You are on page 1of 10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perencanaan
1. Tahapan Perencanaan
a. Pertimbangan Kurikulum : Kesuksesan kurikulum sangat
tergantung pada fasilitas, begitu pula untuk pengadaan fasilitas
harus mempertimbangkan kurikulum yang sedang digunakan.
b. Kriteria pemilihan Peralatan : Terdapat beberapa kriteria yang
harus diperhatikan sebelum melakukan pengadaan fasilitas
pendidikan.
c. Penulisan Spesifikasi Alat : Perumusan spesifikasi alat sebelum
pengadaan sangatlah penting, hal ini berkaitan dengan
penyesuaian keadaan sekolah terutama yang berkaitan dengan
penggunaan daya.
d. Pembelian Darurat : Pengadaan barang yang bersifat
darurat dan tidak dapat ditinggalkan jika ditinggalkan akan
mengganggu kegiatan pembelajaran.
e. Pemberian dan Hibah : Pemberian dan hibah dapat berupa
dana maupun barang maupun peralatan. Tujuan pemberian hibah
biaya operasional pendidikan daerah adalah untuk : (1)
Meringankan biaya pendidikan bagi masyarakat (2) Pemerataan
dan perluasan akses pendidikan (3) Mendorong sekolah memenuhi
standar nesional pendidikan.
2. Pertimbangan Perencanaan
a. Umur Peralatan : Sebuah peralatan tentu saja memiliki umur
fungsionalitas masing-masing, dan umur peralatan tersebut tentu
ada batasnya. Setiap peralatan memiliki umur masing-masing
tergantung dari bahan material pembuatnya, penggunaannya, serta
perawatannya.

12
b. Jaringan Service : Pertimbangan jaringan service juga
sangatlah penting, agar peralatan saat mengalami kerusakan dapat
segera diperbaiki kembali tanpa penganggaran biaya berlebih.
c. Penyelamatan Harga Barang : Hal ini berkaitan dengan harga
purna jual peralatan tersebut, apabila dikemudian hari peralatan
tersebut membutuhkan pembaharuan, peralatan tersebut dapat
dijual dengan harga yang masih tinggi.
d. Faktor Inflasi : Pengaruh nilai tukar erat kaitannya dengan
pengadaan barang, karena sebagian besar peralatan yang sama
dengan dunia industry adalah barang impor dari Negara lain.
Proses transaksional pembayaran tentu saja menggunakan mata
uang yang telah disepakati.

B. Pengadaan
Pengadaan fasilitas pendidikan pada dasarnya merupakan upaya
merealisasikan rencana pengadaan fasilitas yang telah disusun sebelumnya.
Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan
barang/benda/jasa begi keperluan pelaksanaan pendidikan.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada sebagai berikut :
a. Pengadaan tanah, dilaksanakan dengan cara membeli, menerima
hibah, menerima hak pakai atau menukar.
b. Pengadaan bangunan, dilaksanakan dengan mendirikan bangunan
baru, membeli, menyewa, menerima hbah atau menukar.
c. Pengadaan perabot, dilakukan dengan membeli, membuat sendiri
atau menerima bantuan dari donator.
d. Pengadaan kendaraan, pengadaan kendaraan untuk sekolah telah
dilakukan oleh pemerintah pusat.
e. Pengadaan sarana pendidikan (alat pelajaran, alat peraga, media
pembelajaran), alat kantor (computer, laptop) dan alat tulis kantor
(kertas, tinta, map) diadakan sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu
dengan jumlah besar tertentu melalui lelang/tender melalui

13
rekanan. Jika kekurangan alat tulis kantor dalam jumlah kecil dapat
dibeli melalui dana taktis. Pengadaan buku-buku atau benda-benda
grafis lainnya dapat diadakan dengan membuat sendiri, menerima
bantuan, hadiah, atau hibah.

