Professional Documents
Culture Documents
Keandalan SDTL
Keandalan SDTL
Mutu pelayanan antara lain tergantung lamanya pemadaman dan kerapnya pemadaman
yang terjadi. Untuk dapat memenuhi mutu pelayanan tersebut, maka diperlukan data
atau laporan tentang sebab-sebab pemadaman (trip) pada penyulang.
Maksud dari laporan gangguan ini adalah :
Membantu menyusun laporan gangguan secara sistematis, sehingga bila
ada panggilan pemulihan pemadaman, semua informasi yang diperlukan
sudah tersedia.
Mengumpulkan macam-macam laporan dari gangguan yang sama dalam
suatu urutan untuk mempermudah pekerjaan.
VII - 1
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Adapun tujuan dari laporan gangguan adalah sebagai pegangan dalam menilai
penampilan dari sistem ditribusi sebagai tolak ukur terhadap kemajuan yang telah
dicapai dan untuk menentukan proyeksi yang akan dicapai PLN. Dari pengalaman
menunjukan bahwa kebanyakan pemadaman yang terjadi pada sistem distribusi
sebagai akibat gangguan yang disebabkan oleh alam sendiri, seperti petir, angin,
hujan, dan hewan-hewan. Pemadaman lainnya disebabkan oleh kerusakan
materialnya, kegagalan peralatan, kesalahan manusia sendiri.
Berdasarkan keputusan direksi PT. PLN (Persero), pada tanggal 25 Juni 2002 yang
diterbitkan oleh Dirjen. LPE Direksi PT. PLN (Persero) No. 081. K/010/DIR/2002,
tentang penetapan TMP diunit-unit PT. PLN (Persero) sesuai indikator pelayanan,
terdapat beberapa indikator yang harus diperhatikan dalam menentukan TMP PLN,
yaitu :
Tegangan tinggi di titik pemakaian (kV)
Tegangan menengah dititik pemakaian (kV)
Tegangan rendah dititik pemakaian (Volt)
Frekwensi dititik pemakaian (Hz)
Lama gangguan per pelanggan (Jam/Bulan)
Jumlah gangguan per pelanggan (Kali/Bulan)
Kecepatan pelayanan sambungan baru TM (hari kerja)
Kecepatan pelayanan sambungan baru TR (hari kerja)
Kecepatan pelayanan perubahan daya TM (hari kerja)
Kecepatan pelayanan perubahan daya TR (hari kerja)
VII - 2
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
VII - 3
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
pemadaman adalah pemadaman sebagai akibat kegagalan menetap baik yang darurat
maupun yang terencana.
Keluar (Outtage) : Keadaan dimana suatu komponen tidak dapat berfungsi
sebgaimana mestinya diakibatkan karena beberapa peristiwa yang berhubungan
dengan komponen tersbut. Adapun suatu komponen tidak berfungsi dapat atau
tidak dapat menyebabkan pemadaman, hal ini masih tergantung pada konfigurasi
dari sistem.
Kegagalan Parsial (Partial Failure) : Kegagalan parsial menggambarkan kondisi
sebuah komponen yang berkerjanya tidak bisa sama dengan kemampuan yang
semestinya tetapi tidak berarti tidak bisa bekerja sama sekali.
Kegagalan Total (Complete Failure) : Kegagalan total, menggambarkan kondisi
sebuah komponen yang sama sekali tidak bekerja.
Keluar Paksa Transien (Transient Forced Outage) : Keluar yang penyebabnya
bisa hilang dengan sedirinya, sehingga alat atau komponen yang gagal tersebut bisa
berfungsi normal kembali, bisa secara otomatik atau setelah pemutus ditutup lagi,
atau pelebur diganti. Contoh keluar darurat transien ialah sambaran petir yang tidak
menyebabkan alat atau komponen mengalami kerusakan.
Lama Keluar Paksa Transien (transient Forced Outage Duration) : Waktu
yang diperlukan saat permulaan komponen mengalami keluar sampai komponen
mendapat perbaikan.
Pemadaman Paksa (Forced Interuption) : Pemadaman yang disebabkan oleh
keluar darurat
Pemadaman Terencana (Schedule Interuptoin) : Pemadaman yang disebabkan
oleh keluar terencana.
Lama Keluar Terencana (Schedule Outage Duration) : Waktu yang diperlukan
untuk perawatan dan pemeliharaan yang telah direncanakan.
Pemadaman Sejenak (Momentary Interuption) : Pemadaman yang waktunya
terbatas, diperlukan hanya untuk mengembalikan suplai dengan cara otomatis,
dengan cara pengaturan jarak jauh atau dengan cara manual yang langsung
VII - 4
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
dikerjakan oleh operator yang sudah siap ditempat. Pemadaman ini biasanya
memerlukan waktu tidak lebih dari 5 menit.
