Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
jawab terhadap komponen utama dari sistem muskuloskletal adalah jaringan ikat.
System ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon ligamen gursa jaringan
khusus yang menghubungkan struktur ini. Dalam hal ini tulang sebagai jaringan
yang dinamis mempunyai fungsi ganda yaitu fungsi mekanik dan metabolik.
Tulang sebagai pembentuk rangka tubuh yang mempunyai bergai jenis bentuk.
Menurut bentuknya tulang dibedakan tulang panjang, tulang pendek dan tulang
pipih.
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau
tulang rawan yang umumnya disebab kan oleh ruda paksa atau trauma yang
menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung (R. Sjamsuhidajat Win
de Jong 1997)
arus lalu lintas. Arus lalu lintas yang tidak teratur dapat meningkatkan
2
Jumlah korban Tahun 2008 di Amerika Serikat terdapat lebih dari 135.000
kasus cedera yang di sebabkan olah raga papan selancar dan sekuter, dimana
Sedangkan di Negara Maju lainnya seperti di Kamerun dan Maroko dimana pada
tahun 2007 perbandingan insiden frktur pada kelompok umur 50 – 65 tahun, Pria
4,2 % penduduk, dan Wanita 5,4 % penduduk. Di Maroko pada tahun 2009
Jumlah korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia yaitu 47.401 orang pada
tahun 1989, menjadi 32.815 orang pada tahun 1995. Rasio jumlah korban cedera
sebesar 16,80 per 10.000 penduduk dan dan rasio korban meninggal sebesar 5,63
Timur, yaitu 11,07 per 100.000 penduduk dan terendah di Jawa Tengah, yaitu
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2007 terdapat lebih dari
delapan juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta
orang mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang mengalami
prevalensi cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstermitas bawah sekitar 46,2%
3
rohamin.Blogspot.com.html.).
indonesia.
Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan pada
diagnosa keperawatan.
4
dilakukan.
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis membatasi ruang lingkup
Tanya jawab langsung dengan pasien, keluarga pasien, serta tim kesehatan
lainnya.
1.4.3. Observasi
Mengamati gejala yang muncul pada pasien dengan insfeksi, palpasi, untuk
1.4.4. Dokumentasi
Dengan cara melihat dan mempelajari catatan medis dan Asuhan Keperawatan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini disusun secara sistematika yang terdiri dari
Penulisan.
Rasional.
6
perkembangan.
evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 . Defenisi
dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. (Brunner & Suddrat, 2000)
2.1.2. ETIOLOGI
Trauma kerena kecelakaan dari kendaraan, jatuh, olahraga, dan sekunder dari
Tulang ialah suatu bentuk khusus jaringan ikat ditandai dengan sel bercabang
didalam matriks yang keras terdiri atas serabut kologen pada jaringan amorf yang
Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawa
dan terletak medial dari fibula atau tulang betis; tibia adalah tulang pipa dengan
Fibula atau tulang betis adalah tulang sebelah lateral tungkai bawah, tulang
itu adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung (Evelyn, 2007).
Sendi tibia fibula dibentuk antara ujung atas dan ujung bawah,kedua tungkai
bawah batang dari tulang - tulang itu digabungkan oleh sebuah ligmen antara tulang
Fungsi Tulang
1. Formasi kerangka
lain.
2. Formasi Sendi
3. Perlengketan otot
4. Sebagai Pengungkit
Memelihara sikap tegak tubuh manusia dan menahan gaya tarikan dan
6. Proteksi
7. Hemopotesis
8. Limfosit Imunologi
sum tulang.
9. Penyimpanan Kalsium
Tulang mengandung 97% kalsium yang terdapat dalam tubuh baik dalam
2006).
11
makanan
fungsi pendengaran.
2.1.1. Patofisiologi
Trauma
Daya
Resiko Fraktur
Tulang Emboli Paru
Emboli Lemak
Fraktur
Infeksi Reduksi
Debdridemen
1. Fisura Tulang
Disebabkan oleh cedera tunggal hebat atau oleh cedera terus menerus yang
cukup lama seperti juga di temukan pada retak stress pada struktur logam.
7. Patah tulang kompresi akibat kekuatan besar patah tulang pendek atau
10. Patah tulang patoogis akibat tumor tulang atau proses desktruksi lain.
2. Nyeri tekanan
3. Bengkak
4. Kerusakan Fungsi
5. Gerakan terbatas
penurunan
9. Atropi distal
2.1.5. Komplikasi
1. Deformitas ekstermitas
4. Keterbatasa garak
6. Pembentukan sirkulasi
8. Ganggren
2.1.6. Klafikasi
1. Fraktur tertutup
luar.
