Professional Documents
Culture Documents
1.1Landasan Teori
Dalam bab ini diuraikan tentang landasan teori yang mendukung guna menambah ilmu
teori yang mendukung diperoleh dari studi literature yang penulis peroleh dari sumber antara
elajar adalah sebuah proses perubahan di dalam keperibadian manusia dan perubahan
tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti
Chaplin menyatakan bahwa belajar memiliki dua definisi yaitu “…acquisition of any
perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman) dan
1
Ahmad Syarifuddin, Penerapan Model Pembelajaran Cooperative;Belajar Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya(Palembang, TA’DIB, Vol. XVI No.1 Edii Juni, 2001) h.114
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk mendapatkan suatu perubahan
yang baru sebagai akibat pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Ada
anatara seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut bahwa
seseorang yang dilahirkan oleh wanita. Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu
generasi baru yang merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya
manusia bagi pembangunan Nasional. Anak adalah asset bangsa. Masa depan bangsa
dan Negara dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang. Semakin baik
keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan
bangsa.Begitu pula sebaliknya, apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan
Anak bukanlah milik ibu, bukan pula milik ayah, yang bisa dididik
Berdasarkan kajian diatas anak hanyalah sebagai titipan yang diamanahkan oleh Allah
SWT kepada setiap orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik.
“optimism pedagogis’.3
2
Irwati istadi, Istimewakan setiap anak (Bekasi, Pustaka inti, 2001).h.v
3
Padjrin http://jurnal. Radenfatah.ac.od/index.php/intelektualita volume 5, nomor 1, juni 2016
Dari kajian diatas dapat dimengerti secara umum bahwa anak adalah hal yang polos dan
suci, mereka dapat menerima apapun yang ditanamkan semenjak kecil kepadanya.
Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan (bermakna)
dari kondisi rata-rata normal umumnya dalam hal fisik, mental, maupun karakteristik
sehingga masalah yang timbuldapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu guru atau
orang tua perlu memahamikebutuhan dan potensi anak agar dapat berkembang secara
memerlukan pelayanan pendidikan khusus, anak tersebut bukan termasuk anak dengan
kebutuhan khusus.
4
Nandiyah Abdullah, Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus (Klaten, magistra No. 86 Th. XXV, 2013)h. 1
1. Aspek fisik
Aspek fisik yaitu ketidak mampuan seorang anak yang berhubungan dengan fisik seperti
2. Aspek sosial
Aspek sosial adalah dalam hal ini memiliki kesulitan dalam bersosialisasi atau
3. Aspek mental
Aspek mental adalah anak yang mempunyai kemampuan mental lebih (supernormal) atau
anak yang berbakat dan anak yang mempunyai kemampuan mental sangat rendah
Homeschooling (HS) adalah model alternatif belajar selain di sekolah. Tak ada sebuah
definisi tunggal mengenai homeschooling. Selain homeschooling, ada istilah “home education”,
atau “home-based learning” yang digunakan untuk maksud yang kurang lebih sama.
Home Schooling berasl dari bahasa Inggris yaitu Home dan Schooling. Home berarti rumah dan
Schooling berarti bersekolah. jadi, Home Schooling berarti bersekolah di rumah. maksudnya
yaitu kegiatan yang biasanya dilakukan di sekolah dilakukan di rumah. Home Schooling juga
sama dengan Home Education yaitu pendidikan yang dilakukan secara mandiri oleh keluarga,
Homeschooling secara etimologis dapat dimaknai sebagai sekolah rumah. Namun pada
anak sebagai subjek belajar dengan pendekatan Pendidikan secara at home. Lalu apakah yang
dimaksud dengan Pendidikan secara at home itu? Pendekatan Pendidikan secara at home yaitu
suatu pendekatan kekeluargaan yang memungkinkan anak belajar dengan nyaman sesuai dengan
keinginan dan gaya belajar masing-masing, kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja.
Dengan pendekatan ini diharapkan anak bias tumbuh kembang secara lebih wajar dan optimal
Di Indonesia Homeschooling sudah lama ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Hanya
saja dahulu belum memakai istilah Homeschooling tetapi lebih dikenal dengan belajar otodidak.
Ini dapat diketahui dari Bapak Ki Hajar Dewantara yang ternyata keberhasilannya didapat tanpa
menjalani Pendidikan formal. Homeschooling di Indonesia mulai marak terjadi di tahun 2005.
“jomeschooling Majemuk” yaitu terdiri dari beberapa keluarga dalam suatu lingkungan. Bila
5
Ali Muhtadi, Pendidikan Dan Pembelajaran Homeschooling (Yogyakarta, majalah Ilmiah Pembelajaran nomor 1,
vol. 4, 2008) h.57
6
Diyah Yuli Sugiarti, Mengenal Homeschooling sebagai Lembaga Pendidikan Alternatif, (Bekasi, Jurnal edukasi, Vol.
1, No. 2,2009) h.13-22
Salah satu pengertian umum homeschooling adalah sebuah keluarga yang memilih untuk
bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anak dan mendidik anaknya dengan berbasis
rumah. Pada homeschooling, orang tua bertanggung jawab sepenuhnya atas proses pendidikan
anak; sementara pada sekolah reguler tanggung jawab itu didelegasikan kepada guru dan sistem
sekolah.
Walaupun orang tua menjadi penanggung jawab utama homeschooling, tetapi pendidikan
homeschooling tidak hanya dan tidak harus dilakukan oleh orang tua. Selain mengajar sendiri,
orang tua dapat mengundang guru privat, mendaftarkan anak pada kursus, melibatkan anak-anak
homeschooling umumnya tidak hanya mengambil lokasi di rumah. Para orang tua
homeschooling dapat menggunakan sarana apa saja dan di mana saja untuk pendidikan
homeschooling anaknya.
1.2 Kerangka Berfikir