You are on page 1of 24

STANDAR KOMPETENSI

Memahami konsep hakikat belajar

KOMPETENSI DASAR

 Mendeskripsikan hakikat belajar


berdasarkan pengertian, unsur, prinsip,
teori dan faktor dalam belajar

INDIKATOR

 Menjelaskan pengertian belajar


 Menganalisis unsur-unsur yang terkait
dengan proses belajar
 Memahami prinsip belajar
 Mengetahui beberapa teori belajar
 Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam proses belajar

1
KOMPETENSI DASAR

 Memahami strategi kognitif dalam


memahami materi dan menerapkannya
dalam memahami materi belajar.
 Memahami strategi kognitif pemecahan
masalah dan menerapkannya dalam
memecahkan masalah pada topik belajar.

INDIKATOR

 Menerapkan strategi kognitif


menggarisbawahi dalam memahami
materi belajar.
 Menerapkan strategi kognitif membuat
catatan pinggir dalam memahami materi
belajar.
 Menerapkan strategi kognitif membuat
rangkuman dalam memahami materi
belajar.
 Menerapkan strategi kognitif membuat
peta konsep dalam memahami materi
belajar.
 Menerapkan strategi kognitif heuristik
dalam memecahkan masalah pada topik
belajar.
 Menerapkan strategi kognitif prosedur
berfikir maju dan mundur dalam
memecahkan masalah pada topik belajar.
 Menerapkan strategi kognitif prosedur
berfikir induktif dan deduktif dalam
memecahkan masalah pada topik belajar.

2
MOTIVASI
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab
dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar
atau mahasiswa kata “belajar” merupakan kata yang
tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam
menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Belajar
merupakan suatu kebutuhan bagi setiap orang di
dunia ini. Kita butuh mengetahui banyak hal dengan
membaca buku, bersekolah, membaca koran, majalah,
komik, dan lainnya.

Namun, dari semua itu, tidak setiap orang


mengetahui apa itu belajar. Seandainya
dipertanyakan apa yang sedang dilakukan, tentu saja
jawabnya adalah belajar. Itu saja, titik. Padahal dari
kata “belajar” itu ada pengertian yang tersimpan di
dalamnya. Pengertian dari kata belajar itulah yang
perlu diketahui dan dihayati, sehingga tidak
melahirkan pemahaman yang keliru mengenai
masalah belajar.

APERSEPSI
Belajar merupakan proses untuk mendapatkan ilmu agar kita tidak tersesat. Belajar
adalah salah satu cara mempersiapkan diri agar kita bisa bermanfaat bagi kehidupan kita.
Bermanfaat bagi diri sendiri, orag tua dan masyarakat.

Belajar membuat manusia tidak berada pada titik itu-itu saja. Belajar dapat membuat
manusia menjalani kehidupan yang bervariasi dan tidak membosankan. Saking hebatnya
belajar, manusia dapat berubah karenanya.

3
2.1. PENGERTIAN BELAJAR
A. Pengertian Belajar Secara Umum

Belajar adalah perubahan yang relatif


permanen dalam perilaku atau potensi perilaku
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang
diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika
dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya.

B. Pengertian belajar menurut para ahli

1. Menurut James O. Whittaker,


merumuskan belajar sebagai proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman.
2. Menurut Cronbach, belajar sebagai suatu
aktivitas yang ditunjukan oleh perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
3. Howard L. Kingskey mengatakan Belajar
adalah proses dimana tingkah laku (dalam
arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui
praktek atau latihan.
4. Menurut Drs. Slameto, belajar adalah
proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.

4
2.2. UNSUR-UNSUR BELAJAR
A. Tujuan

Perilaku belajar mempunyai tujuan untuk


memecahkan persoalan yang dihadapi dalam
rangka memenuhi kebutuhannya. Seorang akank
yang merasa lapar akan belajar bagaimana
caranya untuk mendapatkan makanan.

B. Kesiapan dan kemampuan yang dimiliki

Agar perbuatan belajar terlaksana dengan baik,


anak atau individu perlu memiliki kesiapan, baik
kesiapan fisik dan psikis, kesiapan yang berupa
kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun
penguasaan pengetahuan dan kecakapan-
kecakapan yang mendasarinya.

