Professional Documents
Culture Documents
Ipi 22091
Ipi 22091
Abstrak
Penyakit hawar daun tanaman kentang atau yang oleh petani di Kedu, Wonosobo disebut Lodoh merupakan
penyakit yang paling serius di antara penyakit dan hama yang menyerang tanaman kentang di Indonesia. Penyakit
lodoh ini disebabkan oleh serangan jamur patogen ganas Phytophthora infestans yang dapat menurunkan produksi
kentang hingga 90% dari total produksi kentang dalam waktu yang amat singkat. Sampai saat ini kapang patogen
penyebab penyakit busuk batang dan daun tanaman kentang tersebut masih merupakan masalah krusial dan belum
ada fungisida yang benar-benar efektif terhadap penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan mengoleksi dan
mengidentifikasi jamur-jamur tanah isolat lokal yang bersifat antagonis terhadap patogen penyebab penyakit busuk
daun dan umbi tanaman kentang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab penyakit busuk daun dan umbi
tanaman kentang di daerah sentra pembibitan tanaman kentang di Kedu Temanggung Jawa Tengah adalah
Phytophthora infestans. Terdapat 17 isolat jamur isolat lokal yang dapat diisolasi dari tanah di sentra pembibitan
tanaman kentang tersebut. Dari 17 isolat jamur ini dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok isolat yang berbeda
morfologi koloninya. Pengamatan secara mikroskopis menunjukkan bahwa dari 4 kelompok jamur tanah tersebut
adalah dari marga Trichoderma spp, Aspergillus sp, Penicillium sp dan Phytophthora infestans.
Phytophthora infestans. Kapang dapat menyerang lebih parah, tindakan yang perlu dilakukan adalah
daun, batang, juga umbi di dalam tanah. Kapang mengganti fungisida yang biasa dipakai dengan
patogen Phytophthora infestans bukan merupakan fungisida yang berbeda bahan aktif dan cara
kapang asli tanah, namun biasa menyerang organ- kerjanya (mode of action). Pemakaian fungisida
organ tanaman kentang di dalam tanah dan di atas alternatif yang berisi kultur campuran kapang
tanah (daun, batang, cabang, akar dan umbi). antagonis belum pernah dilakukan, oleh karena itu
Penyebaran spora patogen kapang melalui perlu dilakukan penelitian pendahuluan tentang
angin, air atau serangga. Jika spora sampai ke efektivitas dan potensi kapang antagonis
daun basah, ia akan berkecambah dengan Pseudomonas fluorescense untuk mengendalikan
mengeluarkan zoospora atau langsung membentuk kapang patogen Phytophthora infestans secara in
tabung kecambah, kemudian masuk ke bagian vitro.
tanaman, dan akhirnya terjadi infeksi. Spora yang Pengendalian penyakit tanaman dengan
jatuh ke tanah akan menginfeksi umbi, dan fungisida dan bakterisida sintetis oleh para petani
pembusukannya bisa terjadi di dalam tanah atau di kentang selama ini tidak efektif, timbul banyak
tempat penyimpanan. Kasus penyakit busuk daun masalah yang merugikan bagi kehidupan manusia
biasanya sering terjadi di daerah dataran tinggi secara langsung atau tidak langsung diantaranya
yang bersuhu rendah dengan kelembaban tinggi menimbulkan residu yang melekat pada hasil
(Alexopoulos, et al., 1996 ). Selain itu penyebaran tanaman yang akan mengganggu kesehatan
spora patogen Phytophthora infestans dipicu oleh konsumen, pencemaran lingkungan serta
keadaan lingkungan udara yang relatif lembab (di membunuh organisme lainnya yang bukan sasaran.
atas 80% seperti keadaan lingkungan di Penggunaan agen hayati berbahan baku
Wonosobo). Patogen tersebut juga dapat bertahan biofungisida sehingga menjadi alternatif yang
hidup di dalam umbi dan batang tanaman kentang tepat untuk mengendalikan mikroba patogen
sehingga infeksi pada umbi dapat terbawa sampai penyebab penyakit pada tanaman budidaya.
ke gudang penyimpanan (Adijaya, 2001). Gejala (Arwiyanto, 2003).
pada daun berupa hawar (blight) atau bercak Agensia hayati meliputi organisme dan
berwarna abu-abu yang berukuran besar dengan substansi yang dihasilkan yang dapat digunakan
bagian tengahnya agak gelap dan agak basah. untuk mengendalikan organisme pengganggu yang
Gejala serangan pada leher akar dan akar berupa merugikan (Anonim, 1996 dalam Marwoto, 2001).
