Professional Documents
Culture Documents
Metoda Pentanahan
Metoda Pentanahan
PENDAHULUAN
METODA PENTANAHAN
Dalam suatu gardu induk dibutuhkan suatu sistem pentanahan yang handal.
Hal ini dimaksudkan agar ketika terjadi gangguan fasa ke tanah pada Gardu Induk
Tegangan Tinggi (GITT)150 kV tidak akan membahayakan keselamatan
manusia, sebab arus gangguan akan mengalir pada bagian peralatan dan ke piranti
pentanahan. Hal ini akan menimbulkan gradien tegangan diantara peralatan
dengan peralatan, peralatan dengan tanah dan gradien tegangan pada permukaan
tanah yang berbahaya bagi manusia dan peralatan yang berada di area gardu
induk. Oleh sebab itu diperlukan sistem pentanahan yang baik dan efektif
meratakan gradien tegangan yang timbul.
Sistem pentanahan peralatan gardu induk yang umum digunakan saat ini
adalah sistem pentanahan Driven Rod, Counterpoise, menggunakan kisi (Grid)
dan gabungan antara sistem pentanahan Grid dan Rod. Dari ketiga model sistem
pentanahan ini sistem kisi (Grid) dan Rod paling sering digunakan untuk Gardu
Induk Tegangan Tinggi 150 kV. Untuk jenis tanah di Lampung yang
dikelompokkan dalam 3 jenis tanah yakni jenis tanah bebatuan, jenis tanah
berpasir dan jenis tanah pertanian memiliki tahanan jenis tanah yang berbeda-
beda. Jadi dibutuhkan analisis untuk menghitung nilai tahanan pentanahan,
tegangan sentuh dan tegangan langkah dengan membuat kombinasi antara jumlah
mesh dan rodnya, kedalaman penanaman konduktor dengan mempertimbangkan
nilai dari tahanan jenis tanah, pengaruh tahanan jenis tanah untuk beberapa jenis
tanah yang berbeda dengan kedalaman yang sama serta dimensi area pentanahan
yang akan digunakan sehingga menghasilkan nilai tahanan pentanahan (R),
tegangan sentuh (Em) dan tegangan langkah (Es) yang lebih baik dan lebih aman.
1
Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan untuk menganalisis nilai
dari tahanan pentanahan, tegangan sentuh, dan tegangan langkah untuk ketiga
jenis tanah di Lampung dimana nilai tersebut masih memenuhi standard yang
telah ditentukan dan dapat dikategorikan baik dan aman bagi manusia dan
peralatan. Untuk melakukan semua perhitungan tersebut dengan cepat, maka
diperlukan suatu media perhitungan melalui bantuan komputer yakni dengan
menggunakan program MS Visual Basic. Melalui program ini maka akan
diperoleh suatu kombinasi grid rod yang baik dan tepat dan menghasilkan nilai
tahanan pentanahan, tegangan sentuh dan tegangan langkah yang aman dan
sesuai dengan ketentuan standard IEEE/ANSI Std 80-1986.
2
industri bahkan rumah tinggal juga perlu dilengkapi dengan sistem pentanahan
ini. Tujuan pentanahan peralatan dapat diformulasikan sebagai berikut:
a. Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya bagi
manusia dalam daerah itu.
b. Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya maupun
lamanya dalam keadaan gangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaran
atau ledakan pada bangunan atau isinya.
c. Untuk memperbaiki penampilan (performance) dari sistem.
