You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

METODA PENTANAHAN

1.1. Latar belakang

Dalam suatu gardu induk dibutuhkan suatu sistem pentanahan yang handal.
Hal ini dimaksudkan agar ketika terjadi gangguan fasa ke tanah pada Gardu Induk
Tegangan Tinggi (GITT)150 kV tidak akan membahayakan keselamatan
manusia, sebab arus gangguan akan mengalir pada bagian peralatan dan ke piranti
pentanahan. Hal ini akan menimbulkan gradien tegangan diantara peralatan
dengan peralatan, peralatan dengan tanah dan gradien tegangan pada permukaan
tanah yang berbahaya bagi manusia dan peralatan yang berada di area gardu
induk. Oleh sebab itu diperlukan sistem pentanahan yang baik dan efektif
meratakan gradien tegangan yang timbul.

Sistem pentanahan peralatan gardu induk yang umum digunakan saat ini
adalah sistem pentanahan Driven Rod, Counterpoise, menggunakan kisi (Grid)
dan gabungan antara sistem pentanahan Grid dan Rod. Dari ketiga model sistem
pentanahan ini sistem kisi (Grid) dan Rod paling sering digunakan untuk Gardu
Induk Tegangan Tinggi 150 kV. Untuk jenis tanah di Lampung yang
dikelompokkan dalam 3 jenis tanah yakni jenis tanah bebatuan, jenis tanah
berpasir dan jenis tanah pertanian memiliki tahanan jenis tanah yang berbeda-
beda. Jadi dibutuhkan analisis untuk menghitung nilai tahanan pentanahan,
tegangan sentuh dan tegangan langkah dengan membuat kombinasi antara jumlah
mesh dan rodnya, kedalaman penanaman konduktor dengan mempertimbangkan
nilai dari tahanan jenis tanah, pengaruh tahanan jenis tanah untuk beberapa jenis
tanah yang berbeda dengan kedalaman yang sama serta dimensi area pentanahan
yang akan digunakan sehingga menghasilkan nilai tahanan pentanahan (R),
tegangan sentuh (Em) dan tegangan langkah (Es) yang lebih baik dan lebih aman.

1
Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan untuk menganalisis nilai
dari tahanan pentanahan, tegangan sentuh, dan tegangan langkah untuk ketiga
jenis tanah di Lampung dimana nilai tersebut masih memenuhi standard yang
telah ditentukan dan dapat dikategorikan baik dan aman bagi manusia dan
peralatan. Untuk melakukan semua perhitungan tersebut dengan cepat, maka
diperlukan suatu media perhitungan melalui bantuan komputer yakni dengan
menggunakan program MS Visual Basic. Melalui program ini maka akan
diperoleh suatu kombinasi grid rod yang baik dan tepat dan menghasilkan nilai
tahanan pentanahan, tegangan sentuh dan tegangan langkah yang aman dan
sesuai dengan ketentuan standard IEEE/ANSI Std 80-1986.

Penelitian ini menggunakan data sistem pentanahan salah satu gardu


induk yang ada di Lampung yakni sistem pentanahan Grid Rod Gardu Induk
Tegangan Tinggi (GITT) 150 kV Sutami Lampung dan data pengukuran tahanan
jenis tanah di Lampung. (A. Ilahi, 2005) sebagai data Input dan pembanding
terhadap nilai yang ditetapkan oleh standard IEEE/ANSI Std 80-1986.

1.1.1. Pengertian Pentanahan Peralatan

Pentanahan peralatan adalah pentanahan bagian dari peralatan yang pada


kerja normal tidak dilalui arus. Bila terjadi hubung singkat suatu penghantar
dengan suatu peralatan, maka akan terjadi beda potensial (tegangan), yang
dimaksud peralatan di sini adalah bagian-bagian yang bersifat konduktif yang
pada keadaan normal tidak bertegangan seperti bodi trafo, bodi PMT, bodi PMS,
bodi motor listrik, dudukan Baterai dan sebagainya. Bila seseorang berdiri di
tanah dan memegang peralatan yang bertegangan, maka akan ada arus yang
mengalir melalui tubuh orang tersebut yang dapat membahayakan. Untuk
menghindari hal ini maka peralatan tersebut perlu ditanahkan. Pentanahan yang
demikian disebut pentanahan peralatan.

