You are on page 1of 19

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN II

Jurusan Teknik Lingkungan – Universitas Bakrie

Gasal 2017/2018

KELOMPOK 5

1. Isna Karin Dermayanti (1142005005)


2. Muhammad Naufal S. (1152005017)

Asisten : Nada Nazihah

UJI KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO2) DENGAN METODA GIESS SATLZMAN


MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara
dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi mahluk
hidup untuk hidup secara optimal. Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan
kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari
berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Berbagai
kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara yang dibuang ke
udara bebas. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan
alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dan lain - lain.
Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara,
yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.
Lokasi sampling yang berada di Kantin Fakultas Seni Rupa Desain, Universitas
Trisakti.
1.2. Tujuan
Mengukur kadar Nitrogen Dioksida (NO2) dengan metode Griess Saltzman secara
spektofotometri pada udara ambien di Kantin Fakultas Seni Rupa Desain, Kampus A
Universitas Trisakti.

II. TEORI DASAR


2.1. Karakteristik Nitrogen Dioksida ( NO2)
Nitrogen dioksida merupakan gas yang dihasilkan baik akibat kegiatan manusia
maupun akibat proses alam semacam aktivitas gunung berapi. Gas ini dapat dipakai
sebagai indikator pencemaran udara. Kandungan udara terbanyak yang dihisap dalam
bentuk nitrogen sekitar 78%. Sebagai emisi dijumpai dalam berbagai bentuk ikatan
nitrogen, yaitu nitrogen monoksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), gas gelak (N2O), dan
amoniak serta dalam bentuk mudah direduksi berupa nitrit. (Chandra, 2006)
Gas oksida nitrogen seperti NO dan NO2 termasuk senyawa pencemar yang sangat
berbahaya. Gas NO yang tidak berwarna dan kebanyakan senyawa oksida nitrogen masuk
ke atmosfer berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang dapat mempengaruhi
kualitas udara. Nitrogen dioksida di udara membentuk awan berwarna kuning atau coklat,
sedangkan ciri-ciri nitrogen dioksida yang berwarna merah-ungu-kecoklatan memiliki
karakteristik seperti bau menyengat, toksik, korosif dan menghisap banyak cahaya.

2.2. Sumber dan Distribusi Nitrogen Dioksida (NO2)


Gas nitrogen dioksida (NO2) adalah salah satu pencemar yang timbul akibat proses
pembakaran. Kadar nitrogen dioksida (NO2) di udara daerah perkotaan yang
berpenduduk padat lebih tinggi dari pada daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit, hal
ini disebabkan karena berbagai macam kegiatan yang menunjang kehidupan manusia
yang akan menambah kadar nitogen dioksida (NO2) di udara, seperti transportasi,
generator pembangkit listrik, pembuangan sampah dan lain-lain. (Wardhana, 2001)
Pembentukan NO2 dirangsang hanya pada suhu tinggi, antara 1210-1765°C. Oleh
karena itu NO2 di dalam campuran ekuilibrium pada suhu tinggi akan terdisosiasi
kembali menjadi N2 dan O2, jika suhu campuran tersebut diturunkan perlahan-lahan untuk
memberikan waktu yang cukup bagi NO2 untuk terdisosiasi. Akan tetapi jika campuran
ekuilibiru tersebut di dinginkan secara mendadak, akan banyak NO2 yang masih terdapat
pada campuran suhu rendah tersebut, pendinginan cepat tersebut sering terjadi pada
proses pembakaran. (Wardhana, 2001)