C. Situasi.
Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi
belajar. Dalam situasi belajar ini terlihat tempat,
lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari,
orang-orang yang turut bersangkut dalam
kegiatan belajar, serta kondisi siswa yang belajar.

D. Interpretasi.
Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan
interpretasi, yaitu melihat hubungan di antara
komponen-komponen situasi belajar, melihat
makna dari hubungan tersebut dan
menghubungkannya dengan kemungkinan
pencapaian tujuan.

E. Reaksi atau Respon

Setelah pilihan dinyatakan, maka yang dapat


dilakukan seseorang dalam mememnuhi
kebutuhannya yaitu melakukan reaksi atau
merespon dengan melakukan sesuatu. Setelah
menentukan maka individu yang bersangkutan
akan melakukan tindakan tersebut sehingga apa
yang dibutuhkan menjadi tercapai.

5
2.3. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

A. Perhatian dan Motivasi


Catatan Pinggir :
Perhatian mempunyai peranan yang penting
Banyak teori dan dalam kegiatan belajar.
prinsip-prinsip belajar yang
dikemukakan oleh para ahli Perhatian terhadap belajar akan timbul
yang satu dengan yang lain pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai
memiliki persamaan dan juga dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran
perbedaan. Dari berbagai itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan,
prinsip belajar tersebut diperlukan utntuk belajar lebih lanjut, akan
beberapa prinsip yang relatif membangkitkan motivasi untuk
berlaku umum yang dapat mempelajarinya.
kita pakai sebagai dasar
Motivasi adalah tenaga yang
dalam upaya pembelajaran,
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas
baik bagi siswa yang perlu
seseorang. Motivasi mempunyai kaitan erat
meningkatkan upaya
dengan minat.
belajarnya maupun bagi guru
dalam upaya meningkatkan Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang
mengajarnya. (Dimyati dan dari dirinya sendiri, dan dapat juga bersifat
Mudjiono, 2002:42) eksternal, artinya datang dari orang lain, guru,
orang tua, teman, dan sebagainya.

Motivasi dibedakan atas motif intrinsik dan motif


ekstrinsik. Motif intrinsik adalah tenaga
pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang
dilakukan. Motif ekstrinsik adalah tenaga
pendorong yang ada di luar perbuatan yang
dilakukannya tetapi menjadi penyertanya.

B. Keaktifan

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan


juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain.
Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif
mengalami sendiri.

Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan


adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah
informasi yang kita terima, tidak sekedar
menyimpannya saja tanpa mengadakan
transformasi.
6
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu
menampakkan keaktifan. Mulai dari kegiatan fisik yang
berupa membaca, menulis, mendengarkan, berlatih
ketermapilan hingga kegiatan psikis seperti
memecahkan masalah, menyimpulkan hasil percobaan,
membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain,
dan sebagainya.
Catatan Pinggir :
Pentingnya keterlibatan
langsung dalam belajar
dikemukakan oleh Jhon
Dewey dengan “learning by
doing”-nya. Belajar C. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
sebaiknya dialami melalui
perbuatan langsung. Belajar Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak
harus dilakukan oleh siswa sekedar mengalami secara langsung tetapi ia harus
secara aktif, baik individual menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan
amupun kelompok dengan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
cara memecahkan masalah.
Guru bertindak sebagai
fasilitator dan pembimbing.

D. Pengulangan

Menurut Teori Psikologi Daya, belajar adalah melatih


daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas
daya mengamati, menanggap, mengingat, mengkhayal,
merasakan, berpikir, dan sebagainya.

Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan


adalah Teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme
dengan tokohnya yang terkenal Thorndike. Ia
mengemukakan bahwa belajar adalah pembentukkan
antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap
pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya
respon benar.

Teori Psikologi Conditioning yang merupakan


perkembangan dari teori Koneksionisme menyatakan
perilaku individu dapat dikondisikan, dan belajar
merupakan upaya mengkondisikan suatu perilaku atau
respon terhadap sesuatu.

7
E. Tantangan

Teori Medan dati Kurt Lewin mengemukakan bahwa


siswa dalam situasi belajar barada dalam suatu medan
atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa
menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi
selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan
belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi
hambatan itu, yaitu dengan mempelajari bahan belajar
tersebut.

