You are on page 1of 23

BAB VII

KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

A. Tujuan Pembelajaran Umum:


Memahami tentang keandalan sistem distribusi tenaga lsitrik

B Tujuan Pemebelajaran Khusus:


 Menjelaskan tentang tingkat mutu pelayanan dengan benar
 Menjelaskan tentang definisi lingkup keandalan dengan benar
 Menjelaskan tentang kegagalan perlatan listrik dengan benar
 Menjelaskan tentang parameter keandalan dengan benar

1.1. Tingkat Mutu Pelayanan (TMP)


Sesuai dengan pertumbuhan kelistrikan di Indonesia, maka PLN tidak saja berusaha
memenuhi permintaan daya yang meningkat, akan tetapi PLN memperbaiki TMP.
Sejalan dengan itu, perlu dikembangkan suatu cara penilaian terhadap TMP atau
diperlukan penentuan TMP.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, mutu adalah sekumpulan atribut yang
memberikan kepuasan pada pelanggan. Apabila ditinjau secara etimologi, maka
penentuan TMP penyulang ini harus dilihat dari sisi pelanggan sebagai pengguna tenaga
listrik.

Mutu pelayanan antara lain tergantung lamanya pemadaman dan kerapnya pemadaman
yang terjadi. Untuk dapat memenuhi mutu pelayanan tersebut, maka diperlukan data
atau laporan tentang sebab-sebab pemadaman (trip) pada penyulang.
Maksud dari laporan gangguan ini adalah :
 Membantu menyusun laporan gangguan secara sistematis, sehingga bila
ada panggilan pemulihan pemadaman, semua informasi yang diperlukan
sudah tersedia.
 Mengumpulkan macam-macam laporan dari gangguan yang sama dalam
suatu urutan untuk mempermudah pekerjaan.

VII - 1
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

 Menyusun data penyebab gangguan dan pemadaman yang terjadi sebagai


bahan perencanaan sistem dengan keandalan yang lebih baik pada waktu
yang akan datang.
 Memberi informasi yang dibutuhkan bagian pelayanan.
 Menanggapi pengaduan dari konsumen.

Adapun tujuan dari laporan gangguan adalah sebagai pegangan dalam menilai
penampilan dari sistem ditribusi sebagai tolak ukur terhadap kemajuan yang telah
dicapai dan untuk menentukan proyeksi yang akan dicapai PLN. Dari pengalaman
menunjukan bahwa kebanyakan pemadaman yang terjadi pada sistem distribusi
sebagai akibat gangguan yang disebabkan oleh alam sendiri, seperti petir, angin,
hujan, dan hewan-hewan. Pemadaman lainnya disebabkan oleh kerusakan
materialnya, kegagalan peralatan, kesalahan manusia sendiri.

Berdasarkan keputusan direksi PT. PLN (Persero), pada tanggal 25 Juni 2002 yang
diterbitkan oleh Dirjen. LPE Direksi PT. PLN (Persero) No. 081. K/010/DIR/2002,
tentang penetapan TMP diunit-unit PT. PLN (Persero) sesuai indikator pelayanan,
terdapat beberapa indikator yang harus diperhatikan dalam menentukan TMP PLN,
yaitu :
 Tegangan tinggi di titik pemakaian (kV)
 Tegangan menengah dititik pemakaian (kV)
 Tegangan rendah dititik pemakaian (Volt)
 Frekwensi dititik pemakaian (Hz)
 Lama gangguan per pelanggan (Jam/Bulan)
 Jumlah gangguan per pelanggan (Kali/Bulan)
 Kecepatan pelayanan sambungan baru TM (hari kerja)
 Kecepatan pelayanan sambungan baru TR (hari kerja)
 Kecepatan pelayanan perubahan daya TM (hari kerja)
 Kecepatan pelayanan perubahan daya TR (hari kerja)

VII - 2
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

 Kecepatan menanggapi pengaduan gangguan (Jam)


 Masalah pembacaan kWH meter (Kali/Plggn/Trwlan)
 Waktu koreksi kesalahan rekening (hari kerja)
Secara umum, penetapan indikator mutu pelayanan penyulang dimaksudkan agar unit
pelayanan PLN dapat menyampaikan kepada pelanggan (masyarakat) mengenai Tingkat
Mutu Pelayanan (TMP) yang dapat diberikan.

