You are on page 1of 8

Karakteristik Protein dan Metode Uji Protein di Dalam Enzim

Chindy Claritha Malinda Dau 102014126

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna utara No.6 Jakarta barat 11510. Tlp 5666952

chindyclaritha@gmail.com

Abstrack:

Enzymes are proteins that catalyze biochemical reactions. The enzyme normally present in
cells with very low concentrations. Protein is one of the parts is needed by the body. Protein
in the form of acid which is useful for repairing damaged body cells and is a major
component of enzymes and hormones. Amino acid is one of a class of organic compounds
containing an amino group (NH2) and carboxyl group (COOH). Amino acids will create a
bond between each other to make the longer chain polypeptide called the bond is called a
peptide bond. To identify the enzyme first we must understand about the protein; ranging
from protein binding, structure, classification of proteins, amino acids, metabolic processes,
the properties of the protein to the test method used to determine the enzyme. The method
can be used, among others, the biuret reaction, ninhydrin reaction, Xanthoproteic reaction,
the reaction and the reaction hopskin millon-cole.

Keywords: amino acids, enzymes, protein binding, biuret reaction.

Abstrak:

Enzim adalah protein yang mengkatalis reaksi-reaksi biokimia. Enzim biasanya terdapat
dalam sel dengan konsentrasi yang sangat rendah. Protein adalah salah satu bagian yang di
butuhkan oleh tubuh. Protein di bentuk dari asam yang berguna untuk memperbaiki sel tubuh
yang rusak dan merupakan komponen utama enzim serta hormone. Asam amino adalah salah
satu dari kelas senyawa organik yang mengandung gugus amino (NH2) dan gugus karboksil
(COOH). Asam amino akan membuat ikatan antar sesamanya untuk membuat rantai yang
lebih panjang atau disebut polipeptida dengan ikatan yang disebut ikatan peptida. Untuk
mengidentifikasi enzim pertama kita harus mengerti tentang protein; mulai dari ikatan
protein, strukturnya, penggolongan protein, asam amino, proses metabolism, sifat-sifat
protein sampai uji metode yang digunakan untuk mengetahui enzim tersebut. Metode yang
dapat digunakan antara lain reaksi biuret, reaksi ninhidrin, reaksi xantoprotein, reaksi millon
dan reaksi hopskin-cole.

Kata kunci: asam amino, enzim, ikatan protein, reaksi biuret.

Pendahuluan

Enzim adalah protein yang mengkatalis reaksi-reaksi biokimia. Enzim biasanya terdapat
dalam sel dengan konsentrasi yang sangat rendah.1 Protein merupakan molekul makro yang
mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-
rantai panjang asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino
terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Beberapa asam amino di
samping itu mengandung unsur-unsur fosfor, besi, sulfur, iodium, dan kobalt. Unsur nitrogen
adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi tidak terdapat
di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat protein.2 Dapat
kita lihat bahwa enzim adalah protein, oleh karena itu untuk dapat kita menganalisa enzim
tersebut kita harus terlebih dahulu mengetahui protein itu sendiri.

Pengertian Protein

Protein adalah kelompok senyawa organik bernitrogen yg rumit dengan bobot


molekul tinggi yang sangat penting bagi kehidupan yang susunannya sangat majemuk, yang
terdiri atas beratus-ratus atau beribu-ribu asam amino, dan merupakan bahan utama
pembentukan sel dan inti sel.2

Protein adalah polimer organik kompleks yang terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen dan sulfur. Protein merupakan konstituen utama dari protoplasma dari semua sel,
yang berat molekulnya tinggi dan terdiri dari asam α-amino yang bergabung dengan ikatan
peptida.3

Struktur protein

Urutan residu asam amino dalam suatu protein dan jenis interaksi yang terjadi antara
residu-residu tersebut, terutama antara rantai sisi atau antara atom ikatan-peptida,
menentukan konformasi asli protein, sehingga mempunyai beberapa struktur antara lain:4
a. Struktur primer protein
Struktur primer rantai polipeptida sebuah protein adalah susunan atau urutan
bagaimana asam-asam amino disatukan dan susunan ini mencakup lokasi setiap ikatan
disulfida. Struktur primer dapat digambarkan sebagai rumus bangun yang baisa ditulis
untuk senyawa organik. Urutan, macam, dan jumlah asam amino yang membentuk rantai
polipeptida adalah struktur primer protein.4

b. Struktur sekunder protein


Pada struktur sekunder, asam-asam amino yang menyusun protein dihubungkan oleh
ikatan peptida dan ikatan hydrogen. Oleh karena itu rantai polipeptida yang terbentuk
tidak berupa rantai lurus, melainkan berbentuk rantai terpilin (α- helikx) seperti yang ada
pada gambar 1 di bawah.

