Professional Documents
Culture Documents
Tabel 1. Hasil rerata kadar LDL darah tikus putih (Rattus norvegicus L.)
Rerata LDL (mg/dL) dalam tahap perlakuan ± SD
Aklimasi Induksi Aloksan Induksi Ekstrak Buah Merah
Perlakuan
(7 hari) (3 hari) (21 hari)
K (-) 43 ± 4,24 94,3 ± 2,89 69,7 ± 0,58
setelah induksi ekstrak buah merah pada kondisi setelah induksi aloksan (ia)
menunjukkan tidak terjadi penurunan dan kondisi setelah induksi ekstrak buah
dengan ditandai nilai negatif pada setiap merah (ie) dapat dilihat pada Tabel 2.
perlakuan, kecuali pada kelompok P1
yang menunjukkan penurunan kadar
LDL ke kondisi awal/aklimasi, dan jika
dilihat dari interval selisih rerata hasil
pemeriksaan LDL darah tikus pada
kondisi awal/aklimasi dan kondisi akhir
setelah induksi ekstrak buah merah
kelompok P1 menunjukkan nilai yang
mendekati ke kondisi awal/aklimasi
dibandingkan kelompok perlakuan
lainnya yang diinduksi ekstrak buah
merah. Adapun selisih rerata kadar LDL
darah tikus (KLD) pada kondisi awal/
aklimasi (ka) dan kondisi akhir setelah Gambar 1. Grafik rerata kadar LDL tikus putih
selama penelitian
induksi ekstrak buah merah (ks) serta
selisih rerata kadar LDL darah tikus (KLD)
Tabel 2. Selisih rerata kadar LDL darah (KLD) pada kondisi awal dengan kondisi akhir
Selisih rerata KLD Selisih rerata KLD
Perlakuan
(ia-ie) (mg/dL) (ka-ks) (mg/dL)
K (-) 1,36 -1,8
K (+) 2,54 -1,09
P1 3,47 0,11
P2 2,97 -0,29
P3 2,74 -0,4
P4 2,99 -0,5
Tabel 3 Hasil uji Duncan LDL pada pemberian ekstrak buah merah
Pemeriksaan Perlakuan Rerata (mg/dL) dalam tahap perlakuan ± SD
K (-) 8,35 ± 0,03e
K (+) 7,59 ± 0,04d
P1 6,63 ± 0,07a
LDL
P2 7,07 ± 0,07b
P3 7,68 ± 0,06d
P4 7,39 ± 0,10c
Keterangan : Rerata yang dilambangkan dengan huruf yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata dengan uji Duncan menggunakan α 5%
Rerata penurunan kadar LDL darah beta-karoten, tokoferol dan asam lemak
tikus putih yang berbeda-beda dalam tak jenuh yang meliputi asam oleat, asam
setiap kelompok perlakuan dapat linoleat, asam linolenat dan dekanoat
disebabkan oleh adanya perbedaan yang berperan sebagai senyawa anti
respon fisiologis pada masing-masing radikal bebas pengendali beragam
tikus putih. Respon fisologis merupakan penyakit (Noviyanti, 2010). Kandungan
suatu fungsi dari hewan yang menjadi ekstrak buah merah yang berfungsi
satu kesatuan untuk mempertahankan dalam menetralisir kadar glukosa dan
kondisi hewan dari pengaruh lingkungan kolesterol dalam darah tikus putih
luar yang masuk. Akan tetapi, antar adalah vitamin E (tokoferol). Vitamin E
perlakuan baik kelompok kontrol negatif (tokoferol) adalah suatu zat antioksidan
dan kelompok kontrol positif maupun penyapu radikal bebas yang lipofilik.
kelompok perlakuan ekstrak buah merah Vitamin ini terutama berfungsi sebagai
memiliki perbedaan dalam mekanisme pelindung terhadap peroksidasi lemak
kerjanya. Perbedaan mekanisme kerja di dalam membran (Marks et al, 2000).
