You are on page 1of 19

Proses Kehamilan yang Melibatkan Beberapa Tahap dalam

Tubuh Wanita

Deshielanny Narayanan. 102014241

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Arjuna Utara No. 06 Jakarta 11510.

Email : deshienair9959@gmail.com

ABSTRACT

In every family, a child is needed in order to continue the generation in their family. Through
the process of fertilization and implantation that plays an important role throughout the
process of pregnancy. There are many stages in the process before baby is born. For example
from the fusion of an ovum and sperm to the implantation at the uterus and there are few
stages that involves the derivative of endoderm, mesoderm and also ectoderm. After a
complete process then finally a foetus is formed in the mother's womb. It takes around nine
months for a baby to be born. In that nine months, the development of the foetus happens in
the mother's womb. When the baby is ready to come out, the contraction of the vagina will be
at 7-10cm and finally the baby is born. Therefore the fertilization process is a very long
process that involves many stages.

Key Word : Fertilization, implantation, development of foetus.


ABSTRAK

Dalam setiap keluarga, seorang anak diperlukan dalam rangka untuk melanjutkan generasi di
keluarga mereka. Melalui proses pembuahan dan implantasi yang memainkan peran penting
selama proses kehamilan. Ada banyak tahapan dalam proses sebelum bayi lahir. Misalnya
dari fusi ovum dan sperma implantasi di rahim dan ada beberapa tahapan yang melibatkan
turunan dari endoderm, mesoderm dan ektoderm juga. Setelah proses selesai maka akhirnya
janin terbentuk dalam rahim ibu. Dibutuhkan sekitar sembilan bulan untuk bayi yang akan
lahir. Dalam sembilan bulan, perkembangan janin terjadi di dalam rahim ibu. Ketika bayi siap
untuk keluar, kontraksi vagina akan berada di 7-10cm dan akhirnya bayi lahir. Oleh karena
itu proses pembuahan adalah proses yang sangat panjang yang melibatkan banyak tahapan.

Kata kunci : Fertilisasi, implantasi, perkembangan janin.

PENDAHULUAN

Pemupukan tahap pertama kehamilan di setiap wanita. Pemupukan adalah proses dimana
sperma bertemu sel telur setelah proses ovulasi. Jutaan sperma ejakulasi ke dalam vagina
selama hubungan seks. Sperma mencapai tuba falopi di mana ia bertemu dengan sel telur
(telur matang). Setelah proses pembuahan, implantasi terjadi. Implantasi terjadi di dalam
rahim. Satu sel menjadi massa sel yang dikenal sebagai blastosit. Sebuah blastosit adalah
massa besar sel yang berisi rongga cairan yang dikenal sebagai blastocele. Ada banyak
tahapan setelah implantasi yang merupakan turunan dari endoderm, ektoderm dan mesoderm.
Akhirnya setelah mengatasi banyak tahapan janin terbentuk dalam rahim ibu dan melahirkan
setelah sembilan bulan.
PEMBAHASAN ISI

1. Fertilisasi

Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet dari pria dan wanita yang terjadi di aderah tuba
fallopi1-14. Daripada 60-100 juta sperma yang diejakulasikan ke dalam vagina pada saat
ovulasi, beberapa juta berhasil menerobos mucus serviks dan mencapai rongga uterus
beberapa ratus sperma dapat melewati pintu masuk tuba fallopi yang sempit dan beberapa
diantaranya dapat bertahan hidup sampai mencapai ovum di ujung fimbrae tuba fallopi.
Beberapa sperma yang beruntung mencapai telur di saluran telur sekitarnya dan mulai
bersaing untuk masuk. Setiap kepala sperma, akrosom, melepaskan enzim yang mulai
memecah luar, seperti jelly lapisan membran telur, mencoba untuk menembus sel telur.
Setelah satu sperma telah merambah, membran sel telur mengubah karakteristik listriknya.1
Sinyal listrik ini menyebabkan kantung kecil tepat di bawah membran (butiran kortikal)
untuk membuang isinya ke ruang sekitarnya telur. Isi membengkak, mendorong sperma
lainnya jauh dari telur dalam proses yang disebut reaksi kortikal. Reaksi kortikal memastikan
bahwa hanya satu sperma membuahi sel telur1. Sperma lainnya meninggal dalam waktu 48
jam. Sperma yang lainnya meninggal disebabkan oleh asam yang ada di sekelilimg ovum.
Sperma bisa meninggal jika pHnya terlalu tinggi1.
Gambarajah 2 : Gambar di atas menunjukkan penembusan sperma ke dalam vagina

