Professional Documents
Culture Documents
Cphs
Cphs
Disusun Oleh :
Yulita Sari Purba
N 111 16 041
PEMBIMBING KLINIK
dr. Arief Husein , Sp. B.
0
BAB I
PENDAHULUAN
bedah anak yang menyebabkan muntah pada neonatus dan merupakan kondisi
bedah yang cukup banyak ditemui pada masa bayi awal yang terjadi pada sekitar
2-3 per 1000 kelahiran hidup. Kelainan ini banyak diwariskan dari orang tua. Ibu
kemungkinan menderita hipertrofi pilorus empat kali lebih tinggi. Anak laki-laki
(1,2,3,4)
lebih banyak terkena daripada anak perempuan dengan rasio 4 : 1.
Kelainan yang terjadi yaitu adanya hipertrofi otot polos pilorus pada
lapisan sirkulernya, terbatas pada lingkaran pilorus dan jarang berlanjut ke otot
gaster. Hal ini menyebabkan penyempitan kanal pilorus oleh kompresi lipatan-
diperkenalkan oleh Hildanus pada tahun 1646, namun deskripsi klinis yang lebih
jelas mengenai keadaan ini diungkapkan oleh Hirschsprung di tahun 1888. Sejak
saat itu berbagai upaya pemahaman akan diagnosis dan penanganan mulai
berkembang dan mengalami kemajuan yang cukup pesat, terutama dalam bidang
secara pasti masih belum dapat diketahui hingga saat ini. (2,4)
1
Stenosis pilorus hipertrofi menunjukan contoh dramatik dari masalah
serius dalam bayi muda,yang dapat secara cepat dan aman dikoreksi dengan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
bedah yang cukup banyak ditemui pada masa bayi awal dengan adanya
3
Gambar 2: Stenosis Pylorus Hipertrofi.
2. Epidemiologi
Penderita laki-laki lebih banyak ditemukan daripada perempuan
resiko yang lebih tinggi untuk mengalami keadaan ini. Riwayat keturunan
dalam keluarga dianggap berkaitan dimana didapatkan orang tua (ibu atau
dengan insiden 1: 200 kelahiran hidup dalam ras Kaukasus dan 1 : 2000
kelahiran hidup dalam kulit hitam.. Ada riwayat keluarga positif bagi
stenosis pilorus dalam 6,9 persen dan ibu yang terkena, mempunyal
ayah. (5,6)
4
3. Embriologi
arah lateral dan cranio-caudal selama masa kehamilan pada minggu ketiga
peritoneal akan muncul pada minggu enam atau delapan masa kehamilan
depan, yang muncul pada sekitar minggu 4 masa gestasi. Lambung dan
perut oleh mesenterium bagian dorsal dan ventral. Selama minggu 6-10
muncul disekitar axis longitudinal yang searah jarum jam. Proses ini
5
lambung anterior dan hepar, sedangkan vagus kanan menginervasi dinding
4. ANATOMI
gaster. Sisi atas gaster disebelah medial kardia berbentuk lengkuk yang
6
dinamakan fundus gaster. Fundus berlanjut kearah bawah menjadi
memproduksi gastrin.(4,5)
7
Lambung tersusun atas lapisan serosa, lapisan otot longitudinal,
lapisan otot sirkular, lapisan submukosa, dan lapisan mukosa. Selain itu
terdapat berkas tipis serabut-serabut otot polos yaitu otot mukosa, yang
mulut. (4,5,10)
darahnya yang sangat kaya yang berasal dari tempat jurusan berupa
asteri besar yang berada di karvatura mayor dan minor serta didalam
8
Vena lambunng bermuara ke vena porta. Peredaran vena ini kaya
dibawa oleh serabut saraf yang menyertai arteri. Impuls nyeri dihantarkan
dari N.Vagus dan mempersarafi sel parietal di fundus dan korpus lambung.
5. ETIOLOGI
yang diduga secara kuat bahwa faktor genetik berperan dalam kejadian
SPHK. Selain itu, SPHK dilaporkan pula berkaitan dengan pola makan,
stress maternal dimana terjadi kecemasan berlebihan pada ibu hamil yang
kali lebih mungkin untuk terkena kondisi ini daripada anak tanpa riwayat
9
keluarga SPHK. Penyebab dari hipertrofi otot sirkuler pada pilorus masih
6. PATOLOGI
dapat dijelaskan secara pasti hingga saat ini. Dari penelitian prospektif
relative nitrat oksida ( suatu pelemas otot polos ) sintase diotot yang
10
kegagalan perkembangan dan degenerasi ganglion dan serabut saraf
tidak tampak sampai pasien berusia sekitar dua atau tiga minggu postnatal
walaupun dianggap bahwa pembesaran otot pilorus telah ada sejak lahir.