Gambar 1 : illustrasi Struktur sekunder protein.

Sumber: Tanggal 23, www.chem-is-try.org

c. Struktur tertier protein


Struktur tersier merupakan yang lebih kompleks, karena adanya beberapa ikatan
yang menghubungkan antara protein yang satu (struktur primer maupun sekunder)
dengan protein yang lain.5 Dapat di illstrasikan seperti gambar 2 di bawah.

Ikatan-ikatan yang mungkin adalah :

- Ikatan hydrogen,

- Ikatan ionik (elektrostatik),


- Ikatan disulfide,

- Ikatan hidrofobik, dan

- Ikatan dipole atau ikatan hidrofolik.

Gambar 2 : Illustrasi gambar struktur tersier protein.

Sumber: tanggal 23, biologycool.blogspot.com

d. Struktur kuarterner protein


Struktur kuartener terbentuk dari beberapa unit molekul protein tersier,
membentuk satu molekul protein. Ikatan yang ada sama dengan pada struktur
tersier.5 Protein yang mempunyai struktur ini biasanya merupakan globular.4
Illustrasi struktur kuarterner protein dapat dilihat di gambar 3 di bawah berikut.

Gambar 3 : illustrasi gambar struktur kuarterner protein.

Sumber: Tanggal 23, www.Sciencebiotech.net


Penggolongan protein

Terdapat 3 penggolongan protein menurut dasar masing-masing yaitu berdasarkan fungsi


biologis, komposisi kimia, dan bentuk protein.

1. Fungsi Biologis5
a. Enzim, yaitu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Hampir semua reaksi senyawa
organik dalam sel dikatalis enzim. Lebih dari 2.000 jenis enzim telah ditemukan di
dalam berbagai bentuk kehidupan
b. Protein transpor, yaitu protein yang mengikat dan memindahkan molekul atau ion
spesifik. Hemoglobin dalam sel darah merah mengikat oksigen dari paru-paru, dan
membawanya ke jaringan periferi. Lipoprotein dalam plasma darah membawa lipid
dari hati ke organ lain. Protein transpor lain terdapat dalam dinding sel dan
menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa glukosa, asam amino, dan
nutrien lain melaluai membran ke dalam sel.
c. Protein nutrien dan penyimpanan, ialah protein yang berfungsi sebagi cadangan
makanan. Contohnya ialah protein yang terdapat dalam biji-bijian seperti gandum,
beras, dan jagung. Ovalbumin pada telur dan kasein pada susu juga merupakan protein
nutrien.
d. Protein kontraktil, yaitu protein yang memberikan kemampuan pada sel dan organisme
untuk mengubah bentuk atau bergerak. Contohnya ialah aktin dan miosin, yaitu protein
yang berperan dalam sistem kontraksi otot kerangka.
e. Protein struktur, yaitu protein yang berperan sebagai penyangga untuk memberikan
struktur biologi kekuatan atau perlindungan. Contohnya ialah kolagen, yaitu
komponen utama dalam urat dan tulang rawan. Contoh lain adalah keratin yang
terdapat pada rambut, kuku, dan bulu ayam/burung; fibroin, yaitu komponen utama
dalam serat sutera dan jaring laba-laba
f. Protein pertahanan (antibodi), yaitu protein yang melindungi organisme terhadap
serangan oraganisme lain (penyakit). Contohnya adalah imunoglobin atau antibodi
yang terdapat dalam vertebrata. Protein ini dapat mengenali dan menetralkan bakteri,
virus, atau protein asing dari spesi lain. Fibrinogen dan trombin merupakan protein
penggumpal darah jika sistem pembuluh terluka. Bisa ular dan toksin bakteri juga
tampaknya berfungsi sebagai protein pertahanan
g. Protein pengatur(hormone), yaitu protein yang berfungsi mengatur aktivitas seluler
atau fisiologi. Contohnya ialah hormon, seperti insulin yang mengatur metabolisme
gula darah. Kekurangan insulin akan menyebabkan penyakit diabetes. Contoh lain
adalah hormon pertumbuhan dan hormon seks.

