You are on page 1of 14

11

8. Metode Penelitian

8.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis

penelitian kausal komparatif untuk menyelidiki kemungkinan hubungan

sebab akibat dengan cara menganalisis dan mencari kembali faktor yang

mungkin terjadi penyebab melalui data tertentu dengan antara dua variabel

atau lebih. Dalam penelitian ini peneliti ingin menganalisis pengaruh

strategi bisnis, kepemimpinan biaya, dan free cash flow terhadap

manajemen laba Sumber data yang digunakan yaitu data sekunder yang

diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industri yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 yang didapatkan melalui

website resmi Bursa Efek Indonesia.

8.2. Populasi dan sampel

Populasi menurut Mustofa (2000) adalah keseluruhan elemen atau

unsur yang akan diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah perusahaan manufaktur sektor industri yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2013–2017. Data yang diperlukan dalam penelitian ini

berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industri yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013 sampai dengan tahun

2017. Sumber data dari situs publikasi Indonesia Stock Exchange (IDX),

Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan sumber data lainnya.


12

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Ghozali, 2011). Teknik pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dengan tujuan untuk

mendapatkan sampel representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Dalam metode purposive sampling kriteria yang ditentukan peneliti dalam

memilih sampel adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut

b. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang mempunyai

variabel penelitian

c. Perusahaan yang membagikan dividen kepada para pemegang saham

8.3. Variabel dan definisi operasional

8.3.1 Variabel Independen

a. Strategi Bisnis

Strategi bisnis dalam penelitian ini meliputi 2 tipe yaitu

strategi prospector dan strategi defender. Miles dan Snow (1978)

menyimpulkan bahwa strategi prospector dan strategi defender

adalah strategi yang ekstrem berbeda. Prospector adalah strategi

yang mengembangkan produk dan inovasi produk baru serta

memanfaatkan peluang pasar, sedangkan defender adalah strategi

yang cenderung mempertahankan pasar dengan produk yang


13

stabil dan harga yang murah serta efisiensi. Tiga proksi yang

digunakan untuk penentuan strategi bisnis adalah :

a) Rasio jumlah karyawan terhadap total penjualan (EMPSAL)

EMPSAL merupakan perbandingan antara jumlah karyawan

dengan total penjualan yang mengukur kemampuan

perusahaan untuk memproduksi dan mendistribusi barang dan

jasa secara efisien (Thomas dkk., 1991 dalam Ittner

dkk.,1997). Perusahaan berstrategi defender adalah

perusahaan yang memaksimalkan efisiensi, sehingga

perusahaan dengan strategi defender akan menghasilkan rasio

EMPSAL yang rendah.

b) Rasio capital expenditure per total aset (CAPTA) Penggunaan

rasio CAPTA sebagai proksi dalam penelitian sesuai dengan

Kallapur dan Trombley (1999). Semakin besar besar capital

expenditure yang digunakan menunjukkan perusahaan

tersebut selalu berupaya untuk melakukan inovasi dan

mengembangkan produk-produknya. Hal ini menunjukkan

perusahaan dengan rasio CAPTA tinggi merupakan

perusahaan bertipologi prospector.

c) Dividend payout ratio (DPR) Rasio ini menggambarkan

seberapa besar dividen yang dibayarkan kepada investor.


14

Penggunaan rasio ini sesuai dengan penelitian Anthony dan

Ramesh (1992) yang menyimpulkan bahwa perusahaan

bertipologi prospector membagikan dividen kepada investor

lebih kecil daripada perusahaan bertipologi defender

dikarenakan untuk mengantisipasi reinvestasi, riset

pengembangan, produk baru, dan pengembangan tenaga kerja.

Hal ini menunjukkan perusahaan dengan rasio DPR yang

tinggi merupakan perusahaan bertipologi defender.

b. Kepemimpinan Biaya

Strategi kepemimpinan biaya digunakan oleh perusahaan

untuk mencapai tujuannya di dalam industri dengan merendahkan

biaya-biaya dalam kegiatan operasional perusahaannya.