Catatan Pinggir :
Pengajaran klasikal F. Balikan dan Penguatan
artinya seorang guru di
dalam kelas menghadapi Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui
sejumlah besar siswa (30- dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan
40 orang) dalam waktu merupakan balikan yang menyenangkan dan
yang sama menyampaikan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya.
bahan pelajaran yang sama
pula. Bahkan metodenya
pun satu metode yang G. Perbedaan Individual
sama untuk seluruh anak
Perbedaan individual berpengaruh terhadap cara dan
tersebut. (Suryosubroto,
hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individual
2002:83)
perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya
pembelajaran.

Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah


kita umumnya kurang memperhatikan masalah
perbedaan individual, umumnya pelaksanaan
pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai
individu dengan kemampuan rata-rata, kebisaaan yang
kurang lebih sama, demikian pula dengan
pengetahuannya.

8
2.4. BEBERAPA TEORI BELAJAR
Catatan Pinggir : A. Teori belajar Behaviorisme

TeoriBehaviorisme han Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan


ya berfokus pada aspek oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku
objektif diamati sebagai hasil dari pengalaman. Aliran ini menekankan pada
pembelajaran. Teori terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
kognitif melihat Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-
melampaui perilaku responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai
untuk individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menjelaskan pembelajar menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
an berbasis otak. Dan Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
teori konstruktivisme penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
sebagai sebuah proses di
mana pelajar aktif B. Teori Kognitivisme
membangun atau
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir
membangun ide-ide baru
sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah
atau konsep.
berkembang sebelumnya. Peneliti yang
. mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner,
dan Gagne. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa
para peserta didik memproses informasi dan pelajaran
melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan
kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang
baru dengan pengetahuan yang telah ada.

C. Teori Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir


(filosofi) pembelajaran konstektual; bahwa pengetahuan
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak
sekonyong-konyong.

Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk


menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat
keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat
langsung dalam menimba pengetahuan baru dan mampu
mengapliklasikannya dalam semua situasi.

9
2.5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
A. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)
1. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya


terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak
sehat,s akit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya,dapat
mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.

Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang


baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa
karena konflik debngan pacar, orang tua atau karena sebab
lainnya, ini dapat mengganggu atau mengurangi semangat
belajar. Karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting
bagi setiap orang fisik maupun mental, agar badan tetap kuat,
pikiran selalu segar dan bersemangat dalam bersemangat
dalam melaksanakan kegiatan belajar.

Catatan Pinggir : 2. Intelegensi (kecerdasan)

Raden Cahaya Prabu, Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-tinggi) umumnya
pernah mengatakan mudah belajar dan hasilnya pun cendrung baik sebaliknya
dalam mottonyan orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami
bahwa: “didiklah anak kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi
sesuai taraf umurnya. belajarnya rendah.
Pendidikan yang
Raden Cahaya Prabu berkeyakinan bahwa perkembangan
berhasil karena
taraf intelegensi sangat pesat pada masa umur balita dan
menyelami jiwa anak
mulai menetap pada akhir masa remaja. Taraf intelegensi tidak
didiknya”. Yang menarik
mengalami penurunan, yang menurun hanya penerapannya
dari ungkapan ini
saja, terutama setelah berumur 65 tahun ke atas bagi mereka
adalah tentang umur
yang alat inderanya mengalami kerusakan. Karena intelegensi
dan menyelami jiwa
diakui ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang.
anak didik.

10
3. Bakat

Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya


Catatan Pinggir : terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Bakat
memang diakui sebagai kemamapuan bawaan yang
Menurut Soenarto dan
merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan
Hartono bakat
atau latihan. Misalnya belajar main piano, apabila dia
memungkinkan
memiliki bakat musik akan lebih mudah dan cepat
seseorang untuk
pandai dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki
mencapai prestasi dalam
bakat itu.
bidang tertentu, akan
tetapi diperlukan latihan, Banyak sebenarnya bakat bawaan atau terpendam yang
pengetahuan, dapat ditumbuhkan asalkan diberikan kesempatan
pengalaman, dan dengan sebaik-baiknya. Keunggulan dalam salah satu
dorongan atau motivasi bidang, apakah bidang sastra, matematika atau seni,
agar bakat itu dapat merupakan hasil interaksi merupakan hasil dari bakat
terwujud. yang dibawa sejak lahir dan faktor lingkungan yang
menunjang termasuk minat dan dorongan pribadi.