Pentanahan peralatan merupakan hal yang sangat penting dan perlu


diperhatikan, baik pada pembangunan gardu induk, pusat-pusat listrik, industri-

2
industri bahkan rumah tinggal juga perlu dilengkapi dengan sistem pentanahan
ini. Tujuan pentanahan peralatan dapat diformulasikan sebagai berikut:
a. Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya bagi
manusia dalam daerah itu.
b. Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya maupun
lamanya dalam keadaan gangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaran
atau ledakan pada bangunan atau isinya.
c. Untuk memperbaiki penampilan (performance) dari sistem.

1.1.2. Tahanan Pentanahan


Adalah besarnya tahanan pada kontak/hubung antara masa (body) dengan
tanah. Faktor-faktor yang mem pengaruhi besarnya pen tanahan:
a. Tahanan jenis tanah.
b. Panjang jenis elektroda pentanahan.
c. Luas penampang elektroda pentanahan.
Harga pentanahan makin kecil makin baik. Untuk perlindungan personil dan
peralatan perlu diusahakan tahanan pentanahan lebih kecil dari 1 Ohm. Hal ini
tidak praktis untuk dilaksanakan dalam suatu sistem distribusi, saluran transmisi,
ataupun dalam substation distribusi. Beberapa peralatan/standar yang telah
disepakati adalah bahwa saluran transmisi, substation harus direncanakan
sedemikian rupa, sehingga tahanan pentanahan tidak melebihi harga satu ohm.
Dalam gardu-gardu induk distribusi, harga tahanan maksimum yang
diperbolehkan adalah 5 ohm. Demikian juga halnya pada menara transmisi, untuk
menghindarkan lompatan karena naiknya tegangan/potensial pada waktu terjadi
sambaran petir maka tahanan kaki menara perlu dibuat sekecil mungkin (di
Amerika kurang dari 10 Ohm).
Untuk memahami mengapa tahanan pentanahan harus rendah, dapat
digunakan hukum Ohm yaitu:
V = I x R volt
Di mana:
V = tegangan (volt)
I = Arus (ampere)

3
R = Tahanan (ohm)
Pentanahan yang ideal harus memberikan nilai tahanan pentanahan
mendekati nol atau ≤ 1 ohm untuk gardu induk bertegangan tinggi (ANSI/IEEE
Std 80-1986). Sebagai perkiraan pertama, sebuah nilai minimum dari tahanan
pentanahan gardu induk pada tanah yang seragam (uniform) untuk lapisan
pertama (permukaan tanah) saja dapat dihitung dengan persamaan :

 
Rg  ..........................................................................................(3)
4 A

dimana,

Rg = tahanan pentanahan (  )

 = tahanan jenis tanah (  -m )

A = luas area pentanahan grid ( m2)

Kemudian, pada lapisan kedua dengan adanya gabungan antara grid dan
batang rod untuk tanah yang seragam, jumlah konduktor grid dan konduktor
batang rod yang ditanam pada kedalaman tertentu dikombinasikan dengan
persamaan 2 sehingga diperoleh persamaan seperti dibawah ini {Laurent, P. G.,
1951 dan Nieman, J, 1952) :

  
Rg  + ..................................................................................(4)
4 A L

dimana,

L = total dari panjang konduktor yang tertanam ( m )

Untuk perhitungan nilai tahanan dari pentanahan grid yang diformulasikan oleh
Nieman, J., (1952), diperoleh sebagai berikut :

 1 1
Rg =     untuk h = 0; r = A /  .....................................(5)
 4r L 

4
Perhitungan tahanan pentanahan untuk kedalaman tertentu yakni 0 < h <
2.5 m berdasarkan Laurent, P.G.,(1951) diperoleh

1 r 
Rg =  x 1   ................................................................(6)
8r  2.5h  r 

Dari kedua persamaan 5 dan 6 diatas dikombinasikan oleh IEEE Std 80-
1986 diperoleh persamaan untuk kedalam konduktor 0 m < h < 2.5 m :

1 1  1 
Rg     1   ..............................................(7)
L 20 A  1  h 20 / A 

dimana,

h = kedalaman penanaman konduktor (m).

