You are on page 1of 1

Pada praktikum kali ini kita melakukan pembuatan salep mata kloramfenikol 1% seberat 10

gram. Dimana seperti yang kita ketahui salep kloramfenikol ini berkhasiat untuk mengobati
blepharitis, cattarhae, konjungtivitis bernanah, konjungtivis, keratitis traumatik, trakoma, uveitis, dan
infeksi mata lain oleh bakteri patogen dengan mekanisme kerja menghambat sintesis protein dari
bakteri dan bersifat spektrum luas. Adapun basis yang digunakan adalah adeps lanae, parafin
liquidum, dan vaselin kuning.

Salep mata kloramfenikol masuk kategori obat yang proses pembuatannya harus steril artinya
bebas dari kontaminasi mikroba maupun patogen karena akan diaplikasikan pada mata yang
merupakan area sensitif infeksi. Sehingga keamanan terhadap kontaminasi merupakan hal yang paling
penting dalam proses pembuatannya. Obat ini juga merupakan salah satu obat keras yang artinya
dalam pemberiannya kepada pasien harus dengan resep dokter karena kloramfenikol merupakan salah
satu antibiotik yang penggunaanya harus benar-benar diawasi untuk mencegah resistensi bakteri
terhadap antibotik tersebut yang akan berakibat pada fatalnya suatu penyakit.

Pada pembahasan kali ini kita akan membahsan hal-hal yang berkaitan dengan bobot salep secara
teori dan bobot salep akhir. Berdasarkan data hasil yang telah dipaparkan sebelumnya diketahui
bahwa netto salep sama yang kita dapatkan kurang dari perhitungan secara teori. Dimana bobot
seharusnya yang harus dicapai pada sediaan akhir adalah 10 gram namun ternyata hasil akhir salep
hanya sebanyak 9,6 gram padahal telah dilakukan penambahan basis pada perhitungan formula
sebesar 50% untuk menghindari berkurangnya bobot salep ketika proses produksi. hal ini dapat terjadi
dikarenakan beberapa faktor sebagai berikut :

a. Hilangnya basis salep pada saat proses pemanasan saat sterilisasi


b. Banyaknya basis salep yang ikut menempel pada alat yang digunakan sehingga tidak ikut
masuk ke dalam tube seperti menempel pada sudip, kertas perkamen, cawan penguap,
lumpang dan alu.
c. Hilangnya basis salep saat proses penyaringan dengan kais kasa karena terlalu banyak
menempel pada kain kasa

Faktor-faktor tersebut menunjukkan kerja yang kurang baik pada proses pembuatan salep,
akibatnya banyak bobot yang terbuang dan bobot akhir sampel tidak tercapai. Seharusnya
diminimalisir sedikit mungkin kehilangan bobot salep dengan kerja yang lebih efektif dan efisien.

You might also like