You are on page 1of 18

TUGAS KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GANGGUAN PADA ANAK : ADHD

MAKALAH

oleh
Kelompok 19
Kelas D

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017
TUGAS KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GANGGUAN PADA ANAK : ADHD

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa dengan
Dosen Pembimbing Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep.,Sp.Kep.J.

oleh:
Efi Kusdian 152310101308
Rodiyatul Fitriyah 152310101309

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017

ii
PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan keperawatan klien gangguan
pada anak : ADHD”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan serta
bimbingan dari semua pihak yang terlibat. Penulis menyampaikan terima kasih kepada
Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M. Kep, Sp. Kep. J., selaku penanggung jawab dan dosen
pengampu Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa. Serta bagi semua pihak yang
turut mendukung dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari materi ini. Semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca dan peneliti lain yang akan menulis tentang tema yang sama.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini.Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Jember, 2017
Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.. .................................................................................................. i
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ ii
PRAKATA ................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3
2.1 Contoh Kasus .................................................................................................. 3
2.2 Pengertian ....................................................................................................... 4
2.3 Psikopatologi/ Psikodinamika .......................................................................
2.4 Diagnosa Medis dan Diagnosa Keperawatan...............................................
2.5 Penatalaksanaan (Terapi Medis dan Keperawatan) ...................................
BAB 3. PENUTUP ....................................................................................................... 6
3.1 Simpulan.......................................................................................................... 6
3.2 Saran ............................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak merupakan generasi penerus agama, negara, dan bangsa. Karena itu, tiap
orang tua pasti menginginkan anak-anaknya tumbuh dan berkembang secara sempurna
baik secara fisik maupun psikis. Tumbuh dan berkembangnya anak dipengaruhi juga
oleh perhatian orang tua terhadap kemajuan, keterlambatan, ataupun gangguan dalam
tumbuh dan kembang anak tersebut.
Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan salah satu
kelainan yang sering dijumpai pada gangguan perilaku pada anak. Angka kejadian
kelainan ini adalah sekitar 3 – 10%, di Amerika serikat sekitar 3-7% sedangkan di
negara Jerman, Kanada dan Selandia Baru sekitar 5-10%. ADHD adalah kondisi
psikiatrik yang paling umum dan mengganggu pada masa kanak-kanak; diperkirakan
mempengaruhi 5-10% anak-anak usia sekolah sedangkan persentasi ADHD di
Indonesia pada anak-anak usia sekolah masih belum diketahui karena peningkatan
jumlah kasusnya sangat bervariasi (Rahmawati, dkk. 2014).
Terdapat kecenderungan lebih sering pada anak laki-laki dibandingkan anak
perempuan. Secara epidemiologis rasion kejadian dengan perbandingan 4 : 1. Sering
dijumpai pada anak usia pra sekolah dan usia sekolah, terdapat kecenderungan keluhan
ini akan berkurang setelah usia Sekolah Dasar. Evaluasi pada anak yang mengalami
ADHD harus dilakukan oleh spesialis yang kompeten. Anak-anak yang sangat sulit
ditangani dikelas dapat ditangani dan diterapi saat tidak ada gangguan tersebut
(Videbeck, S. 2008).

1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
(ADHD)
b. Untuk mengetahui diagnose keperawatan dan diagnosa medis Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (ADHD)
c. Untuk mengatahui Asuhan Keperawatan pada Gangguan Pemusatan Perhatian
dan Hiperaktivitas (ADHD)