3
R = Tahanan (ohm)
Pentanahan yang ideal harus memberikan nilai tahanan pentanahan
mendekati nol atau ≤ 1 ohm untuk gardu induk bertegangan tinggi (ANSI/IEEE
Std 80-1986). Sebagai perkiraan pertama, sebuah nilai minimum dari tahanan
pentanahan gardu induk pada tanah yang seragam (uniform) untuk lapisan
pertama (permukaan tanah) saja dapat dihitung dengan persamaan :
Rg ..........................................................................................(3)
4 A
dimana,
Rg = tahanan pentanahan ( )
Kemudian, pada lapisan kedua dengan adanya gabungan antara grid dan
batang rod untuk tanah yang seragam, jumlah konduktor grid dan konduktor
batang rod yang ditanam pada kedalaman tertentu dikombinasikan dengan
persamaan 2 sehingga diperoleh persamaan seperti dibawah ini {Laurent, P. G.,
1951 dan Nieman, J, 1952) :
Rg + ..................................................................................(4)
4 A L
dimana,
Untuk perhitungan nilai tahanan dari pentanahan grid yang diformulasikan oleh
Nieman, J., (1952), diperoleh sebagai berikut :
1 1
Rg = untuk h = 0; r = A / .....................................(5)
4r L
4
Perhitungan tahanan pentanahan untuk kedalaman tertentu yakni 0 < h <
2.5 m berdasarkan Laurent, P.G.,(1951) diperoleh
1 r
Rg = x 1 ................................................................(6)
8r 2.5h r
Dari kedua persamaan 5 dan 6 diatas dikombinasikan oleh IEEE Std 80-
1986 diperoleh persamaan untuk kedalam konduktor 0 m < h < 2.5 m :
1 1 1
Rg 1 ..............................................(7)
L 20 A 1 h 20 / A
dimana,
Panjang total konduktor pentanahan L merupakan penjumlahan dari grid dan rod :
L = Lc + Lr ........................................................................................(8)
dengan,
Lc = L1n + L2m..................................................................................(9)
L1
D1 = ........................................................................................(10)
m 1
L2
D2 = .........................................................................................(11)
n 1
L
Lc = L1 2 1 L2 m ...................................................................(12)
D
2
dimana,
5
L1 = panjang konduktor ( m )
L2 = lebar konduktor ( m )
Elctroda Pita
Elektroda pita jenis ini terbuat dari bahan metal berbentuk pita atau juga
kawat BCC yang di tanam di dalam tanah secara horizontal sedalam ± 2
feet. Elektroda pita ini bisa dipasang pada struktur tanah yang mempunyai
tahanan jenis rendah pada permukaan dan pada daerah yang tidak
mengalami kekeringan. Hal ini cocok untuk daerah – daerah pegunungan
dimana harga tahanan jenis tanah makin tinggi dengan kedalaman.
2. Elektroda Batang, berupa batang yang ditanam tegak lurus dalam Tanah.
Electrode batang
Elektroda batang terbuat dari batang atau pipa logam yang di tanam
vertikal di dalam tanah. Biasanya dibuat dari bahan tembaga, stainless
steel atau galvanised steel. Perlu diperhatikan pula dalam pemilihan bahan
6
agar terhindar dari galvanic couple yang dapat menyebabkan korosi.
Ukuran Elektroda : diameter 5/8 ” - 3/4 ” Panjang 4 feet – 8 feet.
3. Elektroda pelat, berupa pelat yang ditanam tegak lurus dalam tanah.
Elektroda ini terdapat tiga macam bentuk yaitu :
- Bentuk Grid
- Bentuk radial
- Bentuk lingkaran
Bentuk elektroda pelat biasanya empat persegí atau empat persegi panjang
yang tebuat dari tembaga, timah atau pelat baja yang ditanam didalam tanah. Cara
penanaman biasanya secara vertical, sebab dengan menanam secara horizontal
hasilnya tidak berbeda jauh dengan vertical. Penanaman secara vertical adalah
lebih praktis dan ekonomis.
7
c. Mengurangi tegangan pada isolator
d. Mengurangi gangguan sampai beberapa gawang
e. Mengurangi waktu berlangsungnya tegangan merusak (Break Down
voltage).
8
2. Tahan kontak antara elektroda dengan tanah.
3. Tahanan dari massa tanah sekeliling elektroda.
Dari ketiga faktor tersebut diatas yang dominan pengaruhnya adalah tahanan
sekeliling elektroda atau dengan kata lain tahanan jenis tanah (ρ).
Ini merupakan faktor utama yang menentukan tahanan jenis tanah. Bahan
dasar dari pada tanah relatif bersifat bukan penghantar. Tanah liat umumnya
mempunyai tahanan jenis terendah, sedang batu-batuan dan quartz bersifat
sebagai insulator.
9
Tabel dibawah ini menunjukkan harga-harga ( ρ ) dari berbagai jenis tanah.
TAHANAN JENIS
JENIS TANAH
TANAH( ohm.meter )
No.
2. 30
Rawa
3. 100
Tanah liat
4. 200
Pasir Basah
5. 500
Batu-batu kerikil basah
6. 1000
Pasir dan batu krikil kering
7. 3000
Batu
Kandungan zat – zat kimia dalam tanah terutama sejumlah zat organik
maupun anorganik yang dapat larut perlu untuk diperhatikan pula. Didaerah yang
mempunyai tingkat curah hujan tinggi biasanya mempunyai tahanan jenis tanah
yang tinggi disebabkan garam yang terkandung pada lapisan atas larut. Pada
daerah yang demikian ini untuk memperoleh pentanahan yang efektif yaitu
dengan menanam elektroda pada kedalaman yang lebih dalam dimana larutan
garam masih terdapat.