Proses Kapasitasi
Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita yang pada
manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama proses kapasitasi protein plasma dan
glikoprotein diluruhkan dari plasma membrane yang melapisi region akrosom spermatozoa.
Hanya spermatozoa yang mengalami proses kapasitasi yang dapat melewati lapisan korona
radiata dan mengalami reaksi akrosom. Setelah reaksi kapasitasi, sperma mengalami reaksi
akrosom terjadi setelah sperma dekat dengan oosit.1-2

Reaksi Akrosom

Reaksi akrosom adalah eksositosis dari akrosom atau bisa juga fusi membran akrosom
dengan membran plasma sperma itu. Dalam proses ini, ia melepaskan isi akrosom ke luar
sperma dan memperlihatkan protein membran akrosom bagian dalam di luar membran
plasma sperma itu. Fungsi reaksi akrosom adalah membantu sperma untuk sampai ke lapisan
pelindung telur yang dikenal sebagai zona pelusida dan memungkinkan membran plasma
sperma dan sel telur sekering. Ini menempatkan kedua inti haploid yang merupakan salah
satu dari sperma dan satu dari telur ke dalam sel yang sama di mana mereka membentuk
genom diploid organisme baru. Reaksi akrosom dimulai dengan menyilaukan dari molekul
sperma dalam mantel telur pelindung. Ini mengikat menyebabkan masuknya kalsium ke
dalam sitosol sperma, yang merangsang eksositosis dari akrosom. Hal ini memiliki tiga
konsekuensi penting.2

Ketika spermatozoa mencapai zona pelusida, spermatozoa akan terlekat pada zona pelusida
dan menghasilkan enzim akrosin dan trypsine dan juga like agent dan lysine. Zona yang
dapat melarutkan dan membantu sperma melewati zona pelusida untuk mencapai ovum.
Hanya spermatozoa dari jutaan yang ada di saluran kelamin yang berhasil menembusi zona
pelusida. Saat spermatozoa memasuki ke dalam membran oosit dan disebabkan oleh ini,
spermatozoa yang lain tidak bisa masuk ke dalam karena aktifasi dari enzim dari oosit
sendiri.1-2

Gambarajah 3 : Spermatozoa yang mengandungi akrosom


Fase Fertilisasi

Pada fase fertilisasi, terdapat tiga fase yaitu penembusan korona radiate, penembusan zona
pelusida dan fusi oosit dan membran plasma.

1. Penembusan Korona Radiata


Sekitar 200 jutaan spermatozoa dilepaskan ke dalam vagina saat ejakulasi berlaku. Dari
sekitar jumlah 200 yang hanya mencapai ke ampula adalah 400 sahaja untuk mempersiapkan
pembuahan. Selanjutnya dari 400 spermatozoa tersebut hanya satu spermatozoa yang akan
berhasil melakukan pembuahan. Pada saat mendekati sel telur dan mencoba menembus
korona radiate maka kesemua spermatozoa mengerahkan kemampuannya untuk berhasil.
Dengan akrosom yang buka, mereka saling kerjasama untuk menghancurkan lapisan
penghalang. Beberapa spermatozoa kemudian akan menembus ke korona radiata. Dan kini
mereka akan berdepan dengan satu lapisan lagi yang dikenali sebagai zona pelusida.1

2. Penembusan Zona Pelusida


Zona pelusida adalah sebuah lapisan yang terdiri dari glikoprotein yang mempertahankan
pengikatan sperma dan menginduksi reaksi kromosom. Ketika spermatozoa kontak dengan
plasma membran, enzim akrosom yaitu akrosin dikeluarkan sehingga mengakibatkan sperma
dapat menembus zona pelusida. Permeabilitas zona pelusida berubah ketika kepala
spermatozoa kontak dengan permukaan oosit. Dari kontak ini, mengakibatkan
dikeluarkannya enzim lisosomal yang berasal dari granul kortikal. Enzim ini mencegah
terjadinya polispermi ( reaksi zona ).1

