Professional Documents
Culture Documents
Laporan Tutorial Urologi 2 3
Laporan Tutorial Urologi 2 3
BLOK UROGENITAL
SKENARIO 2
TERBENTUKNYA BATU SALURAN KEMIH OLEH KARENA INFEKSI
KELOMPOK 19
ANGGRAINI LALANG BUANA G0012016
DENALIA AURIKA G0012054
GIZHA WAGISWARI MADE G0012084
LELY AMEDIA RATRI G0012114
OKTAVERA TRI KURNIASIH G0012158
RUTI ANNISA K. G0012198
SAFITRI TIA TAMPY G0012200
ARIYADI BUDI SETYOAJI G0012028
M. MAFTUHUL AFIF G0012120
RAHMAWAN FIRYANA G0012172
YASYFIE ASYKARI G0012234
TUTOR :
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada skenario kedua pada blok urogenital ini kami disuguhkan sebuah
materi yang menyangkut batu ginjal & infeksi saluran kemih. Adapun
skenarionya sebagai berikut :
B. Tujuan pembahasan
Adapun tujuan dari skenario ini adalah:
1. Mampu menjelaskan kelainan batu ureter & infeksi saluran kemih (ISK),
termasuk macam-macam kencing batu dan kriteria batu ureter.
2
2. Mampu menjelaskan etiologi & faktor risiko dari batu ureter & ISK.
3. Mampu menjelaskan patofisiologi & patogenesis batu ureter & infeksi
saluran kemih.
4. Mampu menjelaskan gejala-gejala klinis dari skenario di atas.
5. Mampu menjelaskan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang radiologi,
laboratorium urine untuk memastikan keluhan pada skenario di atas.
6. Mampu menjelaskan penanganan awal terkait kelainan batu ureter
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah perbedaan jenis batu yang dialami penderita serta seberapa
besar ukuran batu penderita menurut skenario?
2. Bagaimanakah etiologi, faktor risiko, & faktor pencetus dari skenario di
atas?
3. Bagaimanakah patofisiologi & patogenesis dari keluhan pasien di
skenario?
4. Bagaimana cara menegakkan diagnosis & diagnosis banding dari skenario
di atas?
5. Bagaimana cara melakukan & menginterpretasi hasil pemeriksaan fisk,
pemeriksaan penunjang radiologi (IVP) dan laboratorium urine untuk
kasus di dalam skenario?
6. Bagaimana cara penatalaksanaan pasien sesuai dengan skenario di atas?
D. HIPOTESIS MASALAH
Berdasarkan keluhan dan anamnesis terhadap pasien, dokter menduga
pasien terkena batu ureter berdasarkan hasil pemeriksaan foto IVP yang
menunjukkan adanya batu struvit sebesar 3 mm, serta ditemukannya leukosit
15.000/dL yang menandakan infeksi, leukosituria > 50/LPB, serta bakteriuria
(+++)
3
BAB II
A. Seven Jump
1. Langkah 1
Membaca scenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam
skenario
Dalam scenario ini, kami mengklarifikasi beberapa istilah sebagai
berikut:
1. Batu
Merupakan suatu gumpalan (konkresi) abnormal, yang tersusun atas
garam-garam mineral yang ditemukan dalam tubuh hewan. Keberadaan
batu tersebut bisa terletak di ginjal (nephrolithiasis), ureter
(ureterolithiasis), dan kandung kemih (cystolithiasis). Sebagian besar
batu dikeluhkan oleh laki-laki.
2. Analgetika
Adalah sekelompok obat yang berfungsi untuk menghilangkan rasa
nyeri. Analgesik bekerja pada system saraf pusat dan tepi. Paracetamol
merupakan satu-satunya contoh dar analgesik.
3. Leukosituria
Ditemukannya banyak leukosit di dalam urine, dikarenakan kadar
leukosit > 5000 sel/dL
4. Bakteriuria
Bakteri pathogen yang berjumlah melimpah di dalam urine
5. Urin
Cairan hasil ekskresi ginjal yang disimpan di vesica urinaria, lalu
dikeluarkan melalui uretra.
4
6. Intravenous pyelogram
Adalah prosedur radiologis yang berguna untuk memvisualisasikan
kelainan pada sistem urinarius, terutama di ginjal, ureter, dan vesica
urinaria.
7. Diuretik
Adalah zat-zat yang merangsang atau meningkatkan produksi urine.