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Contoh Kasus


Ibu Klien A baru saja menemui guru dari putranya yang terlihat tidak dapat diam
dikelas, A yang berusia 7 tahun tidak dapat diam dan sangat mengganggu temannya
dikelas. Pada jam istirahat A sangat agresif dan melanggar banyak peraturan sekolah.
Dalam diri A muncul kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan teman sebayanya, cara
berbicaranya aneh dan sulit dimengerti oleh orang lain. A sering diejek oleh teman-
teman sekelasnya. Hal ini membuat A marah, dan sedih. A selalu saja tidak
mengerjakan apa yang dikatakan oleh ibunya dan lebih asik bermain. Klien A tidak
mampu untuk menempatkan perhatian pada satu aktivitas. Selain itu A juga hanya
tinggal dengan ibunya yang telah pisah dari ayahnya, dia memiliki seorang adik yang
selalu diganggu oleh A sehingga itu dapat membuat ibunya kesal dan tidak sabar.
2.2 Pengertian
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan kelainan
neobehavioral yang paling sering terjadi pada anak-anak, yang merupakan suatu
keadaaan kronis yang paling sering berpengaruh pada anak-anak usia sekolah, dan
merupakan gangguan mental yang sering ditEmukan pada anak-anak (Tanoyo,2013).
ADHD dicirikan dengan pola gangguan pemusatab atau hiperaktif-implsif yang terus
menerus dan menetap (Rahmawati, dkk., 2014).
Menurut Halgin & Whitboure, 2010, Gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktifitas adalah suau gangguan melibatkan ketidakmampuan untuk memperhatikan
dan hiperaktivitas-impulsive. Masing-masing komponen gangguan tersebut
didefinisikan dalam beberapa kriteria perilaku. Inatensi atau ketidakmampuan untuk
memperhatikan, Hiperaktivitas dan Impulsivitas. ADHD ditandai oleh rentang perhatian
yang buruk yang tidak sesuai dengan perkembangan atau ciri hiperaktivitas dan
impulsive atau keduanya yang tidak sesuai dengan usianya.
Kurangnya kemampuan memusatkan perhatian, termasuk peningkatan
distraktibilitas dan kesulitan untuk mempertahankan perhatian; kesulitan
mempertahankan kontrol impuls; overaktifitas motorik dan kegelisahan motorik. Gejala
inatensi atau hiperaktifitas impulsivitas yang menyebabkan terjadinya gangguan harus

2
ada sebelum umur 7 tahun, walaupun banyak individu yang didiagnosis ketika gejalanya
ditemukan setelah beberapa tahun (Tanoyo, 2013). Diperkirakan bahwa ada beberapa
anak yang sangat aktif mungkin mengalami stressor psikososial di rumah, pengasuhan
yang tidak adekuat, atau gangguan jiwa lain, bukan ADHD. Sebelumnya, diyakini
bahwa anak-anak dapat mengatasi ADHD setelah masa pubertas tetapi sekarang
diketahui bahwa ADHD tetap berlangsung selama masa remaja dan bahkan sampai usia
dewasa pada banyak orang (Videbeck, S., 2008).

2.3 Psikopatologi
Gangguan ADHD mencerminkan fakta bahwa masalah tersebut melibatkan
abnormalitas pada fungsi otak. Heribilitas ADHD kurang lebih sebesar 70% yang
merupakan tingkat tertinggi dari gangguan kejiwaan. Penelitian terhadap individu
dengan ADHD ada keterlibatan beberapa gen terkiat dengan dopamine. Penelitian
neuroimaging juga menemukan abnormalitas struktur otak seperti volume yang lebih
kecil pada korteks frontal, serebelum, dan struktur subkortikal. Sebagai tambahan,
penelitian pencitraan fungsional menyatakan bahwa abnormalitas pemfungsian pada
sirkuit ,memberikan umpan-balik pada korteks untuk pengaturan perilaku (Halgin, R &
Whitbourne, 2010).
Meskipun.banyak riset yang telah dilakukan, penyebab ADHD yang pasti tidak
diketahui. Kemungkinan bahwa kombinasi berbagai faktor ikut berperan, seperti racun
lingkungan, pengaruh prenatal, hereditas, dan kerusakan struktur dan fungsi otak
(Videbeck, S. 2008).
1. Faktor Psikologis
a. Biologis
 Riwayat Keturunan
 Nutrisi ketika balita
 Pengaruh perinatal dan prenatal
b. Psikologis
 Kepribadian berorientasi pada kesenangan
 Pola asuh orang tua yang otoritarian
 Kurang disiplin
 Praktek kedisiplinan yang berlebih