3. Fusi Oosit dan Plasma Membran


Selama masa penyatuan masing-masing pronukleus melakukan sintesis DNA. Segera setelah
sintesis DNA, kromosom tersusun dalam gelendong untuk melakukan pembelahan secara
mitosis yang normal. Dua puluh tiga kromosom dari ibu dan dua puluh tiga kromosom dari
ayah membelah sepanjang sentromer, dan kromatid-kromatid yang berpasangan tersebut
saling bergerak ke kutub yang berlawanan sehingga menyiapkan sel zigot yang masing-
masing mempunyai jumlah kromosom yang normal. Pada saat sperma mencapai oosit akan
terjadi reaksi zona atau reaksi kortikal pada selaput zona pelusida. Oosit akan menyelesaikan
pembelahan meiosis keduanya menghasilkan oosit definitif yang kemudian menjadi
pronukleus wanita. Inti sperma membesar membentuk pronukleus pria. Ekor sel sperma
berlepas dan akan degenerasi. Pronukleus pria dan wanita masing-masing haploid, bersatu
dan membentuk zigot yang memiliki jumlah DNA genap atau diploid.1

2. PEMBELAHAN SEL

Dalam embriologi, clevage adalah pembagian pada tahap awal embrio. Zigot mengalami
siklus sel yang cepat menghasilkan massa kelompok por sel yang dikenal sebagai
blastomereese dan membentuk massa yang dikenal sebagai morula. Clevage berakhir dengan
pembentukan blastula2. Ada banyak tahap selama proses yang berasal dari dua sel menjadi
empat sel dan menjadi 18-32 sel.

 Dua Sel ( 2 sel )


The clevage pertama mengerutkan dimana akhir dari siklus sel zigotik pertama, secara
vertikal yang berorientasi seperti biasa sampai tahap 32 sel. Alur muncul di dekat kutub
hewan dan berkembang dengan cepat ke arah kutub vegetal, melewati hanya blastodisc dan
bukan wilayah yolky telur. Dua blastomer yang sama besar dan muncul tidak memiliki
keistimewaan dari satu sama lain2.

 Empat Sel ( 4 sel )

Embrio adalah hasil dari peristiwa pembelahan kedua yang terjadi pada sekitar 40 jam setelah
pembuahan. Sel-sel individual yang dikenal sebagai blastomer. Pada tahap ini, proses aktivasi
genom embrio dimulai pada embrio manusia dan terakhir sampai tahap di mana ia menjadi
delapan sel. Tahap morula dihasilkan menandai indikasi morfologi pertama istirahat di
simetri radial2.
 Delapan Sel ( 8 Sel )

Hasil dari peristiwa pembelahan ketiga, embrio mulai proses pemadatan, dimana bulat dan
blastomer terhubung longgar menganggap sebagai morfologi sel terpolarisasi diratakan.
Permukaan sel luar menjadi cembung dan permukaan bagian dalam menjadi cekung karena
diferensial pola kepatuhan antara permukaan luar dan permukaan dalam. Pada tahap ini yang
(benar-benar terdiri dari 6-12 sel) berkembang hari 3 dari perkembangan embrio manusia,
dan termasuk kelanjutan dari proses aktivasi genom embrio (yang dimulai pada tahap 4-8 sel
embrio manusia) sehingga morula.2

 Enam belas Sel ( 16 Sel )

Set keempat belahan dada juga terjadi di sepanjang dua pesawat yang sejajar dan di kedua
sisi yang kedua dan menghasilkan sel-sel. Untuk pertama kalinya beberapa sel sekarang
menjadi benar-benar dibelah dari yang lain. Ini 'lengkap' sel adalah 4 blastomer sentral besar,
kuartet yang seluruhnya dikelilingi oleh sel-sel lain. Pembelahan lengkap mereka terjadi di
dekat akhir tahap 16-sel karena cara alur-alur pembelahan melemahkan blastodisc dari pusat,
akan keluar menuju margin blastodisc. Memang, alur-alur meremehkan masih tidak mencapai
margin, dan 12 sel di sekitarnya 4 yang tengah ini, yang disebut blastomer marjinal, tetap
terhubung ke sel kuning oleh jembatan sitoplasma. Dari tahap ini dan seterusnya sampai
periode midblastula perpecahan sepenuhnya partisi sebagian besar atau semua blastomer
nonmarginal, tapi masih tidak lengkap partisi yang marjinal.2

