Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Sesuai dengan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat disusun rumusan-rumusan
masalah sebagai berikut.
Dari rumusan-rumusan masalah di atas, maka dapat disusun tujuan-tujuan sebagai berikut:
1.4 Manfaat
1. Memberikan informasi kepada praktisi desain khususnya mahasiswa mengenai istilah
ergonomi;
2. Memberikan informasi kepada praktisi desain khususnya mahasiswa mengenai manfaat
ergonomi; dan
3. Memberikan informasi kepada praktisi desain khususnya mahasiswa mengenai
penerapan ergonomi dalam desain interior.
Agar makalah lebih terarah dan sesuai dengan pembahasan yang dimaksud, maka penulis
membatasi masalah pada:
1. Ergonomi yang dimaksud ialah ergonomi secara umum dan ergonomi desain interior.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ergonomi berasal dari dua kata Yunani kuno yaitu ergon dan nomos: ergon berarti kerja, dan
nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip (Nurmianto,2008).
Penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan lingkungan; tata kerja; dan
ilmu tentang hubungan di antara manusia, mesin yang digunakan, dan lingkungan
kerjanya.
Ergonomi merupakan bidang riset ilmiah dengan cakupan luas yang memiliki banyak
aplikasi dalam desain dan perencanaan arsitektural dan interior. Beberapa aplikasinya jauh
diluar pertimbangan perencanaan ruang, seperti faktor kenyamanan dalam desain gagang
keran air atau faktor produktivitas dan kenyamanan dalam desain pencahayaan sebuah
fasilitas ruang komputer. 1
Menurut Sutalaksana (1979), egonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis
untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan
manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada
sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan
efektif, aman, dan nyaman .2
Dalam pengertian lain pemahaman mengenai ergonomi adalah bidang ilmu sains
yang mempelajari pemahaman tentang interaksi diantara manusia dan elemen lain dalam
Dari beberapa pengertian diatas, ergonomi bisa dikatakan sebagai satu ilmu
terapan dalam mencapai keselamatan dan kesehatan kerja. Ilmu ini digunakan untuk
membuat pekerja merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya.
• Angka cedera dan kesakitan dalam melakukan pekerjaan tidak ada/ terkurangi ;
International Ergonomics Association. Definisi Ergonomi. Diakses dari www.iea.cc/whats/indes.html, pada tanggal
20 September 2015.
2.4 Fungsi Ergonomi
Berdasarkan tujuan diatas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi ergonomi dalam desain
interior yakni untuk:
meningkatkan produktivitas;
meningkatkan efisiensi;
menciptakan kenyamanan;
memelihara kesehatan;
meminimalisir resiko kecelakaan kerja.
2.5 Ruang Lingkup Pembelajaran Ergonomi
Sebelum masuk ke apa saja yang menjadi lingkup kajian ergonomi terlebih dahulu dijelaskan
bahwa ergonomi merupakan ilmu yang muncul dari ilmu-ilmu lain atau bisa disebut sebagai
salah satu ilmu yang multidisipliner. Terdapat 6 ilmu yang secara garis besar mendominasi
dalam ergonomi yakni:
- Antropometri, berkembang dari ilmu anatomi
- Biomekanik, berkembang dari ilmu ortopedi
- Fisiologi manusia kerja, berkembang dari ilmu fisiologi
- Kesehatan dan keselamatan kerja (K3), berkembang dari ilmu kedokteran atau medis
- Manajemen dan psikologi kerja, berkembang dari ilmu psikologi
- Hubungan kerja, berkembang dari ilmu sosiologi
Sedangkan lingkup yang menjadi kajian ergonomi bisa merupakan turunan atau bagian dari
salah satu dari enam ilmu di atas atau bisa merupakan gabungan dari dua atau lebih dari
turunan ilmu di atas.
Adapun lingkup kajian Ergonomi dapat dibagi menjadi empat bidang utama yakni:
Ergonomi fisik
Berkaitan dengan aktifitas fisik manusia kerja. Topik-topik yang relevan dalam
ergonomic fisik antara lain: anatomi tubuh manusia, antropometri, karakteristik
fisiologi dan biomekanika, kekuatan fisik manusia kerja, postur kerja, beban fisik kerja,
pemindahan material, studi gerakan dan waktu kerja, MSD, tata letak tempat kerja,
keselamatan kerja, kesehatan kerja, ukuran / dimensi tempat atau alat kerja, fungsi
indra dalam kerja, control & display dsb.
