

4. Relay jarak
Relay jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi. Relay jarak
menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk mendapatkan impedansi saluran yang
harus diamankan. Jika impdansi yang terukur didalam batas settingnya, maka relay akan
bekerja. Di sebut relay karena jarak, karena impedansi pada saluran bersarnya akan
sebanding dengan panjang saluran. Oleh karena itu, relay jarak tidak tergantung oleh
besarnya arus gangguan yang terjadi, tetapi tergangung pada jarak gangguan yang terjadi
terhadap relay proteksi. Impedansi yang diukur dapat berupa Z, R saja ataupun X saja.
Tergantung relay yang dipakai.
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat dari relai,
dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik terjadinya
gangguan dapat ditentukan. Perhitungan impedansi dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
𝑉𝑓
𝑍𝑓 =
𝐼𝑓
Dimana:
Zf = Impedansi (ohm)
Vf = Tegangan (Volt)
If = Arus gangguan
Relai jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan yang terukur
dengan impedansi setting, dengan ketentuan:
i. Bila harga impedansi gangguan lebih kecil dari pada impedansi seting relai maka relai
akan trip.
ii. Bila harga impedansi ganguan lebih besar daripada impedansi setting relai maka relai
akan tidak trip.
5. Kawat Tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari sambaran
petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan sekecil mungkin
karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Kawat ini merupakan proteksi transmisi
tenaga listrik yang bersifat pasif. Jika terjadi sambaran petir, maka kawan ini akan
mebyalurkan arus petir langsung ketanah. Sehingga sistem transmisi aman dari gangguan.
Kawat yang bagus adalah yang memiliki tahanan kurang dari 4 ohm. Jika lebih dari 4 ohm,
maka arus yang mengalir tidak bisa cepat, dapat menyebabkan putusnya kawat atau
terjadinya flashover antara kawat dasa dengan kawat tanah.
6. Pemutus Tenaga ( PMT )
PMT termasuk proteksi terhadap transmisi tenaga listrik. PMT dapat membuka dan
menutup baik secara otomatis maupun secara manual. Sehingga, jika transmisi sedang
dalam pemeliharaan, maka jaringan transmisi dapat diputus sementara.

D. Penerapan Proteksi Transmisi Tenaga Listrik


Proteksi transmisi tenaga listrik
diberlakukan di semua transmisi tenaga
listrik. Namun, untuk pemasangannya hanya
berada di gardu induk. Pemasangannya pada
saluran masuk ke gardu induk dan di saluran
keluar garu induk. Sehingga jika jaringan
transmisis terjadi gangguan, maka gardu
induk tidak mengalami kerusakan. Jika terjadi kerusakan, maka kerusakannya minimal.
Kecuali kawat tanah. Kawat tanah dipasang diatas kawat fasa yang berfungsi untuk melindungi
kawat fasa dari sambaran petir. Sehingga pemasanggannya berada diseluruh jaringan transmisi
tenaga listrik.

You might also like