2. Berdasarkan Komposisi kimia


Berdasarkan komposisi kimianya, protein dibedakan atas protein sederhana
dan protein konjugasi. Protein sederhana hanya teriri atas asam amino, dan tidak ada
gugus kimia lain. Bagian yang bukan asam amino dari protein konjugasi disebut
gugus prostetik. Protein konjugasi digolongkan berdasarkan jenis gugus prostetiknya.
Biasanya gugus prostetik pada protein memegang peranan penting di dalam fungsi
biologisnya.5

3. Berdasarkan Bentuknya
Protein bentuk serabut, terdiri dari beberapa rantai peptida berbentuk spiral
yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristiknya
adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi dan tahan
terhadap enzim pencernaan. Protein ini terdapat dalam unsur-unsur struktur tubuh
seperti kolagen (protein utama jaringan ikat), elastin (dalam urat, otot, arteri, jaringan
elastis lain), keratin (protein rambut dan kuku) dan miosin (protein utama serat otot).2

1) Protein globular
Pada protein globular, rantai polipeptida melipat secara rapat dan biasanya larut
dalam media cair.

2) Protein serabut
Pada keratin, protein serabut dari rambut, rantai polipeptida disusun sepanjang
satu sumbu dan tidak larut didalam air.

Sifat-sifat Protein

Protein sebagai hasil polimerisasi dari asam amino mempunyai sifat-sifat khusus
yaitu: bersifat amfoter(memiliki sifat asam dan basa), memiliki ion zwitter(ion ganda), bisa
mengalami denaturasi(perubahan struktur sekunder,tersier dan kuartener dari molekul protein
tanpa terjadi pemecahan ikatan peptida), sebagian protein dapat mengalami
kristalisasi/pengkristalan.6
Metode Uji

Untuk mengetahui kadar protein pada zat tertentu, ada beberapa cara yang dapat
dilakukan yaitu (1) Uji Biuret. Uji biuret adalah salah satu cara pengujian yang memberikan
hasil positif pada senyawa-senyawa yang memiliki ikatan peptida. Oleh karena itu, uji Biuret
ini sering digunakan untuk menunjukkan adanya senyawa protein.7 Larutan yang
mengandung protein ditetesi larutan NaOH, kemudian diberi beberapa tetes larutan CuSO4
encer.Reaksi ini akan menunujukkan hasil postif bila terdapat warna ungu pada zat. (2) Uji
Xantoprotein. Pengujian ini bertujuanuntuk mengetahui asam amino yang mengandung
cincin benzena, seperti fenilalanin, tirosin, dan triptofan.7 Ke dalam protein ini ditambahkan
asam nitrat pekat sehingga terbentuk endapan putih karena terjadi proses nitrasi terhadap
cincin benzena. Jika dipanaskan, warna putih tersebut akan berubah menjadi kuning.

Kemudian ada Uji Millon (3). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui asam amino
yang memiliki gugus fenol, misalnya tirosin.6 Pereaksi Millon terdiri atasa larutan merkuro
nitrat dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Protein dengan pereaksi Millon akan membentuk
endapan putih. Jika dipanaskan, warnanya berubah menjadi merah.Adanya ion NH4+ dapat
mengganggu uji ini sehingga tidak dapat digunakan untuk menganalisis urine. (4) Uji
ninhidrin.7 Uji ninhidrin sifatnya umum karena asam amino atau protein yangmengandung
sedikitnya satu gugus karboksil dan gugus asam amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin
(triketo hidrindenahidrat) menghasilkan CO2, NH3danaldehid beratom C kurang satu dari
jumlah semula. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru ungu (catatan
khusus untuk prolin dan hidroksilprolin berwarna kuning). (5) Reaksi Hopkins-cole. Pereaksi
ini positif untuk protein yang mengandung triptofan jika reaksi menunjukan reaksi positif
akan berbentuk cincin berwarna ungu.7

Kesimpulan

Untuk mengetahui metode yang digunakan untuk enzim X harus mengetahui terlebih dahulu
ikatan protein, struktur dan fungsi. Jika kita sudah mengetahui tentang protein maka kita
dapat melakukan metode uji biuret,xanoprotein, ninhidrin, dan Hopkins cole untuk mngetahui
pasti protein apakah itu.
Daftar Pustaka

1. Ralston B. Gregory, Kuchel. P. Schaum’s easy outlines. Edisi ke -9. Jakarta: Penerbit
Erlangga; 2006.h.49-50.

2. Arisman. Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: EGC; 2004.h.75-20

3. Yuwono T. Biologi molecular. Edisi ke-10. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004.h.24-8.

4. Marks B.D, Marks D.A, dan Smith M.C. Biokimia kedokteran dasar. Edisi ke-4.
Jakarta: Penerbit EGC; 2004.h.79-3.

5. Sumardjo D. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran.


Jakarta:ECG; 2006 h 161-205

6. Murray RK, Granner DK, Mayes PA. Biokimia harper edisi 27. Jakarta: EGC
2009.h.152-239.

7. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Edisi ke-1. Jakarta: Penerbit
EGC;2004.h.24-7.

You might also like