1.2 Definisi Lingkup Keandalan


Dalam membuat laporan maupun dalam menganalisa pemadaman dari sistem Distribusi
Tenaga Listrik berikut dengan segala fasilitasnya, maka perlu mengerti peristilahan /
definisi. Berikut ini ada beberapa definisi dasar yang sering digunakan dalam Sistim
distribusi ialah sbb:
 Keandalan (Reliability) : peluang suatu komponen atau sistem untuk memenuhi
fungsi yang dibutuhkan dalam periode waktu yang diberikan selama digunakan
dalam kondisi beroperasi. Dengan kata lain keandalan berarti peluang tidak terjadi
kegagalan selama masa beroperasi.
 Ketersediaan (Availability) : peluang suatu komponen atau sistem yang berfungsi
menurut kebutuhan pada waktu tertentu saat digunakan dalam kondisi beroperasi.
Ketersediaan dapat diartikan juga sebagai peluang beroperasinya komponen atau
sistem dalam waktu yang ditentukan.
 Kemampurawatan (Mainteinability) : peluang suatu komponen atau sistem dapat
pulih atau diperbaiki menuju kondisi tertentu dalam suatu periode waktu bila
perbaikan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Dengan kata lain
kemampurawatan dapat diartikan sebagai peluang dapat bekerja kembalinya suatu
masalah selama masa perbaikan.
 Pemadaman (Interruptions of supply) : Terhentinya pelayanan pada satu atau
lebih pelanggan akibat dari satu lebih komponen mendapat gangguan.
 Lama pemadaman (Interuption Duration) : Waktu dari saat permulaan
terjadingya pemadaman sampai saat menyala kembali. Adapun yang dianggap

VII - 3
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

pemadaman adalah pemadaman sebagai akibat kegagalan menetap baik yang darurat
maupun yang terencana.
 Keluar (Outtage) : Keadaan dimana suatu komponen tidak dapat berfungsi
sebgaimana mestinya diakibatkan karena beberapa peristiwa yang berhubungan
dengan komponen tersbut. Adapun suatu komponen tidak berfungsi dapat atau
tidak dapat menyebabkan pemadaman, hal ini masih tergantung pada konfigurasi
dari sistem.
 Kegagalan Parsial (Partial Failure) : Kegagalan parsial menggambarkan kondisi
sebuah komponen yang berkerjanya tidak bisa sama dengan kemampuan yang
semestinya tetapi tidak berarti tidak bisa bekerja sama sekali.
 Kegagalan Total (Complete Failure) : Kegagalan total, menggambarkan kondisi
sebuah komponen yang sama sekali tidak bekerja.
 Keluar Paksa Transien (Transient Forced Outage) : Keluar yang penyebabnya
bisa hilang dengan sedirinya, sehingga alat atau komponen yang gagal tersebut bisa
berfungsi normal kembali, bisa secara otomatik atau setelah pemutus ditutup lagi,
atau pelebur diganti. Contoh keluar darurat transien ialah sambaran petir yang tidak
menyebabkan alat atau komponen mengalami kerusakan.
 Lama Keluar Paksa Transien (transient Forced Outage Duration) : Waktu
yang diperlukan saat permulaan komponen mengalami keluar sampai komponen
mendapat perbaikan.
 Pemadaman Paksa (Forced Interuption) : Pemadaman yang disebabkan oleh
keluar darurat
 Pemadaman Terencana (Schedule Interuptoin) : Pemadaman yang disebabkan
oleh keluar terencana.
 Lama Keluar Terencana (Schedule Outage Duration) : Waktu yang diperlukan
untuk perawatan dan pemeliharaan yang telah direncanakan.
 Pemadaman Sejenak (Momentary Interuption) : Pemadaman yang waktunya
terbatas, diperlukan hanya untuk mengembalikan suplai dengan cara otomatis,
dengan cara pengaturan jarak jauh atau dengan cara manual yang langsung

VII - 4
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

dikerjakan oleh operator yang sudah siap ditempat. Pemadaman ini biasanya
memerlukan waktu tidak lebih dari 5 menit.
 Pemadaman Temporer (Temporary Interuption) : pemadaman yang waktunya
terbatas, diperlukan untuk mengembalikan suplai dengan cara manual yang
dikerjakan oleh oprator yang tidak siap ditempat. Pemadaman ini biasanya
memelukan waktu 1 – 2 jan.
 Pemadaman Bertahan (sustained Interuption) : pemadaman yang bukan
pemadaman sejenak dan juga bukan pemadaman temporer Sampai saat ini, belum
ada suatu cara dalam membuat laporan standar yang luas dipakai untuk membuat
laporan keluar (outage). Setiap perusahaan (yang megelola listrik) mempunyai
standar sendiri-sebdiri untuk setiap jenis/macam pelanggan (Rumah tangga,
komersil dan sebagainya) dan mempunyai metoda sendiri-sendiri dalam membuat
laporan keluar (otage) dan juga dalam mengumpulkan data statistiknya.
Keseragaman model laporan amat berguna, akan tetapi hal ini umumnya tidak
praktik, ini disebabkan karena areal pelayanan yang diterima.
 Indek Frekwensi Pemadaman Sistem (system Interuption Index) : jumlah rata-
rata pemadaman per pelanggan per satuan waktu. Ini dapat dihitung dari jumlah
pelanggan yang mengalami pemadaman dalam satu tahun dibagi dengan jumlah
pelanggan yang dilayani.
 Index Frekwensi Pemdaman Pelanggan (Customer Interuption Index) : Jumlah
pemadaman rata-rata yang didasarkan pada pengalaman per-pelanggan per satuan
waktu. Ini dapat dihitung denga membagi jumlah yang mengalami pemadaman,
yang diamati dalam satuan dengan jumlah pelanggan yang dilayani.
 Index Pemadaman Beban (load Interuption Index) : Pemadaman beban
tersambung (kva) rata-rata per satuan beban tersambung yang dilanyani.
 Index Lama Pemadaman Rata-rata Pelanggan (customer Interuption Duration
: Jumlah lamanya pemadaman yang dialami oleh pelanggan dalam satu tahun dibagi
dengan jumlah pelangan yang dilanyani.