Manajemen selalu berusaha untuk mencapai kegiatan operasional

yang memuaskan melalui kinerja yang efisien, yang terlihat dalam

struktur permodalan. Perputaran aset (assets turnover – ATO)

mencerminkan dimensi penting efisiensi biaya, bahwa semakin

tinggi rasio antara output (penjualan) dan input (aset modal),

semakin besar kemungkinan suatu perusahaan untuk mencapai

efisiensi biaya dalam memanfaatkan sumber daya yang

dimilikinya. Dalam penelitian ini, perputaran asset (assets turnover

- ATO) digunakan sebagai ukuran strategi kepemimpinan biaya.


15

c. Free Cash Flow

Free cash flow merupakan gambaran tingkat fleksibilitas

keuangan perusahaan, dimana kas perusahaan yang tersedia dapat

didistribusi kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak

digunakan untuk modal kerjaatau investasi pada aset tetap.

Variabel free cash flow diukur menggunakan rumus Ross et al.

(2008) adalah:

Free cash flow = operating cash flow– (net capital expenditure +

changes in working capital) Dimana, operating cash flow (arus kas

operasional) = laba sebelum bunga dan pajak + penyusutan – pajak.

Net capital expenditure (pengeluaran modal bersih) = nilai

perolehan aset tetap akhir – nilai perolehan aset tetap awal +

penyusutan. Changes in working capital (perubahan modal kerja) =

modal kerja akhir tahun – modal kerja awal tahun, modal kerja

dicari dengan cara aset lancar dikurangi dengan liabilitas lancar.

Penelitian ini menggunakan skala rasio untuk mengukur free cash

flow, yaitu dengan cara free cash flow dibagi dengan total aset. Hal

ini bertujuan agar lebih comparable perusahaan-perusahaan yang

dijadikan sebagai sampel penelitian (Kangarluei dalam Agustia,

2013).

8.3.2 Variabel Dependen


16

a. Manajemen laba

Menurut Scott (2012) manajemen laba adalah pilihan manajer

dalam kebijakan akuntansinya untuk mencapai tujuan tertentu

yang dapat meningkatkan kemampuannya sendiri dan

meningkatkan harga pasar perusahaan. Manajemen laba diukur

dengan menggunakan discretionary accrual dengan pendekatan

modifikasi Jones. Model modifikasi Jones digunakan karena

dapat memberikan kekuatan statistik yang tinggi untuk

mendeteksi adanya manajemen laba (Dechow, dll. 1995).

DAit = TAit – NDAit

Keterangan :

TAit = total akrual perusahaan i dalam periode t

NDAit = nondiscretionary accrual perusahaan i pada periode t

DAit = discretionary accrual perusahaan i pada periode t16

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

dijelaskan oleh variable independen. Variabel yang dipengaruhi

dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Scott (2006)

menjelaskan pengertian Manajemen laba adalah “the choice by a

manager of accounting policies so as to achieve some specific

objective”. Dalam penelitian ini, manajemen laba diukur

menggunakan Modified Jones Model (Dechow et al., 1995)

karena model ini dianggap sebagai model yang paling baik dalam
17

mendeteksi manajemen laba dibandingkan dengan model-model

yang lain serta dapat memberikan hasil yang kuat. Hal ini

dikarenakan model ini memiliki standart error dari error term

hasil hasil regersi estimasi nilai total actual yang paling kecil. The

modified Jone Model didesain untuk mengeliminasi

kecenderungan kesalahan dari Jones Model untuk megukur

discreationary accruals yang diuji dengan pengakuan pendapatan.

Berikut tahap-tahap perhitungan discretionary accruals modified

model jones:

Menghitung nilai total akrual dengan menggunakan pendekatan

arus kas (cash flow approach):

TACit = NIit - CFOit

Keterangan :

TACit = Total akrual perusahaan i pada tahun ke t

NIit = Laba bersih setelah pajak perusahaan i pada tahun ke t

CFOit = Arus kas operasi perusahaan i pada tahun ke t

Mencari nilai koefisien dan regresi total akrual, untuk mencari

nilai koefisien β1, β2, dan β3 dilakukan teknik regresi. Regresi ini

berguna untuk mendeteksi adanya discreationary accruals dan

non discreationary accrual. Discreationary accruals merupakan

selisih antara total akrual dengan non discreationary accrual.