Pemadaman Temporer (Temporary Interuption) : pemadaman yang waktunya
terbatas, diperlukan untuk mengembalikan suplai dengan cara manual yang
dikerjakan oleh oprator yang tidak siap ditempat. Pemadaman ini biasanya
memelukan waktu 1 – 2 jan.
Pemadaman Bertahan (sustained Interuption) : pemadaman yang bukan
pemadaman sejenak dan juga bukan pemadaman temporer Sampai saat ini, belum
ada suatu cara dalam membuat laporan standar yang luas dipakai untuk membuat
laporan keluar (outage). Setiap perusahaan (yang megelola listrik) mempunyai
standar sendiri-sebdiri untuk setiap jenis/macam pelanggan (Rumah tangga,
komersil dan sebagainya) dan mempunyai metoda sendiri-sendiri dalam membuat
laporan keluar (otage) dan juga dalam mengumpulkan data statistiknya.
Keseragaman model laporan amat berguna, akan tetapi hal ini umumnya tidak
praktik, ini disebabkan karena areal pelayanan yang diterima.
Indek Frekwensi Pemadaman Sistem (system Interuption Index) : jumlah rata-
rata pemadaman per pelanggan per satuan waktu. Ini dapat dihitung dari jumlah
pelanggan yang mengalami pemadaman dalam satu tahun dibagi dengan jumlah
pelanggan yang dilayani.
Index Frekwensi Pemdaman Pelanggan (Customer Interuption Index) : Jumlah
pemadaman rata-rata yang didasarkan pada pengalaman per-pelanggan per satuan
waktu. Ini dapat dihitung denga membagi jumlah yang mengalami pemadaman,
yang diamati dalam satuan dengan jumlah pelanggan yang dilayani.
Index Pemadaman Beban (load Interuption Index) : Pemadaman beban
tersambung (kva) rata-rata per satuan beban tersambung yang dilanyani.
Index Lama Pemadaman Rata-rata Pelanggan (customer Interuption Duration
: Jumlah lamanya pemadaman yang dialami oleh pelanggan dalam satu tahun dibagi
dengan jumlah pelangan yang dilanyani.
VII - 5
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Berdasarkan laporan komite IEEE, hal-hal berikut dibawah ini harus tercakup dalam
laporan tidak berfungsinya suatu peralatan (equipment outage)
Type, disain, pabrik dan hal-hal lain yang diperlukan
Tangal pemasangan, lokasi pada sistem, panjang, bila ini menyangkut saluran.
Metode kegagalan (hubung singkat, kesalahan operasi dan sebagainya).
Penyebab kegagalan (petir, pohon dan sebagainya).
VII - 6
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Waktu (saat awal komponen mengalami keluar sampai saat komponen dapat
dioperasikan kembali sesuai dengan fungsinya), tanggal, kondisi cuaca pada
waktu terjadinya kegagalan.
Macamnya keluar (outage), terpaksa terencana, transien atau permanen.
Disamping pernyataan seperti tersebut diatas komite IEE juga menyarankan hal-hal
yang berhubungan dengan laporan pemeliharaan diantaranya ialah :
jumlah komponen yang sama beroperasi, agar dapat ditentukan angka keluar
rata-rata per komponen per tahun pelayanan.
setiap kegagalan komponen, dilaporkan supaya dapat ditentukan angka
kegagalan komponennya. Laporan kegagalan ini diperlukan dalam rangka
program pemeliharaan preventif dan program penggantian peralatan.
Jadi langkah pertama untuk memprakirakan keandalan ialah menentukan karakteristik
operasi dari perlatan listrik/komponen listrik. Perlatan listrik/komponen listrik dari
sistem dapat digolongkan ke dalam dua kelompok yaitu :
Kelompok pertama disebut “komponen yang tidak dapat diperbaiki
(unrepairable components); yaitu komponen begitu gagal langsung diganti
meskipun dapat diperbaiki tetapi tidak ekonomis lagi dan ini merupakan batas
umur penggunaan komponen tersebut.
Kelompok kedua, yaitu “komponen yang dapat diperbaiki “(repairable
components) pada waktu terjadinya kegagalan, jadi masa kerjanya terdiri dari
pengoperasian yang berulang-ulang dan perioda masa perbaikan.
Level kontinuitas pelayanan dari sarana penyaluran disusun berdasarkan upaya
memulihkan kembali pensuplai setelah mengalami pemadaman karena gangguan.