VII - 5
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

1.3 Kegagalan Peralatan Listrik


Sistem Tenaga Listrik adalah merupakan kumpulan peralatan yang terdiri dari beberapa
unit peralatan pembangkit, unit peralatan Transmisi, dan unit peralatan Distribusi dan
pelanggan / beban yang secara keseluruhan terintegrasi sehingga menghasilkan energi.
Jika peralatan distribusi tenaga listrik dioperasikan sesuai dengan yang telah disyaratkan
maka peralatan tersebut dapat berfungsi dengan baik dan suatu saat peralatan distribusi
tenaga listrik dapat mengalami penurunan kemampuan fungsinya serta pada suatu saat
mencapai titik kinerja pada waktu tertentu dapat menjadi tidak layak sama sekali untuk
digunakan akibat rusaknya bagian atau seluruh sistem yang terlibat dalam hal ini biasa
disebut dengan kegagalan.. Penyebab kegagalan dipengaruhi oleh faktor internal yaitu :
 penurunan kemampuan atau kekuatan elektrik,
 mekanik dan
 kimiawi material penyusunnya
sedangkan faktor eksternal yaitu
 akibat kerusakan peralatan lain dalam sistem yang sama,
 lingkungannya yang tidak sesuai,
 pengoperasian yang tidak memenuhi aturan penggunaannya,
 faktor manusia atau operator,
 pengaruh alam, dan sebagainya.
Adapun usaha untuk menjaga supaya penurunan kemampuan material peralatan tidak
terjadi secara drastis maka perlu dilakukan tindakan pemelihaharaan sehingga dapat
memperpanjang usia peralatan dalam pengoperasiannya.

Berdasarkan laporan komite IEEE, hal-hal berikut dibawah ini harus tercakup dalam
laporan tidak berfungsinya suatu peralatan (equipment outage)
 Type, disain, pabrik dan hal-hal lain yang diperlukan
 Tangal pemasangan, lokasi pada sistem, panjang, bila ini menyangkut saluran.
 Metode kegagalan (hubung singkat, kesalahan operasi dan sebagainya).
 Penyebab kegagalan (petir, pohon dan sebagainya).

VII - 6
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

 Waktu (saat awal komponen mengalami keluar sampai saat komponen dapat
dioperasikan kembali sesuai dengan fungsinya), tanggal, kondisi cuaca pada
waktu terjadinya kegagalan.
 Macamnya keluar (outage), terpaksa terencana, transien atau permanen.
Disamping pernyataan seperti tersebut diatas komite IEE juga menyarankan hal-hal
yang berhubungan dengan laporan pemeliharaan diantaranya ialah :
 jumlah komponen yang sama beroperasi, agar dapat ditentukan angka keluar
rata-rata per komponen per tahun pelayanan.
 setiap kegagalan komponen, dilaporkan supaya dapat ditentukan angka
kegagalan komponennya. Laporan kegagalan ini diperlukan dalam rangka
program pemeliharaan preventif dan program penggantian peralatan.
Jadi langkah pertama untuk memprakirakan keandalan ialah menentukan karakteristik
operasi dari perlatan listrik/komponen listrik. Perlatan listrik/komponen listrik dari
sistem dapat digolongkan ke dalam dua kelompok yaitu :
 Kelompok pertama disebut “komponen yang tidak dapat diperbaiki
(unrepairable components); yaitu komponen begitu gagal langsung diganti
meskipun dapat diperbaiki tetapi tidak ekonomis lagi dan ini merupakan batas
umur penggunaan komponen tersebut.
 Kelompok kedua, yaitu “komponen yang dapat diperbaiki “(repairable
components) pada waktu terjadinya kegagalan, jadi masa kerjanya terdiri dari
pengoperasian yang berulang-ulang dan perioda masa perbaikan.
Level kontinuitas pelayanan dari sarana penyaluran disusun berdasarkan upaya
memulihkan kembali pensuplai setelah mengalami pemadaman karena gangguan.
Level-level tersebut adalah:
Level 1 : dimungkinkan padam berjam-jam; yaitu waktu yang diperlukan untuk
mencari dan memperbaiki bagian yang rusak karena ganguan.
Level 2 : padam beberapa jam, yaitu waktu yang diperlukan untuk mengirim petugas
kelapangan untuk melokalisasi gangguan dan melakukan manipulasi
pencatuan jaringan guna dapat dihidupkan sementara.