18

TACit/TAit-1 =β1(1/TAit-1) + β2(∆REVit/TAit-1) +

β3(PPEit/TAit-1) + εit

Keterangan :

TACit = Total akrual perusahaan pada tahun t

TAit-1 = Total asset perusahaan pada akhir tahun t-1

∆REVit = Perubahaan total pendapatan pada tahun t

PPEit = Property, plant, and equipment perusahaan pada tahun t

β1, β2, β3 = Koefisien regresi

εit = Error item

Menghitung Non discreationary Accruals (NDAC), dengan

menggunakan koefisien regresi di atas nilai non

discreationaryaccruals (NDAC) dapat dihitung dengan rumus:

NDAC = β1(1/TAit-1) + β2((∆REVit - ∆RECit)/ TAit-1) +

β3(PPEit/TAit-1)

Keterangan:

NDACit = Non discreationaryaccruals perusahaan i pada tahun t

TAit-1 = Total asset perusahaan pada akhir tahun t-1

∆REVit = Perubahaan total pendapatan pada tahun t

∆RECit = Perubahaan total piutang pada tahun t

PPEit = Property, plant, and equipment perusahaan pada tahun t

β1, β2, β3 = Koefisien regresi

Menentukan discreationary accruals, setelah mendapatkan nilai


19

non discreationary accruals, selanjutnya adalah menghitung

discreationaryaccruals dengan menggunakan persamaan berikut:

DAC = (TAC/ TAit-1) – NDAC

Keterangan:

DAC = Discreationary accruals

TAC = Total akrual perusahaan

TAit-1 = Total asset perusahaan pada akhir tahun t-1

NDACit = Non discreationary accruals perusahaan Free Cash

Flow

8.4. Pengujian

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah metode

analisis statistik dengan menggunakan software SPSS. Penelitian ini

menggunakan model regresi logistik untuk memperoleh gambaran yang

menyeluruh mengenai pengaruh dari setiap variabel independen terhadap

variabel dependen. Regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh

profitabilitas (X1), dewan komisaris independen (X2) dan pertumbuhan

penjualan (X3). Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian adalah sebagai berikut:

𝑌 = 𝛼 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3

Keterangan:
11

𝑌 = tax avoidance β1-β3 = koefisien regresi

𝛼 = konstanta 𝑋2 = kepemimpinan biaya

𝑋1 = strategi bisnis 𝑋3 =free cash flow

8.4.1 Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas Data

Uji normalitas merupakan pengujian untuk melihat apakah

data penelitian tersebut tredistribusi secara normal. Metode yang

digunakan adalah dengan melihat distribusi normal probability plot

yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal dan

uji statistik non-paramateik Kolmogorov Smirnov (K-S) (Ghozali,

2011).

a. Jika nilai signifikansi (sig) > 0,05, maka sebaran data

dinyatakan normal.

b. Jika nilai signifikansi (sig) < 0,05, maka sebaran data

dinyatakan tidak normal.

b) Uji Multikolonieritas

Ghozali (2011) menyatakan bahwa untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolonieritas dalam suatu model regresi dapat dilihat dari

nilai tolerance dan lawannya Variane Inflation Factor (VIF). Nilai

putt off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama

dengan nilai VIF diatas 10. Apabila terhadap variabel independen


12

yang memiliki nilai tolerance kuarng dari 0,10 dan nilai VIF kurang

dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada Multikolonieritas

anat variabel bebas dalam model regresi.

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan lainnya (Ghozali, 2011). Model regresi

yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

menggunakan uji glejser. Jika variabel independen signifikan secara

statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi

heteroskedastisitas.

a. Jika nilai signifikansi (sig) > 0,05, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

b. Jika nilai signifikansi (sig) < 0,05, maka terjadi

heretoskedastisitas.

d) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu ada periode t

dengan periode t-1 sebelumnya (Ghozali, 2011). Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena


13

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.

Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi.

8.4.2 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda (multiple regression analysis) digunakan

untuk menguji pengaruh dua variabel atau lebih variabel independen

terhadap variabel dependen. Analisis regresi berganda bertujuan untuk

mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata

variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui.

Analisis ini juga mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau

lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan

variabel independen. Hubungan tersebut dapat dilihat dari koefisien slope

regresi antara struktur modal sekarang dengan struktur modal mendatang.

