Professional Documents
Culture Documents
International Accounting Standar 1
International Accounting Standar 1
PRESENTATION OF FINANCIAL
STATEMENTS
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD PAMUNGKAS (1411080026)
RICHARD SIMAMORA (1411080032)
YUDHA BUDIMAN ACHMAD (1411080036)
A. PENDAHULUAN
International Accounting Standard 1 (IAS 1) tentang Penyajian Laporan
Keuangan adalah standar pelaporan keuangan internasional yang diadopsi oleh
Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB). Yang menjabarkan pedoman
penyajian laporan keuangan dan menetapkan persyaratan minimum dalam
menyusun laporan keuangan. Yang berlaku untuk semua laporan keuangan secara
umum yang didasarkan pada Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS).
IAS 1 awalnya dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Internasional
pada tahun 1997, menggantikan tiga standar pengungkapan dan penyajian
persyaratan, dan merupakan standar akuntansi komprehensif pertama untuk
menangani penyajian standar keuangan.
Pada tahun 2001 hal ini diadopsi oleh IASB, dan pada tahun 2012 standar
terakhir diubah pada bulan Juni 2011, perubahan tersebut efektif mulai tanggal 1
Juli 2012.
Di dalam IAS 1 dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai
penyediaan informasi yang berguna tentang posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas dari suatu entitas, dan mengkategorikan informasi yang diberikan
menjadi aset, kewajiban, pendapatan dan pengeluaran, kontribusi oleh dan
distribusi kepada pemilik, dan arus kas.
Dalam IAS 1 menguraikan tentang penyajian laporan keuangan, yaitu :
1. Penyajian secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK;
2. Disusun atas dasar kelangsungan usaha;
3. Disusun dengan menggunakan dasar akrual;
4. Materialitas dan Penggabungan;
5. Tidak memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas
6. Disajikan minimal secara tahunan
7. Infomasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya
8. Disajikan secara secara konsisten pada setiap periode
B. TUJUAN
a. aset tetap
b. properti investasi
c. aset takberwujud
d. aset keuangan
e. investasi dengan menggunakan metode ekuitas
f. persediaan
g. piutang dagang dan piutang lain
h. kas dan setara kas
i. total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk
dijual dan aset yang
j. termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual
k. utang dagang dan utang lain
l. provisi
m. liabilitas keuangan
n. liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam
PSAK 46: Pajak
o. Penghasilan
p. liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam
PSAK 46
q. liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai
r. dimiliki untuk dijual
s. kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas
t. modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk
D. KETENTUAN UMUM
1. Penyajian Secara Wajar
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan,
kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar
mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan
kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas,
pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan
pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar.
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK
membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan
terhadap SAK dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak dapat
menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali
laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap seluruh persyaratan
dalam SAK.
Dalam hampir seluruh keadaan, entitas mencapai penyajian laporan
keuangan secara wajar dengan memenuhi SAK terkait. Penyajian secara
wajar juga mensyaratkan entitas untuk:
a. memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan IAS 8:
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan. IAS 8 mengatur hirarki panduan otoritatif yang
dipertimbangkan oleh manajemen dalam hal tidak terdapat
pernyataan yang secara spesifik mengatur suatu pos tertentu.
b. menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian
rupa sehingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal,
dapat dibandingkan, dan mudah dipahami.
c. memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan
persyaratan spesifik dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan
keuangan untuk memahami dampak dari transaksi, peristiwa lain dan
kondisi tertentu terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan
entitas.
2. Disusun atas dasar kelangsungan usaha
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat
penilaian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan
kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan
asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen memiliki intensi untuk
melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak memiliki
alternatif lain yang realistis selain melakukannya. ]ika manajemen
menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya
ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi
yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan
entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas
mengungkapkan ketidakpastian tersebut. ]ika entitas menyusun laporan
keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas
mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak
dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi
kelangsungan usaha.
Dalam menilai apakah dasar asumsi kelangsungan usaha adalah
tepat, manajemen memperhitungkan seluruh informasi yang tersedia
mengenai masa depan, paling sedikit (namun tidak terbatas pada) dua
belas bulan dari akhir periode pelaporan. Tingkat pertimbangan
bergantung pada fakta dari setiap kasus. Ketika selama ini entitas
menghasilkan laba dan memiliki akses ke sumber pembiayaan, maka
dapat disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai tanpa
melalui analisis rinci. Dalam kasus lain, manajemen mungkin perlu untuk
mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas
masa kini maupun yang diharapkan di masa depan, jadwal pembayaran
utang dan sumber potensial pembiayaan pengganti sebelum dapat
menyimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai.
Kepentingan non pengendali (hak minoritas) disajikan sebagai bagian dari ekuitas.
Pajak penghasilan terkait dengan masing-masing komponen pendapatan
komprehensif lain harus diungkapkan dalam laporan pendapatan komprehensif
atau catatan atas laporan keuangan.