VII - 7
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Level 3 : padam beberapa menit manipulasi oleh petugas yang siap siaga di gardu
atau melakukan deteksi/pengukuran dan pelaksanaan manipulasi jarak jauh
(dengan bantuan)
Level 4 : padam beberapa detik; pengamanan dan manipulasi secara otomatis
Level 5 : tanpa padam; dilengkapi instalsi cadangan terpisah dan dengan otomatis
punuh.
Jumlah peralatan yang gagal dalam menjalankan fungsinya ialah berubah terhadap
waktu
( lihat gambar 2.1)

Gambar 2.1. Kurva Laju kegagalan terhadap umur

Pada gambar 2.1 menggambarkan angka kegagalan sebagai fungsi dari waktu, dimana:
 Pada periode pertama (waktu:to-t1): mula-mula banyak kegagalan awal yang
makin lama makin berkurang, bila alat tersebut telah berjalan lancar. Secara
umum, selama periode ini, kegagalan yang terjadi disebabkan oleh kesalahan
disain atau kesalahan pabriknya.

VII - 8
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

 Pada periode kedua (waktu:t1-t2): dikenal sebagai masa pakai atau perioda
operasi normal.Angka kegagalan pada masa perioda ini mempunyai sifat acak
(random) dengan jumlah kegagalan yang konstan pada periode tertentu.
 Pada periode ketiga (waktu:t2-t3): dikenal dengan perioda fase usang atau
menua. Banyak kegagalan pada suatu perioda tertentu bertambah menjadi tidak
ekonomis untuk mengoperasikannya pada perioda tersebut. Bila waktu t2 dapat
diprakirkan, maka penggantian peralatan tersebut dapat dilakukan menjelang masa
menuanya.

1.4 Parameter keandalan


Parameter keandalan digunakan sebagai penentu keandalan peralatan listrik ialah :
 Laju kegagalan (failure rate, (t) )  Banyaknya kegagalan yang terjadi selama
selang waktu tertentu. Ini dapat dinyatakan sebagai peluang bersyarat yaitu
kegagalan-kegagalan terjadi selama dalam selang t1 dan t2 dimana sebelum
perioda t1 tidak terjadi kegagalan dan ini merupakan awal dari selang waktu. Jadi
angka kegagalan (), menyatakan berapa banyak kegagalan per satuan waktu
seperti kegagalan per jam atau kegagalan per 100 jam atau 1000 jam. Bila
dimisalkan f adalah jumlah kegagalan selama selang waktu percobaan dan total
waktu percobaannya adalah T, maka angka kegagalannya () adalah :
f
 ............................................................................................. (7.1)
T
dimana :  = angka/laju kegagalan konstan
f = jumlah kegagalan selama selang waktu percobaan,
T = jumlah lamanya selang waktu percobaan

 Waktu rata-rata menuju kegagalan (mean time to failure / MTTF) : Selama


periode operasi, bila angka kegagalan konstan, dan bila komponennya tidak dapat
diperbaiki, Waktu menuju kegagalan rata-rata (mean time to failure / MTTF) di
hitung dari nilai rata-rata waktu saat awal tiap komponen dioperasikan hingga

VII - 9
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

terjadinya suatu kegagalan dan waktu rata-rata kegagalannya adalah kebalikan dari
angka kegagalan konstannya.
Perhitungan MTTF dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan statistik
kuadrat terkecil (least-square fit) data awal kejadian untuk distribusi eksponensial.
Distribusi kegagalan eksponensial mempunyai fungsi distribusi kumulatif
F(t) = 1 – e-t. Dengan menggunakan logaritma natural pada fungsi distribusi
kumulatif tersebut di dapat hubungan :
 1 
ln    t ............(7.2)
1  F (t ) 

MTTF diestimasi di saat t = 1, sehingga F(MTTF) = 1 - e-1 = 0,632. Untuk data


waktu kegagalan yang ada dilakukan metoda least-square fit dengan persamaan :
n

 x y i i
 b i 1
n
..........(7.3)
x
2
i
i 1

di mana yI = ln {1/[1-F(tI)]} dan xI = ti. Sedangkan fungsi distribusi kumulatif


didekati dengan pendekatan numeris:
 i  0,3
F (t i )  ............(7.4)
n  0,4
dengan n = jumlah sample
Dari estimasi di atas (persamaan 7.3), nilai b merupakan kemiringan (slope) dari
kurva least square fit yang bersesuaian dengan nilai xI dan yi. maka besarnya
estimasi MTTF adalah 1/b. atau MTTF = 1/, dimana MTTF adalah waktu rata-rata
kegagalannya, dalam hal ini konstan.
 Laju perbaikan (repair rate, u(t) ): menyatakan berapa jumlah waktu yang
digunakan untuk memperbaiki komponen/perlatan listrik, maka besarnya Laju
perbaikan ialah