2.3. Dampak Nitrogen Dioksida (NO2)


Nitrogen oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) dapat merusak manusia dan
lingkungannya, nitrogen oksida (NO) mempunyai kemampuan membatasi kadar oksigen
dalam darah, seperti halnya dengan karbon monoksida (CO) yang mudah bereaksi dengan
oksigen membentuk nitrogen dioksida (NO2). Jika NO2 bertemu dengan uap air di udara
atau dalam tubuh manusia akan terbentuk segera HNO3 yang amat merusak tubuh karena
itulah NO2 akan terasa pedih jika mengenai mata, hidung, saluran napas, dan jantung.
Konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian. NO2 akan merusak barang-barang
logam. Oksidasi ini akan menimbulkan karat. NO2 juga dapat mengabsorpsi sinar
ultraviolet dari matahari. Molekul NO2 yang berenergi ini akan bereaksi secara beruntuk
dengan hidrokarbon yang ada di udara. (Sastrawijaya, 1991)
Nitrogen dioksida (NO2) adalah gas yang toksik bagi manusia. Efek yang terjadi
tergantung pada dosis serta lamanya pemaparan yang diterima seseorang. Konsentrasi
NO2 yang berkisar antara 50 – 100 ppm dapat menyebabkan peradangan paru-paru bila
orang terpapar selama beberapa menit saja. Pada fase ini orang dapat sembuh kembali
dalam waktu 6-8 minggu. Konsentrasi 150 – 220 ppm dapat menyebabkan pemampatan
bronchioli dan disebut bronchiolitis fibrosis obliterans. Orang dapat meninggal dalam
waktu 3 – 5 minggu setelah pemaparan. Kosentrasi lebih dari 500 ppm dapat mematikan dalam
waktu 2 – 10 hari. Hal ini sering dialami petani yang memasuki gudang makanan ternak (silo)
dimana terjadi akumulasi gas NO2, oleh karenanya penyakit paru-paru ini dikenal sebagai silo
fillers disease. (Sastrawijaya, 1991)
2.4. Baku Mutu
Tabel 2.1 Baku Mutu NO2 di Udara Ambien

Waktu Baku Mutu (μg/Nm³)


Parameter
Paparan
DKI Jakarta Nasional WHO
1 Jam 400 400 200

NO2 24 Jam 92.5 150 -

1 Tahun 60 100 40

2.5. Pengendalian dan Penanggulangan Nitrogen Dioksida (NO2)


2.5.1 Pengendalian
1. Sumber Bergerak
a. Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik.
b. Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.
c. Memasang filter pada knalpot
2. Sumber Tidak Bergerak
a. Memasang scruber pada cerobong asap.
b. Memodifikasi pada proses pembakaran.
3. Manusia
Apabila kadar NO2 dalam udara ambien telah melebihi Baku Mutu (150
mg/Nm3 udara dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam) maka untuk
mencegah dampak kesehatan, dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker gas.
b. Mengurangi aktifitas di luar rumah.
2.5.2. Penanggulangan
1. Mengatur pertukaran udara agar berjalan dengan baik, seperti dengan
menggunaan LEV
2. Memperbaiki alat yang rusak.
3. Penggantian saringan/filter
4. Bila terjadi/jatuh korban, maka dilakukan upaya sebagai berikut:
a. pindahkan korban ke tempat aman/udara bersih.
b. Berikan pengobatan atau pernafasan buatan.
c. Kirim segera ke rumah sakit terdekat.

III. ALAT DAN BAHAN


3.1. Alat
Tabel 3.1. Alat Uji Sulfur Dioksida (SO2)

No. Alat Ukuran Jumlah Gambar

1 Pompa Vakum - 1 buah

2 Midget Impinger - 1 buah

3 Corong - 1 buah
4 Flow meter - 1 buah
5 Hygrometer - 1 buah
6 Anemometer - 1 buah
7 Labu Ukur 50 ml 1 buah
8 Pipet Volume 50 ml 1 buah

9 Bulb - 1 buah

10 Spektrofotometer - 1 buah

11 Kabel Roll 15 m 1 buah

12 Alumunium Foil - Secukupnya

13 Selang - Secukupnya

3.2. Bahan

Tabel 3.2. Bahan Uji Sulfur Dioksida (SO2)

No. Bahan Ukuran Jumlah Gambar

Larutan penjerap
1 Tetrakloromerkuat - 50 ml
(TCM)

Larutan
3 0,2% 2 ml
formaldehid
Larutan
4 0,2% 5 ml
Pararosanilin

Larutan Asam
5 0,6% 1 ml
Sulfamat

Air suling
6 - Secukupnya
(aquades)

IV. Cara Kerja


4.1. Diagram Sampling

Memasukkan 50 Melapisi midget Menyusun alat untuk


ml larutan TCM impinger dengan sampling (corong, midget
kedalam midget alumunium foil impinger, flowmeter,
impinger disemua sisinya pompa vacum)

