You are on page 1of 7

 Pola eliminasi

Biasanya klien mengeluarkan urin berwarna seperti teh dan pekat. Feses klien

berwarna hitam (melena)

 Pola istirahat

Biasanya klien mengalami insomnia

 Pola seksual

Biasanya klien mengalami penurunan libido

 Pola spiritual

Biasanya klien terganggu dalam menjalani ibadah

e) Pemeriksaan penunjang

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada penyakit hepatoma yang muncul antara lain :

1. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan adanya penurunan

ekspansi paru (ascites dan penekanan diapragma)


2. Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen berhubungan dengan adanya

penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites).


3. Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak

adekuatnya asupan nutrisi.


4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan nyeri.
5. Gangguan aktifitas berhubungan dengan sesak dan nyeri.
6. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang

diderita.

3. Rencana Keperawatan

1) Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan pernapasan berhubungan dengan

adanya penurunan ekspansi paru (ascites dan penekanan diapragma)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan pernapasan efektif

kembali
Kriteria : Tidak mengeluh sesak napas, RR 20 – 24 X/menit. Hasil Lab BGA

Normal

Intervensi :

a. Pertahankan Posisi semi fowler.

Rasional : Posisi ini memungkinkan tidak terjadinya penekanan isi perut

terhadap diafragma sehingga meningkatkan ruangan untuk ekspansi paru

yang maksimal. Disamping itu posisi ini juga mengurangi peningkatan volume

darah paru sehingga memperluas ruangan yang dapat diisi oleh udara.

b. Observasi gejala kardinal dan monitor tanda – tanda ketidakefektifan

jalan napas.

Rasional : Pemantau lebih dini terhadap perubahan yang terjadi sehingga dapat

diambil tindakan penanganan segera.

c. Berikan penjelasan tentang penyebab sesak dan motivasi utuk

membatasi aktivitas.

Rasional : Pengertian klien akan mengundang partispasi klien dalam

mengatasi permasalahan yang terjadi.

d. Kolaborasi dengan tim medis (dokter) dalam pemberian Oksigen dan

pemeriksaan Gas darah.

Rasional : Pemberian oksigen akan membantu pernapasan sehingga eskpasi

paru dapat maksimal.

Pemeriksaan gas darah untuk mengetahui kemampuan bernapas.

2) Diagnosa keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen berhubungan

denganadanya penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakkan keperawatan diharapakn nyeri dapat

berkurang atau Pasien bebas dari nyeri.

Kriteria : Tidak mengeluh nyeri abdomen, tidak meringis, Nadi 70 – 80 x/menit.


Intervensi :

a. Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik.

Rasional : Analgesik bekerja mengurangi reseptor nyeri dalam mencapai

sistim saraf sentral.

b. Atur posisi klien yang enak sesuai dengan keadaan.

Rasional : Dengan posisi miring ke sisi yang sehat disesuaikan dengan gaya

gravitasi,maka dengan miring kesisi yang sehat maka terjadi pengurangan

penekanan sisi yang sakit.

c. Awasi respon emosional klien terhadap proses nyeri.

Rasional : Keadaan emosional mempunyai dampak pada kemampuan klien

untuk menangani nyeri.

d. Ajarkan teknik pengurangan nyeri dengan teknik distraksi.

Rasional : Teknik distraksi merupakan teknik pengalihan perhatian sehingga

mengurangi emosional dan kognitif.

e. Observasi tanda-tanda vital.

Rasional : Deteksi dini adanya kelainan

3. Diagnosa keperawatan: Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan tidak adekuatnya asupan nutrisi.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpeniuhi.

Kriteria : Kriteria berat badan naik, klien mau mengkonsumsi makanan yang di

sediakan.

Intervensi :

a. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian vitamin.

Rasional : Dengan pemberian vitamin membantu proses metabolisme,

mempertahankan fungsi berbagai jaringan dan membantu pembentukan sel

baru.
b. Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dan diit yang

di tentukan dan tanyakan kembali apa yang telah di jelaskan.

Rasional : Pengertian klien tentang nutrisi mendorong klien untuk

mengkonsumsi makanan sesuai diit yang ditentukan dan umpan balik klien

tentang penjelasan merupakan tolak ukur penahanan klien tentang nutrisi

c. Bantu klien dan keluarga mengidentifikasi dan memilih makanan yang

mengandung kalori dan protein tinggi.