 Tiga puluh dua Sel ( 32 Sel )

Perpecahan berakhir siklus 5 sering terjadi di sepanjang empat pesawat paralel, bukan dua,
yang terletak di antara orang-orang dari siklus pertama dan ketiga. Namun, orientasi miring
dari alur-alur yang sekarang umum. Dalam pandangan sisi satu biasanya melihat dua
tingkatan, atau baris horizontal, dari blastomer antara margin dan tiang hewan. Hal ini karena
bidang blastodisc melengkung; Sel-sel marjinal lebih vegetal, dan mereka berbohong
sebagian di depan orang-orang nonmarginal diposisikan dekat dengan tiang hewan.2
Gambarajah 4 : Gambar di atas menunjukkan 2 sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel, 32 sel

3. IMPLANTASI

Jika blastokista sudah sampai pada uterus maka akan mengalami penetrasi pada dinding
endometrium. Pada permukaan endometrium, sel-sel trofoblas dari blastokista akan
mengeluarkan enzim. Enzim ini akan menyebabkan stratum kompaktum mengalami erosi dan
di tempat tersebut akan terjadi invasi, lalu sel-sel trofoblas akan mengadakan proliferasi
membentuk sel-sel superfisial. Sel superfisial ini tidak mempunyai batas yang jelas yang
disebut sel-sel sinsitio trofoblas. Sedangkan sel trofoblas yang mula-mula berbatasan dengan
rongga blastosul disebut denga sitotrofoblas. Sinsitio trofoblas makin lama meluas
membentuk lapisan korion dan juga bersifat sebagai kelenjar endokrin dengan menghasilkan
hormone HCG ( Human Chorionic Gonadotrophin). Tes kehamilan akan positif jika
blastokista sudah membentuk korion biasanya pada kehamilan kurang lebih 3 minggu ( 1
minggu terlambat menstruasi ). Saat sekarang ini tes sudah dapatt dilakukan pada kurang 2
lebih 2 minggu setelah fertilisasi.2
Terdapat dua bagian dalam blastocyst yaitu inner sel mass yang dari embryoblast ke embrio
dan outer sel mass dari trofoblas ke plasenta dan juga terbentuknya blastocele. Sel trofoblas
yang berada di kutub embryoblast melakukan penetrasi ke endometrium. Perlekatan trofblas
pada endometrium disebabkan oleh L-Selectin yang dihasilkan oleh trofoblas dan karbohidrat
yang merupakan reseptor yang bisa terdapat dalam epitel uterus. Pada minggu kedua, bagian
dalam adalah cytorofoblas dan bagian luar adalah sycncytiotrofoblas. Sel cytorofoblas akan
aktif pada pembelahan mitosis akibatnya sel bermigrasi ke sycncytiotrofoblas. Dalam
embryoblast terdapat dua bagian yaitu hypoblast ( berbatasan dengan blastocyst cavity ) dan
epiblast ( berbatasan dengan amniotic cavity ). Pada epiblast terbentuknya runag yang
dinamakan amniotic cavity. Sel epiblast yang berbatasan dengan cytotrofoblas yang
dinamakan amniblast. Endometrium yang berbatsan dengan dearah implantasi menjadi
edematous dan peningkatan vascularisasi kelenjar mensekresikan mucus dan glycogen.3

Pada hari ke delapan, blastocyst tetrtanam lebih dalam, defek dari penetrasi ditutp oleh fibrin
coaglum. Pada daerah sycncytiotrofoblas timbulnya vakuola yang kemudian bersatu menjadi
(lakuna) “lacunar stage”. Hypoblast membentuk membran tipis yang menjadi exocoelomic
membran (Heuser’s membrane ). Exocoelomic membran bersama hypotrofoblas membentuk
primitive yolk sac (exocoelomic cavity ). Setelah selesai, akhirnya plasenta akan dibentuk.
Pada awalnya villi melapisipermukaan chorion. Pada perkembangan lebih lanjut, villi yang
terdapat di embryonic pole, berkembang pesat membentuk chorion frondosum, bagian yang
tidak berkembang dinamakan chorion leave. Endometriumnya kemudian menjadi desidua.
Decidua yang berhubungan dengan chorion decidua basalis. Seterusnya decidua akan
melapisi abembryonic pole. Decidua yang tidak berhubungan dengan embryo adalah decidua
capsularis. Chorion frondosum dengan decidua basalis akan membentuk plasenta. Chorion
leave dengan amniotic membran bersatu membentuk selaput ketuban.1-3
Gambarajah 5 : Gambar di atas menunjukkan implantasi di dalam uterus

