You are on page 1of 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan pengumpulan data terhadap siswa/i kelas II SD Negeri 067954 Jalan
Kejaksaan No. 37A Medan, 2017 yaitu 30 orang diperoleh hasil penelitian berdasarkan
variabel yang ditentukan sebagai berikut.
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Persentase Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang
Menyikat Gigi Yang Baik Dan Benar Dengan Keadaan
Karies Gigi Anak Siswa/i Kelas II SD Negeri 067954
Jalan Kejaksaan No. 37A Medan
No kriteria N %
1 Baik 12 40%

2 Sedang 15 50%

3 Buruk 13 32,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 30 orang ibu siswa/i kelas II diperoleh
data sebagai berikut: Tingkat pengetahuan menyikat gigi yang baik dan benar dengan
kategori baik sebanyak 12 orang (40%), tingkat pengetahuan menyikat gigi yang baik dan
benar dengan kategori sedang sebanyak 15 orang (50%), tingkat pengetahuan menyikat
gigi yang baik dan benar dengan kategori buruk sebanyak 3 orang (10%).

Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Rata-Rata def-t dan DMF-T Kelas II SD
Negeri 067954 Jalan Kejaksaan No. 37A Medan
No Tingkat Pengetahuan Ibu N def-t DMF-T
1 Baik 12 5,2 0.7

2 Sedang 15 5,3 1,1

3 Kurang 3 9,3 4,6

Dari tabel diatas dapat dilihat kriteria Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang
Menyikat Gigi Yang Baik Dan Benar Dengan Keadaan Karies Gigi Anak Siswa/i Kelas II SD
Negeri 067954 Jalan Kejaksaan No. 37A Medan. Tingkat pengetahuan dengan kriteria baik
yaitu sebanyak 12 orang dengan rata-rata def-t (5,2) dan DMF-T (0,7). Tingkat pengetahuan
dengan kriteria sedang sebanyak 15 orang dengan rata-rata def-t (5,3) dan DMF-T (1,1).
Tingkat pengetahuan dengan kriteria buruk sebanyak 3 orang dengan rata-rata def-t (9,3)
dan DMF-T (4,6).

B. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 30 orang ibu dari siswa/i
Kelaas II SD Negeri 067954 Jalan Kejaksaan No. 37A Medan. Mengenai Gambaran
Pengetahuan Ibu Tentang Menyikat Gigi Yang Baik Dan Benar Dengan Keadaan Karies.
Pengetahuan menyikat gigi yang baik dan benar dengan kategori baik sebanyak 12 orang
(40%), pengetahuan menyikat gigi yang baik dan benar dengan kategori sedang sebanyak
15 orang (50%), pengetahuan menyikat gigi yang baik dan benar dengan kategori buruk
sebanyak 3 orang (10%).
Pengetahuan Ibu sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang
mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut
dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan.
Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan
faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak.
Proses pelaksanaan instruksi kebersihan gigi dan mulut membutuhkan serangkaian proses
yang dapat dimulai dengan mengajarkan orang tua (Christiono S, 2011).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan secara objektif untuk mengetahui
keadaan karies pada 30 orang siswa/i Kelas II SD Negeri 067954 Jalan Kejaksaan No. 37A
Medan. Maka diperoleh rata-rata def-t sebesar 5,7 dan rata-rata DMF-T sebesar 1,3 artinya
setiap anak 4 atau 7 gigi susu yang berlubang dan 1 atau 3 gigi permanen yang sudah
berlubang. Hal ini jauh dari target WHO dimana indeks def-t dan DMF-T rata-rata adalah ≤2.
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa ibu yan memiliki pengetahan yang baik rata-rata
def-t dan DMF-T anaknya lebih rendah dibanding dengan keadaan karies gigi anak bu yang
memiliki pengetahuan sedang dan kurang dapat dilihat pengetahuan dengan kriteria baik
rata-rata def-t (5,2) dan rata-rata DMF-T (0,7). Pengetahuan dengan kriteria sedang rata-
rata def-t (5,3) dan rata-rata DMF-T (1,1), dan Pengetahuan dengan kriteria buruk rata-rata
def-t (9,3) dan rata-rata DMF-T (4,6).
Ibu sangat berpengaruh dalam pembentukan perilaku anak. Menurut persatuan
Dokter Gigi Indonesia (PDGI) (dalam Jurnal Eddy, Fatiara NE, dan H Mutiara, 2015) dalam
pemeliharaan kesehatan gigi anak melibatkan interaksi antara anak, orang tua, dan dokter
gigi. Sikap dan perilaku orang tua terutama Ibu, dalam pemeliharaan kesehatan gigi
memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku anak. Walaupun masih
memiliki gigi sulung, orang tua harus memberikan perhatian serius pada anak. Pertumbuhan
gigi permanen anak ditentukan oleh kondisi gigi sulung anak. Namun, masih banyak orang
tua yang beranggapan bahwa gigi sulung hanya sementara dan akan digantikan oleh gigi
permanen, sehingga mereka sering menganggap bahwa kerusakan gigi sulung bukan
merupakan suatu masalah.
Dari pelitian tersebut dapat di ketahui bahwa pengetahuan ibu mempengaruhi
keadaan karies gigi anak dan derajat kesehatan gigi dan mulut anak. Hal ini sesuai dengan
teori Notoadmodjo 2010 bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk menolong
individu, kelompok masyarakat dalam meningkatkan kemampuan perilaku untuk mencapai
kesehatan secara optimal.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pengolahan data yang dilakukan pada siswa/i Kelas II
SD Negeri 067954 Jalan Kejaksaan No. 37A Medan dengan responden 30 orang yang
merupakan total sampling maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tentang
menyikat gigi yang baik dan benar dengan keadaan karies gigi anak dikategorikan sedang
(50%) dan seluruh anak yang diperiksa memiliki karies gigi (100%) dimana angka rata-rata
def-t sebesar 5,7 dan rata-rata DMF-T sebesar 1,3.
Berasarkan hasil analisa data Pengetahuan Ibu Tentang Menyikat Gigi Yang Baik
Dan Benar Dengan Keadaan Karies Gigi Siswa/I Kelas II SD Negeri 067954 Jalan
Kejaksaan No. 37A Medan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pengetahuan ibu maka
semakin rendah keadaan karies gigi anak dengan kata lain kesehatan gigi anak semakin
baik.

B. Saran
1. Diharapkan pada pihak sekolah SD Negeri 067954 Jalan Kejaksaan No. 37A Medan
dapat untuk dapat menigkatkan pengetahuan siswa/i tentang kesehatan gigi dan
mulut khususnya karies gigi dengan cara mengadakan UKGS ( usaha kesehatan gigi
sekolah)
2. Diharapkan kepada responden (ibu) agar lebih memperhatikan kesehatan gigi
anaknya, menerapkan perilaku yang baik dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut,
membawa anaknnya kepelayanan kesehatan untuk mencegah terjadinya karies dan
megobati yang sudah menderita karies gigi agar tingkat keparahannya tidak semakin
tinggi.

You might also like