Langkah-langkah pengadaan fasilitas sekolah yang dilakukan dalam


sekolah adalah :

a. Menempuh semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang


diajukan oleh setiap unit kerja dan atau menginventarisasi
kekurangan perlengkapan sekolah.
b. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode
tertentu, misalnya untuk satu semester atau satu tahun ajaran.
c. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan
perlengkapan yang tersedia sebelumnya.
d. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran
sekolah yang tersedia. Apabila dana yang tersedia tidak mencukupi
untuk pengadaan semua kebutuhan itu, maka perlu dilakukan
seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah
direncanakan dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang
dibutuhkan.
e. Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang urgen
dengan dana atau anggaran yang tersedia, maka perlu dilakukan
suatu seleksi prioritas.

Langkah – langkah pengadaan fasilitas sekolah setelah melakukan


perincian dalam sekolah adalah:
a. Dinas Pendidikan Nasional Kota atau Kabupaten menyusun daftar
perlengkapan sekolah yang memenuhi standar mutu, apabila
dipandang perlu perlengkapan dari segi efektifitas dan efisiensinya
yang telah mendapat pengesahan dari Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah atau pejabat yang berwenang.

14
b. Dinas Pendidikan Nasional Kota atau Kabupaten memberitahukan
kepada sekolah bahwa sekolah yang bersangkutan akan
mendapatkan bantuan dana untuk pengadaan fasilitas sekolah.
Pemberitahuan tersebut harus dilengkapi dengan jumlah bantuan
dana, daftar perlengkapan yang dapat dibeli, petunjuk pengadaan,
serta formulir yang harus ditandatangani oleh kepala sekolah
sebagai lampiran dalam pengajuan untuk mendapatkan dana
bantuan.
c. Kepala sekolah bersama guru dan juga pengurus komite sekolah
memilih daftar perlengkapan yang akan dibeli sesuai dengan
kebutuhan sekolahnya masing-masing.
d. Kepala sekolah mengajukan permohonan kepada Dinas Pendidikan
Nasional Kota atau Kabupaten untuk mendapatkan dana bantuan
pembelian perlengkapan sekolah dilampiri Surat Perjanjian
Pemberian Bantuan (SPPB), kwitansi dengan mencantumkan
nomor rekening sekolah, daftar alat penunjang KBM yang akan
dibeli, berita acara rapat pemilihan perlengkapan sekolah yang
sudah dibubuhi tandatangan dan stempel sekolah.
e. Dinas Pendidikan Nasional Kota atau Kabupaten memberikan
persetujuan dan mencairkan dana yang diminta sekolah ke sekolah
yang bersangkutan melalui prosedur pencairan dana sebagaimana
berlaku.
f. Berdasarkan uang yang diterima kepala sekolah untuk membeli
perlengkapan sekolah sesuai dengan pilihannya ke toko atau
langsung ke produsen dengan prosedur yang telah diatur oleh
pemerintah.
g. Kepala sekolah membuat laporan pelaksanaan pengadaan
perlengkapan sekolah dan membuat pertanggungjawaban terhadap
sejumlah dana yang telah diterima, disampaikan segera kepada
Dinas Pendidikan Nasional Kota atau Kabupaten.

15
C. Penggunaan
Penggunaan fasilitas pendidikan ada dua prinsip yang harus selalu
diperhatikan yaitu prinsip efektivitas dan prinsip efisiensi. Dengan prinsip
efektivitas berarti penggunaan fasilitas pendidikan itu harus ditujukan
semata-mata dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan pendidikan di
sekolah. Sedangkan dengan prinsip efisiensi berarti penggunaan fasilitas
pendidikan itu harus secara hemat dan dengan hati-hati sehingga semua
fasilitas yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang.
Penggunaan atau pemakaian sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah merupakan tanggungjawab kepala sekolah pada setiap jenjang
pendidikan. Demi kelancaran kegiatan tersebut, bagi kepala sekolah yang
mempunyai wakil bidang sarana dan prasarana atau petugas yang
berhubungan dengan penanganan saran dan prasarana sekolah diberi
tanggung jawab untuk menyusun jadwal tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum penggunaan saran dan
prasarana adalah:
a. Memberikan identitas terhadap alat yaitu nomor inventaris dengan
kode tertentu untuk jenis tertentu.
b. Pencatatan alat kedalam buku inventaris
c. Penempatan alat ke dalam ruang atau almari yang sudah diberi
kode

