You are on page 1of 2

1. Menurut tingkatan prosesnya, pengolahan limbah dapat digolongkan menjadi beberapa.

Namun,
tidak berarti bahwa semua tingkatan harus dilalui karena pilihan tingkatan proses tetap bergantung
pada kondisi limbah yang diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium. Dengan mengetahui jenis-
jenis parameter dalam limbah, dapat ditetapkan.jenis peralatan yang dibutuhkan. Berikut beberapa
tahapan pengolahan air limbah.

a. Prapengolahan (pretreatment)
Pada tahap ini, saringan kasar yang tidak mudah berkarat dan berukuran kurang lebih 30 x 30 cm
untuk debit air 100 m persegi/jam sudah cukup baik. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik,
saringan dapat dipasang secara seri sebanyak dua atau tiga saringan. Ukuran messnya (besar lubang
kawat tikus) dapat dibandingkan dengan kawat kasa penghalang nyamuk. Saringan tersebut
diperiksa setiap hari untuk mengambil bahan yang terjaring. Contoh bahan-bahan yang terjaring
dapat berupa padatan terapung atau melayang yang ikut bersama air. Bahan lainnya adalah lapisan
minyak dan lemak di atas permukaan air.

b. Pengolahan primer (primary treatment)


Pada tahapan ini dilakukan penyaringan terhadap padatan halus atau zat warna terlarut maupun
tersuspensi yang tidak terjaring pada penyaringan terdahulu. Ada dua metode utama yang dapat
dilakukan yaitu pengolahan secara kimia dan fisika.

c. Pengolahan secara kimia dilakukan dengan cara mengendapkan bahan padatan melalui
penambahan zat kimia. Reaksi yang terjadi akan menyebabkan berat jenis bahan padatan menjadi
lebih besar daripada air. Tidak semua reaksi dapat berlaku untuk semua senyawa kimia (terutama
senyawa organik).

d. Pengolahan secara fisika dilakukan melalui pengendapan maupun pengapungan yang ditujukan
untuk bahan kasar yang terkandung dalam air limbah. Pengapungan dilakukan dengan memasukkan
udara ke dalam air dan menciptakan gelembung gas sehingga partikel halus terbawa bersama
gelembung ke permukaan air. Sementara itu, pengendapan (tanpa penambahan bahan kimia)
dilakukan dengan memanfaatkan kolam berukuran tertentu untuk mengendapkan partikel-partikel
dari air yang mengalir di atasnya.

2. Lumpur Aktif Konvensional merupakan metode yang banyak digunakan dlaam pengolahan air
limbah indsutri. Terdapat beberapa alasan yang mendasari hal tersebut yakni efisiensi pengolahan
cukup tinggi (penyisishan BOD + 85%), desain reaktornya sederhana, dan rentang dari jenis limbah
cair yang dapat diolah cukup luas. Alasan yang lain yaitu kandunga organik dalam air limbah industri
masih berada dalam rentang yang sesuai untuk dioalh dengan menggunakan metode ini.

3. Berdasarkan kebutuhan oksigen, pengolahan air limbah secara biologi dapat dibedakan menjadi 3
(tiga) proses yaitu :
a. Pengolahan air limbah secara biologi aerob, yaitu pengolahan air limbah dengan mikroorganisme
disertai dengan injeksi oksigen (udara) kedalam proses. Pada proses ini jenis mikroorganisme yang
dipergunakan adalah mikroorganisme yang hidup dengan adanya Oksigen Oksigen yang diinjeksikan
dimanfaatkan oleh kehidupan mikroorganisme dan proses oksidasi

b. Pengolahan air limbah secara biologi anaerob, yaitu pengolahan air limbah dengan
mikroorganismeTanpa injeksi oksigen (udara) kedalam proses. Pada proses ini jenis mikroorganisme
yang dipergunakan adalah mikroorganisme yang dapat hidup tanpa adanya Oksigen

c. Pengolahan air limbah secara biologi “Fakultatif”, yaitu pengolahan air limbah dengan
mikroorganismeTanpa injeksi oksigen (udara) secara langsung kedalam proses. Pada proses ini
terdapat dua jenis mikroorganisme yang dipergunakan yaitu mikroorganisme aerob dan anaerob.
Pada proses ini, umumnya pada bagian atas kolam (tangki) akan bersifat aerob sedangkan pada
bagian bawah kolam akan bersifat anaerob.

You might also like