VII - 10
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

1
 ……(7.5)
MTTR

 Waktu rata-rata menuju perbaikan (mean time to repair / MTTR) : waktu rata-
rata dimulai dari awal terjadinya downtime, kegiatan perbaikan hingga komponen
tersebut dapat beroperasi seperti semula dan waktu rata-rata perbaikan tergantung
dari seberapa cepat suatu tindakan penanganan gangguan off-line dilakukan, maka
besarnya ialah (MTTR) = 1/u
1
MTTR  …….(7.6)

 Waktu rata-rata antara gangguan (mean time between failure / MTBF) :
1
MTBF  …….(7.7)
b

Fungsi Keandalan
Fungsi Keandalan ialah hubungan antara umur suatu peralatan distribusi dan
probabilitas peralatan distribusi bertahan sampai umur alat tersebut.
Dengan mengetahui nilai laju kegagalan , dan laju kegagalan ini adalah diasumsikan
konstan sepanjang waktu, maka dapat dihitung fungsi keandalan R komponen, dengan
persamaan berikut :

R(t )  e t …….(7.8)

Ketersediaan (Availability)
Ketersediaan (Availability)  peluang suatu komponen atau sistem yang
berfungsi menurut kebutuhan pada waktu tertentu saat digunakan dalam kondisi
beroperasi. Jadi ketersediaan sebagai peluang beroperasinya komponen atau sistem
dalam waktu yang ditentukan.

VII - 11
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Perhitungan ketersediaan untuk n komponen yaitu berapa waktu komponen yang


bekerja selama waktu yang telah digunakan sepanjang x tahun, maka besarnya
ketersediaan untuk n komponen ialah
MTBF 
A  ......(7.9)
MTBF  MTTR   

1.5 Perhitungan Keandalan


Keandalan sistem tergantung pada keandalan dari komponen-komponen tersebut dan
konfigurasi dari jaringan sistem. Dalam studi keandalan sistem, tujuannya adalah
memperkirakan indek keandalan yang baik untuk sistem dengan dasar pada data
kegagalan dan sistem disain, indek sistem dapat bermacam-macam, tergantung pada
pemakaiannya, tetapi dalam keperluan ini, peluang frekuensi atau lama waktu rataan
dari beberapa peristiwa kritis dari kegagalan sistem dapat ditentukan.
Beberapa pendekan telah dikembangkan dalam rangkaian menurunkan indek keandalan
sistem dari informasi-informasi keandalan komponen.
Pada struktur jaringan yang berbeda-beda, komponen-komponennya dapat dihubungkan
satu sama lain dalam susunan: (a) Seri, (b) Paralel, dan (c) mesh atau kombinasi dari
ketiganya.

1.4.1 Komponen /perlatan listrik hubungan Seri


Komponen-komponen yang dapat diperbaiki dalam hubungan seri perhatikan sitem seri
dengan dua komponen, seperti yang terlihat pada gambar 10.6. misalkan komponen-

VII - 12
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

komponen tersebut independen dan dapat diperbaiki.

Cabang n

Cabang n1 Cabang n2

Gardu Induk
PMT

Cabang n4 Cabang n3

Cabang n5

Bagian n Bagian n1

Besarnya angka kegagalan dalam hubungan seri ialah sbb:


sis  1  2 ........................................................................
(7.10)
dan untuk sistem dengan n komponen:
sis  1  2  3  .........  n .......................................................................
(7.11)
hal yang sama dilakukan juga untuk waktu rataan perbaikana dari sistem seri 2
komponen, didapat:
1 r 1  2 r 2  (1 r 1 )(21 r 2 )
r sis  ................................................................
 sis
(7.12)
atau secara pendekaan:
1 r 1  2 r 2
r sis  ........................................................................................
 sis
(7.13)

VII - 13
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Oleh sebab itu, waktu rataan perbaikan untuk sistem seri dengan n komponen adalah:

1 r 1  2 r 2  3 r 3  .......  n r n
r sis  ........................................................
 sis
(7.14)