Mengatur flow mencatat keadaan


meter menjadi 1 meteorologi di sekitar Hidupkan pompa
L./menit lokasi sampling

Menunggu 1 jam,
Mendiamkan selama 20
mencatat laju alir 3 Mematikan pompa
menit
kali (awal, tengah,
akhir)

4.2. Diagram Analisis

Mempipet larutan Menambahkan 1 ml larutan


Memasukkan asam sulfamat 0,6% ke dalam
yang ada pada
sampel kedalam labu ukur lalu
midget impinger
labu ukur 25 ml mendiamkannya selama 10
sebanyak 10 ml
menit
Baca serapan pada Menambahkan Menambahkan 2 ml
spektrofotometer aquades hingga formaldehida 0,2% dan 5 ml
dengan λ = 548 nm tanda tera, laurat pararosanilin ke dalam
homogenkan dan labu ukur
diamkan 30 menit

V. HASIL PENGAMATAN
Lokasi Sampling : Pos Satpam Kampus A, Universitas Trisakti
Cuaca : Cerah, banyak kendaraan dan orang yang lalu lalang
Kondisi Lokasi : Sekitar lokasi terdapat aktifitas mahasiswa dan lokasi Parker
Tanggal Sampling : 18 Oktober 2016
Waktu Sampling : 15.50 – 16.50
Koordinat Lokasi : 6o10’3” S 106o47’22” E
Tabel 5.1. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan Keterangan Gambar

 Hasil
spektrofotometer
Kelompok 5 C = 0,465
(Pos Satpam Bealakang Abs = 0,117
Kampus A Universitas  Konsentrasi dalam
Trisakti) perhitungan
C1 jam = 16,6235 µg/m3
C24 jam = 9,2338 µg/m3
0,99 m/s pada suhu
Kecepatan udara
25,40C

Hygrometer 38 % rel

Barometer 757 mmHg

Durasi Pengambilan
60 menit -
Sampel

Q awal pengukuran 1 L/menit


Q tengah pengukuran 1,25 L/menit

Q akhir pengukuran 1,25 L/menit

Tabel 5.2 Hasil Pengamatan Seluruh Kelompok

C1jam C24jam Pa F
Kelompok Abs X Volume 3 3 Ta (K)
(µg/m ) (µg/m ) (mmHg) (l/mnt)
1 0,114 0,45136 60,36 18,6944 10,3842 762 297 1
2 0,090 0,3578 59,58 15,0159 8,341 759 299,7 1
3 0,109 0,4318 59,3258 18,1961 10,1074 756 299,8 1
4 0,134 0,0594 59,178 2,51022 1,39435 756 300,55 1
5 0,117 0,463 69,63 16,6235 9,2338 757 298,4 1,1667
6 0,099 0,3929 72,26 13,5967 11,9603 755 300,7 1,216
7 0,133 0,5265 68,9471 19,0957 10,607 757 301,4 1,1667
8 0,127 0,502 76,91837 16,316 9,063 756 300,6 1,3

VI. RUMUS DAN PERHITUNGAN


6.1. Rumus
Berikut ini merupakan rumus yang digunakan dalam perhitungan penentuan kadar
sulfur dioksida (SO2).
6.1.1. Rumus Volume SO2 yang Terhisap Oleh Pompa Vakum
Rumus yang digunakan dalam penentuan kadar SO2 sebagai berikut :
(𝐹1 + 𝐹2 + 𝐹3) 𝑃𝑎 298
𝑉 (𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟) = 𝑥𝑡𝑥 𝑥
3 𝑇𝑎 760
Keterangan :
V = volume udara yang dihisap (L)
298 = suhu standar (25°C) dalam Kelvin
Ta = suhu rata - rata selama pengambilan sampling dalam kelvin
760 = tekanan standar (1 atm = 760 mmHg)
Pa = tekanan barometer rata - rata selama pengambilan sampling
(mmHg)
F1 = laju alir awal (L/menit)
F2 = laju alir tengah (L/menit)
F3 = laju alir akhir (L/menit)
T = durasi pengambilan sampling