Ergonomi kognitif
Berkaitan dengan proses mental manusia kerja. Topik-topik yang relevan dalam
ergonomi kognitif antara lain: persepsi dalam kerja, ingatan dalam kerja, reaksi dalam
kerja, beban kerja, pengambilan keputusan, performa kerja, human-computer
interaction, kehandalan manusia, motivasi kerja, stres kerja dsb.
Ergonomi organisasi
Berkaitan dengan sosioleknik dalam sistem kerja. Topik-topik yang relevan dalam
ergonomi organisasi antara lain: sturktur organisasi kerja, kebijakan dan proses,
komunikasi kerja, manajemen SDM, alokasi fungsi kerja, task analysis, perancangan
waktu kerja, teamwork, participatory approach, komunitas kerja, kultur organisasi,
organisasi virtual, produktivitas kerja tim / individu dsb.
Ergonomi lingkungan
Berkaitan dengan hal-hal di sekitar orang berkerja, biasanya berupa lingkungan fisik.
Topik yang relevan dalam ergonomi organisasi antara lain: pencahayaan di tempat
kerja, temperatur di tempat kerja, kebisingan di tempat kerja, getaran di tempat kerja,
desain interior tempat kerja termasuk bentuk dan warna dsb.
Semua lingkup kajian di atas digunakan untuk medesain atau merancang sistem kerja. Oleh
karena itu ergonomi juga sering diasosiasikan dengan perancangan sistem kerja, karena ilmu
ergonomi dipakai unruk merancang atau memperbaiki sistem kerja dengan manusia sebagai
orientasi utamanya.
Perlu diketahui bahwa dalam perancangan sebuah sistem kerja atau dalam penelitian kerja,
keempat bidang di atas seringkali tidak berdiri sendiri-sendiri, sebagai contoh: penelitian
untuk mengetahui seberapa jauh efek pencahayaan di tempat kerja (ergonomi lingkungan)
maka dalam penelitian tersebut juga melibatkan performa kerja (ergonomi kognitif) sebagai
indikatornya. Contoh lain pada penelitian tentang pengaruh getaran di tempat kerja
(ergonomi lingkungan) bisa melibatkan performa kerja (ergonomi kognitif) sebagai
indikatornya dan/atau melibatkan karakteristik fisik manusia misalnya dalam hal kerusakan
telinga atau pendengaran (ergonomi fisik) yang disebabkan dari kebisingan tersebut.
2.6.1 Kursi
Kursi sebagai sarana duduk memiliki acuan-acuan dalam ukurannya sehingga tercipta desain
kursi yang ergonomis sesuai penjabaran diatas. Berikut merupakan contoh aturan-aturan
yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah kursi.
- Semakin miring maka semakin banyak berat badan yang disupport oleh
backrest sehingga tekanan kompresi pada batas tulang punggung dan panggul
(L5/S1) menjadi berkurang.
- Semakin besar sudut antara paha dan tulang punggung maka lordosis lumbal
bertambah sehingga bagian horizontal dari vertebra yang mengalami tekanan
kompresi semakin bertambah.
- Optimal angle = 100 -1100 , yakni cocok untuk kursi santai.
- Sudut yang berlebih adalah tidak cocok untuk ‘low’ atau ‘medium level
backrest’ karena menyebabkan bagian atas badan menjadi tidak tersangga.
Seating Design
Fagarasanu, M and Kumar, S., 2002, Measurement instrument and Data Collection of
Construct and Bias in Ergonomics Research, INDUSTRIAL ERGONOMICS. 30 (2002). Page
355-369.
Herjanto, Eddy., 1999, Manajemen Produksi & Operasi, Edisi Kedua, Jakarta, Grasindo
Kansal, A., Pennathur, A., Mital, A. 1999, Nonfatal Occupational injuries in The United
States Part II - Back Injurtes. INDUSTRIAL ERGONOMICS. 25 (1999). Page 131-150.
Nurmianto, Eko.,1996, Ergonomi, Konsep Dasar Dan Aplikasinya, Edisi Pertama, Jakarta,
Guna Widya
Suhardi, Bambang., Astuti, R.D., Triyono, 2006, Analisis Sikap Kerja Pekerja Manual
Material Handling UD. Tetap Semangat Dengan Metode OWAS, Surakarta, Penelitian
Jurusan Teknik Industri UNS, Unpublished