2. Fraktur Terbuka
Adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka
pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk From Within (dari dalam),
a. Sudut Patah
1. Fraktur Transversal
Adalah fraktur yang garis patahanya tegak lurus terhadap sumbu panjang
tulang
2. Fraktur Oblik
3. Fraktur Sipiral
1. Fraktur Segmental
2. Fraktur koordinata
fragmen tulang.
c. Fraktur Impaksi
1 .Fraktur Kompresi
Terjadi ketika dua tulang menumpuk (akibat tubrukan) tulang ketiga yang
Fraktur Patologik
d. Fraktur yang terjadi pada daerah-daerah tulang yang menjadi lemah oleh
f. Fraktur Grensik
Fraktur yang tidak sempurna dan sering terjadi pada anak-anak korteks dan
peridiumnya menarik utuh. Fraktur ini akan segera sembuh dan segera
g. Fraktur avulsi memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat insersi tendon
1. Derajat I
Fraktur dengan luka kurang dari 1 cm, luka bersih yang di akibatkan oleh
2. Derajat II
Fraktur dengan luka lebih dari 1 cm tanpa kerusakan jaringan lunak yang
luas.
3. Derajat III
kehilangan kulit, III C, yaitu fraktur yang disertai dengan cedera arteri.
Pada prinsipnya terapi fraktur Tibia dan Fibula adalah reposisi dan
dapat diterapi secara tertutup jika praktek tak bergeser atau sedikit bergeser,
gips panjang dari paha atas sampai leher natotarsal jika fraktur bergeser ini
tidak perlu tetapi penjajaran harus mendekati sempurna kemudian dipasang gips
dari paha atas leher metatarsal, kemudian posisi dicetak dengan sinar-x, tungkai
sampai fraktur dimana pada anak + 8 minggu dan orang dewasa + 16 minggu.
normalnya.
dengan pengobatan ini biasanya patah tulang selangka (terutama pada anak-
anak), tulang bahu, tulang iga, jari kaki, dan jari tangan akan sembuh sempurna.
1. Pembidaian
2. Pemasangan Gips
3. Penarikan (traksi)
4. Fiksasi Internal
19
2.1.1 Pengkajian
1. Aktivitas/Istirahat
2. Sirkulasi
3. Neurosensori
4. Nyeri / Kenyamanan
5. Keamanan
pembengkakan lokal.
6. Penyuluhan/Pembelajaran
Intervensi Rasional
bergerak/membalik.
21
mempengaruhi dengan
penarikan traksi.
pembengkakan jaringan
berlebihan.
mengatasi tegangan
22
otot/pemendekan untuk
memudahkan posisi/penyaluran.
penyambungan fraktur.
spasme otot.
traksi Russell.
beban, memungkinkan
perawatan luka.
mulainya pembentukan
kalus/proses penyembuhan
perubahan/tambahan terapi.
penyembuhaan/tidak menyatu.
tepat.
24
Intervensi Rasional
pengalaman kecelakaan.
25
ketidaknyamanan.
gerak pasif/aktif.
cedera.
penampilan pribadi.
analgesik.
5 hari.
aliran darah.
neurovaskuler perifer.
Intervensi Rasional
teraba.
28
melokalisasi nyeri.
permanen.
kompartemen.
perdarahan.
distal. menghilangkan
30
tekanan/memperbaiki sirkulasi.
mungkin. bawah.
sirkulasi.
31
( fibulektomi/fasiotomi). pembedahan.
darah/emboli lemak.
normal.
Intervensi Rasional
sesak napas.
32
pernapasan.
stupor.
menyebabkan penyimpangan
seperti terjadinya
hipoksemia/asidosis.
meluas ke abdomen/tubuh,
retina.
setelah cedera.
diindikasikan. ventilasi/oksigenasi.
Intervensi Rasional
membantu mempertahankan
komplikasi.
tungkai bawah.
intervensi khusus.
35
mineral.
gas.
dengan cedera tusuk, fraktur terbuka ditandai dengan nyeri, kebas dan
Intervensi Rasional
sirkulasi.
yang terselip.
tonjolan tulang.
- Palpasi jaringan tiap hari dan - Bila zona dibawah plester nyeri
bantal apung atau kasur udara tonjolan dari zona yang sakit
penurunan sirkulasi.
7. Resiko tinggi terhadap infeksi dan prosedur infasif dan traksi tulang.
terjadi demam.
38
Inetrvensi Rasional
enak.
tak enak.
mikroorganisme khusus.
gas.
infeksi.
informasi.