4. Minat

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu


hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri,
semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin
beser minat. Minat dapat timbul karena daya tarik dari
luar dan datang dari hati sanubari.

Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal


antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikan
martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta
ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang
besar cendrung menghasilkan prestasi yang tinggi,
sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan
prestasi yang rendah.

Dalam konteks itulah diyakini bahwa minat


mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik.
Tidak banyak yang dapat diharapkan untuk
menghasilkan prestasi belajar yang baik dari seseorang
anak yang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu.

11
5. Motivasi

Motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis


yang mendorong seseorang untuk belajar.
Motivasi berbeda dengan minat. Ia adalah daya
penggerak atau pendorong untuk melakukan
suatu pekerjaan. Motivasi bisa berasal dari dalam
diri dan juga dari luar. Motivasi yang berasal dari
dalam diri (intrinsik), yaitu dorongan yang datang
dari sanubari umumnya karena kesadaraan akan
pentingnya sesuatu. Motivasi yang berasal dari
luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari
luar diri (lingkungan). Seseorang yang belajar
dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua
kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh,
penuh gairah, atau semangat.

7. Kemampuan Kognitif (Konsep Diri)

Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang


dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia
ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi
pikiran dan perasaannya, serta bagaimana
perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang
lain. Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai
sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan
kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat,
dan berpikir.

6. Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi


pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa
memperhatikan tekhnik dan faktor psiologis,
psikologis, dan ilmu kesehatan, akan
mempengaruhi hasil yang kurang memuaskan.

Teknik-tenik belajar perlu diperhatikan,


bagaimana caranya membaca, mencatat,
menggaris bawahi, membuat ringkasan
/kesimpulan, apa yang harus dicatat dan
sebagainya. Selain dari teknik-teknik tersebut,
perlu juga diperhatikan waktu belajar, tempat,
fasilitas, penggunaan media pengajar, dan
penyesuaian bahan pelajaran.

12
B. Faktor Eksternal (yang berasal dari
luar)

1. Keluarga

Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta


family yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang
tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan
orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau
kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun
atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya
hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang atau
tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut
mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

2. Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut


mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas
guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum
dengan kemampuan anak, keadaan
fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan,
jumlah murid perkelas, pelaksanaan tata-tertib
sekolah, dan sebagainya, semua ini turut
mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

3. Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi


belajar. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan
masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang
berpendidikan terutama anak-anaknya rata-rata
bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan
mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya,
apabila tinggal dilingkungan banyak anak-anak yang
nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini
akan mengurangi semangfat belajar atau dapat
dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar
menjadi berkurang.

13
4. Lingkungan Sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat


penting mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan
lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar,
keadaan lalu-lintas, iklim dan sebagainya. Misalnya,
bila bangunan penduduk sangat rapat, akan
mengganggu belajar. Keadaan lalu-lintas yang
membisingkan, suara hiruk-pikuk orang disekitar,
suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas,
semuanya ini akan mempengaruhi kegairahan
belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim
yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar.

RANGKUMAN
1. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi
perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
2. Unsur-unsur belajar terdiri dari : tujuan, kesiapan, dan kemampuan yang dimiliki,
situasi, interpretasi, serta reaksi atau respon.
3. Dalam belajar, ada beberapa prinsip yang berperan penting dalam prosesnya,
yakni : Perhatian dan Motivasi, Keaktifan, Keterlibatan Langsung/Pengalaman,
Pengulangan, Tantangan, Balikan, Penguatan dan Perbedaan Individual
4. Teori-Teori Belajar yang perlu diketahui : Teori Belajar Behaviorisme, Teori
Kognitivisme, dan Teori Konstruksivisme.
5. Ada dua faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar, yaitu : Faktor Internal dan
Faktor Eksternal.
Faktor Internal terdiri dari kesehatan, Intelegensi (kecerdasan), Bakat, Minat,
motivasi, kemampuan kognitif (konsep diri), dan cara belajar.
Faktor Eksternal terdiridari keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.

