You are on page 1of 11

a.

Maksud dan Tujuan


Maksud diadakan acara praktikum ini diharapkan praktikan mampu :
- Melakukan deskripsi sampel batuan bawah permukaan dari lapangan panas
bumi berupa core & cutting.
- Membuat log sumur panas bumi.
- Membuat penampang geologi berdasarkan log-log sumur panas bumi

Sedangkan, tujuan diadakan acara praktikum ini diharapkan praktikan mampu


:

- Melakukan interpretasi kondisi geologi dan proses hidrotermal bawah


permukaan yang terjadi di daerah lapangan panas bumi.
b. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain :
- Borang log dan borang deskripsi batuan

- HVS, alat tulis, dan pensil warna


- Sampel cutting (adapun dalam bentuk cutting board) dan sampel core dari
lapangan panas bumi

- Kaca permbesar/lup
- Mikroskop Binokuler

- Cawan dan pinset


c. Langkah Kerja

7. Disusun kembali sampel pada log


1. Alat dan bahan dipersiapakan 6. Dicatat deksripsi tiap sampel
litologi, tanda-tanda struktur,
terlebih dahulu terutama sampel pada borang log dan borang
intensitas alterasi, mineralogi
cutting dan core. deskripsi.
alterasi, dan deskripsi litologi.

8. Dilakukan interpretasi daerah


2. Sampel yang digunakan hanya 5. Diamati sampel dengan kaca panas bumi dari sampel meliputi
satu set saja karena keterbatasan pembesar dan mikroskop stratigrafi, struktur geologi (bila
sampel. binokuler. ada), dan proses hidrotermal yang
terjadi pada sistem panas bumi

3. Sampel cutting diurutkan.


4. Dicatat jenis sampel dan
Apabila ada potongan core pada
ditentukan kedalamannnya pada
kedalaman tertentu tandai sampel
borang log.
core.
d. Digitasi Borang Log GRF-35
e. Deskripsi Sampel Batuan

GRF 2150—2200

Batuan beku berwarna hitam, struktur masif, tekstur : ukuran kristal


<1—2 mm (massa dasar : <1 mm, fenokris : 1—2 mm), keseragaman kristal
porfiroafanitik, kristanilitas holokristalin, bentuk keseragaman kristal hipidomorfik,
terdapat urat, komposisi mineral :

Mineral Primer : Mineral mafik afanitik (50%), kuarsa (5%)

Mineral Sekunder : Kuarsa (10%), mineral lempung (10%), biotit sekunder (15%)

Tingkat alterasi : Rendah

Porositas Kualitatif : Tidak porous

Perlapisan :-

Permeability Feature : -

Urat : Ada, terisi oleh kuarsa

Rongga :-

Nama Batuan : Andesit teralterasi lemah

Mineral Mafik Biotit Sekunder

Afanit

Mineral Lempung
Kuarsa

Urat

Gambar e.1. Sampel GRF 2150—2200, andesit


f. Interpretasi
1. Stratigrafi
Daerah panas bumi diperkirakan berada di zona proksimal dari gunung
api (berdasarkan klasifikasi Bogie & Mackenzie, 1998) (Gambar 1.1). Hal
ditinjau dari hasil analisis litlogi pada log GRF-35 dimana didominasi
breksi tuff, breksi, dan breksi vulkanik dengan perbedaan tingkat alterasi
hidrotermal tertentu. Maka dari itu, diperkirakan sistem panas bumi yang
berkembang merupakan sistem volkanogenik dan sumber panas berasal dari
magma yang mana panas dibawa oleh air (air meteorik ataupun air tanah)
menuju batuan dengan tingkat permeabilitas tinggi yaitu batupasir tufan dan
breksi. Sistem panas bumi volkanogenik di zona proksimal gunung api
biasanya manifestasi panas bumi ditemukan dalam gas seperti fumarol dan
solfatara.

Gambar 1.1. Pembagian fasies gunung api menjadi fasies sentral, fasiesl proksimal,
fasies medial, dan fasies distal beserta komposisi batuan penyusunnya.
2. Struktur Geologi

Berdasarkan hasil analisis pada sampel log GRF-35 melalui


pengamatan megaskopis, dapat diduga adanya struktur geologi yang
bekerja berupa gaya ekstensi dan kompresi dan menghasilkan
kekar/rekahan. Hal ini dapat diindikasikan pada sampel core GRF 2150—
2200 yang mana rekahan/kekar terbentuk sebelum diisi oleh mineral atau
urat (berisi kuarsa) pada sampel tersebut.

3. Proses Hidrotermal

Hasil analisis log GRF-35 dapat ditentukan bahwa proses alterasi


hidrotermal terjadi dimana tingkat alterasi cenderung terjadi relatif lebih
tinggi pada batuan yang berada pada kedalaman dangkal atau dekat dengan
permukaan hal ini dipengaruhi oleh pergerakan fluida hidrotermal karena
adanya rekahan atau batuan dengan permebilitas tinggi. Jika dilihat dari
dominansi litologi yang berkembang dapat diindikasikan terjadi altersi
hidrotermal dengan tipe argilik, dapat dilihat dari dominansi mineral
lempung, kuarsa, dan mineral bijih serta mineral sekunder lainnya (Tabel
1.1).
Tabel 1.1. Tipe-tipe alterasi berdasarkan kumpulan mineral (Guilbert dan Park, 1986).

g. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis interpretasi pada log sumur GRF-35 melalui


tiga aspek yaitu stratigrafi, struktur geologi, dan proses hidrotermal, dapat
disimpulkan bahwa :

- Lapangan panas bumi diperkirakan berada di zona proksimal dari gunung


api (berdasarkan klasifikasi Bogie & Mackenzie, 1998).
- Struktur geologi yang berkembang berupa rekahan/kekar yang dicirikan
adanya urat yang terisi oleh kuarsa.
- Altersi hidrotermal yang berkembang adalah tipe argilik berdasarkan
dominansi mineral.
Daftar Pustaka

Asisten Panas Bumi,2018.Deskripsi Batuan dari Lapangan Panas Bumi. Departemen


Teknik Geologi FT-UGM, Yogyakarta.

Bronto, S., 2006. Fasies Gunung Api dan Aplikasinya. Jurnal Geologi Indonesia, Vol.
1, No.2, Bandung.

Guilbert, G.M & Park, C.F., 1986, The Geology of Ore Deposits, W.H. Freeman and
Company, New York.

McPhie, J., Doyle, M., and Allen, R., 1993, Volcanic Textures : A Guide to The
Interpretation of Texture in Volcanic Rocks, Centre of Ore Deposit and
Exploration Studies. University of Tazmania, Hobart.
`

LAMPIRAN

You might also like