Intervensi Rasional
informasi.
ambulansi.
osteomelitis.
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Pengkajian
I. Identitas Pasien
An.J dengan jenis klamin laki-laki, tempat dan tanggal lahir Lampung, 14 Agustus
1997. Pendidikan SMP dan menganut Agama Kristen Protestan. Pasien bertempat
tinggal di Jln. Tanah Jawa Panambean Marjanji Kab. Simalungun. Belum menikah,
bersuku bangsa Batak / Indonesia dan masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah
dr.Pirngadi Kota Medan pada tanggal 17 Maret 2013. Dengan diangnosa Post Op
Fraktur Tibia Fibula Sinistra, dan dirawat sekarang di ruang VII dengan nomor RM.
00.87.54.61.
1. Tanda Vital
TD : 118 / 75 mmHg S : 35 0 C
HR : 80 x / i BB : 47 kg
RR : 20 x / i TB : 160 cm
43
3. Keluhan Utama :
Nyeri adanya patah tulang dibagi anterior (depan) tulang tibia dan
sinistra
Informasi yang diperoleh pada saat pengkajian, pasien menumpang mobil pick
up terbuka. Pasien terjatuh dan kemudian di lindas oleh sepeda motor yang
sinistra fraktur. Pasien menyatakan belum pernah di operasi dan tidak memiliki
riwaya alergi
44
Tn. W Ny. R
RR
15 Thn
Penjelasan :
Pasien berinisisal An. J anak Pertama dari 3 bersaudara anak dari Tn. W dan
Ny. R pada saat ini dirawat diruang VII. Dengan kondisi Fraktur Tibia Fibula
bagian extremitas bawah Sinistra dengan kondisi luka bekas operasi ± 10 cm,
sudah mulai mengering dengan jumlah jahitan 10 jahitan. Intensitas nyeri sedang
(4-6).
45
1. Biologi
1. Nutrisi
2. Pola Tidur
Frekuensi dan banyak nya 1500 - 2000 cc / hari 1000 – 1500 cc / hari
kuningan
5. Pola Aktivitas
2. Psikologis
sembuh,konsep diri baik, pasien berharap cepat sembuh, emosi pasien stabil,
pasien dapat beradaptasi dengan baik, mekanisme pertahanan diri baik, pasien
3. Sosial
hubungan dengan orang lain. Respon pasien terhadap lawan bicara baik,
komunikasi 2 arah. Bahasa yangg digunakan sehari-hari adalah bahasa Batak dan
Indonesia.
4. Spiritual
kesehatan, pasien yakin akan sembuh dengan pengobatan dan perawatan di rumah
sakit .
Pasien berinisial An.J pada saat ini dirawat diruang VII dengan kondisi
Fraktur tibia fibula sinistra. Tinggkat kesadarannya compos mentis, suhu 350
1. Kepala.
Bentuk kapala pasien bulat, posisi simetris kanan dan kiri, warna rambut
hitam, ikal, kulit kepala bersih tidak ada keluhan pada kepala.
2. Mata / Pengelihatan.
Bentuk mata pasien bulat, tidak ada anemis pada konjungtiva, pupil
isokor kanan dan kiri, dan keadaan simetrisi, ketajaman pengelihatan baik
(dapat membaca buku ± 30 cm). Refleks cahaya baik, tidak memakai alat
48
lensa.
3. Hidung / Penciuman.
Posisi simetris kanan dan kiri. Tidak ada peradangan, perdarahan dan
4. Tenggorokkan.
5. Telinga / Pendengaran.
Bentuk dan posisi telinga pasien simetris kanan dan kiri, tidak ada
Bibir dan mukosa gusi pasien lembab, tidak ada masalah pada lidah,
Nutrisi :
Jenis diet makanan biasa, nafsu makan pasien baik. Tidak ada smasalah
7. Thorak.
Bentuk thorak pasien simetris kanan dan kiri. Bunyi nafas vesikuler dan
teratur. Jenis pernafasan thorakoabdominal, sesak (-) dan nyeri dada (-).
8. Sirkulasi.
9. Abdomen.
Bentuk abdomen pasien simetris kanan dan kiri, turgor kulit baik, tidak
ada pembesaran hepar, ginjal tidak teraba, bising usus 12 x/I, tidak ada
10. Genetalia.
terjaga kebersihannya.
11. Genitounaria.
dan tidak ada masalah, hematuri tidak ada, inkontinensia urine out put tidak
tentu tetapi ke kamar mandi perlu dibantu keluarganya seperti BAK, ini di
Bentuk simetris kanan dan kiri, rentang gerak normal, tangan kiri
terpasang infuse RL. 20 gtt / i. Post tranfusi darah 700 cc (RBC) Free
operasi.