14
Diskusi Kelompok II (Kelas MAT II A)
MODERATOR :
FIRMANSYAH (Kelompok 7)
Waktu : Rabu, 12 April 2017

1. Bagaimana cara seorang guru agar bisa mengembangkan bakat siswanya?


(Ummy Eziyanto, Kelompok 6)

Penjawab: Reskiwati
Dalam pembahasan kami, bakat
merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi belajar. Untuk
mengembangkannya, guru setidaknya
harus cukup mampu untuk
mengakomodasi berbagai macam bentuk
kecerdasan yang dimiliki siswanya.
Karena sudah bukan rahasia umum lagi, bahwa, penyeragaman metode yang digunakan
guru pada para siswa yang memiliki tingkat kecerdasan berbeda-beda hanya akan
menghambat kreatifitas dan membuat mereka jenuh. Contoh konkritnya, Thomas Alfa
Edison, Einstein, Dan Charles Darwin yang terkena masalah dengan gurunya, dan dijudge
tidak akan sukses dalam hidupnya karena tidak mampu mengikuti proses belajar pada
umumnya. Padahal mereka bukannya tidak mampu, mereka hanya memiliki cara dan
keinginan tersendiri untuk belajar dan mengembangkan bakatnya.
Pada akhirnya, saya menyimpulkan, dalam memngembangkan bakat, guru mempunyai
peran untuk merekayasa proses pembelajaran lebih bermakna, berwarna dan bergaya,
agar kebutuhan siswa di tingkat kecerdasan yang berbeda-beda terpenuhi.

15
2. Apa perbedaan faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi belajar?
Sertakan pula contohnya!
(Sridevi Wulandari, Kelompok 8)

Penjawab: Sri Hardiyanti Amaliah A


Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri, sedangkan faktor internal
adalah faktor yang berasal dari dalam dari seseorang.

Dalam belajar, Faktor Internal terdiri dari kesehatan, Intelegensi (kecerdasan), Bakat,
Minat, motivasi, kemampuan kognitif (konsep diri), dan cara belajar.
Contohnya, seseorang yang dalam keadaan fit (sehat) berminat dengan musik, cenderung
akan menguasai kemampuan dan bakat dalam bidang musik dengan cara praktek (latihan
berulang kali).
Faktor Eksternal terdiri dari keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.
Contoh, masih terkait dengan contoh pertama, seseorang dengan bakat pemusik, akan
sanggup mendapatkan kemampuan maksimal apabila ia dibesarkan oleh keluarga atau
instansi yang juga sama-sama peduli dengan musik.

16
3. Jelaskan yang dimaksud kemampuan kognitif dan konsep diri, serta berikan
contohnya!
(Andi Hastika Zulqifli, Kelompok 1)

Penjawab : Tri Aswinarti Eka Putri


Dalam pembahasan kami, salah satu faktor internal yang mempengaruhi proses belajar
adalah Kemampuan kognitif yang beriringan dengan konsep diri.
Kemampuan Kognitif (Cognitive Ability) adalah kemampuan memproses informasi dan
pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan
hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada.
Kesimpulannya, kemampuan kognitif mengacu pada kecerdasan atau intelegensi.
Contohnya: Belajar dalam bentuk diskusi. Proses mendiskusikan suatu masalah, mencari
akar penyebab dan mendapatkan solusi yang bermanfaat bagi semua pihak adalah salah
satu penerapan nyata kemampuan kognisi.

Sedangkan, Konsep diri adalah pandangan dan


sikap seseorang terhadap dirinya sendiri.
Pandangan itu terkait dengan fisik,
karakteristik, motivasi, kekuatan, kelemahan,
dan kegagalan. Intinya, konsep ini merupakan
inti dari kepribadian individu.
Dengan konsep diri, maka diharapkan
seseorang dapat lebih mengenali dirinya
sendiri dan dapat menempatkan dirinya
secara tepat dalam lingkungan masyarakat.
Contoh : Cara seorang individu dalam
menempatkan diri di dalam sebuah acara
pertemuan keluarga. Bisa jadi ia sebagai
pembicara, bisa jadi ia sebagai pemberi solusi,
bisa jadi ia hanya sebagai pendengar, tergantung
bagaimana cara ia memandang dirinya sendiri.