Panjang total konduktor pentanahan L merupakan penjumlahan dari grid dan rod :

L = Lc + Lr ........................................................................................(8)

dengan,

Lc = panjang konduktor pentanahan grid

Lr = panjang konduktor pentanahan rod.

Untuk menentukan panjang konduktor pentanahan grid Lc dapat


dirumuskan :

Lc = L1n + L2m..................................................................................(9)

L1
D1 = ........................................................................................(10)
m 1

L2
D2 = .........................................................................................(11)
n 1

L 
Lc = L1  2  1  L2 m ...................................................................(12)
D 
 2 

dimana,

5
L1 = panjang konduktor ( m )

L2 = lebar konduktor ( m )

n = jumlah konduktor parallel sisi panjang

m = jumlah konduktor parallel sisi lebar

D1 = jarak antar konduktor parallel sisi panjang

D2 = jarak antar konduktor parallel sisi lebar

1.1.3. Macam-Macam Elektroda Pentanahan


Pada dasarnya terdapat tiga macam elektroda pentanahan yaitu:
1. Elektroda Pita, berupa pita atau kawat berpenampang bulat yang ditanam
di dalam tanah umumnya penanamannya tidak terlalu dalam (0,5 - 1
meter) dan caranya ada bermacam-macam.

Elctroda Pita
Elektroda pita jenis ini terbuat dari bahan metal berbentuk pita atau juga
kawat BCC yang di tanam di dalam tanah secara horizontal sedalam ± 2
feet. Elektroda pita ini bisa dipasang pada struktur tanah yang mempunyai
tahanan jenis rendah pada permukaan dan pada daerah yang tidak
mengalami kekeringan. Hal ini cocok untuk daerah – daerah pegunungan
dimana harga tahanan jenis tanah makin tinggi dengan kedalaman.

2. Elektroda Batang, berupa batang yang ditanam tegak lurus dalam Tanah.

Electrode batang
Elektroda batang terbuat dari batang atau pipa logam yang di tanam
vertikal di dalam tanah. Biasanya dibuat dari bahan tembaga, stainless
steel atau galvanised steel. Perlu diperhatikan pula dalam pemilihan bahan

6
agar terhindar dari galvanic couple yang dapat menyebabkan korosi.
Ukuran Elektroda : diameter 5/8 ” - 3/4 ” Panjang 4 feet – 8 feet.

Elektroda batang ini mampu menyalurkan arus discharge petir maupun


untuk pemakaian pentanahan yang lain.

3. Elektroda pelat, berupa pelat yang ditanam tegak lurus dalam tanah.
Elektroda ini terdapat tiga macam bentuk yaitu :
- Bentuk Grid
- Bentuk radial
- Bentuk lingkaran

Bentuk elektroda pelat biasanya empat persegí atau empat persegi panjang
yang tebuat dari tembaga, timah atau pelat baja yang ditanam didalam tanah. Cara
penanaman biasanya secara vertical, sebab dengan menanam secara horizontal
hasilnya tidak berbeda jauh dengan vertical. Penanaman secara vertical adalah
lebih praktis dan ekonomis.

1.1.4. Pengaruh Besar Tahanan Terhadap Sistem Tenaga Listrik


a. Makin besar tahanan tanah, tegangan sentuh makin besar.
b. Makin besar tahanan tanah pada tiang transmisi, makin besar tegangan
puncak tiang.
c. Makin besar tahanan tanah pada tiang transmisi, makin banyak jumlah
Isolator yang harus dipasang (jumlah isolator makin panjang).
d. Tahanan tanah mempengaruhi penampilan saluran (line performance).

1.1.5. Pengaruh Tahanan Pen tanahan yang Kecil pada Sistem


a. Mengurangi tegangan pada puncak tiang
b. Mengurangi tegangan pada kawat penghantar

7
c. Mengurangi tegangan pada isolator
d. Mengurangi gangguan sampai beberapa gawang
e. Mengurangi waktu berlangsungnya tegangan merusak (Break Down
voltage).