Diuretik berguna dalam mengobati penyakit gagal jantung, sirosis hati,
hipertensi, dan penyakit ginjal tertentu.
2. Langkah 2
Menentukan/mendefinisikan permasalahan
Permasalahan yang dibicarakan pada skenarioini adalah sebagaiberikut:
1. Adakah hubungan antara usia pasien dengan keluhan nyeri?
2. Apa saja faktor pembentuk batu pada saluran kencing?
3. Apa saja penyebab nyeri dan dimnakah lokasinya?
4. Mengapa pasien diberi obat analgetik?
5. Apa hubungan kencing batu, anyang-anyangan, kencing keruh, dan
bakteriuria?
6. Mengapa pasien mengalami demam dalam seminggu, sedangkan kencing
mengeluarkan batu 2 minggu sebelumnya?
7. Apa saja pemeriksaan fisik yang dibutuhkan dokter terhadap pasien?
8. Apa makna hasil dari berbagai pemeriksaan penunjang?
9. Mengapa dokter menyatakan bahwa fungsi ginjal pasien baik?
10. Apa saja penatalaksanaan yang dapat diberikan kepada kondisi pasien
dalam skenario?
11. Apa saja macam-macam kencing batu?
12. Apa indikasi dan interpretasi hasil pemeriksaan kultur urin?
13. Apa patofisiologi nyeri pinggang dan kencing abut?
14. Apa saja kriteria ukuran batu ureter termasuk besar, ataupun kecil?
5
3. Langkah 3
Menganalisis permasalahan dan membuat pernyataan sementara
mengenai permasalahan
6
'super' jenuh dengan materi yang tidak dapat larut (karena laju ekskresi
berlebih dan/atau karena konservasi air yang sangat ekstrim) ,maka kristal
mulai terbentuk dan dapat membesar serta mengelompok untuk
membentuk sebuah batu. Kejenuhan urin dapat meningkat ketika terjadi
dehidrasi atau melalui ekskresi oksalat,kalsium, fosfat, sistin, dan asam
urat yang berlebih.
Gejala khas batu buli-buli adalah berupa iritasi antara lain: nyeri
kencing/disuria hingga starnguri, perasaan tidak enak sewaktu kencing,
dan kencing tiba-tiba terhenti kemudian menjadi lancar kembali setelah
mengubah posisi tubuh. Nyeri pada saat miksi seringkali dirasakan pada
ujung penis, skrotum, perineum, pinggang sampai kaki.
Sedangkan pada batu uretra, nyeri dirasakan pada glans penis atau
pada tempat batu berada. Batu yang terletak pada uretra posterior, nyeri
dirasakan di perineum atau rektum Mengapa pasien diberi obat analgetik?
Obat analgetika diberikan untuk mengatasi keluhan utama yang membawa
pasien berobat ke dokter, yaitu nyeri pinggang kiri yang idak tertahankan.
7
Nyeri pada penyakit batu saluran kemih biasanya sangat berat sehingga
terkadang dibutuhkan obat narkotik untuk mengatasinya.
8
Perjalanan penyakit pasien menandakan bahwa telah terdapat gangguan batu pada
saluran kemih selama dua minggu, yang dilanjutkan dengan infeksi saluran kemih
seminggu setelahnya, yang ditandai dengan kombinasi nyeri pinggang dan febris.
Indikasi PIV :
a. Renal agenesis
b. Polyuria
c. BPH (benign prostatic hyperplasia)
d. Congenital anomali:
a) Duplication of ureter n renal pelvis
b) Ectopia kidney
c) Horseshoe kidney
d) Malroration
e. Hydroneprosis
9
f. Pyelonepritis
g. Renal hypertention
Kontraindikasi PIV
a. Alergi terhadap media kontras
b. Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung
c. Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung
d. Multi myeloma
e. Neonatus
f. Diabetes mellitus tidak terkontrol/parah
g. Pasien yang sedang dalam keadaan kolik
h. Hasil ureum dan creatinin tidak normal
7. Apa saja pemeriksaan fisik yang dibutuhkan oleh dokter terhadap pasien?
10
Pemeriksaan nyeri ketok kostovertebra untuk mengetahui ada
atau tidaknya infeksi pada ginjal
Auskultasi pada arteri renalis untuk menemukan adnaya bruit
atau bising sistolik dan diastolic pada daerah epigastrium atau
punggung bila terdapat penyempitan arteri renalis.
Fungsi ginjal pasien dapat dinilai dari kadar kreatinin pasien 1,0 mg/dl
yang berada dalam ambang normal yaitu Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl.