tersebut terjadi antara kelompok Vitamin E (tokoferol) sebagai antioksidan
perlakuan yang menggunakan ekstrak berfungsi menjadi pendonor hidrogen
buah merah berbagai dosis (P1 0,12 yang mampu mengubah radikal peroksil
ml/ekor/hari; P2 0,24 ml/ekor/hari; P3 menjadi radikal tokoferol yang kurang
0,36 ml/ekor/hari; dan P4 0,48 ml/ekor/ reaktif, sehingga mampu merusak
hari) dengan kelompok kontrol positif rantai asam lemak (Noviyanti, 2010).
yang menggunakan obat simvastatin Adanya hidrogen yang disumbangkan
yang merupakan obat kimia penurun menyebabkan vitamin E (tokoferol) itu
kolesterol dan kelompok kontrol negatif sendiri menjadi suatu radikal, tetapi
yang hanya diinduksi aloksan. bersifat lebih stabil karena elektron yang
Ekstrak buah merah merupakan obat tidak berpasangan pada atom oksigen
alami yang mengandung antioksidan mengalami delokalisasi ke dalam struktur
tinggi, diantaranya adalah karotenoid, cincin aromatik (Marks et al, 2000).
Bioeksperimen
Volume 3 No.1, (Maret 2017)
ISSN 2460-1365 55
Probosari, E., Hertanto, W.S., & Puruhita Slavin, J.L & Lloyd B. 2012. Health Benefits
N. 2011. Pemberian Teh Rosela of Fruits and Vegetables. Advances in
(Hibiscus sabdariffa Linn), Sisvastatin Nutrition, 3: 506-516.
dan Profil Lipid serta Serum ApoB Syarkiah, Fitri, L.E. & PudjirahajuA. 2008.
pada Tikus Hiperkolesterolemi. Media Pengaruh Pemberian Minyak Buah
Medika Indonesia, 45(1): 41-48. Merah (Pandanus conoideus Oil)
Rohman, A., Riyanto, S., Yuniarti, N., terhadap Pembentukan Foam Cell
Saputra, W. R.,Utami, R. & Mulatsih, pada Aorta Tikus Galur Wistar (Rattus
W. 2010. Antioxidant activity, total norvegicus) dengan Diet Aterogenik.
phenolic, and total flavaonoid of Jurnal Kesehatan Brawijaya, 24(1): 1-8.
extracts and fractions of red fruit Tagi, A., Agustina, L., dan Garantjang S.
(Pandanus conoideus Lam). International 2013. “Pengaruh Pemberian Sari Buah
Food Research Journal, 17: 97-106. Merah (Pandanus conoudeus Lam)
Rohmawati, N., dan Wuryaningsih, E. W. melalui Pakan terhadap Kolesterol,
2007. “Pengaruh Pemberian Minyak HDL dan LDL Broiler”. Tidak
Buah Merah (Pandanus conoideus Diterbitkan. Laporan penelitian.
oil) terhadap Kadar Kolesterol Total Makassar: Universitas Hasanuddin.
Tikus (Rattus norvegicus strain wistar) Vogiatzi, G., Tousoulis, D. & Stefanadis,
dengan Diet Aterogenik.”. Laporan C. 2009. The Role of Oxidative Stress
Penelitian. Tidak Diterbitkan Jember: in Atherosclerosis. Hellenic Journal of
Universitas Jember. Cardiology, 50: 402-409.
Sarungallo, Z.L., Hariyadi,P., WHO. 2016. New Initiative Launched To
Andarwulan,N., & Purnomo,E.H. Tackle Cardiovascular Disease, The
2015. Characterization of Chemical World’s Number One Killer. (Online),
Properties, Lipid Profile, Total Phenol (http://www.who.int/ cardiovascular_
and Tocopherol Content of Oils diseases/global-hearts/Global_
Extracted from Nine Clones of Red hearts_initiative/en/), diakses pada 29
Fruit (Pandanus conoideus). Kasetsart Oktober 2016.
Journal -Natural Science, 49(2): 237-250. Yahya, M. & Wiryanta, B. T. W. 2005.
Sarungalloa, Z.L., Hariyadia,P., Khasiat dan Manfaat Buah Merah: Si
Andarwulana,N., Purnomo,E.H. Emas Merah dari Papua. AgroMedia
& Wadad, M. 2015. Analysis of α- Pustaka. Jakarta.
cryptoxanthin, β-cryptoxanthin, α