3
c. Sosiokultural
 Budaya yang berbeda antara ibu dan ayah
 Keracunan timah lingkungan
 Gender laki-laki
 Keadaan di sekolah
2. Presipitasi
Adapun faktor presipitasi yang sering terjadi adalah sebagai berikut
a. Sifat: Klien merasa tidak sepenuhnya mendapatkan kasih sayang dari orang
tua dan terlalu dikekang.
b. Sumber
Internal: Persepsi individu
Eksternal: keadaan pola asuh orang tua dan penolakan dari lingkungan.
c. Waktu: Penyakit ADHD ini terjadi sejak klien menghadapi perceraian dari
orang tuanya.
d. Jumlah : Stressor yang dapat mengganggu dari keadaan orang tua, pola asuh
orang tua dan ditolak dalam lingkungannya
3. Respon terhadap Stressor
a. Kognitif
- Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap perlakuan orang
tua yang selalu banyak mengontrol
- Merasa kecewa bahwa dirinya buruk, selalu gagal dan ditolak dalam
lingkungannya.
b. Afektif
- Mudah marah bila keinginnya tidak segera dipenuhi
- Depresi dan tertekan
- Cemas dan takut terhadap pengasingan
c. Fisiologis
- Gangguan tidur
- Beresiko tinggi mengalami kecelakaan seperti terjatuh dan tergelincir
d. Perilaku
- Cenderung sibuk dengan diri sendiri
- Kurang mampu merespon lawan bicara

4
- Selalu menolak dan memberontak
e. Sosial
- Tidak mampu bersosialisasi dengan orang lain
- Tidak mampu menjaga sikap dengan orang lain
- Tidak banyak memiliki teman dan selalu menyendiri
4. Faktor Sumber Koping
a. Kemampuan Personal: Klien tidak berusaha untuk mengobati
penyakitnya, justru hari ke hari semakin cemas dan khawatir ditinggal
suaminya
b. Dukungan sosial : Keluarga klien yang selalu membantu memenuhi
kebutuhan dari klien selama sakit.
c. Aset ekonomi : Klien tidak bekerja, kehidupan sehari-hari dibiayai
keluarganya
d. Keyakinan positif : Klien merasa tidak percaya dengan apa yang
dialaminya sekarang.
5. Faktor Mekanisme Koping
a. Konstruktif
- Peduli terhadap orang lain dan sekitarnya
- Mampu memusatkan perhatian sesuai dengan perkembangan
- Mampu merespon lawan bicara
b. Destruktif
- Kurang memiliki hubungan akrab dengan orang lain
- Klien kurang bisa mengungkapkan perasaannya pada orang lain dan hanya
merasa sedih dengan keadaannya
2. 4 Diagnosa Medis dan Diagnosa Keperawatan
Berikut ini adalah diagnosa Medis dan diagnosa Keperawatan yang dapat
diangkat dari kasus tersebut:

2.4.1. Diagnosa Medis


Diagnosa medis yang dapat diangkat dari kasus tersebut adalah

2.4.2 Diagnosa Keperawatan


a. Perubahan Performa peran

5
b. Hambatan Interaksi social
c. Ketidakefektifan koping keluarga

2.5 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

2.5.1 Penatalaksanaan Medis

Obat-obatan sering efektif dalam mengurangi hiperaktivitas dan perilaku


impulsive serta meningkatkan perhatian anak yang menyebabkan anak mampu
berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dan kehidupan keluarga. Obat yang paling sering
digunakan adalah metilfenidat (Ritalin). Metilfenidat efektif pada 70% hingga 80%
anak yang mengalami ADHD, obat ini mengurani hiperaktivita, impulsivitas, kelabilan
mood serta membantu anak memberikan perhatian yang lebih tepat. Dektroamfitamin
(dexegrine), amfetamin (addderall) dan pemolin adalah stimulant lain yang digunakan
untuk mengobati ADHD.