11
Perempuan : 0,5-1,0 mg/dl. (Wanita sedikit lebih rendah karena massa otot
yang lebih rendah daripada pria).
10. Apa saja penatalaksanaan yang dapat diberikan kepada kondisi pasien
dalam scenario?
12
Di dalam urin, kristal kalsium oksalat monohidrat biasanya
terbentuk dalam bentuk oval bikonkaf, yang bentuknya menyerupai
eritrosit dengan ukuran yang lebih besar, berbentuk dumbell.kristal ini
bersifat birefringence. Kristal kalsium oksalat dihidrat berbentuk
bipiramid dan bersifat birefringence lemah.
Batu Struvit
Batu ini terjadi akibat infeksi saluran kemih karena bakteri,
umumnya spesies Proteus, yang mempunyai urease, enzim yang
mendegradasi urea menjadi NH3 dan CO2. NH3 mengalami hidrolisis
menjadi NH4+ dan menaikkan pH, biasanya sampai 8 atau 9. CO2
mengalami hidrasi menjadi H2CO3 dan selanjutnya besrdisosiasi
menjadi CO3 2- yang mengalami presipitasi dengan kalsium menjadi
CaCO3. NH4 presipitasi dengan PO4 3- dan Mg 2+ membentuk
MgNH4PO4. Hasilnya adalah batu kalsium karbonat tercampur
dengan struvit. Struvit tidak terbentuk dalam urin tanpa adanya infeksi,
karena konsentrasi NH4 + dalam urin rendah yang bersifat alkali,
dalam responsnyaterhadap rangsang fisiologik. Infeksi Proteus kronik
dapat terjadi karena aliran urin terganggu, pemasangan instrumen
urologik atau pembedahan, dan terutama karena terapi antibiotik
kronik yang memudahkan terjadinya dominasi Proteus dalam saluran
kemih
13
Batu Sistin.
Sistin merupakan asam amino yang kelarutannya paling
kecil. Kelarutannya semakin kecil jika pH urin turun/asam. Bila
sistin tak larut akan mengendap dalam bentuk kristal dalam
ginjal/saluran kemih sehingga membentuk batu
14
13. Apa patofisiologi nyeri pinggang dan kencing abut?
Keluhan yang terjadi pada pasien kencing batu disampaikan
tergantung pada posisi atau letak batu, besar batu, dan penyulit yang
terjadi. Keluhan yang paling sering dirasakan adalah nyeri pada pinggang.
Nyeri tersebut dapat berupa nyeri kolik maupun bukan kolik. Nyeri kolik
terjadi mungkin karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises
ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari
saluran kemih. Gerakan peristaltik ini menyebabkan meningkatnya
tekanan intraluminal sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf yang
memberikan sensasi nyeri. Sedangkan nyeri non kolik terjadi karena
peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau infeksi pada
ginjal.
15
14. Apa saja kriteria ukuran batu ureter termasuk besar, ataupun kecil?
Jadi bisa disimpulkan bahwa ukuran batu saluran kemih besar jika melebihi
7mm, tetapi ukuran batu yang kecil belum tentu tiddak menyumbat saluran
kemih dankeluar spontan.
16
4. Langkah 4
Batu Kalsium
Batu Sistin
Mukosa Rusak
Batu Struvit
Infeksi
17
5. Langkah 5
Merumuskan tujuan pembelajaran
1. Patogenesis terbentuknya batu saluran kemih
2. Penatalaksanaan batu saluran kemih
3. Patogenesis ISK
4. Klasifikasi ISK berdasar letak, sifat, dan onsetnya
5. Klasifikasi ukuran batu saluran kemih
6. Komponen – komponen pada hasil urinalisa
18
a. Teori Supersaturasi
Supersaturasi air kemih dengan garam-garam pembentuk
batu merupakan dasar terpenting dan merupakan prasyarat untuk
terjadinya presipitasi (pengendapan). Apabila kelarutan suatu
produk tinggi dibandingkan titik endapnya, maka terjadi
supersaturasi sehingga menimbulkan terbentuknya kristal dan
pada akhirnya akan terbentuk batu
Supersaturasi dan kristalisasi terjadi bila ada penambahan
yang bisa mengkristal dalam air dengan pH dan suhu tertentu,
sehingga suatu saat terjadi kejenuhan dan selanjutnya terjadi
kristal. Bertambahnya bahan yang dapat mengkristal yang
disekresikan oleh ginjal, maka pada suatu saat akan terjadi
kejenuhan sehingga terbentuk kristal. Proses kristalisasi dalam
pembentukan batu saluran kemih berdasarkan adanya 3 zona
saturasi , terdapat tiga zona yaitu:
1) Zona stabil, tidak ada pembentukan inti batu
2) Zona metastabil, mungkin membesar tetapi tidak terjadi
disolusi batu, bisa ada agregasi dan inhibitor bisa mencegah
kristalisasi
3) Zona saturasi tinggi.