Serta ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan


saran dan prasarana:
a. Penyusunan jadwal harus bebas dari benturan dengan kelompok
lainnya
b. Hendaklah kegiatan-kegiatan pokok sekolah merupkan prioritas
utama
c. Waktu/jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun
pelajaran

16
d. Penugasan/penunjukan personil sesuai dengan dengan keahlian
pada bidangnya
e. Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah,
antar kegiatan intrakulikuler dengan ekstrakulikuler harus jelas.

D. Perawatan
Perawatan/pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah
kegiatan yang bertujuan untuk pengurusan dan pengaturan agar sarana dan
prasarana pendidikan selalu dalam keadaan baik dan siap digunakan secara
berdayaguna, sehingga tidak mengurangi nilai kegunaan dari sarana dan
prasarana tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Ibrahim
Bafadal (2004:49), ada beberapa macam pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah yang ditinjau dari sifat maupun waktunya. Ditinjau
dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan sarana dan prasarana, yakni:
pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan, dan perbaikan berat. Ditinjau dari
waktu pemeliharaannya ada dua macam pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah, yaitu pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan
berkala.

Tujuan pemeliharaan sarana dan prasarana fasilitas pendidikan sebagai


berikut:

a. Untuk memperpanjang usia peralatan sebagai fasilitas


pembelajaran.
b. Untuk menjamin fungsi yang optimal dari peralatan.
c. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam menunjang pembelajaran.
d. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan
tersebut

17
Pemeliharaan yang baik akan memberikan manfaat yang baik juga.
Manfaat pemeliharaan, yaitu:

a. Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti


tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat.
b. Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan
yang berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin.
c. Pembelajaran disekolah akan berjalan dengan baik, karena fungsi
peralatan bekerja secara optimal.
d. Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik
e. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat atau
dipandang, dan juga nyaman.

E. Pemusnahan/Penghapusan
Penghapusan Sarana dan Prasarana Ibrahim Bafadal (2004:62)
mengemukakan bahwa secara definitif, penghapusan sarana dan prasarana
pendidikan adalah kegiatan meniadakan barang milik lembaga (bisa juga
milik negara) dari daftar inventaris dengan cara berdasarkan peraturan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sebagai salah satu aktifitas dalam pengelolaan sarana dan prasarana


pendidikan, penghapusan bertujuan untuk:
a. Mencegah dan membatasi kerugian yang lebih besar sebagai akibat
pengeluaran dana untuk perbaikan perlengkapan yang rusak.
b. Mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan perlengkapan
yang sudah tidak berguna lagi.
c. Membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan
pengamanan
d. Meringankan beban inventarisasi

18
Dalam pelaksanaan penghapusan barang ditiap instansi, dilakukan
oleh panitia penghapusan barang yang terdiri dari bidang keuangan,
perlengkapan, dan bidang teknis. Panitia penghapusan barang tersebut
bertugas untuk meneliti, menilai barang-barang yang ada dan perlu
dihapuskan, membuat berita acara, melaksanakan penghapusan sampai
melelang atau memusnahkan barang-barang inventaris tersebut.
Syarat-syarat penghapusan sarana dan prasarana pendidikan:
a. Keadaan barang dalam rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki
atau digunakan lagi.
b. Perbaikan barang membutuhkan biaya yang besar
c. Kegunaan tidak seimbang dengan pemeliharaan
d. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan saat ini
e. Ada penurunan efektifitas kerja
f. Barang kelebihan yang jika disimpan lebih lama akan rusak dan
tidak dapat dipakai lagi.
g. Penyusutan berada diluar kekuasaan manusia (misalnya: bahan
kimia)
h. Hilang
i. Terbakar
j. Diselewengkan
k. Hilang karena bencana alan dan sebagainya.
Tahan-tahap penghapusan atau penyingkiran barang:
a. Pemilihan barang yang akan dihapus dilakukan setiap tahun
bersama dengan waktu memperkirakan kebutuhan.
b. Memperhitungkan faktor penghapusan ditinjau dari segi nilai biaya
c. Membuat surat pemberitahuan kepada atasan
d. Melaksanakan penghapusan dengan cara lelangan, hibah atau
dibakar dengan disaksikan oleh atasan.
e. Pembuatan berita acara pelaksanaan.