17
4. Apa saja metode-metode yang membuat siswa menjadi aktif dalam belajar?
(Irman Talib, Kelompok 5)
Penjawab : A. Aspar
Majunya sistem pendidikan, melahirkan adanya Metode belajar aktif atau
sekarang lumrah disebut sebagai metode PAKEM (pembelajaran kreatif, aktif
dan menyenangkan) dikalangan praktisi pendidik. Dalam metode ini, belajar
direkayasa sedemikian rupa sehingga pembelajaran tidak berlangsung kaku.
Dalam metode ini, guru dan siswa masing-masing mempunyai peran penting
yakni:

Guru sebagai pihak yang;

 merencanakan dan mendesain tahap skenario pembelajaran yang akan


dilaksanakan di dalam kelas.
 membuat strategi pembelajaran apa yang ingin dipakai (strategi yang umum
dipakai adalah belajar dengan bekerja sama)
 membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara guru dan
siswa selama pembelajaran berlangsung.
 Mencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi cerdas dan
modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi lemah siswa
menjadi perhatian yang setara dan seimbang
 Menilai siswa dengan cara yang tranparan dan adil dan harus merupakan
penilaian kinerja serta proses dalam bentuk kognitif, afektif, dan skill (biasa
disebut psikomotorik)

18
 Melakukan macam-macam penilaian misalnya tes tertulis, performa
(penampilan saat presentasi, debat dll) dan penugasan atau proyek
 Membuat portfolio pekerjaan siswa.

Siswa menjadi pihak yang;

 menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir


 melakukan riset sederhana
 mempelajari ide-ide serta konsep-konsep baru dan menantang.
 memecahkan masalah (problem solving),
 belajar mengatur waktu dengan baik,
 melakukan kegiatan pembelajaran secara sendiri atau berkelompok (belajar
menerima pendapat orang lain, siswa belajar menjadi team player)
 mengaplikasikan hasil pembelajaran lewat tindakan atau action.
 Melakukan interaksi sosial (melakukan wawancara, survey, terjun ke
lapangan, mendengarkan guest speaker)
 Banyak kegiatan yang dilakukan dengan berkelompok.

5. Bagaimana cara seorang guru untuk meningkatkan minat siswanya dalam


proses belajar?
(Rismawati, Kelompok 7)

19
Penjawab : Siti Hadija
Meningkatkan minat siswa dalam proses belajar itu susah-susah gampang. Karena
kami membahas tentang materi “belajar” maka, kami akan menjawab berdasarkan
pandangan subyektif dari siswa.

1. Kebanyakan siswa akan termotifasi dalam belajar apabila kita tahu apa yang siswa
inginkan. Maka dari itu, kita bisa memberi siswa kesempatan untuk memilih apa saja yang
akan ia pelajari dan bagaimana cara ia ingin belajar.
2. Siswa akan berminat belajar apabila ia tahu apa yang ia harus kerjakan. Oleh karena itu,
setidaknya kita sebagai pendidik memberikan intruksi yang jelas, peraturan, atau harapan
yang mudah dimengerti dan dipahami.
3. Jangan memberikan konsekuensi terhadap pelanggaran,karena itu akan meruntuhkan
image kita sebagai pendidik di mata siswa, seolah-olah kita tidak percaya pada mereka.
Intinya, mereka sebaiknya belajar atas kemauan sendiri, atas motivasi baik yang mereka
dapatkan.
4. Kelas merupakan tempat yang sangat
bagus untuk belajar, namun jika
dilakukan terlalu sering akan
menimbulkan perasaan bosan dari diri
siswa. Untuk menghindari hal ini dan
juga untuk meningkatkan ketertarikan
siswa dalam mempelajari suatu materi,
berikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar di luar kelas. Guru bisa
melakukannya dengan membuat suatu kunjungan lapangan, mendatangkan pembicara
atau bahkan berkunjung ke suatu sekolah untuk melakukan suatu penelitian. Hal ini akan
menjadikan otak siswa fresh dan hal-hal baru yang didapatkan akan menjadikan siswa
semakin termotivasi untuk belajar. Ubah suasana belajar.
5. Siswa terkadang bosan jika metode atau model pembelajaran yang diterapkan gurunya
itu-itu saja, ceramah lagi ceramah lagi, presentasi lagi-presentasi lagi. Nah oleh karenanya,
sebisa mungkin guru dalam menerapkan model atau metode pembelajaran yang
bervariasi, ini akan mengurangi kejenuhan siswa saat pembelajaran bersama anda.
Misalkan pertemuan pertama, metode yang digunakan adalah ceramah, maka pertemuan