50
dan skala nyeri ( 4 – 6), berjalan dengan menggunakan tongkat dan kadang
14. Neurologis.
dengan baik terhadap orang lain, dapat mengenal perawat, keluarga dan
15. Muskuloskletal.
No.RM : 00.87.54.61
Therapy :
ANALISA DATA
Do : Pasien tampak
fraktur. Terpasang
backslab dengan
TD : 118 / 75 mmHg
HR : 80 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 35 ºc
untuk digerakkan.
dibantu keluarganya.
infuse RL 20 gtt/ i
backslab terpasang
daerah fraktur.
operasi.
dengan 10 jahitan.
ASUHAN KEPERAWATAN
nyeri pada kaki kiri. dengan trauma ditandai K/H : imobilisasi nyeri dan
Dengan intensitas dengan pasien meringis Melaporkan nyeri bagian yang mencegah
nyeri sedang (4-6). kesakitan dan tidak hilang / terkontrol. sakit. kesalahan
HR : 80 x / i pasien.
mengetahui
skala nyeri.
dianjurkan
57
dokter setiap
hari.
- Jelaskan - Memumingkan
tindakan. berpartisipasi
dalam tindakan
pengobatan.
untuk menghilangkan
mendiskusikan ansietas.
58
masalah
sehubungan
dengan cedera.
- Kolaborasi - Menentukan
dalam tepat.
pengobatan.
2 11-04 -2013 Ds : Pasien mengatakan Kerusakan mobilitas Mobilitas fisik - Kaji mobilitas - Pasien mungkin
kaki kirinya sulit fisik berhubungan stabil. fisik yang dibatasi oleh
20 gtt / i pada tangan infuse RL 20 gtt / i pada bantu dalam otak dan tulang
sehat.
- Perhatikan - Mencegah
yang salah.
kalsium. baik.
- Kolaborasi - Menentukan
3 12-04-2013 Ds : Pasien mengatakan Resiko tinggi terjadinya Infeksi tidak - Kaji tanda-tanda - Dapat
infeksi.
pasien.
tangan.
62
- Kolaborasi - Menentukan
CATATAN PERKEMBANGAN
Sinistera
bantal. HR : 80 x / i
nyeri 4 – 6 (sedang)
kesakitan.
memberi injeksi
Gentamycin 80 mg/12
jam.
mau mendiskusikan
masalah sehubungan
dengan cedera.
obat.
- Inj. Terfacef 1 gr / 12
jam
- Inj. Gentamycin 80 mg /
12 jam
mg / 12 jam
jam
jam
saat berjalan.
biasa + sup.
obat
- Inj. Gentamycin 80
mg/12 jam
mg/12 jam
jam
jam
bekas operasi.
bau. teratasi.
TD : 110 / 70 mmHg
HR : 82 x/i
RR : 22 x/i
T : 36,5 0c
tindakan.
68
obat.
69
CATATAN PERKEMBANGAN
Sinistera
bantal. HR : 80 x / i
nyeri 4 – 6 (sedang)
kesakitan.
memberi injeksi
Gentamycin 80 mg/12
jam.
mau mendiskusikan
masalah sehubungan
dengan cedera.
obat.
- Inj. Gentamycin 80
mg/12 jam
mg/12 jam
jam
jam
72
biasa + sup.
obat
- Inj. Gentamycin 80
mg/12 jam
mg/12 jam
jam
jam
74
Kamis
TD : 118 / 75 mmHg
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
T : 35 0c
75
tindakan.
obat.
76
CATATAN PERKEMBANGAN
Sinistera
bantal. HR : 80 x / i
nyeri 4 – 6 (sedang)
kesakitan.
memberi injeksi
Gentamycin 80 mg/12
jam.
mau mendiskusikan
masalah sehubungan
dengan cedera.
obat.
- Inj. Gentamycin 80
mg/12 jam
mg/12 jam
jam
jam
Jumat
saat berjalan.
biasa + sup.
obat
- Inj. Gentamycin 80
mg/12 jam
mg/12 jam
jam
jam
bekas operasi.
TD : 118 / 75 mmHg
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
13.00 T : 35 0c
- Menggunakan antiseptik
13.30 tindakan.
- Berkolaborasi dengan
81
obat.