OBAT STIMULANT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGOBATI ADHD


Obat Dosis (mg/hari) Perimbangan Keperawatan
Metilfenidat (Ritalin) 10-60 dalam 3 atau Oantau supresi nafsu
4 dosis yang makan yang turun, atau
terbagi kelambatan pertumbuhan,
berikan setelah makan, efek
obat lengkap dalam 2 hari
Dextroamfetamin (dexegrine) 5-40 dalam 2 atau Pantau adanya insomnia,
Amfetamin (Adderall) 3 dosis yang berikan setelah makan
terbagi untuk mengurangi efek
supresi nafsu makan, efek
obat lengkap dalam 2 hari
Pemolin (cylert) 37, 5-112,5 dalam Pantau peningkatan tes
satu dosis harian fungsi hati dan supresi
nafsu makan, dapat
berlangsung 2 minggu
untuk mencapai efek obat
yang lengkap.

6
2.5.2 Penatalaksanaan Keperawatan

Tindakan keperawatan tidak hanya diberikan kepada pasien namun juga kepada
keluarga. Hal ini dikarenakan keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam
proses penyembuhan pasien. Berikut ini adalah tindakan yang dapat diimplementasikan
kepada pasien dan keluarga, yang meliputi :

1. meningkatkan peforma peran


berikan umpan balik positif saat memenuhi harapan
manajemen lingkungan, misalnya tempat yang tenang dan bebas dari distraksi
menyelesaikan tugas
2. menyederhanakan intruksi atau perintah
dapatkan perhatian penuh anak
bagi tugas komplek menjadi tugas kecil
izinkan beristirahat
3. mengatur rutinitas sehari-hari
tetapkan jadwal sehari-hari
minimalkan perubahan
4. penyuluhan dan dugungan pada klien dan keluarga
libatkan orang tua dalam merencakan dan memberikan peralatan
rujuk orang tua dalam kelompok pendukung
berfokus pada kekuatan dna maslah anak
ajarkan tentang pemberian obat yang akurat dan kemungkinan efek samping

a. Terapi Psikososial

Terapi psikososial dilakukan secara sistematis meliputi macam


terapi seperti perilaku berbasis kelas dengan pendekatan CBT (Cognitive Behaviour
Treatment), pelatihan orang tua, konsultasi dan pelatihan guru, remedial edukasi, serta
terapi vestibular/keseimbangan. Pendekatan CBT didasari dengan kemungkinan bahwa
gangguan yang terjadi pada anak ADHD disebabkan dari keadaan kesulitan mengontrol
diri dan kesulitan menyelesaikan masalahnya sendiri. Beberapa tindakan yang diberikan
meliputi pelatihan mengendalikan diri, mengontrol emosi dan penguatan diri.

7
Pemberian terapi remedial edukasi didasari dari keadaan
menurunnya prestasi akademik anak disekolah tanpa kelainan gangguan belajar pada
anak tersebut. Mata pelajaran yang diberikan pada terapi ini disesuaikan dengan
kesulitan yang dialami anak dengan cara interaksi perindividu dengan seorang terapi
khusus didalam sebuah kelas. Luarga

c. Terapi Perilaku

d. Edukasi Pasien dan Keluarga Mengenai Anak ADHD

8
DAFTAR PUSTAKA

Judarwanto, W. Penatalaksanaan Attention Deficit Hyperactive Disorders


Pada Anak. http://puterakembara.org/rm/adhd.shtml

9
10
11
12
Halgin, R.P, & Whitbourne, S.K. (2010). Psikologi Abnormal: Perspektif Klinis Pada
Gangguan Psikologis. Jakarta: Salemba Humanika.

Videbeck, S., L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :EGC

13
Rahmawati, E.N., dkk. (2014). Binge Eating dan Status Gizi Pada Anak
Penyandang Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD). Indonesian Jounal Of
Human Nutrition.

14

You might also like