Gambarajah 6 : Gambar di atas adalah plasenta di dalam kandungan ibu

4. GASTRULASI

Gastrulasi adalah kejadian di awal perkembangan dari hewan vertebrata sebagai contoh katak
Xenopos. Pada perkembangan katak, zigot mengalami serangkaian pembelahan sel yang
dihasilkan pada pembentukan blastula, suatu bentuk bola sel yang terisi penuh cairan.
Berdasarkan pola clevage, sel-sel dari blastula disebut blastomere, mengandung sitoplasma
dengan isi yang cukup berbeda. Beberapa dari blastomere ini adalah penting untuk memicu
ase perkembangan selanjutnya yang disebut gastrula5. Pada gastrulasi, blastula diatur
kembali, dengan lembaran blastomere dari luar embrio masuk ke interior embrio. Sel
bergerak menjadi berhubungan dengan sel-sel yang baru meyebabkan komunikasi interseluler
yang unik yang menuntun pada penentuan dan diferensiasi sel. Dengan berakhirnya gastrula,
tiga lapisan embrionik akan dibentuk yaitu endoderm, mesoderm dan ectoderm. Ketiga
lapisan ini akhirnya memberikan jaringan dan organ yang khusus untuk membentuk tubuh
dewasa.5

Gambarajah 7 : Gambar di atas menunjukkan gastrulasi yang mengandungi lapisan


ectoderm, mesoderm dan endoderm

5. DERIVAT EKTODERM

Ektoderm adalah salah satu dari tiga lapisan sel germinal primer pada embrio awal. Dua
lapisan lainnya adalah mesoderm (lapisan tengah) dan endoderm (lapisan paling proksimal),
dengan ektoderm sebagai yang paling luar (atau distal) lapisan. Ini muncul dan berasal dari
lapisan luar sel germinal. Penebalan di ectoderm akan membentuk neural plate. Sel neural
plate akan meninduksi neurulasi.5 Neurulasi adalah suatu proses dimana neural plate
membentuk neural tube. Akhir minggu, ketiga neural plate dibagian lateral membentuk
lipatan ( neural fold ) sedangkan dibagian tengahnya mengalami depressi ( neutral groove ).
Neural fold saling mendekat dan bersatu membentuk neural tube yang terdiri dari 5 somit.
Neural tube yang masih belum menutup neuropores anterior ( cranial) dan juga neuropores
posterior ( caudial). Neuropores anterior menutup pada heri ke 25 yaitu pada 18-20 somit dan
neuropores posterior menutup pada hari ke 28 pada 25 somit. Neural tube tertutup sempurna
dan akhirnya neurulasi selesai.5

Pada hari ke 28 neural tube mengandungi 3 gelembung otak yaitu Proencephalon (


forebrain), Mesencephaon ( midbrain) dan Rhombencephalon ( hindbrain). Pada hari ke
32, tiga gelembung otak akan berkembang menjadi 5 gelembung otak yaitu Telencephalon
dan Diencephalon dari Proencephalon, Mesencephalon dari Mesencephalon dan
Metencephalon dan Myelencephalon dari Rhombencephalon. Telencephalon akan
menjadi hemisphere cerebri dan Diencephalon akan menjadi optic vesicle epiphysis dan
hypophysis. Mesencephalon akan menjadi corpora quadrigemina, Metencephalon akan
menjadi pons dan cerebellum dan Myelencephalon menjadi medulla oblongata.5

Pada bagian spinal cord yaitu sum-sum tulang belakang, diding neural tube terdapat sel
neuroephitelial yang akan membentuk neuroepithelial layer. Sel neuroepithelial akan menjadi
neuroblast dan akan membentuk “mantle layer” yang disebut “gray matter” di spinal cord.
lapisan luar dari spinal cord banyak mengandung serabut saraf dari neuroblast dan akibat dari
mielenisasi maka akan memberikan warna putih yaitu “white matter”. Akibat neuroblast
bertambah banyak di mantle layer, maka neural tube mengalami penebalan di bagian ventral
dan dorsal. Penebalan ventral di basal plates akan mengandung sel motoric yang berasal dari
area morik spinal cord dan penebalan di dorsal di alar paltes akan membentuk area sensorik.5