Level-level tersebut adalah:
Level 1 : dimungkinkan padam berjam-jam; yaitu waktu yang diperlukan untuk
mencari dan memperbaiki bagian yang rusak karena ganguan.
Level 2 : padam beberapa jam, yaitu waktu yang diperlukan untuk mengirim petugas
kelapangan untuk melokalisasi gangguan dan melakukan manipulasi
pencatuan jaringan guna dapat dihidupkan sementara.
VII - 7
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Level 3 : padam beberapa menit manipulasi oleh petugas yang siap siaga di gardu
atau melakukan deteksi/pengukuran dan pelaksanaan manipulasi jarak jauh
(dengan bantuan)
Level 4 : padam beberapa detik; pengamanan dan manipulasi secara otomatis
Level 5 : tanpa padam; dilengkapi instalsi cadangan terpisah dan dengan otomatis
punuh.
Jumlah peralatan yang gagal dalam menjalankan fungsinya ialah berubah terhadap
waktu
( lihat gambar 2.1)
Pada gambar 2.1 menggambarkan angka kegagalan sebagai fungsi dari waktu, dimana:
Pada periode pertama (waktu:to-t1): mula-mula banyak kegagalan awal yang
makin lama makin berkurang, bila alat tersebut telah berjalan lancar. Secara
umum, selama periode ini, kegagalan yang terjadi disebabkan oleh kesalahan
disain atau kesalahan pabriknya.
VII - 8
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Pada periode kedua (waktu:t1-t2): dikenal sebagai masa pakai atau perioda
operasi normal.Angka kegagalan pada masa perioda ini mempunyai sifat acak
(random) dengan jumlah kegagalan yang konstan pada periode tertentu.
Pada periode ketiga (waktu:t2-t3): dikenal dengan perioda fase usang atau
menua. Banyak kegagalan pada suatu perioda tertentu bertambah menjadi tidak
ekonomis untuk mengoperasikannya pada perioda tersebut. Bila waktu t2 dapat
diprakirkan, maka penggantian peralatan tersebut dapat dilakukan menjelang masa
menuanya.
VII - 9
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
terjadinya suatu kegagalan dan waktu rata-rata kegagalannya adalah kebalikan dari
angka kegagalan konstannya.
Perhitungan MTTF dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan statistik
kuadrat terkecil (least-square fit) data awal kejadian untuk distribusi eksponensial.
Distribusi kegagalan eksponensial mempunyai fungsi distribusi kumulatif
F(t) = 1 – e-t. Dengan menggunakan logaritma natural pada fungsi distribusi
kumulatif tersebut di dapat hubungan :
1
ln t ............(7.2)
1 F (t )
x y i i
b i 1
n
..........(7.3)
x
2
i
i 1
VII - 10
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
1
……(7.5)
MTTR
Waktu rata-rata menuju perbaikan (mean time to repair / MTTR) : waktu rata-
rata dimulai dari awal terjadinya downtime, kegiatan perbaikan hingga komponen
tersebut dapat beroperasi seperti semula dan waktu rata-rata perbaikan tergantung
dari seberapa cepat suatu tindakan penanganan gangguan off-line dilakukan, maka
besarnya ialah (MTTR) = 1/u
1
MTTR …….(7.6)
Waktu rata-rata antara gangguan (mean time between failure / MTBF) :
1
MTBF …….(7.7)
b
Fungsi Keandalan
Fungsi Keandalan ialah hubungan antara umur suatu peralatan distribusi dan
probabilitas peralatan distribusi bertahan sampai umur alat tersebut.
Dengan mengetahui nilai laju kegagalan , dan laju kegagalan ini adalah diasumsikan
konstan sepanjang waktu, maka dapat dihitung fungsi keandalan R komponen, dengan
persamaan berikut :
Ketersediaan (Availability)
Ketersediaan (Availability) peluang suatu komponen atau sistem yang
berfungsi menurut kebutuhan pada waktu tertentu saat digunakan dalam kondisi
beroperasi. Jadi ketersediaan sebagai peluang beroperasinya komponen atau sistem
dalam waktu yang ditentukan.
VII - 11
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
VII - 12
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Cabang n
Cabang n1 Cabang n2
Gardu Induk
PMT
Cabang n4 Cabang n3
Cabang n5
Bagian n Bagian n1
VII - 13
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Oleh sebab itu, waktu rataan perbaikan untuk sistem seri dengan n komponen adalah:
1 r 1 2 r 2 3 r 3 ....... n r n
r sis ........................................................
sis
(7.14)
VII - 14
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
c t
i 1
i i
SAIDI = Jam/tahun…………………………………………..(1)
N
Dimana m = Jumlah pemadaman dalam satu tahun.
ti = Lamanya tiap-tiap pemadaman.
ci = Jumlah konsumen yang mengalami pemadaman.
