Professional Documents
Culture Documents
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Studi kelayakan usaha ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat inovasi
baru terhadap pilihan rasa bolu kukus dan membantu meningkatkan perekonomian
warga Yogyakarta, serta mengetahui analisa dari aspek-aspek yang dibutuhkan untuk
memastikan kelayakan proyek.
Struktur Organisasi
Direktur
Utama
Maka:
1. Biaya total
Biaya total = Variable cost + Fixed cost
= Rp. 41.745.000 + Rp. 2.045.000
= Rp. 43.790.000
2. Biaya dan Harga Per Unit
Biaya tetap yang dibutuhkan untuk 1 bulan adalah
Rp. 41.745.000 : 12 bulan = Rp. 3.478.750
Total biaya produksi yang dikeluarkan per bulan
Rp 3.478.750 + Rp 2.045.000 = Rp 5.523.750
Biaya per unit adalah Total biaya produksi dalam 1 bulan : jumlah produk
yang dihasilkan per bulan
Rp 5.523.750 : 350 kotak bolu kukus buah = Rp. 15872,14 ≈ 𝑅𝑝 15872
3. Modal Awal
Modal awal = Total Biaya Tetap + Biaya Variabel selama 1 Bulan
= Rp. 41.745.000 + Rp. 2.045.000= Rp. 43.790.000
Jadi, untuk mencapai titik impas maka dalam 1 bulan produk yang harus terjual
adalah :
Q1 = 276 kotak dengan harga per produk adalah Rp 20.000
Q2 = 221 kotak dengan harga per produk adalah Rp 25.000
Q3 = 197 kotak dengan harga per produk adalah Rp 28.000
Q4 = 173 kotak dengan harga per produk adalah Rp 32.000
5. Analisis Keuntungan
Pendapatan : produk yang terjual x harga jual
Q1 = 280 x Rp 20.000 = Rp. 5.600.000
Q2 = 180 x Rp 25.000 = Rp. 4.500.000
Q3 = 200 x Rp 28.000 = Rp. 5.600.000
Q4 = 140 x Rp 32.000 = Rp. 4.480.000
Dengan total biaya produksi dalam 1 bulan = Rp 5.523.750
Maka Keuntungan = Pendapatan –Total biaya produksi
Q1 = Rp 5.600.000 – Rp 5.523.750 = Rp 76.250
Q2 = Rp 4.500.000 – Rp 5.523.750 = - Rp 1.023.750
Q3 = Rp 5.600.000 – Rp 5.523.750 = Rp 76.250
Q4 = Rp 4.480.000 – Rp 5.523.750 = - Rp 1.043.750
Jadi, keuntungan yang diperoleh dengan menjual 350 produk bolu kukus buah dalam
satu bulan adalah sebagai berikut:
Q1 = Rp 76.250
Q2 = - Rp 1.023.750
Adapun dari aspek lingkungan, usaha bolu kukus buah ini tidak menimbulkan
dampak yang merugikan bagi masyarakat sekitar, seperti pencemaran lingkungan.
Karena usaha bolu kukus buah ini berada di sebuah ruko dan memilki tempat khusus
untuk membuang sampah-sampah sisa pembuatan bolu kukus buah yang tidak
terpakai lagi.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis aspek-aspek kelayakan usaha yang telah dijelaskan, maka
dapat disimpulkan bahwa dari segi finansial, usaha bolu kukus buah ini belum
dikatakan layak. Hal tersebut dikarenakan masih terdapat beberapa kerugian yang
dialami oleh pemilik usaha yang jumlahnya pun tidak terlalu sedikit, yakni pada bolu
kukus buah stroberi dengan harga Rp 25.000 dan bolu kukus buah mangga dengan
harga Rp 32.000. Kerugian tersebut dikarenakan oleh keterbatasan tersedianya
peralatan pembuatan bolu kukus buah, namun jika ditinjau dari aspek-aspek selain
finansial, maka bisnis bolu kukus buah ini dapat dikatakan layak.
3.2 Saran
1. Sebaiknya pemilik memperhatikan persediaan bahan baku pembuatan bolu kukus
buah, seperti ketersediaan buah salak, stroberi, dan mangga. Karena ketersediaan
buah-buah tersebut tidak dapat ditentukan pada musim tertentu, untuk itu apabila
buah tersebut tidak tersedia maka pemilik dapat mengganti dengan pilihan alternatif
buah lainnya sehingga tidak akan menimbulkan banyak kerugian.
2. Pemilik usaha dapat mengembangkan bisnis bolu kukus buah dengan membuka
gerai di tempat–tempat umum. Seperti bandara, stasiun, terminal, dengan tujuan
untuk menarik pelanggan atau wisatawan yang berada di Yogyakarta.
3. Perlunya peningkatan kualiatas dari bahan-bahan pembuatan bolu kukus buah,
mengingat banyaknya persaingan dari produk-produk bolu kukus buah sebelumnya
yang dikenal masyarakat.