(2,3.11.12)
(Kepustakaan 4)
11
(kepustakaan 2)
Gambar 7. Spesimen Histopatologi pasien dengan SPHK (H and
E x 25) Tampak adanya hyptrofi mukosa yang ditandai dengan adaya
elongasi dan percabangan (panah hitam), serta tampak terjadinya
edema pada lamina propia
(panah putih)
(Kepustakaan 2)
12
7. DIAGNOSIS
A. Anamnesa
cepat pada hari ke empat atau ke lima postnatal dan paling lama dalam
dibawah 3 bulan. Muntah merupakan gejala klinis yang khas terjadi pada
awalnya tidak terlalu sering akan timbul hampir setiap saat setelah bayi
kembali setelah makan. Cairan muntah jarang disertai darah, namun hal ini
dehidrasi ringan sampai berat sehingga terjadi penurunan berat badan yang
cepat, susah buang air besar (konstipasi) dan kurangnya produksi kencing.
13
Kebanyakan bayi dengan SPHK dibawa ke rumah sakit sudah dalam
B. Pemeriksaan Fisis
dari perut bagian kuadran atas sebelah kiri ke kanan. Selain itu perut bayi
yang teraba seperti "Olive" (bentuk buah zaitun) yang khas ditemukan
14
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
pada pemeriksaan fisis yang sesuai dengan gambaran suatu CHPS seperti
dapat digunakan saat ini, namun yang menjadi pemeriksaan pilihan untuk
1. Foto Abdomen
sejak lama sebelum ditemukannya metode sonografi hingga saat ini. Pada
besar, dilatasi dan berisi gas disertai gas yang relatif sedikit pada
intestinum dibawah pilorus. Jika keadaan lambung sulit dinilai dengan foto
kontras dapat terlihat lambung yang jelas membesar dengan ujung yang
15
agak membulat karena antrum yang menggembung dan membengkok.
Yang sering terjadi pada banyak kasus adalah material kontras tampak
(Kepustakaan 2)
2. Ultrasonography (USG)
16
Dengan pemeriksaan USG juga dapat di observasi aktivitas peristaltik
pylorospasme. (1,2,12,13)
(Kepustakaan 2)
17
pilorus pada SPHK, Kriteria diagnosa SPHK pada endoskopi adalah
tidak dapat dipastikan dan bayi datang dengan manifestasi klinis yang
(Kepustakaan
(a) (b)
18
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
menunjang diagnosis, walaupun hingga saat ini MRI masih sangat jarang
(Kepustakaan 12)
19
8. PENATALAKSANAAN
diresusitasi dengan solusi normal saline hampir dua kali lipat dari volume
saline pada 1,5 kali maintenance. Tindakan resusitasi cairan dan elektrolit
penundaaan.(1,12)
bersifat kuratif dan memiliki angka mortalitas 0,0 -0,5 % dan insendensi
20
1 %. dan diawali dengan tindakan resusitasi cairan yang adekuat.
Ramstedt dimulai dengan insisi transversal kuadran kanan atas sekitar 2,5
abdominis dan tepat di atas tepi hepar. Lapisan fascia dipisahkan secara
meraih gaster, dan dengan traksi ke arah inferior dan lateral, pilorus bisa
struktur- struktur ini dan oleh karena itu harus dihindari . Serosa pada
dinding anterior dari pilorus yang hipertrofi di insisi dengan scalpel dari
area otot hipertrofi distal dari juctio antral- pilorus proksimal dari vena
21
submukosa biasanya berasal dari vena dan hamper selalu akan berhenti
jahitan subkutiler dan Steri- Strips dan ditutup dengan dressing Op-Site (1)
(kepustakaan 1)
Gambar 13. Teknik Ramstedt, Pyloromyotomi. Insisi diatas
Serosa pilorus yang hipertrofi dan seluruh otot yang hipertrofi
dipisahkan
ilmu bedah, maka teknik operasi yang lebih cepat dan sederhana semakin
22
laparoskopi. Untuk teknik pilorotomi laparoskopik, sebuah kanula 3-5
surgical
(kepustakaan 15)
9. PROGNOSIS
23
lambung/duodenum ataupun pemisahan serat otot yang tidak bagus.
panjangnya (2,3,12)
24
DAFTAR PUSTAKA
from: http://www.ajronline.org .
Jakarta.2008.
Jakarta. 2012.
2012.
25
11. Persson S, Ekbom A, Granath F, Nordenskjold A. Parallel Incidences of
12. Alpers, Ann. Buku Ajar Pediatri Rudolph Volume 2. EGC : Jakarta.
2006.
Gen Med 2006; 3(4): 186-189. [On Line] 2006. [2018 Februari].
26