Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Protein adalah polimer dari monomer-monomer asam amino yang satu sama lainnya
dihubungkan oleh ikatan peptida yang dapat dihidrolisis oleh enzim. Enzim protease
merupakan jenis enzim golongan hidrolase yang berfungsi untuk menghidrolisis
protein. Hidrolisis adalah suatu proses kimia yang menggunakan H2O sebagai
pemecah suatu persenyawaan termasuk inversi gula. Hidrolisis protein sendiri yaitu,
proses pemecahan polimer menjadi monomer dengan bantuan enzim sebagai
biokatalisator. Menghidrolisis protein secara enzimatis dengan menggunakan ekstrak
nanas dan pepaya sangat penting dilakukan agar praktikan memahami konsep
pemutusan ikatan peptida dengan enzim protease, dan memahami perubahan tingkat
kekerasan/tekstur protein. Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Selasa, 27
Oktober 2015 di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran pada pukul 08.00 WIB. Bahan yang dihidrolisis adalah bahan
– bahan yang mengandung banyak protein yaitu daging ikan, telur ayam, tempe dan
susu. Kemudian bahan yang menghidrolisis kedua bahan tersebut adalah ekstrak
nanas dan ekstrak papaya. Ekstrak nanas dipilih karena memiliki enzim bromelin
yang berkemampuan untuk membantu mencerna protein, sedangkan ekstrak papaya
dipilih karena di dalam buah papaya terkandung senyawa enzim papain yang terdapat
pada getah, buah, batang maupun daunya. Hasil dari percobaan akan berbeda-beda
sesuai protein dan enzim yang digunakan.
PENDAHULUAN
Protein adalah polimer dari monomer-monomer asam amino yang satu sama
lainnya dihubungkan oleh ikatan peptida Asam amino itu sendiri mengandung unsur
karbon, hydrogen, nitrogen, dan belerang. Asam amino sendiri dikelompok menjadi
2, yaitu kelompok asam (oksigen, karbon, dan belerang) dan kelompok amino
(nitrogen dan hydrogen) yang menempel pada atom karbon (Adams 1988). Seorang
ahli kimia belanda yang bernama Mulder, mengisolasi susunan tubuh yang
mengandung nitrogen dan menamakannya protein terdiri dari suatu dasarnya yaitu
asam amino (biasa disebut juga unit pembangun protein) (Suhardjo dan Kusharto
1999).
METODOLOGI
Pelaksanaan praktikum “Hidrolisis Protein Enzimatis” dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 27 Oktober 2015 pukul 08.00 WIB bertempat di Laboratorium
Fisiologi Hewan Air, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Adapun alat-alat yang digunakan antara lain, cawan petri untuk menampung
sampel filtrat; blender untuk menghaluskan sampel; pisau untuk memotong nanas dan
papaya; timbangan untuk menimbang sampel; gelas ukur untuk mengukur volume
akuades dan filtrat; pH meter untuk mengukur pH; tabung reaksi untuk mereaksikan
zat; pipet tetes untuk mengambil larutan; spatula untuk mengaduk; alumunium foil
untuk menutup sampel; kertas label untuk memberikan tanda; indicator universal
untuk mengukur pH; dan beaker glass untuk wadah atau media.
PROSEDUR PRAKTIKUM
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa ada sampel
yang berhasil dihidrolisis dan ada pula yang tidak. Enzim bromelin pada buah nanas
matang dan nanas muda dapat menghidrolisis beberapa sampel yang meliputi susu,
telur, dan daging ikan. Enzim papain dari buah pepaya matang dan papaya muda
dapat menghidrolisis sampel telur, susu dan daging ikan. Tempe tidak dapat
dihidrolisis dengan baik oleh enzim bromelin maupun enzim papain.
Terdapat perbedaan tekstur, warna serta bau antara sample yang diberi nanas
muda dan nanas tua begitu pula dengan papaya muda dan papaya matang. Hal ini
menunjukkan bahwa konsentrasi enzim bromelin pada nanas matang lebih banyak
daripada nanas muda dan konsentrasi enzim papain pada pepaya matang tidak
berbeda jauh dengan pepaya muda. Sample yang paling banyak mengandung protein
adalah daging ikan, telur dan susu, karena perubahan pH dan tekstur pada sample
tersebut sangat signifikan.
Dilihat dari pH akhir keempat sample, enzim bromelin dapat lebih baik
menghidrolisis protein karena dapat menurunkan pH sample sangat signifikan dari
pH awalnya hal tersebut juga dikarenakan nanas bersifat lebih asam dari papaya.
Sehingga dapat disimpulkan, enzim bromelin merupakan enzim yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Adams, A., & Ray., C. 1998. Catering technolog, 1st ed. London: B.T. Batsford
Ltd.,.
Girindra, Aisjah. 1993. Biokimia 1. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Hawab, HM. 2004. Pengantar Biokimia. Jakarta: Bayu Media Publishing
Muhhamad, W. 1983. Biokimia Proteina, Enzima dan Asam Nukleat. Bandung: ITB.
Simaronjan Eviayanti, Nia Kurniawati, dan Zahidah Hasan. 2012. Pengaruh
Penggunaan Enzim Papain Dengan Kosentrasi Yang berbeda Terhadap
Karakteristik Kimia Kecap Tutut. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 3 No. 4.
Universitas Padjadjaran : FPIK
Suhardjo, C., dan Kusharto, M. 1999. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta:
Kanisius.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat yang digunakan saat praktikum
Gambar 19. Daging yang sudah ditimbang Gambar 20. Salah satu daging diukur pH
sebanyak 8gr nya menggunakan pH meter
(sumber: dokumen pribadi) (sumber: dokumen pribadi)
Gambar 21. pH awal yang didapat 7 Gambar 22. Pengambilan filtrate nanas
(sumber: dokumen pribadi) muda dan nanas tua
(sumber: dokumen pribadi)
Gambar 23. Filtrat dimasukkan kedalam Gambar 24. Filtrat nanas dituangkan
gelas ukur sebanyak 8ml diatas daging
(sumber: dokumen pribadi) (sumber: dokumen pribadi)