Nim : 1741913015 Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Tokoh Demokratis
Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, lahir di
Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, Indonesia, 9 September 1949. dipanggil "Sus" oleh orangtuanya dan populer dengan panggilan "SBY", melewatkan sebagian masa kecil dan remajanya di Pacitan. Ia merupakan seorang pensiunan militer. Selama di militer ia lebih dikenal sebagai Bambang Yudhoyono. Karier militernya terhenti ketika ia diangkat Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1999, dan tampil sebagai salah seorang pendiri Partai Demokrat. Pangkat terakhir Susilo Bambang Yudhoyono adalah Jenderal TNI sebelum pensiun pada 25 September 2000. Pada Pemilu Presiden 2004, keunggulan suaranya dari Presiden Megawati Soekarnoputri membuatnya menjadi presiden pertama yang terpilih melalui pemilihan langsung oleh rakyat Indonesia. Hal ini dimungkinkan setelah melalui amandemen UUD 1945.
Pemberantasan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) sebagai prioritas
penting dalam kepemimpinannya selain kasus terorisme global. Penanggulangan bahaya narkoba, perjudian, dan perdagangan manusia juga sebagai beban berat yang membutuhkan kerja keras bersama pimpinan dan rakyat. Pada masa jabatannya, Indonesia mengalami sejumlah bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, gunung meletus, banjir, dll. Semua ini merupakan tantangan tambahan bagi seorang presiden yang masih bergelut dengan upaya memulihkan kehidupan ekonomi negara demi kesejahteraan rakyat. Susilo Bambang Yudhoyono juga membentuk Unit Kerja Presiden Pengelolaan Program dan Reformasi (UKP4R), sebuah lembaga kepresidenan yang diketuai oleh Marsilam Simandjuntak pada saat pembentukannya pada 26 Oktober 2006. Lembaga ini pada awal pembentukannya mendapat tentangan dari Partai Golkar seiring dengan isu tidak dilibatkannya Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pembentukannya serta isu dibentuknya UKP4R untuk memangkas kewenangan Wakil Presiden, tetapi akhirnya diterima setelah SBY sendiri menjelaskannya dalam sebuah keterangan pers.
Kepemimpinan SBY selama menjabat sebagai presiden selama 2 periode,
mencerminkan gaya kepemimpinan dengan tipe demokratik, yang mana menurut saya tipe ini ialah yang paling ideal diantara yang lain. Didalam buku karya SBY, SBY Selalu Ada Pilihan dikatakan bahwa “memimpin Indonesia di era transformasi dan konsolidasi demokrasi saat ini, ibarat memegang burung. Kalau tangan kita memegang terlalu keras, burung itu tidak bisa bernafas dan kemudian mati. Tetapi kalau pegangan kita longgar, maka burung itu akan lepas dan kemudian terbang. Kalau pemimpin Indonesia terlalu keras, demokrasi kita akan mati. Tetapi, jika semuanya serba dibiarkan dengan dalih untuk menghormati kebebasan dan demokrasi, negeri ini bisa menjadi lautan anarki”. Untuk itu, salah satu ikhtiar SBY dalam melakukan konsolidasi demokrasi adalah memanfaatkan medsos sebagai sarana komunikasi langsung dengan rakyat Indonesia, hal demikian merupakan ciri pemimpin demokratis yang menjamin kebebasan berpendapat.