2.5 Perhitungan SAIDI-SAIFI


Pelayanan tenaga listrik sangat menentukan efektifitas kegiatan masyarakat.
Untuk dapat mengetahui dari mutu pelayanan tersebut, maka kita perlu mengetahui
keandalan dari sistem tersebut dalam menanggapi atau melayani konsumen. Pengertian
keandalan itu sendiri menurut sudut pandang kelistrikan adalah kemungkinan dari suatu
atau kumpulan benda akan memuaskan kerja pada keadaan tertentu dan pada periode
waktu yang telah ditentukan. Untuk mengetahui keandalan dari suatu sistem distribusi
diantaranya dapat dilakukan dengan menghitung rata-rata durasi dan frequensi
Gangguan (interruptions) yang sering terjadi pada beban (Customer) atau sering kita
sebut dengan perhitungan SAIDI – SAIFI. Tentu saja sistem dengan tingkat keandalan
yang rendah bisa merugikan pihak konsumen dan pihak produsen juga, apalagi
pelanggan dengan konsumsi daya yang tinggi untuk produksi, padamnya sistem bisa
berpengaruh pada proses produksi. Oleh karena itu dibutuhkan data-data dari setiap
gangguan yang terjadi pada pelanggan, untuk menunjukan tingkat keandalan sistemnya,
untuk selanjutnya data tersebut bisa dianalisa untuk meningkatkan keandalan dari
sistem yang ada. [2,6, 7, 9]

2.5.1 SAIDI (System Average Interruption Duration Index)


SAIDI atau System Average Interruption Duration Index merupakan indeks
rata-rata dari jumlah durasi gangguan pada pelanggan selama 1 tahun. Indeks ini
ditentukan dengan membagi jumlah seluruh durasi gangguan pada pelanggan tiap tahun
dengan total jumlah pelanggan yang dilayani dengan hasil jam pelanggan/tahun, dengan
rumus [9] :

VII - 14
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

c t
i 1
i i
SAIDI = Jam/tahun…………………………………………..(1)
N
Dimana m = Jumlah pemadaman dalam satu tahun.
ti = Lamanya tiap-tiap pemadaman.
ci = Jumlah konsumen yang mengalami pemadaman.
N = Jumlah konsumen yang dilayani.

2.5.2 SAIFI (System Average Interruption Frequency Index)


SAIFI atau System Average Interruption Frequency Index merupakan indeks
rata-rata dari jumlah gangguan pada pelanggan per tahun. Indeks ini ditentukan dengan
cara membagi jumlah gangguan per tahun yang terjadi pada pelanggan yang dilayani
dengan jumlah total keseluruhan pelanggan yang dilayani dengan hasil pemadaman
pelanggan/tahun, dengan rumus [9] :
m

c
i 1
i
SAIFI = Pemadaman/tahun.......................................................(2)
N
Dimana m = Jumlah pemadaman dalam satu tahun.
ci = Jumlah konsumen yang mengalami pemadaman.
N = Jumlah konsumen yang dilayani.

2.5.3 Perhitungan SAIDI-SAIFI

VII - 15
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Cabang n

Cabang n1 Cabang n2

Gardu Induk
PMT

Cabang n4 Cabang n3

Cabang n5

Bagian n Bagian n1

Gambar 2.12 Sistem Jaringan distribusi radial [9]

Gambar di atas merupakan diagram satu garis jaringan distribusi radial. Cara
perhitungan laju perbaikan (r) sistem, laju kegagalan (λ) sistem, laju perbaikan per
tahun (U) pada penyulang sistem radial ialah sebagai berikut :
 Laju kegagalan (λ) penyulang percabangan
λn = λBagian n + λBagian n1 + λCabang n ……………………………..………(3)
 Laju kegagalan (λ) penyulang total
n  n1  n 2  n3  n 4  n5
λn total = ....................................…....(4)
 Cabang n

 Laju perbaikan (r) penyulang percabangan


 Bagiann .rbagiann   Bagiann1 .rBagiann1  cabangn .rCabangn
rn = ………...(5)
1
 Laju perbaikan (r) penyulang total
rn  rn1  rn 2  rn3  rn 4  rn5
rn total = .............................…….……......(6)
 cabang n
 Laju perbaikan per tahun (U) penyulang percabangan
Un =  n .rn ………………………………………………...………….(7)

 Laju perbaikan per tahun (U) penyulag total

VII - 16
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

U n  U n1  U n 2  U n3  U n 4  U n5
Un total = .............................……..(8)
 cabang n
2.5.3.1 Laju kegagalan (λ)
Laju kegagalan ialah banyaknya kegagalan operasi yang terjadi pada suatu
alat dalam suatu perioda tertentu. Bila dimisalkan f adalah jumlah kegagalan selama
selang waktu percobaan dan total waktu percobaannya adalah T, maka laju
kegagalannya ialah [6] :
f
λ= ……………………………………………………………....... (9)
T
Dimana λ = angka kegagalan.
f = Jumlah kegagalan selama selang waktu percobaan.
T = Jumlah lamanya selang waktu.

Dalam perhitungannya, dapat dengan cara per tahun, per bulan, dll. Pada
sistem distribusi biasanya dipakai perhitungan per tahun. Dengan perhitungan angka
kegagalan rata-rata :

λ=  i
i …………………….....……………………………….......(10)

Dimana λ = Angka kegagalan per tahun (gangguan/tahun).