1.2. Tujuan Pembahasan Pentanahan

Berdasarkan tujuan pentanahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:


1. Pentanahan sistem (Pentanahan titik netral)
Pentanahan sistem yang dimaksud menghubungkan titik netral peralatan (trafo) ke
tanah.
Pentanahan sistem bertujuan:
 Melindungi peralatan/saluran dari bahaya kerusakan yang diakibatkan oleh
adanya gangguan fasa ke tanah;

 Melindungi peralatan/saluran terhadap bahaya kerusakan isolasi yang


diakibatkan oleh tegangan lebih;
 Untuk keperluan proteksi jaringan;
 Melindungi makhluk hidup terhadap tagangan langkah (step voltage);

2. Pentanahan statis (pentanahan peralatan)


Pentanahan ini dilakukan dengan menghubungkan semua kerangka
peralatan (metal work) yang dalam keadaan normal tidak dialiri arus sistem ke
sistem pentanahan switchyard (mess atau rod).
Pentanahan statis bertujuan:
• Melindungi makhluk hidup terhadap tegangan sentuh;
• Melindungi peralatan tegangan rendah terhadap tegangan lebih.

1.3. Faktor-faktor yang menentukan tahanan pentanahan


Tahanan pentanahan suatu elektroda tergantung pada tiga faktor :

1. Tahanan elektroda itu sendiri dan penghantar yang menghubungkan ke


peralatan yang ditanahkan.

8
2. Tahan kontak antara elektroda dengan tanah.
3. Tahanan dari massa tanah sekeliling elektroda.

Namun demikian pada prakteknya tahanan elektroda dapat diabaikan, akan


tetapi tahanan kawat penghantar yang menghubungkan keperalatan akan
mempunyai impedansi yang tinggi terhadap impuls frekuensi tinggi seperti misal
pada saat terjadi lightningdischarge. Untuk menghindarinya, sambungan ini di
usahakan dibuat sependek mungkin.

Dari ketiga faktor tersebut diatas yang dominan pengaruhnya adalah tahanan
sekeliling elektroda atau dengan kata lain tahanan jenis tanah (ρ).

a. TAHANAN JENIS TANAH (ρ)


Dari rumus untuk menentukan tahanan tanah dari statu elektroda yang
hemispherical R = ρ/2πr terlihat bahwa tahanan pentanahan berbanding lurus
dengan besarnya ρ. Untuk berbagai tempat harga ρ ini tidak sama dan tergantung
pada beberapa faktor :

1. sifat geologi tanah


2. Komposisi zat kimia dalam tanah
3. Kandungan air tanah
4. Temperatur tanah
5. Selain itu faktor perubahan musim juga mempengaruhinya.

b. Sifat geologi tanah

Ini merupakan faktor utama yang menentukan tahanan jenis tanah. Bahan
dasar dari pada tanah relatif bersifat bukan penghantar. Tanah liat umumnya
mempunyai tahanan jenis terendah, sedang batu-batuan dan quartz bersifat
sebagai insulator.

9
Tabel dibawah ini menunjukkan harga-harga ( ρ ) dari berbagai jenis tanah.

TAHANAN JENIS
JENIS TANAH
TANAH( ohm.meter )
No.

Tanah yang mengandung air


1. 5–6
garam

2. 30
Rawa

3. 100
Tanah liat

4. 200
Pasir Basah

5. 500
Batu-batu kerikil basah

6. 1000
Pasir dan batu krikil kering

7. 3000
Batu

c. Komposisi zat – zat kimia dalam tanah

Kandungan zat – zat kimia dalam tanah terutama sejumlah zat organik
maupun anorganik yang dapat larut perlu untuk diperhatikan pula. Didaerah yang
mempunyai tingkat curah hujan tinggi biasanya mempunyai tahanan jenis tanah
yang tinggi disebabkan garam yang terkandung pada lapisan atas larut. Pada
daerah yang demikian ini untuk memperoleh pentanahan yang efektif yaitu
dengan menanam elektroda pada kedalaman yang lebih dalam dimana larutan
garam masih terdapat.

d. Kandungan air tanah

10
Kandungan air tanah sangat berpengaruh terhadap perubahan tahanan jenis
tanah ( ρ ) terutama kandungan air tanah sampai dengan 20%.

