Professional Documents
Culture Documents
Refka Lidya
Refka Lidya
RSUD MadaniPalu–
Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako
REFLEKSI KASUS
DISUSUN OLEH:
LIDYA
N 111 17 078
PEMBIMBING:
dr. Mery Tjandra, M.Kes, Sp.Kj
1
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Jeniskelamin : Laki-laki
Usia : 32 Tahun
Alamat : Pare-pare
Status pernikahan : Belum Menikah
Pendidikanterakhir : Smp
Pekerjaan : Tukang batu
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 9 November 2017
LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama
Mengamuk
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien Laki-laki umur 32 tahun datang ke polik jiwa RSD
Madani diantar oleh ibu serta spupunya dengan keluhan mengamuk ,
bicara sendiri dan kadang tidak nyambung,susah tidur, Pasien pasien
sempat memukul ibunya, sudah pernah dirawat di rumah sakit Madani
pada tanggal 4 januari 2017 pasien dirawat dirumah sakit Madani
karena pasien putus obat. Awal pasien masuk dengan keluhan
mengamuk, sering marah-marah, suka mondar mandir.
Ketika ditanya pasien menjawab pertanyaan ,sudah mulai tenang
tetapi jawaban yang di harapkan tidak maksimal.
Riwayat Kehidupan Pribadi (Past Personal History)
a. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien Laki-laki umur 32 tahun. Pasien lahir secara normal
Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara.
2
b. Riwayat Masa Kanak-Kanak Awal (1-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur.
Pasien meminum ASI, Pasien tinggal bersama orang tuanya,
tidak ada riwayat kejang, trauma atau infeksi pada masa ini.
III. EVALUASI
a. Pengalaman baik
Pasien cukup kooperatif saat pemeriksaan
b. Pengalaman buruk
Pada saat anamnesis tidak ada masalah yang didapatkan.
IV. ANALISIS
3
Berdasarkan riwayat penyakit, anamnesis dan pemeriksaan status
mental didapatkan dengan keluhan mengamuk , bicara sendiri dan kadang
tidak nyambung,susah tidur, Pasien pasien sempat memukul ibunya
4
disabilitas, yaitu adanya gangguan arus pikir pembicaraan tidak relevan
atau neologisme serta gejala-gejala negative bicara jarang serta
respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan social. Berdasarkan
PPDGJ-III, pasien dapat digolongkan dalam Skizofrenia YTT.
B.Aksis II :
(-)
C. Aksis III :
(-)
D. Aksis IV :
(-)
E. AXIS V :
Berdasarkan Global Assessment of Functioning (GAF) Scale
Diagnosis Banding :
5
khusus, dalam praktek dan manfaatnya membagi gejala-gejala tersebut
ke dalam kelompok - kelompok yang penting untuk diagnosis dan
yang sering terdapat secara bersama-sama yaitu:
a. * Thought echo yaitu isi pikiran dirinya sendiri yang
berulang atau bergema dalam kepalanya dan isi pikiran
ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitas berbeda
6
*Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah bagian
tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budaya dianggap
tidak wajar dan mustahil seperti waham bisa mengendalikan cuaca
atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain.
* atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus
selalu ada secara jelas.
e. Halusinasi yang menetap dari setiap panca indara baik disertai
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandunganafektif yang jelas atau ide-ide berlebihan yang menetap atau
terjadi setiap hari selama bermingu-minggu atau berbulan-bulansecara
terus menerus.
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan
(interpolasi) yang berakibat inkoherenskiatau pembicaraan tidak
relevan atau neologisme.
g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh, gelisah (excitement)
sikap tubuh tertentu (posturing) atau fleksibilitas serea, negattivisme,
mutisme dan stupor.
h. Gejala-gejala negative seperti apatis, bicara jarang serta respon
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan social dan menurunnya kinerja social,
tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau neuroleptika.Adanya gejala-gejala kas tersebut diatas telah
berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku
untuk setiap fase non psikotik prodormal). Harus ada suatu perubahan
yang konsisten dan bermakna dalam muttu keseluruhan (overall
quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut
dalam diri sendiri dan penarikan diri secara social.
Klasifikasi Skizofrenia
7
1. Skizofrenia Paranoid
Pedoman diagnostik
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
2. Sebagai tambahan:
2. Skizofrenia Hebefrenik
Pedoman Diagnostik
a. Memenuhi Kriteria umum diagnosis skizofrenia
b. Diagnosis hebefrenik untuk pertama kali hanya ditegakkan
pada usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya 15-25
tahun).