N = Jumlah konsumen yang dilayani.
c
i 1
i
SAIFI = Pemadaman/tahun.......................................................(2)
N
Dimana m = Jumlah pemadaman dalam satu tahun.
ci = Jumlah konsumen yang mengalami pemadaman.
N = Jumlah konsumen yang dilayani.
VII - 15
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Cabang n
Cabang n1 Cabang n2
Gardu Induk
PMT
Cabang n4 Cabang n3
Cabang n5
Bagian n Bagian n1
Gambar di atas merupakan diagram satu garis jaringan distribusi radial. Cara
perhitungan laju perbaikan (r) sistem, laju kegagalan (λ) sistem, laju perbaikan per
tahun (U) pada penyulang sistem radial ialah sebagai berikut :
Laju kegagalan (λ) penyulang percabangan
λn = λBagian n + λBagian n1 + λCabang n ……………………………..………(3)
Laju kegagalan (λ) penyulang total
n n1 n 2 n3 n 4 n5
λn total = ....................................…....(4)
Cabang n
VII - 16
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
U n U n1 U n 2 U n3 U n 4 U n5
Un total = .............................……..(8)
cabang n
2.5.3.1 Laju kegagalan (λ)
Laju kegagalan ialah banyaknya kegagalan operasi yang terjadi pada suatu
alat dalam suatu perioda tertentu. Bila dimisalkan f adalah jumlah kegagalan selama
selang waktu percobaan dan total waktu percobaannya adalah T, maka laju
kegagalannya ialah [6] :
f
λ= ……………………………………………………………....... (9)
T
Dimana λ = angka kegagalan.
f = Jumlah kegagalan selama selang waktu percobaan.
T = Jumlah lamanya selang waktu.
Dalam perhitungannya, dapat dengan cara per tahun, per bulan, dll. Pada
sistem distribusi biasanya dipakai perhitungan per tahun. Dengan perhitungan angka
kegagalan rata-rata :
λ= i
i …………………….....……………………………….......(10)
SAIFI =
JumlahTotalPelanggan Padam
=
N i i
……..(11)
JumlahTotalPelanggan YangDilaya ni N i
VII - 17
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
r=
U
=
r i i i
..............…………………….....……………………...(12)
i i
SAIDI =
JumlahTotalDurasiPel angganPadam
=
U Ni i
………. (14)
JumlahTotalPelanggan YangDilaya ni N i
VII - 18
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Gardu Induk
Bag. I Rec. L. TJG
2 1.905 Km
Dalam SPLN : 59 terdapat standar waktu pemulihan pelayanan, waktu operasi kerja dan
perakiraan komponen keluar.
VII - 19
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Tabel-tabel dibawah ini merupakan data dari penyulang Tanjung, dilihat dari
titik percabangan dan titik beban. Dimana terhitung laju kegagalan, laju perbaikan, dan
laju perbaikan per tahun per tahun per titik beban.
VII - 20
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
VII - 21
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
λ2 = λBAG 1 + λCAB 2
= 1.2635 + 0.405
= 1.6685 gangguan/tahun.
1 2
λpenyulang =
Jumlahcabang
1.5547 1.6685
=
2
= 1.6116 gangguan/tahun.
Jadi nilai laju kegagalan per tahun ialah 1.6116 gangguan/tahun. nilai ini bisa dijadikan
salah satu cara untuk perhitungan nilai SAIFI, yaitu :
1.6116 x19,710
SAIFI = = 1.6116 pemadaman/tahun.
19,710
VII - 22
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
3.3661 3.6396
=
2
= 3.5029 Jam
Perhitungan Laju perbaikan per tahun (U) pada penyulang Tanjung
Berdasarkan tabel 32 dan tabel 30, maka dapat dihitung U1 (laju perbaikan per tahun
percabangan 1) yaitu :
U1 = 1 .r1
= 1.5547 x 3.3661
= 5.2333 Jam/tahun
Berdasarkan tabel 32 dan tabel 31, maka dapat dihitung U2 (laju perbaikan per tahun
percabangan 2) yaitu :
U2 = 2 .r2
= 1.6685 x 3.6396
= 6.0726 Jam/tahun
U1 U 2
Upenyulang =
Jumlahcabang
5.2333 6.0726
=
2
= 5.653 Jam/tahun
Jadi nilai laju perbaikan per tahun ialah 5.653 jam/tahun nilai ini bisa dijadikan salah
satu cara untuk perhitungan nilai SAIDI, yaitu :
5.653x19,710
SAIDI = = 5.653 Jam/tahun.
19,710
VII - 23