Dalam salah satu test laboratorium untuk tanah merah penurunan kandungan
air tanah dari 20% ke 10% menyebabkan tahanan jenis tanah naik samapai 30
kali.Kenaikan kandungan air tanah diatas 20% pengaruhnya sedikit sekali.

e. Temperatur tanah

Temperatur bumi pada kedalaman 5 feet (= 1,5 m) biasanya stabil terhadap


perubahan temperatur permukaan.

Bagi Indonesia daerah tropic perbedaan temperatur selama setahun tidak


banyak, sehingga faktor temperatur boleh dikata tidak ada pengaruhnya.

11
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Metoda Pentanahan Titik Netral:

Pada sistem ini bila terjadi gangguan phasa ke tanah akan selalu mengakibatkan
terganggunya saluran (line outage), yaitu gangguan harus di isolir dengan
membuka pemutus daya. Salah satu tujuan pentanahan titik netral secara langsung
adalah untuk membatasi tegangan dari fasa-fasa yang tidak terganggu bila terjadi
gangguan fasa ke tanah.

Metoda-metoda pentanahan titik netral sistem tenaga listrik adalah sebagai


berikut:
- Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding)
Pentanahan titik netral melalui tahanan (resistance grounding) dimaksud
adalah suatu system yang mempunyai titik netral dihubungkan dengan tanah
melalui tahanan (resistor).
Pada umumnya nilai tahanan pentanahan lebih tinggi dari pada reaktansi
sistem pada tempat di mana tahanan itu dipasang. Sebagai akibatnya besar
arus gangguan fasa ke tanah pertama-tama dibatasi oleh tahanan itu sendiri.
Dengan demikian pada tahanan itu akan timbul rugi daya selama terjadi
gangguan fasa ke tanah. Secara umum harga tahanan yang ditetapkan pada
hubung netral adalah:

12
𝑉𝑓
R =𝑅 = ohm
𝐼

di mana:
R = Tahanan ( Ohm )
Vf = Tegangan fasa ke netral
I = Arus beban penuh dalam Ampere dari transformator.
Dengan memilih harga tahanan yang tepat, arus gangguan ke tanah dapat
dibatasi sehingga harganya hampir sama bila gangguan terjadi di segala
tempat di dalam sistem bila tidak terdapat titik pentanahan lainnya. Dalam
menentukan nilai tahanan pentanahan akan menentukan besarnya arus
gangguan tanah.
- Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding)
Suatu transmisi tegangan tinggi/tegangan ekstra tinggi yang panjang tanpa
berbeban maka tegangan penerima akan naik akibat adanya capasitansi di
sepanjang jaringan. Tegangan yang naik melebihi tegangan yang dijinkan
tidak diperkenangkan. Untuk mendapatkan tegangan yang diinginkan maka
pada ujung transmisi dipasang reactor yaitu suatu beban reaktif induktif
(VAR). Besarnya reaktif terpasang sangat tergantung pada kebutuhan.
Perubahan beban juga dapat mengakibatkan perubahan tegangan, bila
pengaturan tegangan melalui tap trafo tidak lagi memungkinkan maka reactor
mempunyai peranan dalam pengaturan tegangan.
- Pentanahan langsung (effective grounding). Sistem pentanahan langsung
adalah di mana titik netral system dihubungkan langsung dengan tanah, tanpa
memasukkan harga suatu impedansi.
- Pentanahan melalui reaktor yang impedansinya dapat berubah-ubah(resonant
grounding) atau pentanahan dengan kumparan Petersen (Petersen Coil).

13
Gbr.2.1. contoh pentanahan titik netral dengan menggunakan kumparan Peterson.
Sistem pentanahan dengan kumparan Petersen adalah di mana titik netral
dihubungkan ke tanah melalui kumparan Petersen (Petersen Coil). Kumparan
Petersen ini mempunyai harga reaktansi (XL) yang dapat diatur.