Rasional : Dengan mengidentifikasi berbagai jenis makanan yang telah di

tentukan.

d. Identifikasi busana klien buat padan yang ideal dan tentukan kenaikan

berat badan yang diinginkan berat badan ideal.

Rasional : Diharapkan klien kooperatif.

e. Sajikan makanan dalam keadaan menarik dan hangat.

Rasional : Dengan penyajian yang menarik diharapkan dapat meningkatkan

selera makan.

f. Anjurkan pada klien untuk menjaga kebersihan mulut.

Rasional : Dengan kebersihan mulut menghindari rasa mual sehingga

diharapkan menambah rasa.

g. Monitor kenaikan berat badan

Rasional : Dengan monitor berat badan merupakan sarana untuk mengetahui

perkembangan asupan nutrisi klien.

4. Diagnosa keperawatan : Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sesak

dan nyeri.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapakn tidur terpenuhi sesuai

kebutuhan

Kriteria : klien mengatakan sudah dapat tidur.

Intervensi :
a. Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen dan

analgesik

Rasional : Dengan penambahan suplay O2 diharapkan sesak nafas berkurang

sehingga klien dapat istirahat.

b. Beri suasana yang nyaman pada klien dan beri posisi yang

menyenangkan yaitu kepala lebih tinggi:

Rasional: Suasana yang nyaman mengurangi rangsangan ketegangan dan

sangat membantu untuk bersantai dan dengan posisi lebih tinggi diharapkan

membantu paru – paru untuk melakukan ekspansi optimal.

c. Berikan penjelasan terhadap klien pentingnya istirahat tidur.

Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien termotivasi untuk memenuhi

kebutuhan istirahat sesuai dengan kebutuhan.

d. Tingkat relaksasi menjelang tidur.

Rasional : Diharapkan dapat mengurangi ketegangan otot dan pikiran lebih

tenang.

e. Bantu klien untuk melakukan kebiasaannya menjelang tidur.

Rasional : Dengan tetap tidak mengubah pola kebiasaan klien mempermudah

klien untuk beradaptasi dengan lingkungan.

5. Diagnosa keperawatan : Gangguan aktifitas berhubungan dengan sesak dan

nyeri.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan klien dapat

melakukan aktivtas dengan bebas.

Kriteria : Klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Intervensi :

a. Bimbing klien melakukan mobilisasi secara bertahap.

Rasional : Dengan latihan secara bertahap klien dapat melakukan aktivitas

sesuai kemampuan.
b. Latih klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya.

Rasional : Diharapkan ada upaya menuju kemandirian.

c. Ajarkan pada klien menggunakan teknik relaksasi yang merupakan

salah satu teknik pengurangan nyeri.

Rasional : Pengendalian nyeri merupakan pertahanan otot dan persendian

dengan optimal.

d. Jelaskan tujuan aktifitas ringan.

Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif.

e. Observasi reaksi nyeri dan sesak saat melakukan aktifitas.

Rasional : Dengan mobilisasi terjadi penarikan otot, hal ini dapat

meningkatkan rasa nyeri.

f. Anjurkan klien untuk mentaati terapi yang diberikan.

Rasional : Diharapkan klien dapat kooperatif.

6. Diagnosa Keperawatan : Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

tentang penyakit yang diderita.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan cemas berkurang.

Kriteria : Klien tenang, klien mampu bersosialisasi.

Intervensi :

a. Berikan dorongan pada klien untuk mendiskusikan perasaannya

mengemukakan persepsinya tentang kecemasannya.

Rasional : Membantu klien dalam memperoleh kesadaran dan memahami

keadaan diri yang sebenarnya.

b. Jelaskan pada klien setiap melakukan prosedur baik keperawatan

maupun tindakan medis.

Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif dan mengurangi

kecemasan klien

c. Kolaborasi dengan dokter untuk penjelasan tentang penyakitnya.


Rasional : Dengan penjelasan dari petugas kesehatan akan menambah

kepercayaan terhadap apa yang dijelaskan sehingga cemas klien berkurang.

You might also like