Sel di neuro ectoderm akan membentuk neural crest yaitu saraf-saraf neurone. Setelah neural
tube menutup, sel neural crest bermigrasi melalui dua jalur yaitu dorsal pathway dan ventral
pathway. Dorsal pathway adalah di mana sel neural crest melalui dermis membentuk
melanosit dan folikel rambut. Ventral pathway adalah melalui somit membentuk sensory
ganglia, symphatetic neuron, enteric neuron, sel schwan, sel medulla dan kelenjar adrenal.
Setelah neural tube menutup, terjadi penebalan bilateral di ectoderm yaitu otic placodes dan
lens placodes.5
Gambarajah 8 : Gambar di atas menunjukkan neural tube, neural groove

Gambarajah 9 : Gambar di atas adalah spinal cord ( sum sum tulang belakang)

6. DERIVAT MESODERM

Dalam derivat mesoderm, lapisan mesoderm terletak diantara lapisan ectoderm dan
endoderm. Hari ke 17 akan terjadi proliferasi dan penebalan yang dinamakan paraxial
mesoderm. Di bagian lateral pula, mesoderm masih tipis yang dikenali sebagai lateral plate.
Pada lateral plate, terbentuknya interselular cavity yang dibagi kepada dua lapisan yaitu
lapisan somatic dan splanchnic. Dalam lapisan somatic atau parietal, lapisan mesoderm
yang melapisi amnion dan lapisan splanchnic atau visceral mesoderm merupakan lapisan
yang melapisi yolk sac. Kemudian kedua lapisan akan membentuk intraembryonic cavity
diantara paraxial mesoderm dan lateral plate. Pada minggu ke 3, paraxial mesoderm akan
membentuk segmen somitomeres. Somit yang pertama dibentuk adalah pada hari ke 20.
Somit juga dapat berdeferensiasi menjadi tiga bagian yaitu Scleretome (tendon, kartilago,
komponen tulang), Myotome (komponen otot) dan Dermatome (dermis bagian belakang).
Fibroblast groth factor ( FGF2) akan menginduksisel mesoderm sehingga terbentuk pulau
darah ( blood island) di sekitar dinding yolk sac. Hemangioblast yang diinduksi oleh vascular
endothelial growth factor (VEGF) maka sel darah dan pembuluh darah bersifat sementara
sahaja. Hematopoietic stem cells berasal dari mesoderm sekitar aorta ( aorta – gonad
mesonephros region (AGM). Akhirnya pembentukan pembuluh darah dibentuk melalui dua
cara yaitu vasculogenesis dan angiogenesis.1-5

Gambarajah 10 : Gambar di atas menunjukkan derivate mesoderm


7. DERIVAT ENDODERM

Derivat endoderm merupakan lapisan dialam embryo. Dalam endoderm, trac gastrointestinal
merupakan derivat utama dari lapisan endoderm. Lapisan endoderm melapisi permukaan
ventral dari embryo dan yolk sac. Dengan bertambah panjangnya embryo maka akan terjadi
lipatan daerah cephalic dan caudal embryo ke arah ventral. Seterusnya, lateral fold akan terus
bergerak menuju ke ventral dan menarik amnion ikut serta sehingga dinding badan ventral
menutup sempurna kecuali daerah umblical cord. Dengan terbentuknya lateral dinding badan
lipatan dan bergerak ke arah ventral maka akan terbentuknya gut tube. Gut tube pula akan
dibagi kepada 3 regio yaitu Fore gut, Mid gut dan Hind gut. 7

Di bagian mid gut masih berhubungan dengan yolk sac melalui viteline duct. Di daerah
cephalic, foregut tertutup oleh membran lapisan ectoderm dan endoderm yang dinamakan
membran oropharyngeal. Membran oropharyngeal akan memisahkan stomadeum dengan
pharynx. Pada usia pada minggu ke 4, membran oropharyngeal pecah sehingga oral cavity
terhubungkan dengan primitive gut. Di daerah caudal, hindgut tertutup oleh membran
lapisan ectoderm dan endoderm yang dinamakan cloacal membran. Cloacal membran akan
memisahkan proctodeum dengan upper anal canal. Pada usia pada minggu ke 7, membran
cloacal akan pecah sehingga terbentuk primitive anal. 7
Gambarajah 11 : Gambar di atas menunjukkan derivate endoderm