SAIFI =
JumlahTotalPelanggan Padam
=
 N i i
……..(11)
JumlahTotalPelanggan YangDilaya ni N i

Dimana λi = Angka kegagalan pada bagian i


Ni = Jumlah pelanggan pada bagian i

VII - 17
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Laju perbaikan (r)


Laju perbaikan ialah watu yang dibutuhkan suatu alat yang gagal/keluar
untuk beroperasi kembali dengan cara diganti atau diperbaiki, dengan satuan Jam.
Dalam perhitungannya untuk mendapatkan waktu kegagalan rata-rata yang dialami
oleh sebuah alat, maka [6] :

r=
U
=
r i i i
..............…………………….....……………………...(12)
  i i

Dimana U = Waktu kegagalan per tahun (Jam/tahun).


λ = angka kegagalan per tahun (gangguan/tahun).
r = Waktu kegagalan (Jam)

Laju perbaikan per tahun (U)


Laju perbaikan per tahun ialah banyaknya waktu perbaikan rata-rata per tahun
pada suatu alat. Diperoleh dengan cara mengkalikan angka kegagalan dan waktu keluar
alat tersebut, maka :
U=   .r …………………….....………………………...…..…(13)
i
i i

Dimana U = Waktu kegagalan per tahun (Jam/tahun).


λ = angka kegagalan per tahun (gangguan/tahun).
r = Waktu kegagalan (Jam)

SAIDI =
JumlahTotalDurasiPel angganPadam
=
U Ni i
………. (14)
JumlahTotalPelanggan YangDilaya ni N i

Dimana Ui = Waktu keluar per tahun pada bagian i


Ni = Jumlah pelanggan pada bagian i

VII - 18
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Contoh Kasus Perhitungan SAIDI dan SAIFI Berdasarkan SPLN


Perhitungan Laju Kegagalan (λ), Laju perbaikan (r), dan Laju perbaikan per
tahun (U) pada penyulang.
1 1.396 Km

Wilayah kerja UPJ Singaparna

Gardu Induk
Bag. I Rec. L. TJG

2 1.905 Km

Gb Penyederhanaan diagram satu garis penyulang Tanjung

Dalam SPLN : 59 terdapat standar waktu pemulihan pelayanan, waktu operasi kerja dan
perakiraan komponen keluar.

Prakiraan angka keluar komponen sistem distribusi :


Tabel Prakiraan komponen distribusi keluar
Indeks Komponen Angka keluar
A SUTM 0.2 kali/km/tahun
B SKTM 0.7 kali/km/tahun
C Pemutus tenaga 0.004 kali/unit/tahun
D Sakelar beban 0.003 kali/unit/tahun
E Sakelar pisah 0.003 kali/unit/tahun
F Penutup balik 0.005 kali/unit/tahun
G Penyambung kabel 0.001 kali/unit/tahun
H Trafo distribusi 0.005 kali/unit/tahun
I Pelindung jaringan 0.005 kali/unit/tahun
J Rel tegangan rendah 0.001 kali/unit/tahun
(sumber : SPLN 59 : 1985)

VII - 19
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Waktu operasi kerja dan pemulihan pelayanan :


Tabel Operasi kerja dan pemulihan pelayanan
Indeks Operasi Kerja Waktu/jam
Menerima panggilan adanya pemadaman dan waktu yang
a dibutuhkan untuk perjalanan ke G.I 0.5

Menerima panggilan adanya pemadaman dan waktu yang


A dibutuhkan untuk perjalanan ke alat penutup kembali 1
Waktu yang dibutuhkan untuk sampai dari satu gardu ke
B gardu berikutnya. 0.16
Waktu yang dibutuhkan untuk sampai dari satu gardu ke
b gardu berikutnya untuk sistem spot network 0.2
Waktu yang dibutuhkan untuk memeriksa indikator
C gangguan (untuk sistem spindle) 0.083
Waktu yang dibutuhkan untuk membuka/menutup
D pemutus tenaga atau penutup kembali. 0.25
Waktu yang dibutuhkan untuk membuka/menutup sakelar
E beban/sakelar pisah 0.15
Waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kawat
F penghantar Udara 3
Waktu yang dibutuhkan untuk mencari lokasi gangguan
G pada kabel bawah tanah. 5
Waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kabel saluran
H bawah tanah 10
Waktu yang dibutuhkan untuk mengganti atau
memperbaiki pemutus tenaga, sakelar beban, penutup
I kembali, atau sakelar pisah 10
Waktu yang dibutuhkan untuk mengganti penyambung
J kabel (bulusan) untuk kabel yang berisolasi kertas 15
K Waktu yang dibutuhkan untuk mengganti trafo distribusi 10
Waktu yang dibutuhkan untuk mengganti pelindung
L jaringan 10
Waktu yang dibutuhkan untuk mengganti/memperbaiki
M bus tegangan rendah 10
(sumber : SPLN 59 : 1985)

Tabel-tabel dibawah ini merupakan data dari penyulang Tanjung, dilihat dari
titik percabangan dan titik beban. Dimana terhitung laju kegagalan, laju perbaikan, dan
laju perbaikan per tahun per tahun per titik beban.