Daftar Pustaka

Anderson, R. dan Reeb, D. 2003. Founding Family Ownerships and Firm


Performance: Evidences from the S&P 500. Journal of Finance 58,
13011328.
Andriyani, N. K. 2008. Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Mekanisme
Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Leverage pada Kualitas Laba
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2003-2007). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Denpasar
Andriyanto, Hermawan Noor. (2015). Pengaruh Return On Assets, Leverage,
Corporate Governance, dan Sales Growth Terhadap Tax Efficience
14

padaPerusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012.


Skripsi. Universitas Negeri Semarang
Asrianti, Nining, dkk. (2016). Pengaruh Biaya Promosi terhadap Tingkat Penjualan
Motor pada PT. Astra International Tbk. Cabang Kendari. Jurnal Bisnis.
Universitas Halu Oleo Kendari.
Damayanti, Fitri & Susanto, Tridahus. 2015. Pengaruh Komite Audit, Kualitas
Audit, Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan, dan Return on Assets
terhadap Tax Avoidance. Jurnal Bisnis Manajemen. Vol. 5, No. 2, Oktober
2015.
Detitiana, Tita. (2011). Pengaruh Karakteristik Eksekutif dan Koneksi Politik
terhadap Tax Avoidance. Tax and Accounting Review, Vol. 4 No.2. STEI
Trisakti.
Dewi, Ni Nym Kristiana dan Jati, I Ketut. 2014. Pengaruh Karakter Eksekutif,
Karakteristik Perusahaan, dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik
pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia. E-journal Akuntansi
Universitas Udayana. Vol. 6, No.2, Hal. 249-260.
Dewinta, Ida Ayu Rosa dan Putu Ery Setiawan. (2016). Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Pertumbuhan
Penjualan Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Vol.14. Universitas
Udayana. Bali.
Diantari, Putu Rista & Ulupui, IGK Agung. 2016. Pengaruh Komite Audit, Proporsi
Komisaris Independen, dan Proporsi Kepemilikan Institusional terhadap Tax
Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.16.1. Juli (2016):
702-732.
Ghozali, I. (2011). “Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS.
Semarang: Badan Penelitian Universitas Diponegoro.
Haruman, T. 2008. Struktur Kepemilikan, Keputusan Keuangan dan Nilai
Perusahaan. Finance and Banking Journal. Vol. 10 (2): 150-165. Bandung.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo. Jakarta.
Kesit, Bambang Prakosa. 2014. Pengaruh Profitabilitas Kepemilikan Keluarga dan
Corporate Governance terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia.Skripsi.
Universitas Islam Indonesia.
Kurniasih,Tommy., dan Sari Maria M. Ratna. 2013. Pengaruh Return On Assets,
Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi
Fiskal pada Tax Avoidance. E-journal Fakultas Ekonomi, Universitas
Udayana.
15

Maharani, I. G. A., & K. A. Suardana. 2014. Pengaruh Corporate Governance,


Profitabilitas dan Karakteristiks Eksekutif pada Tax Avoidance Perusahaan
Manufaktur. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana 9 (2): 525-539.
Nuringsih, K. 2010. Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang dan Kepemilikan
Intitusional Terhadap Kepemilikan Manajerial dan Pengaruhnya Terhadap
Resiko. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12, (1) : 17-28.
Pohan, C.A. 2013. Manajemen Perpajakan. Gramedia. Jakarta

Prayogo, Kosyi Hadi. (2015). Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap


Penghindaran Pajak Perusahaan. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Rachmithasari, Annisa Fadilla. 2015. Pengaruh Resturn On Assets, Leverage,
Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal.
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sarra, Hustna Dara. (2016). Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Komite Audit dan
Dewan Komisaris Independen Terhadap Penghindaran Pajak (Studi Empiris
Pada Industri Kimia dan Logam di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014).
Jurnal Universitas Binus, Jakarta Barat.
Sudana, I. M. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Erlangga.
Jakarta
Syamsuddin, L. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta
Xynas, Lidia, 2011. Tax Planning Avoidance and Evasion in Australian19702010:
The Regulatory Response and Taxpayer Compliances. Revenue Law Journal.
20-1.
Yuliyasni, Eka. (2015). Analisis Sistem Informasi Penjualan Alat Berat Secara
Kredit pada PD. Wahyu Jaya Utama. Laporan Kuliah Kerja Praktek. Sekolah
Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer. Tangerang.

You might also like