Professional Documents
Culture Documents
16103241002-Erlina Sripamungkas H
16103241002-Erlina Sripamungkas H
16103241002
Prodi Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
erlina4986fip2016@student.uny.ac.id
ABSTRAK
Etika dan moral adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas individu
untuk hidup dan berkerjasama. Apabila dikaitkan dengan dunia pendidikan, moral siswa yang
baik adalah yang menunjukkan bahwa dirinya seorang pelajar berpendidikan. Namun,
perilaku pelajar saat ini sepertinya tidak mencerminkan dirinya pelajar, bahkan di usia
sekolah dasar anak-anak seperti terbiasa memanggil temannya dengan sebutan yang tidak
pantas, anak laki-laki pandai berkelahi layaknya adegan smackdown, banyak kasus siswa SD
yang sudah berani melakukan perbuatan asusila, dan lain sebagainya. Dari berbagai kasus
tersebut maka diperlukan pengembangan etika dan moral untuk peserta didik, untuk
mengurangi terjadinya kasus-kasus tersebut.
PENDAHULUAN
Dari berbagai kasus yang terjadi, persoalan utamanya adalah lunturnya nilai-nilai
moral sehingga berdampak terbentuknya karakter negatif. Potensi karakter yang baik
sebenarnya telah dimiliki manusia sebelum dilahirnya tetapi potensi tersebut harus terus
dibina melalui sosialisasi dan pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu wadah dalam
menunjang pembentukan karakter tiap individu.
Secara eimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahas Latin, bentuk
jamaknya mores, yang artinya adalah tata cara atau adat istiadat.
Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos yang berarti timbul dari kebiasaan. Etika
mencakup analisis dan penerapan nilai-nilai seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab. Sebagai suatu subyek, etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oelh individu
ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dilakukannya itu salah
atau benar, buruk atau baik. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”,
karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok itu
sendiri.
Dalam perkambangannya etika dapat dibagi menjadi dua yaitu etika perangai dan
etika moral. Etika perangai adalah adat istiadat atau kebiasaan yang menggambarkan
perangai manusia dalam hidup bermasyarakat di daerah tertentu pada waktu tertentu pula.
Etika perangai tersebut diakui dan berlaku karena disepakati masyarakat berdsarkan hasil
penilaian perilaku. Contohnya berbusana adat, pergaulan muda-mudi, perkawinan, upacara
adat.
Sementara etika moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku baik dan benar
berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika ini dilanggar timbullah kejahatan yaitu perbuatan
yang tidak baik dan benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral.
Contohnya berkata dan berbuat jujur, menghormati orangtua dan guru, menghargai orang
lain, membela kebenaran dan keadilan, menyantuni anak yatim piatu.
Peserta Didik
Peserta didik adalah setiap manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun
pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
Peserta didik juga dikenal dengan istilah lain seperti siswa, mahasiswa, warga belajar,
pelajar, murid, serta santri.
- Siswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
- Mahasiswa adalah istilah umum bagi peserta didik pada jenjang pendidikan perguruan
tinggi.
- Warga belajar adalah peserta didik non formal seperti Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat.
- Pelajar adalah peserta didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat menengah
maupun tingkat atas.
- Murid memiliki arti yang hampir sama dengan pelajar dan siswa.
- Santri adalah peserta didik pada jalur pendidikan nonformal, khususnya pesantren
atau sekolah-sekolah yang berbasiskan agama Islam.
Pihak pemerintah kewalahan dalam mengatasi masalah yang seperti ini, karena dalam
menanggulangi masalah-masalah tersebut tidaklah mudah. Pemerintah tidak diam diri
melainkan memberikan peringatan saja hingga memberi hukuman adil, namun belum terlihat
kemajuan mengurangi tindak kejahatan tersebut.
Kebijakan lain yang dibentuk pemerintah mengenai pendidikan misalnya “Full Day
School” untuk semua jenjang mulai dari SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi. Dalam
kebijakan ini pemerintah akan meningkatkan ilmu pengetahuan umum, sosial dan pendidikan
karakter kepada peserta didik. Namun pemerintah masih mempertimbangkan karena keadaan
masyarakat yang tidak memungkinkan. Karena pada dasarnya tidak semua anak mempunyai
kemampuan perpikir yang sama. Apabila full day school benar diterapkan akan banyak
menimbulkan masalah. Misalnya pendidikan jenjang SD, anak usia SD harus banyak bermain
bukan banyak belajar dan memiliki dampak terhadap orang tua renggang dari anaknya karena
sepulang sekolah anak tersebut langsung tidur untuk mempersiapkan tenaga untuk sekolah di
hari selanjutnya.
Berikut ini adalah beberapa fakta mengenai etika dan moral pelajar yang di dapat dari
berbagai masyarakat:
1. Remaja usia sekolah di Indonesia sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah
bahkan sampai hamil.
2. Meningkatnya kasus AIDS dan HIV di usia remaja.
3. Pekerja seks perempuan di usia sekolah atau remaja
4. Melakukan aborsi
5. Menggunakan obat-obat terlarang atau narkoba
6. Melakukan tindakan-tindakan kriminal
7. Anak SD memukuli temannya
Penyebab Menurunnya Etika dan Moral Peserta Didik
Pembinaan Moral
Jadi upaya pembinaan moral dalam mengatasi menurunnya etika dan moral peserta didik
dapat dikelompokkan menjadi dua langkah:
PENUTUP
Moral siswa yang baik adalah yang menunjukkan bahwa dirinya seorang pelajar
berpendidikan. Namun, perilaku pelajar saat ini sepertinya tidak mencerminkan dirinya
pelajar, bahkan di usia sekolah dasar anak-anak seperti terbiasa memanggil temannya dengan
sebutan yang tidak pantas, anak laki-laki pandai berkelahi layaknya adegan smackdown,
banyak kasus siswa SD yang sudah berani melakukan perbuatan asusila, dan lain sebagainya.
Dari berbagai kasus tersebut dapat dialakukan pembinaan moral yang dilaksanakan di
sekolah. Pembinaan moral ini mengatasi menurunnya etika dan moral peserta didik dapat
dikelompokkan menjadi dua langkah yaitu (1) upaya pembinaan yang berbentuk pencegahan
(2) Upaya pembinaan moral yang berbentuk penyembuhan.
DAFTAR REFERENSI
Donkers, Dony. 2010. “Makalah: Peserta Didik”. Diakses dari www.scirbd.com pada 19
Maret 2018.
Harits Unni’mah, Ita’. 2014. “Etika Peserta Didik”. Diakses dari digilib.uinsby.ac.id pada 18
Maret 2018.
Mirza Fuzan, Ahmadi. 2014. “Dasar-Dasar Pengertian Moral”. Diakses dari www.scribd.com
pada 19 Maret 2018.