82
BAB IV
PEMBAHASAN
pasien dengan gangguan muskuloskuletal fraktur tibia dan fibula post op debridement
dan pemasangan backslab di ruang VII RSU dr. Pirngadi kota medan yang di
observasi 3 hari, maka penulis akan membahas setiap permasalahan dan kesenjangan
Dalam hal ini penulis akan membahas melalui tahapan – tahapan proses
dan evaluasi.
pasien. Pengkajian diawali dari pengumpulan data tentang identitas pasien, riwayat
kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan sekarang dan kebiasaan hidup sehari-hari.
Selama pasien dirawat dirumah sakit dilakukan pengkajian yang meliputi bio,
psiko, sosio dan spiritual. Selain itu juga didukung oleh data yang ada dalam catatan
Adapun data yang penulis temukan pada teori dan tidak ditemukan pada kasus
fraktur meliputi :
c. Spasme otot
e. Nyeri
g. Hipertensi, hipotensi, takikardia, tidak ada nadi pada bagian distal, pengisian
Dari data-data tersebut (secara teori) ada beberapa data yang tidak penulis
a. Pemendekan Tulang
Pada kasus An. J tidak terdapat adanya deformitas. Karena sudah dilakukan
bersih.
b. Hipertensi, hipotensi, takikardia, tidak ada nadi pada bagian distal, pengisian
kapiler lambat dan parastesis tidak penulis temukan pada kasus karena pada
tulang (fraktur).
neuromuskuler.
imobilisasi.
tulang (fraktur).
Hal ini tidak ditemukan karena pasien sudah menjalani tindakan infasif
Menurut teori hal ini terjadi karena penurunan aliran darah, cedera vaskuler.
sedangkan pada kasus ini tidak dijumpai. Dimana dijumpai data terabanya
Hal ini tidak ada ditemukan pada kasus dibuktikan dengan tidak adanya
imobilisasi fisik.
Hal ini tidak ditemukan dalam kasus karena pasien hanya mengalami fraktur
tibia fibula sinistra dan sebagian anggota gerak yang lain dapat digerakkan
dengan normal kecuali daerah yang dioperasi. Maka dalam hal ini tidak
Hal ini tidak ditemukan pada kasus karena pasien memiliki keluarga yang
Sedangkan 3 (tiga) diagnosa yang penulis temukan pada An. J ada pada
Berdasarkan dari intervensi pada diagnosa yang sama pada teori dan pada
1. Nyeri.
kasus An. J hal ini tidak dilakukan karena luka tidak terjadi hematoma tetapi
luka yang ada akibat insisi post operasi debridement dan pemasangan
backslab.
mobilitas fisik dengan konsul, dengan ahli terapi fisik / okupasi. Tetapi pada
Hal ini tidak ditemukan pada kasus An. J karena infeksi / ganggren tidak
terjadi dan intervensi persiapan pembedahan sesuai indikasi. Hal ini juga tidak
Pada tahap ini penulis melaksanakan semua yang sesuai dengan apa yang
dengan penulis, adanya kerjasama antara penulis dengan tim kesehatan lainnya
Tahap evaluasi ini merupakan penilaian terhadap hasil dari tindakan yang
Pasien mengatakan susah untuk bergerak karena kaki sebelah kiri terdapat
luka bekas operasi. O : Pada bagian anterior kaki kiri pasien tampak luka
RL 20 gtt/i pada tangan kiri, terpasang backslab pada, kaki kiri, teratasi pada
hari ke-5. sedangkan diagnosa yang sebagian masalahnya teratasi yaitu nyeri
karena kaki kiri terdapat luka bekas operasi 10 cm, terpasang backslab di kaki
kiri. O : Pada bagian anterior kaki kiri pasien tampak ada luka bekas operasi ±
tangan kiri, terpasang backslab pada, kaki kiri, teratasi pada hari ke-5.
karena kaki kiri terdapat luka bekas operasi 10 cm, terpasang backslab di kaki
kiri. O : Pada bagian anterior kaki kiri pasien tampak ada luka bekas operasi ±
BAB V
5.1. Kesimpulan
1. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang
utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma/ruda paksa atau tenaga fisik yang
2. Fraktur lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan dengan umur
dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olah raga, pekerjaan atau
4. Penanganan segera pada klien yang dicurigai terjadinya fraktur adalah dengan
mengimobilisasi bagian fraktur, hal ini adalah salah satu metode mobilisasi
tergantung kerja sama antara pasien, keluarga, dan tim kesehatan dalam hal
6. Pada prinsipnya terapi fraktur Tibia dan Fibula adalah reposisi dan
imobilisasi.
1. Pembidaian
2. Pemasangan Gips
3. Penarikan (traksi)
tempatnya.
4. Fiksasi Internal
5.2. Saran
2. Diharapkan kepada pasien fraktur agar dapat mengikuti terapi yang diberikan