Tingkat saturasi dalam air kemih tidak hanya dipengaruhi
oleh jumlah bahan pembentuk BSK yang larut, tetapi juga oleh
kekuatan ion, pembentukan kompleks dan pH air kemih. Secara
kasar separuh total konsentrasi kalsium dan oksalat berada dalam
bentuk ion bebas, sisanya dalam bentuk kompleks. Kekuatan ion
terutama ditentukan oleh natrium, kalsium dan klorida. Bila
kekuatan ion naik, maka akan menyebabkan AP CaOx turun dan
risiko pembentukan kristal kalium oksalat, sebab jumlah
konsentrasi ion biasanya akan menurun. Kalsium dapat
membentuk kompleks dengan sitrat yang larut dalam air.
Keasaman air kemih akan mempengaruhi pembentukan kompleks
19
maupun aktivitas ion bebas. Pada kenaikan pH terjadi kenaikan
kompleks kalsium sitrat dan kalsium fosfat serta penurunan
kompleks kalsium sulfat pada pH 6,5 atau lebih. Hampir semua
ion sitrat terionisasi sehingga sangat mudah membentuk
kompleks dengan 3 ion kalsium. Pada penurunan pH terjadi
sebaliknya yaitu penurunan kemampuan ion sitrat untuk mengikat
kalsium sehingga lebih mudah membentuk kompleks kalsium
oksalat. Pada pH tinggi terjadi suasana basa, maka ion hidrogen
bebas turun sehingga menaikkan ion fosfat bebas.
b. Teori matrik
Di dalam air kemih terdapat protein yang berasal dari
pemecahan mitochondria sel tubulus renalis yang berbentuk laba-
laba. Kristal batu oksalat maupun kalsium fosfat akan menempel
pada anyaman tersebut dan berada di sela-sela anyaman sehingga
terbentuk batu. Benang seperti sarang laba-laba yang berisi
protein 65%, Heksana10%, Heksosamin 2-5% sisanya air. Pada
benang menempel kristal batu yang sebabkan batu makin lama
makin besar. Matrik tersebut merupakan bahan yang merangsang
timbulnya batu29.
c. Teori Inhibitor
Pada penelitian diketahui bahwa walaupun kadar bahan
pembentuk batu sama tingginya pada beberapa orang tetapi tidak
semua menderita penyakit batu. Hal tersebut disebabkan pada
orang yang tidak terbentuk batu dalam air kemihnya mengandung
bahan penghambat untuk terjadinya batu (inhibitor) yang lebih
tinggi kadarnya dibanding pada penderita batu. Dikenal 2 jenis
inhibitor yaitu organik yang sering terdapat adalah asam sitrat,
nefrokalsin dan tamma-horsefall glikoprotein dan jarang terdapat
yaitu gliko-samin glikans, uropontin. Inhibitor anorganik yaitu
pirofosfat, magnesium dan Zinc.
20
Menurut penelitian inhibitor yang paling kuat yaitu sitrat,
karena sitrat akan bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium
sitrat yang larut dalam air. Inhibitor mencegah terbentuknya
kristal kalsium oksalat, mencegah agregasi dan mencegah
perlengketan kristal kalsium oksalat pada membran tubulus.
Magnesium mencegah terjadinya kristal kalsium oksalat dengan
mengikat oksigen menjadi magnesium oksalat.