busuk berwarna hitam. Serangan pada umbi Salah satu jenis biopestisida adalah biofungisida
berupa busuk basah umbi yang berwarna abu-abu berbahan aktif mikroorganisma sel jamur
atau hitam. Apabila umbi diinkubasikan dalam antagonis Trichoderma spp, yaitu fungisida
temperatur 15 - 20oC, akan muncul konidia yang penghambat pertumbuhan kapang patogen
dibentuk dalam jumlah banyak, berupa tepung penyebab penyakit tanaman budidaya yang
berwarna keabuan (Cholil, 1991). diharapkan efektif mengendalikan serangan
Pengendalian penyakit busuk daun, busuk kapang patogen Phytophthora infestans tanaman
batang atau busuk umbi (late blight) oleh jamur kentang serta aman bagi tanaman budidaya sebagai
patogen Phytophthora infestans, selama ini tanaman bukan sasaran.
dilakukan dengan menyemprotkan fungisida Jamur antagonis Trichoderma spp dapat
sintetik Sandofan MZ 10/56 WP dengan diisolasi dari tanah lokal, termasuk jamur
konsentrasi yang dianjurkan, Benlate dengan selulolitik sejati karena mampu menghasilkan
konsentrasi yang dianjurkan dan Kocide 54. komponen selulase secara lengkap. Jamur tanah ini
Kebiasaan para petani menyemprot pestisida terdiri dari sembilan jenis yaitu T. piluliferum, T.
secara serampangan menyebabkan timbulnya polysporum, T. koningii, T. auroviride, T.
strain baru dari kapang-kapang patogen tersebut amantum, T. harzianum, T. longibrachiatum, T.
yang ditunjukkan adanya kekebalan kapang itu pseudokoningii, dan T. viride (Rifai, 1969 dalam
terhadap fungisida sintetis tertentu atau dosis Salma & Gunarto, 1999). Jamur-jamur antagonis
efektif, fungisida sintetis dapat mencapai dua kali tanah isolat lokal seperti Trichoderma spp
dosis anjuran. Untuk menghindari kondisi yang dilaporkan mempunyai aktivitas antagonisme yang
Susiana Purwantisari Pengendalian Hayati Penyakit Hawar Daun
kuat terhadap jamur patogen dengan mekanisme antagonisme antara jamur patogen dan jamur
hiperparasitismenya dan antibiosisnya sehingga antagonis isolat lokal yang telah ditemukan.
efektif menghambat pertumbuhan kapang patogen Penelitian tentang efektifitas pengaruh inokulasi
tanaman dengan mendegradasi dinding selnya. jamur antagonis isolat lokal tsb terhadap
Dinding sel kapang patogen menjadi rusak pencegahan thd infeksi oleh kapang patogen
kemudian mati melalui aktivitas enzim Phytophthora infestans pada tanaman kentang
kitinasenya. Beberapa enzim kitinolitiknya hanya yang ditanam di rumah kaca juga penting
toksik pada kapang patogen penyebab penyakit dilakukan. Diversifikasi bahan aktif biofungisida
tanaman budidaya tetapi tidak pada perlu dilakukan, mengingat Indonesia sebagai
mikroorganisma lain dalam tanah dan tumbuhan negara tropis mempunyai potensi menghasilkan
inang (Kloepper et al., 1989). jenis agen hayati yang tinggi keanekaragamannya.
Menurut Salma dan Gunarto (1999), Biofungisida yang berisi mikroorganisma
Trichoderma spp mempunyai kemampuan jamur antagonis isolat lokal sebagai bahan aktif
menghasilkan enzim selulase sehingga dapat utamanya, secara ekonomi penggunaannya lebih
merusak dinding sel kapang patogen pada murah dan efektif dibandingkan dengan fungisida
kelompok jamur famili Pythiaceae seperti kimiawi, karena sekali diintroduksikan ke dalam
Phytophthora infestans. Selain itu kapang tanah tanah atau medium pembawa yang tepat akan
Trichoderma spp mempunyai kemampuan dapat bertahan dalam periode yang cukup lama.
melakukan pelilitan dan penetrasi hifa patogen Selain itu aplikasinyapun dapat dilakukan seperti
serta menghasilkan antibiotik yang bersifat toksin aplikasi pada fungisida kimiawi. (Yuliani 2002).
bagi patogen lawannya (Dennis & Webster, 1971
dalam Salma dan Gunarto, 1999). Mekanisme BAHAN DAN METODE
antibiosis dilakukan dengan menghasilkan Penelitian in vivo dilakukan di rumah kaca
antibiotik yang bersifat toksin untuk membunuh P. Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit
infestans. Mekanisme antibiosis tergantung dari Kedu, Temanggung dan penelitian in vitro
jenis dan sifat tanah sebagai substrat tumbuhnya. dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan
T. viride lebih suka pada kondisi tanah yang asam, Biologi FMIPA Universitas Diponegoro.
apabila T. viride ini terdapat pada tanah yang asam 1. Isolasi dan identifikasi jamur-jamur
kemungkinannya untuk memproduksi antibiotik antagonis tanah lokal
lebih tinggi (Djafarudin, 2000). Isolat jamur-jamur antagonis isolat lokal
T. viride umum digunakan untuk diisolasi dari tanah tempat tanaman kentang
pengendalian patogen dalam bentuk tepung yang tumbuh baik yang teridentifikasi sakit ataupun
diaplikasikan dengan dosis 100 kg/ha (Anonim, yang tidak oleh patogen Phytophthora infestans.
