Professional Documents
Culture Documents
F 19997 9sttk
F 19997 9sttk
FUNGSI : Tes ini merupakan pengganti t tes ( jenis statistik inferensial/ parametric) dengan
kekuatan relatif tinggi dibandingkan dengan jenis tes yang lainnya. Tes ini bisa digunakan
untuk membandingkan (komparasi) antar 2 sampel bebas atau mengkomparasikan kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
ASUMSI :
1. Berhadapan dengan 2 sampel bebas atau jika untuk komparasi kelompok kontrol
eksperimen maka kedua kelompok tersebut harus disamakan/ di matching ciri-cirinya.
2. Data paling rendah berskala ordinal.
PROSEDUR ANALISIS :
1. Tentukan harga n1 dan n2. Dalam hal ini n1 adalah banyaknya kasus dalam kelompok
yang lebih kecil. Sedangkan n2 adalah banyaknya kasus dalam kelompok yang lebih
besar.
2. Berilah ranking bersama skor-skor kedua kelompok tersebut, mulai dari ranking 1
sampai dengan ranking tertinggi yakni N = (n1 + n2). Jika ada skor yang sama maka
ranking adalah rata-ratanya.
3. Tentukan harga U dengan tes sebagai berikut:
n1 (n1+1) n2 (n2+1)
U = n1.n2 + -------------- -- R1 atau U = n1.n2 + -------------- -- R2
2 2
Catatan :
R1 : jumlah ranking pada kelompok dengan ukuran sampel lebih kecil (n1)
R2 : jumlah ranking pada kelompok dengan ukuran sampel lebih besar (n2)
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
a). Jika n2 < 8 kemungkinan yang eksak ditunjukkan pada tabel J. Untuk tes dua sisi kalikan
2 harga p yang ditunjukkan dalam tabel tersebut sesuai dengan U observasi. Apabila harga U
observasi tidak ditunjukkan dalam tabel J berarti harga U adalah U’ yang harus diubah
menjadi U dengan tes statistik sebagai berikut :
U = n1n2 – U’
b). Jika n2 = 9 – 20 maka signifikansi harga U observasi dapat ditentukan melalui tabel K.
Jika harga U observasi > dari ½ (n1. n2) maka harga itu adalah U’. Oleh sebab itu gunakan
tes U = n1.n2 – U’ untuk mengubahnya.
c). Jika n2 > 20 maka kemungkinan harga U observasi dapat ditetapkan dengan menghitung
harga Z dengan tes sebagai berikut :
n1.n2
U - Mean U -- ----------
2
Z = ---------------- = ------------------------------------
SD (n1) (n2) (n1+n2+1)
√ --------------------------
12
Catatan : apabila ada skor yang sama jumlahnya kurang atau sama dengan 2 kasus dalam
kelompok yang sama maka harga U observasi tidak terpengaruh oleh skor yang sama
tersebut. Tetapi jika skor yang sama lebih dari 2 kasus dan menyangkut 2 kelompok atau 2
sampel maka harga U akan terpengaruh. Oleh karena itu perlu adanya koreksi sehingga SD
yang digunakan adalah :
n1n2 N³ -- N
SD = √ ( ------------ ) ( ----------- -- Σ T)
N (N-1) 12
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
t³ -- t
Sedangkan T = ---------
12
t adalah banyaknya kasus/ observasi dengan skor sama untuk suatu ranking tertentu.
n1.n2
U -- ---------
2
Z = ------------------------------------------------
n1n2 N³ -- N
√ ( ------------ ) ( ----------- -- Σ T)
N (N-1) 12
KEPUTUSAN :
Ho ditolak apabila harga U observasi < dari alpha yang ditetapkan.
* * *
Contoh Soal 1:
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
K.1 24 21 19 20 27 29 30 32 33 34
K.2 17 25 16 22 23 28 15 18 14 26 38
R.1
R.2
Berdasarkan data tersebut lakukan analisis guna membuktikan hipotesis yang telah
dirumuskan dengan taraf kesalahan 5%. Selanjutnya kemukakan kesimpulan anda !.
Contoh Soal 2:
K1 : 19 18 17 15 16 19 14 13 16 17 20 21 13 14 15 19 20 21 20 19
15 18
K2: 15 20 21 15 17 19 20 24 20 21 15 17 16 16 17
Berdasarkan data tersebut lakukan analisis guna membuktikan hipotesis yang telah
dirumuskan dengan taraf kesalahan 5%. Selanjutnya kemukakan kesimpulan anda !.
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/