You are on page 1of 4

REFLEKSI PRAKTEK

DISUSUN OLEH :

SALMA ADILANISA

P1337420616035

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

PRODI D IV KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

2017
PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN I

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN

A. Target Pencapaian
Praktek klinik keperawatan yang pertama dengan stase Kebutuhan Dasar Manusia
yang dilaksanakan di RSUD Ungaran yang dimulai pada tanggal 31 Oktober 2017 – 18
November 2017 dengan penempatan 2 ruang selama 3 minggu , 10 hari di Ruang Mawar
dan 11 hari di Ruang Melati.
Target pencapaian dalam praktek klinik keperawatan 1 dapat menguasai dalam bentuk
clinical practice dengan menerapkan teori Kebutuhan Dasar Manusia yang telah
diberikan sebelum melakukan praktik. Target yang pertama untuk menyelesaikan
Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus yaitu mengatasi masalah gangguan
termoregulasi. Target yang ingin di capai berupa megukur tanda – tanda vital, melakukan
terapi non – farmakologis (kompres hangat, banyak minum air putih, istirahat), dan
melakukan terapi farmakologis (memberikan obat, memberikan cairan infus). Target
yang kedua yaitu mengatasi masalah gangguan rasa aman nyaman nyeri. Target yang
ingin di capai yaitu mengukur tanda – tanda vital, melakukan terapi non – farmakologis
(kompres hangat, kompres dingin, relaksasi, disraksi, stimulasi kulit) dan melakukan
terapi farmakologis (memberikan obat, memberikan cairan infus). Target yang ketiga
yaitu mengatasi msalah gangguan pola tidur. Target yang ingin di capai yaitu mengukur
tanda – tanda vital, melakukan terapi non – farmakologis (mengatur lingkungan klien),
dan melakukan terapi farmakologi (pemberian obat). Target selanjutnya yaitu infus set,
pemberian obat melaui berbagai macam cara, oksigenasi, cek Gula Darah Sewaktu
(GDS), EKG, dan meracik obat.
B. Peristiwa dan Tindakan yang di lakukan
Peristiwa yang terjadi di Rumah Sakit sangat beraneka ragam. Klien mengeluh
badannya panas dan tidak dapat tidur di malam hari. Tindakan yang di ambil adalah
mengukur tanda – tanda vital terutama suhu pasien, menyarankan keluarga untuk
melakukan kompres, menyarankan agar klien minum air yang banyak, dan memberikan
obat melalui intravena melalui metode infus, injeksi, dan oral. Terdapat klien yang
mengeluh nyeri yang amat sangat sehingga tidak dapat tidur ketika nyeri itu muncul.
Tindakan yang dilakukan yaitu kompres hangat, relaksasi, distraksi, stimulasi kulit, dan
memberikan obat melalui intravena. Klien yang mengeluh tidak bisa tidur dilakukan
tindakan mengatur lingkungan tidur klien seperti menutup tirai dan menyarankan minum
air putih sebelum tidur.
Terdapat peristiwa yang sering terjadi di rumah sakit yaitu infus macet. Tindakan
yang dilakukan yaitu putar dan tarik selang serta melepas selang infus untuk sementara
kemudian membuang penyebab macet yang ada di selang infus dengan mengalirkan
cairan infus. Terdapat pasien dengan masalah oksigenasi, sehingga tindakan yang
dilakukan yaitu memberikan oksigen melalui tabung oksigen dan nebulizer. Kemudian
melakukan tindakan GDS dan EKG berdasarkan permintaan dokter dan perawat, serta
meracik obat untuk diberikan kepada klien.
Pemberian obat melalui injeksi intravena dilakukan menggunakan 2 metode. Metode
pertama yaitu ketika akan memasukan obat yaitu menghentikan aliran infus. Berdasarkan
jurnal Pengaruh Teknik Penyuntikan Intravena dengan Cara Mengalirkan Aliran Infus
Terhadap Kejadian Flebitis di Ruang Perawatan Bougenvile RSUD Tobelo tahun 2016,
Cara ini merupakan cara umum yang dilakukan oleh banyak perawat. Teknisnya, ketika
seorang perawat akan menyuntikan obat ke pasien lewat intra selang, perawat
menghentikan aliran infus dengan cara mematikan aliran infus atau melipat selang infus.
Berbagai buku perawat mengajarkan tentang cara ini. Banyak perawat berargumen
bahwa alasan mereka menghentikan aliran infus, atau melipat selang adalah agar obat-
obatan langsung masuk, tidak naik ke atas.Hal ini sangat penting untuk memastikan obat
masuk dengan cepat.Apalagi dalam situasi emergensi, di mana obat-obatan seperti
adrenalin harus langsung masuk.
Cara yang kedua adalah dengan tidak menghentikan aliran infus.Penyuntikan
dilakukan dengan infus yang terus berjalan.Teknisnya adalah, waktu penyuntikan aliran
infus agak dipercepat, sampai dengan 40 gtt/menit.Keuntungan yang utama adalah
karena obat dimasukkan bersamaan dengan cairan infus, viskositas obat menjadi turun,
dan pasien tidak begitu merasa nyeri.
C. Kemungkinan Masalah
Berdasarkan jurnal Pengaruh Teknik Penyuntikan Intravena dengan Cara
Mengalirkan Aliran Infus Terhadap Kejadian Flebitis di Ruang Perawatan Bougenvile
RSUD Tobelo tahun 2016, dalam pemberian obat melalui injeksi intravena pada selang
infus memiliki beberapa kerugian. Penyuntikan dengan menghentikan aliran infus
mempunyai efek samping rasa sakit.Karena, obatobatan yang disuntikan langsung masuk
ke aliran darah.Hal ini tidak dianjurkan apabila kita menyuntikan obat-obatan yang agak
keras.Seperti antibiotik dan antiemetik. Lebih lanjut lagi, apabila hal ini dilakukan terus
menerus, akan mempercepat terjadinya flebitis/peradangan, karena dinding pembuluh
darah vena dapat teriritasi oleh obat. Kemudian penyuntikan dengan cairan infus terus
berjalan. Apabila terlalu cepat menyuntikkannya, maka cairan akan naik ke atas / (botol
infus). Tindakan ini, tidak boleh dilakukan untuk pemberian obat secara cepat, seperti
pemberian adrenalin pada saat emergensi.
D. Intervensi Mengantisipasi Kemungkinan Masalah
Berdasarkan jurnal Pengaruh Teknik Penyuntikan Intravena dengan Cara
Mengalirkan Aliran Infus Terhadap Kejadian Flebitis di Ruang Perawatan Bougenvile
RSUD Tobelo tahun 2016, dengan tetap mengalirkan cairan infus saatmemberikan
suntikan antibiotik kentungan yang utama adalah karena obat dimasukkan bersamaan
dengan cairan infus, viskositas obat menjadi turun, dan pasien tidak begitu merasa
nyeri.Karena banyaknya suntikan injeksi yang didapatkan 2 sampai 3 dosis obat dengan
suntikan dalam waktu 1x24 jam yang didapatkan 6 sampai 9 kali injeksi. Selain nyeri
yang dirasakan pasien berkurang saat diinjeksikan, juga dapat mengurangi tekanan, dan
hal itu mengurangi iritasi obat terhadap dinding vena.Sehingga peneliti berpendapat
bahwa tindakan menyuntik obat dengan tidak menghentikan aliran infus dapat menjadi
pilihan yang lebih baik, karena lebih tidak mengakibatkan nyeri kepada pasien, dan
dapat mengurang kejadian flebitis.

You might also like