2001). Keunggulannya yang lain adalah sebagai Isolasi dilakukan pada lahan pertanaman kentang
bioprotektan bagi tanaman muda HTI serta yang sakit dan yang tidak terinfeksi Phytophthora
perkebunan. Beberapa keuntungan dari infestans. Isolasi dilakukan dengan cara isolasi
penggunaan biofungisida tersebut adalah mudah langsung (direct plating), yaitu : tanah lokal
dimonitor dan berkembang biak, sehingga diambil dan diletakkan pada cawan petri yang
keberadaannya di lingkungan dapat bertahan lama berisi medium TEA steril yang telah ditambahkan
serta aman bagi lingkungan, hewan dan manusia chloramfenikol 50 ppm, kemudian diinkubasi pada
karena tidak menimbulkan residu kimia berbahaya suhu ruang selama 3 hari. Koloni jamur yang
yang persisten di dalam tanah atau terakumulasi di menunjukkan morfologi koloni yang berbeda
dalam makanan hasil budidaya pertanian (Yuliani, kemudian masing-masing dipisahkan ke dalam
2002). medium PDA kemudian diidentifikasi menurut
Penelitian bertujuan untuk untuk buku Barnett dan Hunter, 1972.
mengetahui kemampuan jamur-jamur antagonis
tanah isolat lokal dalam menghambat pertumbuhan
kapang patogen Phytophthora infestans secara in
vitro. Selain itu, penelitian dilanjutkan dengan uji
Susiana Purwantisari Pengendalian Hayati Penyakit Hawar Daun
2.Isolasi dan identifikasi jamur Phytophthora kapang patogen Phytophthora infestans (Gambar
infestans. 2).
Isolat Phytophthora infestans diisolasi dari
daun kentang yang positif terinfeksi Phytophthora
infestans. Isolasi dilakukan dengan cara isolasi
langsung (direct plating), yaitu : daun kentang
diambil dan diletakkan pada cawan petri yang
berisi TEA steril yang telah ditambahkan
chloramfenikol 50 ppm, kemudian diinkubasi pada
suhu ruang selama 3 hari. Koloni kapang yang
menunjukkan ciri-ciri Phytophthora infestans
dipindahkan dalam medium PDA lainnya dalam
cawan petri secara aseptik dan diinkubasi pada
suhu ruang selama 3 hari. Identifikasi menurut
Barnett dan Hunter, (1972) untuk memperoleh Gambar 1: Busuk daun (late blight) pada daun
isolat murni Phytophthora infestans. tanaman kentang oleh Kapang patogen
3. Uji Antagonisme jamur antagonis isolat lokal Phytophthora infestans
terhadap kapang patogen Phytophthora
infestans secara In vitro
Isolat Phytophthora infestans dibiakkan
pada media PDA (Potao Dekstrose Agar) di dalam
cawan petri dan diinkubasi selama 5 x 24 jam pada
suhu 30oC, kemudian dibuat cetakan potongan
miselium berbentuk bulat dengan diameter 0,5 cm.
Satu potongan miselium ini kemudian diletakkan
berdampingan dengan cetakan miselium koloni
jamur antagonis isolat lokal (dual plating).
Sebagai kontrol, kapang patogen Phytophthora
infestans ditumbuhkan pada medium PDA yang Gambar 2: Isolasi langsung daun tanaman
tidak diinokulasikan terlebih dahulu dengan biakan kentang yang terinfeksi kapang patogen
sel jamur antagonis isolate lokal. Phytophthora infestans pada medium PDA dan
TEA
HASIL DAN PEMBAHASAN Koloni kapang patogen Phytophthora
1. Isolasi patogen penyebab busuk daun dan infestans pada medium PDA berwarna putih
umbi tanaman kentang dengan tekstur permuakaan berwarna wolly.
Kapang patogen Phytophthora infestans Sporangia berbentuk pyriform mempunyai papila
berhasil diisolasi dari beberapa lembar daun berwarna hialin serta permukaannya halus.
kentang yang telah positif terinfeksi kapang Sporangiofor bercabang-cabang simpodial,
patogen tersebut yang diambil dari lokasi berwarna hialin (Gambar 3).
perkebunan (pembibitan) kentang di Kledung,
Kedu Temanggung Jawa Tengah (Gambar 1 dan 2
). Metode isolasi menggunakan metode isolasi
secara langsung (direct method). Beberepa kapang
antagonis (3 buah) juga telah berhasil diisolasi dan
positif menghambat pertumbuhan kapang patogen
Phytophthora infestans. Penghambatan yang kuat
terjadi pada pertumbuhan koloni jamur
Trichoderma sp yang ditumbuhkan pada koloni
Susiana Purwantisari Pengendalian Hayati Penyakit Hawar Daun