Sitrat terdapat pada hampir semua buah-buahan tetapi kadar
tertinggi pada jeruk. Pada penelitian diketahui bahwa kandungan
sitrat jeruk nipis lebih tinggi daripada jeruk lemon (677 mg/10ml
dibanding 494 mg/10ml air perasan jeruk.
d. Teori Epitaksi
Pada teori ini dikatakan bahwa kristal dapat menempel pada
kristal lain yang berbeda sehingga cepat membesar dan menjadi
batu campuran. Keadaan ini disebut nukleasi heterogen dan yang
paling sering yaitu kristal kalsium oksalat menempel pada krital
asam urat yang ada.
e. Teori kombinasi
Banyak ahli berpendapat bahwa batu saluran kemih
terbentuk berdasarkan campuran dari beberapa teori yang ada.
f. Teori Infeksi
Teori terbentuknya BSK juga dapat terjadi karena adanya
infeksi dari kuman tertentu. Pengaruh infeksi pada pembentukan
BSK adalah sebagai berikut:
1) Teori terbentuknya batu struvit
Batu struvit disebut juga batu infeksi mempunyai
komposisi magnesium amonium fosfat. Terjadinya batu jenis
ini dipengaruhi pH air kemih ≥7,2 dan terdapat amonium
dalam air kemih, misalnya pemecah urea (urea splitting
bacteria). Urease yang terbentuk akan menghidrolisa urea
menjadi karbon dioksida dan amonium.
21
Akibatnya pH air kemih akan naik lebih dari 7 dan
terjadi reaksi sintesis amonium yang terbentuk dengan
molekul magnesium dan fosfat menjadi magnesum amonium
fosfat (batu struvit). Bakteri penghasil urease sebagian besar
Gram negatif yaitu golongan proteus, klebsiela, providensia
dan pseudomonas. Ada juga bakteri gram positif yaitu
stafilokokus, mikrokokus dan korinebakterium serta
golongan mikoplasma, seperti T strain mikoplasma dan
ureaplasma urelithikum.
2) Teori nano bakteria
Nanobakteria merupakan bakteri terkecil dengan
diameter 50-200 nanometer yang hidup dalam darah, ginjal
dan air kemih. Bakteri ini tergolong Gram negatif dan sensitif
terhadap tetrasiklin. Dinding sel bakteri ini mengeras
membentuk cangkang kalsium (karbonat apatite) kristal
karbonat apatit ini akan mengadakan agregasi dan
membentuk inti batu, kemudian kristal kalsium oksalat akan
menempel disitu sehingga makin lama makin besar.
Dilaporkan bahwa 90% penderita BSK mengandung nano
bacteria.
3) Oxalobacter
Dalam usus manusia terdapat bakteri pemakan oksalat
sebagai bahan energi yaitu Oxalobacter formigenes dan
Eubacterium lentrum tetapi hanya Oxalobacter formigenes
saja yang tak dapat hidup tanpa oksalat.
Teori Vaskuler
Pada penderita batu saluran kemih sering didapat adanya penyakit
hipertensi dan kadar kolesterol darah yang tinggi, maka Stoller
mengajukan teori vaskuler untukterjadinya batu saluran kemih.
a. Hipertensi
22
Seseorang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolis
140 mm Hg atau lebih, atau tekanan darah diastolis 90 mmHg
atau lebih atau sedang dalam pengobatan anti hipertensi37. Pada
penderita hipertensi 83% mempunyai perkapuran ginjal
sedangkan pada orang yang tidak hipertensi yang mempunyai
perkapuran ginjal sebanyak 52%. Hal ini disebabkan aliran darah
pada papilla ginjal berbelok 1800 dan aliran darah berubah dari
arah laminer menjadi turbulensi. Pada penderita hipertensi aliran
turbulen ini berakibat penendapan ion-ion kalsium papilla
(Ranall’s plaque) disebut juga perkapuran ginjal yang dapat
berubah menjadi batu.
b. Kolesterol
Pada penelitian terhadap batu yang diambil dengan operasi
ternyata mengandung kolesterol bebas 0,058-2,258 serta
kolesterol ester 0,012-0,777 mikrogram per miligram batu.
Adanya kadar kolesterol yang tinggi dalam darah akan disekresi
melalui glomerulus ginjal dan tercampur didalam air kemih.
Adanya butiran kolesterol tersebut akan merangsang agregasi
dengan kristal kalsium oksalat dan kalsium fosfat sehingga
terbentuk batu yang bermanifestasi klinis (teori epitaksi).
23
saluran kemih tidak menimbulkan penyulit seperti di atas tetapi
diderita oleh seseorang yang pekerjaannya mempunyai risiko tinggi
dapat menimbulkan sumbatan saluran kemih pada saat yang
bersangkutan sedang menjalankan profesinya, dalam hal inibatu harus
dikeluarkan dari saluran kemih.
Medikamentosa
Endourologi
24
pemecahan batu dapat dilakukan secara mekanik dengan memakai
energi hidraulik, energi gelombang suara, atau dengan energi laser.