Keuntungan :
- Tegangan lebih pada phasa-phasa yang tidak terganggu relatif kecil
- Kerja pemutus daya untuk melokalisir lokasi gangguan dapat dipermudah,
sehingga letak gangguan dapat diketahui
- Sederhana dan murah dari segi pemasangan
Kerugian :
- setiap gangguan phasa ke tanah selalu mengakibatkan terputusnya daya
- arus gangguan ke tanah besar, sehingga akan dapat membahayakan
makhluk hidup didekatnya dan kerusakan peralatan listrik yang dilaluinya

2.2. Pentanahan dengan Driven Ground


Adalah pentanahan yang dilakukan dengan cara menancapkan batang elektroda ke
tanah.

14
Gbr.2.2.a. Pentanahan dengan Driven Ground

Satu batang electrode dua batang electrode


Gbr.2.3.b. pentanahan dengan menggunakan Counter Poise
Pentanahan dengan counter poise biasanya digunakan apabila tahanan tanah
terlalu tinggi dan tidak dapat dikurangi dengan cara pentanahan driven ground,
biasanya karena tahanan jenis tanah terlalu tinggi.

15
Gbr. Pentanahan menara dengan Counter Poise

2.3. Pentanahan dengan Mesh atau Jala


Adalah cara pentanahan dengan jalan memasang kawat elektroda membujur dan
melintang di bawah tanah, yang satu sama lain dihubungkan di setiap tempat
sehingga membentuk jala (Mesh). Sistem pentanahan Mesh biasanya dipasang di
gardu induk dengan tujuan untuk mendapatkan harga tahanan tanah yang sangat
kecil (kurang dari 1 ohm).

16
Gambar. Pentanahan dengan Mesh (jala)
Harga tahanan jenis selalu bervariasi sesuai dengan keadaan tanah pada saat
pengukuran. Makin tinggi suhu maka makin tinggi tahanan jenisnya. Sebaliknya
makin rendah suhu maka makin rendahtahanan jenisnya. Secara umum harga-
harga tahanan jenis ini diperlihatkan pada table berikut ini :

Table tahanan jenis tanah.

Sering dicoba untuk merubah komposisi kimia tanah dengan memberikan


garam pada tananh dekat electrode ditanam dengan maksut untuk mendapatkan
tahanan jenis tanah yang rendah.

17
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Metoda Pentanahan Titik Netral:

Metoda-metoda pentanahan titik netral sistem tenaga listrik adalah sebagai


berikut:
- Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding)
Pentanahan titik netral melalui tahanan (resistance grounding) dimaksud
adalah suatu system yang mempunyai titik netral dihubungkan dengan tanah
melalui tahanan (resistor).
- Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding)
- Pentanahan langsung (effective grounding). Sistem pentanahan langsung
adalah di mana titik netral system dihubungkan langsung dengan tanah, tanpa
memasukkan harga suatu impedansi.
- Pentanahan melalui reaktor yang impedansinya dapat berubahubah(resonant
grounding) atau pentanahan dengan kumparan Petersen (Petersen Coil).
Sistem pentanahan dengan kumparan Petersen adalah di mana titik netral
dihubungkan ke tanah melalui kumparan Petersen (Petersen Coil). Kumparan
Petersen ini mempunyai harga reaktansi (XL) yang dapat diatur.

Pentanahan dengan Driven Ground

Pentanahan dengan counter poise biasanya digunakan apabila tahanan tanah


terlalu tinggi dan tidak dapat dikurangi dengan cara pentanahan driven ground,
biasanya karena tahanan jenis tanah terlalu tinggi.

Pentanahan dengan Mesh atau Jala


Adalah cara pentanahan dengan jalan memasang kawat elektroda membujur
dan melintang di bawah tanah, yang satu sama lain dihubungkan di setiap tempat
sehingga membentuk jala (Mesh). Sistem pentanahan Mesh biasanya dipasang di

18
gardu induk dengan tujuan untuk mendapatkan harga tahanan tanah yang sangat
kecil (kurang dari 1 ohm).
DAFTAR PUSTAKA

- Willheim.R, Waters.M, “Neutral Grounding”, In High Voltage


Transmission. Elsevier Publishing company.
- http://robubeth.smkn1sgs.sch.id/BSE
SMK/teknik%20transmisi%20tenaga%20listrik%202/04%20teknik%20tran
smisi%20tng%20listrik%202%20bab%20vi%20.pdf
- http://dte.usu.ac.id/e-learning/e-journal/summary/5/14.html

19

You might also like