6.1.2. Perhitungan konsentrasi SO2/


𝑥 25
𝐶 𝜇𝑔⁄𝑚3 = 𝑥 1000 𝑥
𝑉 10
Keterangan :
V = volume udara yang dihisap (L)
C = konsentrasi SO2 di udara (µg/Nm3)
x = jumlah SO2 dari sampling dengan melihat kurva kalibrasi (µg)

6.1.3. Konversi konsentrasi dari waktu 1 jam ke 24 jam

𝑡1 0,185
𝐶24 𝑗𝑎𝑚 = 𝐶1 × [ ]
𝑡2
Keterangan :
C1 = konsentrasi SO2 saat waktu sampling 1 jam (µg)
t1 = waktu sampling saat 1 jam
t2 = waktu sampling saat 24 jam
6.1.4. Konversi konsentrasi dari µg/m3 ke ppm

𝜇𝑔 24,45
𝑥 𝑝𝑝𝑚 = (𝑥 ⁄𝑚3 ) ×
𝑀𝑟 𝑆𝑂2 𝑥 103
Keterangan :
x = konsentrasi SO2 dalam µg/m3
Pa = tekanan pada saat sampling
T = suhu pada saat sampling
Mr SO2 = berat molekul SO2 (64)

6.2. Perhitungan
Diketahui :
Abs = 0,463
F1 = 1 L/menit
F2 = 1,25 L/menit
F3 = 1,25 L/menit
Ts = 25oC = 298K T = 60 menit
T0 = 25,4oC = 298,4K
Ps = 760 mmHg
Pa = 757 mmHg
6.2.1. Volume SO2 yang Terhisap Pompa Vakum
(𝐹1 + 𝐹2 𝐹3) 𝑃𝑎 298
𝑉 (𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟) = 𝑥𝑡𝑥 𝑥
3 𝑇𝑎 760

𝑉 (𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟)
(1 + 1,25 + 1,25) 𝐿⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 757 𝑚𝑚𝐻𝑔 298 𝐾
= 𝑥 60𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 𝑥
3 298,4 𝐾 760 𝑚𝑚𝐻𝑔
𝑉 = 69,63 𝐿

6.2.2. Konsentrasi SO2


Tabel 5.3 Penetapan SO2

C abs
0,0 0,0
0,064 0,013
0,130 0,032
0,195 0,046
0,325 0,083
A = - 1,852 x 10-3
B = 0,25667
r = 0,99843
r2 = 0,99685

Kurva Kalibrasi Uji Sulfat Dioksida (SO₂)


0.09
0.08 y = 0.2567x - 0.0019
R² = 0.9969
0.07
0.06
Absorbansi (abs)

0.05
0.04
∆Y
0.03
∆X
0.02
0.01
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
-0.01
Konsentrasi (μg/m³)
Dari kurva kalibrasi diatas, didapatkan :
∆𝑥 0,195−0,130
 = = 4,642
∆𝑦 0,046−0,032
∆𝑥 𝑎𝑏𝑠
 =
∆𝑦 𝑥
0,117
 = 4,642
𝑥

x = 0,0252

Perhitungan konsentrasi secara manual :


Y = a + bx
0,117 = (- 1,852 x 10-3) + 0,25667x
X = 0,463

 Konsentrasi SO2
𝑥 25
𝐶1 =𝑥 1000 𝑥
𝑉 10
0,463 25
𝐶1 = 𝑥 1000 𝑥
69,63 10
𝜇𝑔
𝐶1 = 16,6235 ⁄𝑚3

6.2.3. Konversi konsentrasi SO2 saat waktu 24 jam


𝑡1 0,185
𝐶24 = 𝐶1 𝑥 ( )
𝑡2
60 0,185
𝐶24 = 16,6235 𝑥 ( )
1440
𝜇𝑔
𝐶24 = 9,2338 ⁄𝑚3

𝜇𝑔
6.2.4. Konversi konsentrasi dari satuan ⁄𝑚3 ke ppm

 1 jam
𝜇𝑔 24,45
𝑋𝑝𝑝𝑚= [ 𝑥 ⁄𝑚3 ] 𝑥
𝑆𝑂2
𝜇𝑔 24,45
𝑋𝑝𝑝𝑚= [16,6235 ⁄𝑚3 ] 𝑥
64 𝑥 103
X1 jam ppm = 6,3506 x 10-3 ppm
 24 jam
𝜇𝑔 24,45
𝑋𝑝𝑝𝑚= [ 𝑥 ⁄𝑚3 ] 𝑥
𝑆𝑂2

