Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
Pucuk teh yang telah dipetik dan ditimbang dikebun kemudian diangkut ke
pabrik untuk dilakukan prose pengolahan menjadi teh hijau dan teh hitam.
Selama pengangkutan, pucuk teh harus tetap dalam keadaan baik, artinya
keadaannya tidak mengalami perubahan selama pemetikan sampai ke lokasi
pengolahan. Hal ini sangat penting karena untuk tetap menjaga mutu dan
kualitas teh yang akan dihasilkan. Pada saat pengangkutan, dharapkan pucuk
teh yang telah dikarungkan tidak terlalu ditekan agar pucuk-pucuk daunnya
tidak mengalami kerusakan.
c. Penerimaan Pucuk
Pucuk yang sudah sampai di pabrik, kemudian harus segera diturunkan dari
truk pengangkut untuk menghindari kerusakan pucuk. Pucuk teh yang telah
ditimbang dikebun kemudian ditimbang kembali dipabrik. Hal ini dilakukan
untuk mensingkronkan hasil timbangan di kebun dan dipabrik. Lalu pucuk teh
yang telah ditimbang diangkut ke whitering through untuk dilayukan.
2.2.3 Proses Pengolahan Teh Hitam CTC
Proses pengolahan teh hitam CTC di PTPN XII Wonosari terdiri dari
beberapa tahap yaitu:
a. Pelayuan
Pelayuan merupakan tahap awal dari pengolahan teh hitam CTC. Pelayuan
dilakukan dengan tujuan untuk melayukan pucuk teh hingga dengan cara
menguapkan sebagian air yang terkandung didalam pucuk teh, agar lebih
mudah diproses saat penggilingan (Arifin, 2014).
Pelayuan pucuk dilakukan dengan alat yang namanya Withering trough.
Withering trough merupakan bak penampung berkapasitas 700 kg per bak yang
dilengkapi dengan blower yang memiliki fungsi untuk mengurangi kandungan
air sehingga pucuk teh lanih layu. Pucuk teh yang akan dilayukan dihamparkan
di atas withering trough. Setelah dihamparkan, penghembus udara dinyalakan.
Ketebalan hamparan pucuk tehyaitu 25-30 cm. Dengan ketebalan seperti itu
diharapakan pucuk teh dapat layu secara merata. Waktu yang diperlukan dalam
pelayuan 12-15 jam dengan suhu tidak boleh lebih dari 270C, suhu optimal
yang digunakan sekitar 23-270C serta kelembaban pada proses pelayuan 76%
dengan derajat layu pucuk teh 44-46%. Pada proses pelayuan ini, juga
dilakukan pembalikan agar pucuk teh yang dilayukan seimbang antara yang
diatas dan dibawah. Pembalikan ini dilakukan secara manual oleh karyawan.
Pelayuan dilakukan kurang lebih 4 jam untuk melayukan pucuk teh agar tidak
mudah patah. Sehingga dapat menghasilkan teh yang bermutu baik (Arifin,
1994).
b. Penggilingan CTC
Penggilingan CTC terdiri dari pemotongan, pencacahan dan
penggulungan. Pucuk teh yang telah dilayukan dipotong-potong untuk
memperkecil ukuranya. Pengecilan ukuran ini untuk memperbesar luas
permukaannya sehinga memudahkan proses selanjutnya yaitu fermentasi dan
pengeringan (Subchi, 2010). Pada tahap penggilingan CTC ini, daun teh juga
dilakukan sortasi. Sortasi sangat penting untuk memisahkan antara pucuk-
pucuk teh dengan kotoran-kotoran yang terbawa pada saat pemetikan dan
pengangkutan. Kotoran yang dimaksud seperti ranting-ranting kayu, dedaunan
selain daun teh. Sortasi dilkukan secara manual oleh karyawan pabrik.
c. Fermentasi
Fermentasi pada proses pengolahan teh hitam dilakukan untuk
menentukan warna, rasa, dan aroma pucuk teh. Fermentasi dilakukan selama
90 menit denga suhu 250C secara konstan tanpa ada perubahan tahapan suhu.
Fermentasi ini dilakukan dengan alat fermentasi yang ada di pabrik. Pada
bagian bawah, terdapat lubang yang berfungsi agar udara segar dapat masuk
untuk mencegah terjadinya over fermentasi (Nasution, 2011).
d. Pengeringan
Pengeringan teh dilakukan setelah pucuk teh difermentasi. Pengeringan ini
dilakukan selama 20 menirt pada suhu 1150C untuk menghentikan proses
fermentasi dan mensterilkan hasil teh yang difermentasi. Pengeringan pada
pengolahan teh hitam dilakukan dengan alat VFBD (Vibro Fluid Bed Dryer)
untuk sistem CTC. Merunut Rahadian (2011) udara panas yang digunakan
pada pengeringan ini berasal dari udara luar yang dengan sengaja dipanaskan
dengan Heat Exchanger.Selain itu, pengeringan pada pengolahan teh hitam
juga dapat membunuh adanya mikrobia. Hal ini karena mikrobia tidak dapat
bertahan hidup akibat suhu yang terlalu tinggi.
e. Sortasi
Menurut Rahadian (2011), sortasi pada teh hitam dikelompokkan
berdasarkan mutu I (BOP, BOPF,PF, DUST, F I, BT I, BP I) dan mutu II (BOP
II, PF II, DUST II, BT II, F II, dan Bohea. Tujuan dilakukan sortasi yaitu untuk
memisahkan bubuk teh kering berdasarkan bentuk dan ukuran partikelnya,
memperbaiki mutu teh hitam yang dihasilkan dengan menghilangkan benda-
benda asing yang bukan daun teh seperti tangkai, serat, pasir, logam dan benda
asing lainnya atau memecah partikel teh yang terlalu besar. Selama sortasi, suhu
udara ruang berkisar antara 27–32ºC, RH 60%, ruangan sortasi bersih dan
kering, tidak ada bau yang mengganggu, dan pertukaran udara terjamin
(exhauster).
f. Pengepakan/pengemasan
Pengepakan atau pengemasan ini dilakukan digudang khusus pengemasan. Teh
yang telah melalui serangkaian tahapan pengolahan kemudian dikemas dengan
karung khusus berwarna coklat. Setiap karung diberi label dan dibungkus
dengan plastik. Hal ini untuk tetap menjaga mutu teh. Setelah dilakukan
pengemasan, teh siap didistribusikan.