You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Isu corporate governance semakin berkembang ketika beberapa peristiwa


ekonomi penting terjadi. Krisis Keuangan Asia pada tahun 1997, dilanjut dengan
kejatuhan perusahaan besar seperti Enron dan Worldcom tahun 2002, serta adanya isu
terbaru yaitu krisis subprime mortgage di Amerika Serikat pada tahun 2008. Di Negara
Indonesia, isu mengenai good corporate governance mengemuka setelah Indonesia
mengalami krisis yang berkepanjangan sejak tahun 1998.
Corporate governance yang lemah menjadi salah satu penyebab terjadinya
peritiwa-peristiwa penting tersebut. Ciri utama dari lemahnya corporate governance
adalah adanya tindakan mementingkan diri sendiri di pihak manajer perusahaan
(Darmawati dkk, 2004). Investor sebagai principal, mempercayakan dananya kepada
perusahaan dan tidak ertanggung jawab dalam pengambilan keputusan dan operasional
perusahaan. Tetapi manajer sebagai agent, melakukan manipulasi demi kepentingannya
sendiri, sehingga membuat investor kehilangan kepercayaan dan menyebabkan
penarikan dana oleh investor atas dana yang telah ditanam sebelumnya.. Sehingga perlu
suatu mekanisme untuk meminimalkan manajemen laba yang dilakukan oleh
perusahaan.
Konsep corporate governance muncul awal mula ketika dua pakar hukum, yaitu
Adolf Augutus Berle dan Gardiner C. Means menerbitkan monograf berjudul “The
Modern Corporation and Private Property”, disusul oleh Eugene Fama dan Michael
Jense dalam tulisan “Separation of Ownership and Control” dengan Principal Agency
Theory-nya.
Hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mendelegasikan
wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut (Kirana, 2007). Agency theory
menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan berperilaku, karena
pada dasarnya antara pemilik dan pengelola (manajer) memiliki perbedaan kepentingan.
Manajer berkewajiban untuk memaksimalkan kesejahteraan para pemegang
saham, namun di sisi lain manajer juga menginginkan kesejahteraan mereka. Penyatuan
kepentingan pihak pihak ini seringkali menimbulkan konflik yang disebut masalah
keagenan (agency conflict).
Adanya konflik keagenan yang berasal dari perbedaan tersebut memungkinkan
perilaku manipulasi oleh manajer. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak
mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang
dibandingkan pemegang saham. Sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan
sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemegang saham. Akan tetapi informasi
yang disampaikan manajer kepada pemegang saham terkadang tidak sesuai dengan
kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang
tidak simetris atau asimmetry information (Iskandar, 2007).
Dalam kondisi asimetri tersebut, manajer dapat mempengaruhi angka-angka
akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen
laba. Sri Sulistyanto (2008:48) berpendapat bahwa Manajemen Laba merupakan upaya
manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi
dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui para pemegang saham yang
ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan..
Tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajer terhadap informasi laba
dapat merubah kandungan informasi yang dihasilkan perusahaan. Adanya perubahan
informasi atas laba suatu perusahaan akan memberikan dampak yang cukup
berpengaruh terhadap tindak lanjut para pengguna informasi yang bersangkutan. Hal ini
perlu diantisipasi oleh pengguna laporan keuangan karena informasi yang telah
dimanipulasi tersebut dapat menyesatkan keputusan yang diambil dan merugikan
pemegang saham.
Mekanisme yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Good
corporate governance merupakan bentuk pengelolaan perusahaan yang baik,
didalamnya tercakup suatu bentuk perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham
(publik) sebagai pemilik perusahaan.
Menurut The Indonesian Institute for Corporate Governance, corporate
governance didefinisikan sebagai serangkaian mekanisme untuk mengarahkan dan
mengendalikan suatu perusahaan, agar operasional perusahaan berjalan sesuai dengan
harapan para stakeholder. Corporate governance merupakan konsep yang mengatur
keselarasan hubungan organ-organ perusahaan, antara pemegang saham, dewan
komisaris dan dewan direksi yang mengelola perusahaan.
Menurut Muh Arief (2009:3) prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang
dikembangkan oleh Organization for Economic Co-operation and Development
(OECD) mencakup lima hal, diantaranya; perlindungan terhadap hak-hak pemegang
saham, peranan pemangku kepentingan berkaitan dengan perusahaan, pengungkapan
dan transaparasi, serta tanggung jawab dengan dewan komisaris atau direksi.
Penerapan prinsip good corporate governance secara konkret memiliki beberapa
tujuan, antara lain memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing,
mendapatkan cost of capital yang lebih murah, memberikan keputusan yang lebih baik
dalam meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan, meningkatkan keyakinan dan
kepercayaan stakeholder terhadap perusahaan, melindungi direksi dan komisaris dari
tuntutan hukum serta melindungi hak pemegang saham minoritas.
Mekanisme Good Corporate Governance diproksikan dengan kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen serta komite audit,
dalam penelitian Abduh (2017). Abduh (207) menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial berperan sebagai pihak yang menyatukan kepentingan antara manajer
dengan pemegang saham, karena proporsi saham yang dimiliki manajer dan direksi
mengidentifikasikan menurunnya kecenderungan adanya tindakan manipulasi oleh
manajemen, berbeda dengan kepemilikan institusional berperan sebagai pihak yang
memonitor perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sriwedari (2012) mengenai mekanisme good
corporate governance dan manajemen laba menyimpulkan bahwa mekanisme good
corporate governance secara bersama-sama (kepimilikan institusional, kepemilikan
manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite audit) tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba perusahaan. Penelitian ini mengambil data sekunder dari beberapa
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan alat
analisis regresi berganda.
Penelitian yang dilakukan oleh Amaechi (2015) mengenai pengaruh corporate
governance terhadap praktik manajemen laba (studi di beberapa perusahaan di Nigeria)
menunjukan bahwa mekanisme good corporate yang diproksikan dewan komisaris
independen dan komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Wahyuni (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh corporate governance
terhadap praktik manajemen laba yang mengambil data dari perusahaan sektor
perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2008. Penelitian ini menunjukan
bahwa secara bersama-sama mekanisme good corporate governance mempengaruhi
manajemen laba perusahaan di sektor perbankan.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Penelitian ini dimotivasi oleh adanya hasil yang berbeda pada sektor yang
berbeda dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan sampel pada
perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun
2012- 2016.
Berdasarkan uraian latar belakang yang sebelumnya di bahas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH MEKANISME
GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi
Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012 – 2016)”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah mekanisme good corporate governance, dalam hal ini kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen,
dan komite audit berpengaruh secara empiris baik secara bersama-sama
maupun individual terhadap manajemen laba perusahaan sektor pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini tidak mengkaji seluruh faktor-faktor yang mempengaruhi
manajemen laba. Penelitian ini hanya mengkaji pengaruh good corporate governance
dengan proksi kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan dewan komisaris
independen serta komite audit terhadap tingkat manajemen laba melalui manipulasi
akrual.