8
c. Kepribadian premorbid menunjukan pemalu dan senang menyendiri
(solitary), namun tidak harus demikian untuk memastikan bahwa
gambaran yang khas berikut ini
d.Untuk meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu
selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa
gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan :
* perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat
diramalkan, serta manerisme, ada kecenderungan untuk
menyendiri (solitaris) dan perilaku menunjukan hampa tujuan
dan hampa perasaan.
* Afek pasien yang dangkal (shallow) tidak wajar (inaproriate),
sering disertai oleh cekikikan (gigling) atau perasaan puas
diri (self-satisfied), senyum-senyum sendiri (self absorbed
smiling) atau sikap tinggi hati (lofty manner), tertawa
menyerigai, (grimaces), manneriwme, mengibuli secara
bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondriakalI dan
ungkapan dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated
phrases)
* proses pikir yang mengalamu disorganisasi dan pembicaraan
yang tak menentu (rambling) dan inkoherens
e. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses
pikir biasanya menonjol, halusinasi dan waham biasanya ada tapi
tidak menonjol ) fleeting and fragmentaty delusion and
hallucinations, dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan
(determnation) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga prilaku
tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose)
Tujuan aimless tdan tampa maksud (empty of puspose). Adanya
suatu preokupasi yang dangkal, dan bersifat dibuat-buar terhadap
agama, filsafat, dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar
orang memahami jalan pikirannya.
9
3. Skizofrenia Residual
Pedoman diagnostik:
Untuk suatu diagnostik yang menyakinkan , persyaratan berikut
harus di penuhi semua:
(a) Gejala “Negatif” dari skizofrenia yang menonjol misalnya
perlambatan psikomotorik, aktifitas menurun, afek yang menumpul,
sikap pasif dan ketidak adaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas
atau isi pembicaraan, komunikasi non verbal yang buruk, seperti
ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh,
perawatan diri, dan kinerja sosial yang buruk.
(b) Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa
lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosa skizofrenia
(c) Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana
intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan
halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul
sindrom negatif dari skizofrenia
(d) Tidak terdapat dementia, atau penyakit/gangguan otak organik
lainnya, depresi kronis atau institusionla yang dapat menjelaskan
disabilitas negatif tersebut.
4. Skizofrenia Simpleks
Pedoman diagnostik
a. Skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung
pada pemantapan perkembangan yang berjalan berlahan dan
progresif dari: (1) gejala negatif yang khas dari skizofrenia residual
tanpa didahului riwayat halusinasi waham, atau manifestasi lain dari
episode psikotik. Dan (2) disertai dengan perubahan-perubahan
perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi sebagai kehilangan
minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu tanpa tujuan hidup, dan
penarikan diri secara sosial.
b. Gangguan ini kurang jelas gejala psokotiknya dibanding dengan sub
type skisofrenia lainnya.
10
5. Skizofrenia Tak terinci (undifferentiated )
Pedoman diagnostik :
6. Skizofrenia Katatonik
Pedoman diagnostik
11
Fleksibilitas cerea/ waxy flexibility ( memepertahakan anggota
gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat di bentuk dari luar.
Gejala-gejala lain seperti “command automatism” ( kepatuhan
secraa ototmatis terhadap perintah ) dan pengulangan kata-kata
serta kalimat-kalimat.
c. Pada pasien yang tidak komunukatif dengan manifestasi perilaku dari
gangguan katatonik , diagnosis skizofrenia mungkin harus di tundah
sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya gejala-gejala
lain.
Penting untuk di perhatikan bahwa gejala-gejala katatonik dapat di
cetuskan oleh penyakit otak , gangguan metabolic , atau alcohol dan
obat-obatan serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif
7. Depresi pasca-skizofrenia
Pedoman diagnostik
12
Skizofrenia YTT adalah jenis skizofrenia yang memenuhi kriteria
umum skizofrenia tapi tidak sesuai jika dimasukkan kedalam subtype
skizofrenia jenis apapun.
V. RENCANA TERAPI
A. Farmakologi
Haloperidol 2,5mg 2x1 (pagi dan malam)
Chlorpromazine 100mg 1/2 (malam)
Triheksilpenidin 1,5 mg 2x1 (pagi dan malam)
b) Sosioterapi
Edukasi kepada keluarga dan pasien mengenai gejala dan kead
aan afektif yang berbeda-beda agar keluarga dapat lebih siap
menghadapi perubahan yang akan terjadi dan memenuhi kebut
uhan pasien.
Keluarga harus mendukung pasien dalam proses pengobatan b
aik secara psikologis maupun finansial seperti rutin menjenguk
pasien sehigga pasien merasa diperhatikan dan tidak ditinggalk
an begitu saja.
13
VI. KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan & Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. EGC: Jakarta
2. Maslin, R. 2011. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-
III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya: Jakarta
15