𝜇𝑔 24,45
𝑋𝑝𝑝𝑚= [9,2338 ⁄𝑚3 ] 𝑥
64 𝑥 103

X24 jam ppm = 3,5276 x 10-3 ppm

VII.PEMBAHASAN
Pada percobaan uji sulfur dioksida (SO2), memilih lokasi sampling di Pos Satpam
Belakang Kampus A Universitas Trisakti. Percobaan dilakukan jam 15.50 siang. Setelah
semua alat seperti pompa vakum dan selang selang penghubung antar botol penjerap
terpasang dengan baik, maka dimulailah sampling.
Pada percobaan ini, didapatkan volume udara ambien yang terhisap adalah 69,63
L. Dan dengan melalui proses perhitungan, didapatkan konsentrasi sulfur dioksida (SO2)
pada waktu sampling 1 jam adalah 16,6235 µg/Nm3 atau sama dengan 6,3506 × 10-3
ppm. Dan konsentrasi sulfur dioksida (SO2) pada waktu sampling 24 jam adalah 9,2338
µg/Nm3 atau setara 3,5276 × 10-3 ppm.
Dan baku mutu dari sulfur dioksida (SO2) di Jakarta untuk waktu sampling 1 jam
adalah 900 µg/Nm3. Sehingga kadar sulfur dioksida (SO2) di Pos Satpam Belakang
Kampus A Universitas Trisakti masih dalam kadar yang aman karena masih berada di
bawah baku mutu. Begitu pula dengan baku mutu untuk skala nasional yaitu 900
µg/Nm3. Sehingga dalam skala Nasional pun, kadar sulfur dioksida (SO2) di Pos Satpam
Belakang Kampus A Universitas Trisakti masih aman, karena masih dalam baku mutu.
Sedangkan jika dibandingkan pada baku mutu saat waktu sampling 24 jam di
Jakarta dan Nasional adalah 365 µg/Nm3 maka konsentrasi sulfur dioksida (SO2) di Pos
Satpam Belakang Kampus A Universitas Trisakti masih sangat aman. Karena pada waktu
sampling 24 jam, didapatkan konsentrasi 9,2338 µg/Nm3. Sedangkan baku mutu sulfur
dioksida (SO2) menurut WHO adalah 20 µg/Nm3. Sehingga menurut baku mutu WHO
pun konsetrasi sulfur dioksida (SO2) di lokasi sampling masih dibawah baku mutu yang
sudah ditentukan, sehingga masih aman. Namun berdasarkan hasil dari perhitungan
untuk mencari nilai konsentarsi dari sulfur dioksida (SO2) dengan cara melihat nilai
serapannya tidak masuk kedalam deret standar, hal ini mungkin terjadi dikarenakan
faktor pengencernya kurang sehingga menyebabkan data dari hasil serapan nya tidak
masuk kedalam deret standar.
Selain itu berdasarkan pengamatan dari kelompok lainnya menunjukkan bahwa
dari hasil perhitungan konsentrasi sulfur dioksida (SO2) di beberapa titik selama kurun
waktu satu jam menunjukkan bahwa nilai konsentrasi yang didapatkan masih jauh dari
baku mutu, baik dilihat dari baku mutu nasional, Jakarta maupun WHO. Karena nilai
konsentrasi yang didapatkan mulai dari rentang 2,5 – 19,10 µg/Nm3 dalam kurun waktu
satu jam.
Jika di udara terkandung jumlah sulfur dioksida (SO2) yang melebihi baku mutu,
maka dapat dikatakan bahwa lingkungan tersebut sudah tercemar. Dampak dari
pencemaran sulfur dioksida (SO2) pada kesehatan manusia adalah seperti iritasi pada
paru - paru yang menyebabkan timbulnya kesulitan bernafas, terutama pada kelompok
orang yang sensitif seperti orang berpenyakit asma, anak - anak dan lansia. SO2 juga
mampu bereaksi dengan senyawa kimia lain membentuk partikel sulfat yang jika terhirup
dapat terakumulasi di paru - paru dan menyebabkan kesulitan bernapas, penyakit
pernapasan, dan bahkan kematian.
Selain berpengaruh pada manusia, sulfur dioksida (SO2) juga berpengaruh pada
lingkungan. Sulfur dioksida (SO2) merupakan salah satu penyebab terjadinya hujan
asam. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air
permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Kelebihan zat
asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Jenis plankton
dan invertebrata merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh
pengasaman. Dan jika di danau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan
akan hilang.