VII - 20
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Tabel 30 Keandalan penyulang TNJG cabang 1


Perakiraan
Komp. λ U
Km/Unit Keluar (gangguan/tahun) r (jam) (jam/tahun)
No Komponen a b axb c (axb)xc
1 SUTM 1.396 0.2 0.2792 3 0.8376
Trafo
2 Disribusi 2 0.005 0.01 10 0.1
3 Rel T.R 2 0.001 0.002 10 0.02
TOTAL 0.2912 3.2885 0.9576

Tabel 31 Keandalan penyulang TNJG cabang 2


Perakiraan
Komp. λ U
Km/Unit Keluar (gangguan/tahun) r (jam) (jam/tahun)
No Komponen a b axb c d
1 SUTM 1.905 0.2 0.381 3 1.143
Trafo
2 Disribusi 4 0.005 0.02 10 0.2
3 Rel T.R 4 0.001 0.004 10 0.04
TOTAL 0.405 3.4148 1.383

Tabel.32 Keandalan penyulang TNJG BAG I


Perakiraan
Komp. λ U
Km/Unit Keluar (gangguan/tahun) r (jam) (jam/tahun)
No Komponen a b axb c (axb)xc
1 SUTM 5.971 0.2 1.1942 3 3.5826
Trafo
2 Disribusi 13 0.005 0.065 10 0.65
3 Rel T.R 13 0.001 0.0013 10 0.013
4 LBS 1 0.003 0.003 10 0.03
TOTAL 1.2635 3.3839 4.2756

 Perhitungan Laju kegagalan (λ) pada penyulang Tanjung


Berdasarkan tabel.32 dan tabel.30, maka dapat dihitung λ1 (laju kegagalan percabangan
1) yaitu :
λ1 = λBAG 1 + λCAB 1
= 1.2635 + 0.2912
= 1.5547 gangguan/tahun.
Berdasarkan tabel 32 dan tabel 31, maka dapat dihitung λ2 (laju kegagalan percabangan
2) yaitu :

VII - 21
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

λ2 = λBAG 1 + λCAB 2
= 1.2635 + 0.405
= 1.6685 gangguan/tahun.
1   2
λpenyulang =
Jumlahcabang
1.5547  1.6685
=
2
= 1.6116 gangguan/tahun.
Jadi nilai laju kegagalan per tahun ialah 1.6116 gangguan/tahun. nilai ini bisa dijadikan
salah satu cara untuk perhitungan nilai SAIFI, yaitu :
1.6116 x19,710
SAIFI = = 1.6116 pemadaman/tahun.
19,710

 Perhitungan Laju perbaikan (r) pada penyulang Tanjung


Berdasarkan tabel 32 dan tabel 30, maka dapat dihitung r1 (laju perbaikan percabangan
1) yaitu :
BAG1 .rBAG1  CABI .rCABI
r1 =
1
(1.2635 x3.3839)  (0.2912 x3.2885)
=
1.5547
= 3.3661 Jam.
Berdasarkan tabel 32 dan tabel 31, maka dapat dihitung r2 (laju perbaikan percabangan
2) yaitu :
BAG1 .rBAG1  CAB 2 .rCAB 2
r2 =
2
(1.2635 x3.3839)  (0.405 x3.4148)
=
1.5547
= 3.6396 Jam.
r1  r2
rsistem =
Jumlahcabang

VII - 22
BAB VII
KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

3.3661  3.6396
=
2
= 3.5029 Jam
 Perhitungan Laju perbaikan per tahun (U) pada penyulang Tanjung
Berdasarkan tabel 32 dan tabel 30, maka dapat dihitung U1 (laju perbaikan per tahun
percabangan 1) yaitu :

U1 = 1 .r1
= 1.5547 x 3.3661
= 5.2333 Jam/tahun
Berdasarkan tabel 32 dan tabel 31, maka dapat dihitung U2 (laju perbaikan per tahun
percabangan 2) yaitu :

U2 = 2 .r2
= 1.6685 x 3.6396
= 6.0726 Jam/tahun
U1  U 2
Upenyulang =
Jumlahcabang
5.2333  6.0726
=
2
= 5.653 Jam/tahun
Jadi nilai laju perbaikan per tahun ialah 5.653 jam/tahun nilai ini bisa dijadikan salah
satu cara untuk perhitungan nilai SAIDI, yaitu :
5.653x19,710
SAIDI = = 5.653 Jam/tahun.
19,710

VII - 23

You might also like