Beberapa tindakan endourologi adalah :
Bedah terbuka
25
ureterolitotomi untuk batu di ureter. Tidak jarang pasien harus
menjalani tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena
ginjalnya sudah tidak berfungsi dan berisi nanah, korteksnya sudah
sangat tipis atau mengalami pengkerutan akibat batu saluran kemih
yang menimbulkan obstruksi dan infeksi yang menahun.
3. Patogenesis ISK
Saluran kemih harus dilihat sebagai satu unit anatomi tunggal
berupa saluran yang berkelanjutan mulai dari uretra sampai ginjal.
Pada sebagian besar infeksi, bakteri dapat mencapai kandung kemih
melalui uretra. Kemudian dapat diikuti oleh naiknya bakteri dari
kandung kemih yang merupakan jalur umum kebanyakan infeksi
parenkim renal (Stamm, 1999). Introitus vagina dan uretra distal
secara normal dialami oleh spesies-spesies difteroid, streptokokus,
laktobasilus, dan stafilokokus, tapi tidak dijumpai basil usus gram
negatif yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih. Namun, pada
perempuan yang mudah mengalami sisitis, didapatkan organisme usus
gram negatif yang biasa terdapat pada usus besar pada intortius, kulit
periuretra, dan uretra bagian bawah sebelum atau selama terjadi
bakteriuria. Pada keadaan normal, bakteri yang terdapat dalam
kandung kemih dapat segera hilang. Sebagian karena efek pengenceran
dan pembilasan ketika buang air kecil tapi juga akibat daya antibakteri
urin dan mukosa kandung kemih. Urin dalam kandung kemih
kebanyakan orang normal dapat menghambat atau membunuh bakteri
terutama karena konsentrasi urea dan osmolaritas urin yang tinggi.
Sekresi prostat juga mempunyai daya antibakteri. Leukosit
polimorfonuklear dalam dinding kandung kemih tampaknya juga
berperan dalam membersihkan bakteriuria.
26
·Bawah : uritritis, sistitis (infeksi superfisialis vesika urinaria),
prostatitis
Atas : pielonefritis (proses inflamasi parenkim ginjal), abses ginjal
Berdasar Klinis
27
ada interfensi medis untuk pengeluarannya, salah satunya adalah
dengan jalan operasi.
6. Komponen – komponen pada hasil urinalisa
Kultur dan pewarnaan gram urine ( dari urine porsi tengah atau
spesimen lansung dari katater)
28
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil diskusi mengenai skenario tutorial kali ini,pasien
mengeluh nyeri pinggang kiri yang tidak tertahankan dimungkinkan karena
infeksi atau gangguan pada organ dalam yang menyebabkan nyeri. Ternyata
pasien mempunyai riwayat pernah keluar kencing batu 2 minggu lalu disertai
merasa anyang-anyangan dan berwarna keruh,kami menduga batu tersebut masih
berada di dalam tubuh pasien dan urin berwarna keruh merupakan salah satu ciri
adanya batu. Pasien satu mingggu yang lalu mengeluhkan demam,yang berarti
onset kejadian dimulai dari adanya batu pada pasien baru menimbulkan demam.
B. Saran
Saran kami untuk pasien karena batu yang diderita pasien adalah batu
yang termasuk ukuran kecil 3mm (kecil kurang dari 5mm) dapat dilakukan
dengan terapi konvensional tanpa tindakan operatif pasien disarankan untuk
minum banyak untuk menambah zat terlarut dalam urin agar mampu menekan
batu untuk keluar,berolahraga secara teratur untuk menggerak-gerakkan batu yang
29
ada dalam tubuh agar bisa keluar,dan mengonsumsi diuretik yang bekerja dengan
menyerap lebih banyak cairan tubuh yang dikeluarkan untuk mendorong batu
keluar. Pengobatan profilaksis untuk mengurangi gejala pasien berupa antibiotik
spektrum luas dan juga anti nyeri sembari menunggu hasil pemeriksaan kultur
urine untuk mengetahui bakteri penyebab.
30
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth’s (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. (Edisi
kedelapan). Jakarta : EGC.
Lina, Nur. 2008. Faktor-faktor risiko kejadian batu saluran kemih pada laki-laki.
Semarang, Universitas Diponegoro. Thesis.
Noer, H.M, Sjaifoellah (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (Jilid kedua,
Edisi ketiga). Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Price, Sylvia Anderson, Ph.D., R.N (1995). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. (Edisi keempat). Jakarta : EGC.
31
32