8. ORGANOGENESIS

Organogensis adalah period waktu selama perkembangan organ ketika organ sedang
terbentuk. Setelah telur telah dibuahi dan ditanamkan dalam rahim, bentuk berkembang
dikenal sebagai embrio. Organogenesis terjadi selama fase embrio ini. Kebanyakan
organogenesis dimulai sedini minggu lima pada manusia. Oleh karena itu, kerusakan salah
satu sistem organ tubuh yang pada akhirnya dapat mengakibatkan beberapa jenis cacat lahir
biasanya menyerang selama waktu tersebut. Pada minggu kelima, tunas jaringan yang akan
menjadi anggota badan berada di tempat. Struktur yang akan menjadi kerangka, sistem saraf,
dan sistem peredaran darah pada wajah, leher, dan rahang berada di tempat. Sebuah embrio
lima minggu-tua memiliki struktur perkembangan awal kerongkongan, lambung, usus, hati,
dan pankreas. Jantung sudah berfungsi, dan terus deveelop. Sistem pernapasan mulai
berkembang, seperti halnya pembuluh darah, sel-sel darah, organ saraf dan endokrin. Organ
yang paling penting dari bentuk manusia berkembang selama organogenesis.8
KESIMPULAN

Proses kehamilan adalah proses dimana saat bertemunya sel telur dengan sel sperma sehingga
terjadi pembuahan. Proses kehamilan berlangsung selama 40 minggu atau bisa dikatakan
sembilan bulan. Usia kehamilan adalah 38 minggu karena mulai dihitung saat spermanya
bersatu dengan telur. Proses kehamilan dibagi menjadi proses sebelum terbentuknya embrio.
Proses dimana embrio membentuk ada pada fase implantasi yang terjadi di uterus. Pada
proses kehamilan akan ada beberapa tahap seperti gastrulasi, implantasi dan juga
pembentukan derivat sehingga menjadi organogenesis. Setelah selesai kesemua tahapan dan
akhirnya akan membentuk fetus dalam kandungan ibu.

DAFTAR PUSAKA

1. Prof. Dr. I.B.G Manuaba, Dr. I.A. Chandranita Manuaba, Dr. I.B.G. Fajar Manuaba.
Pengantar Kuliah Obstetri. First Edition. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran ECG, hal 81-
918, 2004.

2. Dr. Adi Sucahyono. Merencanakan Jenis Kelamin Anak. First Edition, Jakarta. Penerbit PT
Elex Media Komputind, hal 52-157, 2009.

3. Lily Yulaikhah. Kehamilan Seri Asuhan Kebidanan. First Edition, Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran ECG, hal 31-120, 2006.

4. Lewis Wolpert. The Miracle of Cells Rahasia Kehidupan dan Kecerdikan Sel. First
Edition, Bandung, Jakarta. Hal 107-263, 2009.
5. Mahendra S. Rao, Melissa Carpenter, Mohan C. Verman. Neural Development and Stem
Cells. Third Edition. Jakarta. Hal 128-357, 2012.

6. Richard S.Snell. Clinical Anatomy by Systems. First Edition. United Kingdom. Hal 27-
938, 2007.

7. Rani Kumar. Textbook of Human Embryology. First Edition. New Delhi, India. I K
International Publishing House Pvt. Ltd, hal 45-294, 2006.

8. Graham J. Burton, David J.P. Barter, Ashley Moffett, Kent Thornbug. The Placenta and
Human Developmental Programming. First Edition. United States of America, New York.
Hal 52-246, 2011.

9. Gambar diunduh dari : www.britannica.com

10. Gambar diunduh dari : strangesounds.org

11. Gambar diunduh dari : www.wordpress.com

12. Gambar diunduh dari : worms.ecology.wisc.edu

13. Gambar diunduh dari : www.britannica.com

14. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Indonesia. KAMUS BESAR BAHASA


INDONESIA. Jakarta ; Balai Pustaka 2005.

You might also like