You are on page 1of 3

F1.

Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

KEGIATAN PENYULUHAN NAPZA DAN HIV AIDS DI SMAN 3 WATANSOPPENG

I. LATAR BELAKANG
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat berbahaya. Selain NARKOBA,
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia
adalah NAPZA yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
Semua istilah ini, baik narkoba atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya
mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Narkoba atau NAPZA merupakan
bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan
syaraf pusat/otak sehingga jika disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik,
psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-undang (UU)
untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU
No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.
Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Sekitar 4-5 juta orang
menderita ketergantunan Napza dan segmen terbesar sekitar 55% sebagai penyalahguna
adalah para remaja yang masih berstatus siswa SMA. Para pencandu narkoba itu pada
umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau
usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal
yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat,
apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah
menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

HIV/AIDS berhubungan erat dengan pemakaian Narkoba itu sendiri. Dengan


penularan melalui alat suntik Narkoba, maka HIV/AIDS dengan mudah menginfeksi para
pencandu Narkoba. Semakin berkembangnya Narkoba di Indonesia berbanding lurus
dengan semakin tingginya tingkat infeksi HIV/AIDS. Maka pengetahuan tentang bahaya
Narkoba dan HIV/AIDS sangat perlu ditanamkan untuk pencegahan penyakit ini di
kemudian hari.

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT


Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir
seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa
di sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Upaya
pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk
menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD
dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Selain itu, remaja memiliki karakteristik
yang rentan terkena narkoba. Salah satunya remaja sangat mudah dipengaruhi kawan, rasa
ingin tahu dan ingin coba-coba dapat mendorong mereka terjerumus dan terjebak oleh
napza.

III. PEMILIHAN INTERVENSI


Oleh Karena permasalahan yang terjadi di atas, maka diadakan penyuluhan dengan
materi bahaya napza dan HIV/AIDS di kalangan pelajar. Pada penyuluhan tersebut,
diuraikan tentang definisi, jenis-jenis napza, bahaya napza, dan upaya menghindari napza.
Para siswa-siswi sekolah sangat penting untuk diberi penjelasan yang terus-menerus
bahwa narkoba dan HIV/AIDS tidak hanya membahayakan kesehatan fisik dan jiwa,
namun juga akan berdampak buruk terhadap kesempatan mereka untuk bisa terus belajar,
mengoptimalkan potensi akademik dan kehidupan yang layak dimasa depan. Untuk dapat
menghindari napza, siswa-siswi diberi dorongan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan anti
narkoba di sekolah atau mengikuti organisasi yang bersifat positif yang memiliki arah dan
tujuan yang jelas untuk mengembangkan dan menyalurkan bakat dan minat. Banyak
organisasi yang bersifat positif yang dapat diikuti kalangan siswa, seperti OSIS (Organisasi
Siswa Intra Sekolah), Sanggar Seni, Pramuka, Kelompok Pencinta Alam, PMR (Palang
Merah Remaja), dsb. Semua organisasi yang disediakan itu dapat diikuti oleh siswa sesuai
dengan bakat dan minatnya. Pentingnya Pendidikan Agama berguna bagi siswa untuk
menempatkan dirinya dalam pergaulan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga (rumah), di
lingkungan masyarakat, maupun di lingkungan sekolah. Dengan bekal iman dan taqwa
akan membentengi anak dalam menghadapi pengaruh-pengaruh negatif yang berkembang
di masyarakat.
Selain itu, sangat diperlukan keikutsertaan orang tua dalam upaya menghindari napza
serta penularan HIV/AIDS, karena sikap orangtua memegang peranan penting dalam
membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk
mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh
orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah.

IV. PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan di SMAN 3 Watansoppeng pada tanggal 11 Juni 2011.
1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta
Acara dibuka dengan perkenalan diri kemudian menyampaikan maksud dan tujuan dari
penyuluhan.
2. Penyajian Materi
Materi penyuluhan disajikan melalui media LCD dengan presentasi power point. Power
point yang telah disiapkan dipresentasikan kepada siswa-siswi di dalam ruangan
laboratorium selama 30 menit dilanjutkan dengan sesi diskusi.
V. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan satu minggu sebelumnya. Materi dan alat
bantu untuk penyuluhan berupa LCD dan laptop disediakan oleh puskesmas.
Penyuluhan ini diadakan atas permintaan pihak SMAN 3 Watansoppeng.

2. Evaluasi Proses
Dokter bersama tim promkes dari puskesmas tiba di sekolah pada Pkl. 11.00 Wita dan
langsung mendatangi laboratorium tempat penyuluhan akan dilaksanakan. Peserta
yang hadir kurang lebih 110 orang dari perwakilan kelas yang ditunjuk. Penyuluhan
berjalan sebagaimana yang diharapkan.

3. Evaluasi Hasil
Hampir sebagian besar siswa-siswi yang hadir cukup mengetahui materi penyuluhan
yang akan disampaikan dan setelah penyuluhan, siswa-siswi cukup antusias dan kritis
untuk berdiskusi terkait materi penyuluhan.

PESERTA PENDAMPING

dr. Sander Sonambela dr. A. Nildawaty

You might also like