VIII. SIMPULAN
Dari praktikum Sulfur Dioksida (SO2) dapat disimpulkan :
1. Volume Sulfur Dioksida yang diserap sebesar 69,63 L
2. Konsentrasi sulfur dioksida (SO2) di Pos Satpam Belakang Kampus A Universitas
Trisakti pada waktu sampling 1 jam 16,6235 µg/Nm3 atau sama dengan 6,3506 ×
10-3 ppm.
3. Konsentrasi sulfur dioksida (SO2) pada waktu sampling 24 jam adalah 9,2338
µg/Nm3 atau setara 3,5276 × 10-3 ppm.
4. Baku mutu dari sulfur dioksida (SO2) di Jakarta untuk waktu sampling 1 jam
adalah 900 µg/Nm3. Sehingga kadar sulfur dioksida (SO2) di Pos Satpam Belakang
Kampus A Universitas Trisakti masih dalam kadar yang aman karena masih berada
di bawah baku mutu
5. Baku mutu untuk skala Nasional yaitu 900 µg/Nm3. Sehingga dalam skala
Nasional pun, kadar sulfur dioksida (SO2) di Pos Satpam Belakang Kampus A
Universitas Trisakti masih aman, karena masih dalam baku mutu
6. Baku mutu saat waktu sampling 24 jam di Jakarta dan Nasional adalah 365
µg/Nm3 maka konsentrasi sulfur dioksida (SO2) di Pos Satpam Belakang Kampus
A Universitas Trisakti masih sangat aman
7. Baku mutu sulfur dioksida (SO2) menurut WHO adalah 20 µg/Nm3. Sehingga
menurut baku mutu WHO pun konsetrasi sulfur dioksida (SO2) di Pos Satpam
Belakang Kampus A Universitas Trisakti masih dibawah baku mutu yang sudah
ditentukan, sehingga masih aman

IX. DAFTAR PUSTAKA

Badan Lingkungan Hidup. Baku Mutu Kualitas Udara. 2013.


http://blh.bantulkab.go.id/filestorage/dokumen/2014/07/Buku%20Kualitas%20Ud
ara%202013.pdf. Diakses pada 28 September 2017 pukul 10.52
Chandra, B. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran. 2006
Kementerian Lingkungan Hidup. Laporan Kegiatan Pengkajian Baku Mutu Kualitas
Udara Ambien. 2011. Diunduh dari http://pusarpedal.menlh.go.id/wp
content/uploads/2012/05/Laporan-Pengkajian-Baku-Mutu-Kualitas-Udara-
Ambien.pdf (Diakses pada 28 September 2017 pukul 10.13)
Kementrian Lingkungan Hidup. Peratuaran Menteri Negara Lingkuhgan Hidup Nomor
12 Tahun 2010. Diunduh dari https://newberkeley.files.wordpress.com/2012/06/
peraturan-menteri- negara-lingkungan-hidup-nomor-12-tahun-2010-tentang-
pedoman-pengendalian-pencemaran-udara-di-daerah.pdf permen lh no 12 tahun
2010. (Diakses pada 29 September 2017pukul 11.09)
Kementrian Lingkunga Hidup. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999. Diunduh
dari http://jdih.den.go.id/download/19/peraturan-pemerintah-no-41-tahun-1999.
Diakses pada 28 September 2017 pukul 10.52
Sastrawijaya, A.T. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. 2009
Wardhana, W.A. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
2001

LAMPIRAN

50 ml larutan 10 ml larutan uji TCM 1 ml larutan asam sulfamat


TCM ke labu ukur

2 ml larutan 5 ml larutan Tera dengan akuades


formaldehid pararosanilin

Homogenkan Mendiamkan selama 30 Ukur serapan dengan


larutan menit spektrofotometer

You might also like