19
F. Pembaharuan
Pembaharuan merupakan sesuatu yang diangap sebagai hal baru
yang berupa ide, cara/metode, barang atau media peralatan. Dalam hal ini
pembaharuan fasilitas pendidikan sangat berperan penting dalam
menunjang proses pembelajaran dan meningkatkan kompetensi lulusan,
terutama di SMK. Karena tujuan dari SMK adalah mempersiapkan lulusan
untuk memasuki dunia kerja, sehingga fasilitas pembelajaran harus
disesuaikan dengan dunia kerja.

Tujuan pembaharuan fasilitas adalah:

a. Menganti peralatan yang rusak


b. Menyesuaikan kebutuhan saat ini
G. Sarana dan Prasarana
Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.
Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi SMK/MAK.
Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi
masing-masing, yaitu sarana pendidikan untuk “memudahkan
penyampaian/mempelajari materi pelajaran” sedangkan prasarana pendidikan
untuk “memudahkan penyelenggaraan pendidikan”. Perabot adalah sarana
pengisi ruang, peralatan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk
pembelajaran. Set adalah seperangkat peralatan dalam satu ruang untuk
mendukung kegiatan belajar. Media pendidikan adalah peralatan yang
digunakan untuk membantu komunikasi dalam pembelajaran.

1. Sarana Pendidikan
Alat pelajaran adalah semua benda yang dapat digunakan secara
langsung oleh guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar. Alat
peraga yaitu semua alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat
berupa benda dari yang paling konkrit sampai ke yang paling abstrakdan
dapat mempermudah pemberian pengertian kepada siswa. Media
pendidikan mempunyai peran yang lain dari alat peraga, yaitu sarana

20
pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar
mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi pendidikan, tetapi
dapat juga sebagai pengganti peranan guru.

2. Prasarana Pendidikan
a. Ruang Kelas : ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak
memerlukan peralatan khusus. Namun runag kelas harus
memperhatikan beberapa aspek seperti ruang kelas harus jauh dari
kebisingan laboratorium dan harus mempunyai cahaya alami untuk
memperlancar penyampaian materi belajar mengajar.
b. Laboratorium : TVET laboratorium dirancang khusus guna
mendukung suatu mata pelajaran atau program tertentu dan untuk
menyediakan fasilitas maupun simulasi kerja dari pengajaran dalam
kemampuan keterampilan, berlatih dengan efektif dan aman. Ruangan
laboratorium dan fasilitas di dalamnya hendaknya sama dengan
ruangan dan fasilitas pendukung saat di dunia kerja kelak. Peralatan
dan pasokan listrik harus mencukupi untuk meminimalkan gangguan
saat penyampaian materi.
c. Ruang Guru : Guru harus memiliki ruangan yang berdekatan dengan
laboratorium serta dinding ruang guru tersebut terbuat dari kaca
sehingga guru dapat mengamati kegiatan siswa.
d. Gudang : Gudang diperlukan untuk menyimpan peralatan, bahan
praktikum, dan pekerjaan siswa. Peralatan yang tidak mahal dan sering
digunakan dapat disimpan pada panel atau lemari yang mudah diakses,
sedangkan untuk perlatan yang mahal dan jarang digunakan disimpan
dalam suatu ruangan terkunci sehingga terjamin keamanannya.
e. Ruang Terbuka : Ruang penting dalam keberhasilan pelaksanaan
program TVET. Ruang tersebut disesuaikan untuk memenuhi
kebutuhan kurikulum kursus atau program tertentu. Ruangan ini
termasuk juga sebagai ruang penyimpanan luar ruangan.

21

You might also like