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:
1. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance yang diproksikan dengan
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris
Independen dan Komite Audit secara simultan maupun parsial terhadap
Manajemen Laba pada perusahaan Sektor Pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2012-2016

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini memiliki kegunaan, tidak hanya di dapatkan oleh penulis tetapi juga
diharapkan dapat berguna bagi akademis, perusahaan/ manajemen, investor maupun
bagi pihak lainnya. Kegunaan penelitian ini, diantaranya:
1. Bagi Penulis
Mengetahui pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance yang
diproksikan dengan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dewan
Komisaris Independen dan Komite Audit secara simultan maupun parsial
terhadap Manajemen Laba pada perusahaan Sektor Pertambangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016.
2. Bagi Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti
dalam pengembangan ilmu ekonomi dan bisnis. Hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian-
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan Mekanisme Good Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan perusahaan.
3. Bagi Pihak Perusahaan/ Manajemen
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam
pengambilan keputusan manajemen keuangan.
b. Mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan pelaksanaan Good
Corporate Governance.
4. Bagi Calon Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang laporan
keuangan tahunan serta kondisi manajemen keuangan perusahaan sehingga
dapat dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan keputusan investasi.
5. Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi
untuk memungkinkan peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian mengenai
topik-topik yang berkaitan dengan penelitian ini, baik yang bersifat melanjutkan
atau melengkapi.

1.6 Sistematika Penulisan


BAB I : PENDAHULUAN
Pada pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian serta sistematika yang menguraikan bagaimana penelitian ini
akan dipaparkan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka memuat landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka
pemikiran dan hipotesis.
BAB III: METODE PENELITIAN
Pada bagian ini memuat metode penelitian yang berisi mengenai definisi
operasional dan variabel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan
data dan metode analisis data.
BAB IV: HASIL DAN ANALISIS
Pembahasan memuat tentang deskripsi objek penelitian, analisis data serta
pembahasan hasil analisis tersebut.
BAB V: PENUTUP
Pada bagian ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian tersebut serta saran saran
untuk memberi solusi mengenai permasalahan

You might also like