10
Kandungan air tanah sangat berpengaruh terhadap perubahan tahanan jenis
tanah ( ρ ) terutama kandungan air tanah sampai dengan 20%.
Dalam salah satu test laboratorium untuk tanah merah penurunan kandungan
air tanah dari 20% ke 10% menyebabkan tahanan jenis tanah naik samapai 30
kali.Kenaikan kandungan air tanah diatas 20% pengaruhnya sedikit sekali.
e. Temperatur tanah
11
BAB II
PEMBAHASAN
Pada sistem ini bila terjadi gangguan phasa ke tanah akan selalu mengakibatkan
terganggunya saluran (line outage), yaitu gangguan harus di isolir dengan
membuka pemutus daya. Salah satu tujuan pentanahan titik netral secara langsung
adalah untuk membatasi tegangan dari fasa-fasa yang tidak terganggu bila terjadi
gangguan fasa ke tanah.
12
𝑉𝑓
R =𝑅 = ohm
𝐼
di mana:
R = Tahanan ( Ohm )
Vf = Tegangan fasa ke netral
I = Arus beban penuh dalam Ampere dari transformator.
Dengan memilih harga tahanan yang tepat, arus gangguan ke tanah dapat
dibatasi sehingga harganya hampir sama bila gangguan terjadi di segala
tempat di dalam sistem bila tidak terdapat titik pentanahan lainnya. Dalam
menentukan nilai tahanan pentanahan akan menentukan besarnya arus
gangguan tanah.
- Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding)
Suatu transmisi tegangan tinggi/tegangan ekstra tinggi yang panjang tanpa
berbeban maka tegangan penerima akan naik akibat adanya capasitansi di
sepanjang jaringan. Tegangan yang naik melebihi tegangan yang dijinkan
tidak diperkenangkan. Untuk mendapatkan tegangan yang diinginkan maka
pada ujung transmisi dipasang reactor yaitu suatu beban reaktif induktif
(VAR). Besarnya reaktif terpasang sangat tergantung pada kebutuhan.
Perubahan beban juga dapat mengakibatkan perubahan tegangan, bila
pengaturan tegangan melalui tap trafo tidak lagi memungkinkan maka reactor
mempunyai peranan dalam pengaturan tegangan.
- Pentanahan langsung (effective grounding). Sistem pentanahan langsung
adalah di mana titik netral system dihubungkan langsung dengan tanah, tanpa
memasukkan harga suatu impedansi.
- Pentanahan melalui reaktor yang impedansinya dapat berubah-ubah(resonant
grounding) atau pentanahan dengan kumparan Petersen (Petersen Coil).
13
Gbr.2.1. contoh pentanahan titik netral dengan menggunakan kumparan Peterson.
Sistem pentanahan dengan kumparan Petersen adalah di mana titik netral
dihubungkan ke tanah melalui kumparan Petersen (Petersen Coil). Kumparan
Petersen ini mempunyai harga reaktansi (XL) yang dapat diatur.
Keuntungan :
- Tegangan lebih pada phasa-phasa yang tidak terganggu relatif kecil
- Kerja pemutus daya untuk melokalisir lokasi gangguan dapat dipermudah,
sehingga letak gangguan dapat diketahui
- Sederhana dan murah dari segi pemasangan
Kerugian :
- setiap gangguan phasa ke tanah selalu mengakibatkan terputusnya daya
- arus gangguan ke tanah besar, sehingga akan dapat membahayakan
makhluk hidup didekatnya dan kerusakan peralatan listrik yang dilaluinya
14
Gbr.2.2.a. Pentanahan dengan Driven Ground
15
Gbr. Pentanahan menara dengan Counter Poise
16
Gambar. Pentanahan dengan Mesh (jala)
Harga tahanan jenis selalu bervariasi sesuai dengan keadaan tanah pada saat
pengukuran. Makin tinggi suhu maka makin tinggi tahanan jenisnya. Sebaliknya
makin rendah suhu maka makin rendahtahanan jenisnya. Secara umum harga-
harga tahanan jenis ini diperlihatkan pada table berikut ini :
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Metoda Pentanahan Titik Netral:
18
gardu induk dengan tujuan untuk mendapatkan harga tahanan tanah yang sangat
kecil (kurang dari 1 ohm).
DAFTAR PUSTAKA
19