20
selanjutnya guru bisa menggunakan metode dan model lain dan seterusnya.
Keanekaragaman dalam pembelajaran akan membuat siswa tidak jenuh dan bahkan bisa
meningkatkan motivasi belajar siswa.
6. Persaingan di dalam kelas tidak selalu hal yang buruk, bahkan bisa menjadi sesuatu
yang positif jika diterapkan untuk sesuatu yang positif. Lebih dari itu kompetisi di dalam
kelas juga mampu menumbuhkan motivasi siswa untuk bekerja lebih ekstra dan keras.
Menciptakan suasana kelas agar bisa menumbuhkan persaingan positif, mungkin bisa
melalui permainan kelompok yang terkait dengan materi atau suatu kesempatan yang
bisa memamerkan pengetahuan mereka.
7. Siapa pun juga pasti akan senang dengan yang namanya hadiah, begitupun siswa.
Menawarkan hadiah kepada siswa jika mereka berhasil melakukan sesuatu merupakan
salah satu cara jitu untuk meningkatkan motivasi belajar.

8. Kebanyakan anak-anak ingin sukses, mereka hanya perlu dibantu untuk mencari tahu
apa yang harus mereka lakukan dalam rangka mencapai tujuan mereka. Salah satu cara
untuk memotivasi siswa adalah dengan mengarahkan dan membiarkan
mereka bekerja keras untuk melihat potensi di dalam diri mereka sendiri dan
menentukan kekuatan dan kelemahan yang mereka punya.

21
6. Jika salah satu unsur dalam belajar tidak ada, apakah orang tersebut
masih dapat dikatakan belajar?
(Indar Arum Pratiwi, Kelompok 3)

Penjawab : Tri Aswinarti Eka Putri

Dalam pembahasan kami, unsur-unsur belajar terdiri dari: tujuan, kesiapan dan
kemampuan yang dimiliki, situasi, interpretasi, reaksi dan respon.

Berdasarkan sifat kepentingan unsur-unsur tersebut, jelas sekali bahwa unsur-


unsur belajar diatas haruslah terpenuhi dalam proses belajar. Jika terdapat salah
satu unsur saja tidak terpenuhi maka proses belajar tidak akan sempurna, atau
bahkan tidak bisa disebut dengan belajar.

Tidak adanya satu dari unsur-unsur belajar dapat mengakibatkan pembelajar


tidak mengalami perubahan dalam upayanya untuk belajar. Maka sangat
penting untuk memastikan bahwa unsur-unsur tersebut terpenuhi dalam usaha
untuk belajar sehingga tujuan belajar dapat tercapai.

22
7. Apa maksud dari “Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon?”
(Hasma Atmarani, Kelompok 4)

Penjawab : Tri Aswinarti Eka Putri.

Kata “Stimulus” dapat diartikan sebagai Rangsangan. Dalam teori Behaviorisme,


istilah stimulus (rangsang) ini dipasangkan dengan respon, sebagai upaya untuk
menjelaskan proses terbentuknya sebuah tingkah laku.

Dengan demikian kalimat diatas dapat berarti “Belajar merupakan akibat


adalnya hubungan antara ransangan dan respon yang membuat terbentuknya
sebuah tingkah laku baru.

23
Abdul Hadis dan Nurhayati B. 2010. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Baharuddin, Wahyuni. 2010. Teori belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, 2011. Psikologi Belajar Edisi II. Jakarta : Rineka Cipta

Gulo, W. 2002. Strategi belajar mengajar. Jakarta : Grasindo

Fathurrohman, dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum &
Konsep Islam. Cet. II, Bandung: Refika Aditama.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar, Jakarta Bumi Aksara.

Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Suardi, Moh. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Dee Publish

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Cet. IV, Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

https://ayukberbagi.blogspot.co.id/2013/03/kemampuan-kognitive-ability.html?m=1

http://idekreatifguru.blogspot.co.id/2016/01/cara-meningkatkan-minat-serta-motivasi-
belajar-siswa.html

https://id. Wikipediaorg/wiki/konsep_diri

http://ilmu-pendidikan.net/pembelajaran/unsur-unsur-belajar

https://saiyanadia.wordpress.com/2010/11/20/prinsip-prinsip-belajar/

http://sosioakademika.blogspot.co.id/2015/10/konsep-belajar-dan-faktor-faktor-yang.html

http://www.eurekapendidikan.com/2014/10/tujuan-dan-unsur-unsur-pembelajaran.html

http://www.teachthought.com

24

You might also like