You are on page 1of 10

Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp.

48 - 57
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

ANALISIS JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP JUMLAH PASIEN RSUD


ARIFIN ACHMAD PEKANBARU MENGGUNAKAN
METODE REGRESI GULUD
1
Rahmadeni, 2Defi Anggreni
1,2
Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau
E-mail: r4dieni@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini menjelaskan tentang analisis jumlah tenaga kerja terhadap jumlah pasien RSUD
Pekanbaru pada Tahun 2012 yang menjelaskan masalah multikolenieritas. Penyelesaian masalah
multikolinearitas menggunakan metode regresi gulud (ridge regression) dilakukan dengan mentransformasi
masing-masing peubah dan melalui prosedur pemusatan dan pengskalaan. Suatu acuan yang digunakan
untuk memilih besarnya nilai Ridge Parameter , dengan melihat besarnya nilai VIF (Varian Inflation
Factor). Nilai VIF lebih besar dari 10 mengindetifikasi adanya multikolenier. Untuk memperjelas
penggunaan regresi gulud untuk mengatasi multikolinearitas dibahas contoh kasus multikolinearitas, yaitu
hubungan antara jumlah tenaga kerja dan ( ) jumlah pasien berdasarkan cara bayar. Dari pembahasan
contoh studi kasus, diperoleh persamaan regresi gulud:
̂

Katakunci: metode kuadrat terkecil, multikolenieritas, regresi gulud, regresi linier berganda, dan ridge
parameter

ABSTRACT

This research describes the analysis of the amount of labor against toward number of patients in the
Hospital area Arifin Achmad of Pekanbaru in year 2012 which is describe the problem multicollinearity.
Problem solved multicollinearity of ridge regression method was done by transform each and variables
through of the centering and rescaling. A reference that is used to select higher than of the value of the
parameter , with a ridge to see choosing of the value of the VIF (variant of the Inflation Factor) that if there
is a correlation between the free variables, the value of the VIF would be higher than (VIF ). VIF values
higher than 10 identification of multicollinearity. To clarify of using of ridge regression method to resolved
the case discussed multicollinearity which relationship between the amount of labor (Y) and (X) number of
patients based on how to pay. From discussion of example case studies, the regression equation obtained
gulud:
̂

Keywords: least squares method, multikolenieritas, multiple linear regression, and the ridge parameter,
and ridge regression.

PENDAHULUAN melibatkan sebuah variabel bebas, maka


Analisis regresi merupakan suatu cara yang analisis yang digunakan adalah analisis regresi
dapat digunakan untuk mengetahui hubungan linier sederhana. Hubungan atau korelasi antara
sebuah variabel tak bebas (regressand) dengan dua variabel melalui persamaan regresi
sebuah atau lebih variabel bebas (regressor). sederhana untuk meramalkan nilai dengan
Menurut Drapper and Smith (1992) analisis yang sudah diketahui nilainya tidak cukup,
regresi merupakan metode analisis yang dapat sebab selain masih ada variabel lainnya.
digunakan untuk menganalisis data dan Apabila dalam persamaan analisis regresi
mengambil kesimpulan yang bermakna tentang melibatkan dua atau lebih variabel bebas, maka
hubungan ketergantungan variabel terhadap regresi ini disebut analisis regresi linier
variabel lainnya. Bila dalam analisisnya hanya berganda (multiple linier regression).

48
Rahmadeni, et al./ Analisis Jumlah Tenaga Kerja

Analisis regresi linier berganda gangguan karena disebabkan faktor-faktor yang


mempunyai lebih dari satu variabel bebas, mempengaruhi atau yang menjadi variabel
sering menimbulkan masalah karena terjadinya bebasnya mengalami korelasi ganda atau
hubungan kuat antara dua variabel bebasnya hubungan diantara variabel–variable bebasnya
yang mengakibatkan terjadinya kolenieritas mengalami masalah multikolinieritas. Oleh
ganda (multikolenierity). Gejala ini karena itu tujuan dalam penelitian ini adalah
menimbulkan masalah dalam pemodelan untuk menyelesaikan masalah multikolenieritas
regresi. Kolerasi yang sangat tinggi akan pada studi kasus data jumlah tenaga kerja
menghasilkan penaksiran yang berbias, tidak terhadap jumlah pasien di RSUD Arifin
stabil dan mungkin jauh dari nilai sasaran Gonst Achmad Pekanbaru dengan menggunakan
dan Mason (1997) sehingga galat yang metode regresi gulud.
dihasilkan menjadi besar dan variansi
parameternya menjadi tak hingga. Metode Tinjauan Pustaka
kuadrat terkecil akan memberikan efek dari Definisi Tenaga Kerja
kolenieritas yaitu tingginya nilai koefisien
determinasi tetapi tidak diikuti dengan hasil uji Tenaga kerja merupakan penduduk yang
hipotesis yang signifikan. berada dalam usia kerja. Menurut UU No.13
Salah satu cara untuk mendapatkan koefisien tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 2 disebutkan
regresi pada persamaan regresi linier berganda bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang
adalah melalui metode kuadrat terkecil. Metode mampu melakukan pekerjaan guna
ini menghasilkan penaksiran terbaik (tak bias menghasilkan barang atau jasa baik untuk
dan variansi minimum) apabila tidak ada memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
kolerasi antara variabel bebas. Tetapi jika hal masyarakat.
itu terjadi, maka salah satu cara untuk Tenaga medis adalah tenaga ahli kedokteran
mengatasi masalah tersebut adalah melalui dengan fungsi utamanya adalah memberikan
metode regresi gulud (Ridge Regression). pelayanan medis kepada pasien dengan mutu
Dengan menggunakan metode ini dapat sebaik-baiknya dengan menggunakan tata cara
mengurangi dampak terjadinya dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran dan
multikolenieritas dengan menentukan etik yang berlaku serta dapat
pendugaan yang bias tetapi mempunyai varians dipertanggungjawabkan Anireon (1984).
yang lebih kecil dari varians penduga regresi Jumlah atau tenaga kerja yang dimaksud
linier berganda. Pada dasarnya metode ini pada studi kasus ini adalah dokter atau
merupakan modifikasi dari metode kuadrat paramedis dan non paramedis yang bekerja
terkecil dengan cara menambahkan tetapan bias disetiap poli di RSUD Arifin Achmad.
pada diagonal matriks dimana
Dengan asumsi matriks korelasi dari variabel Analisis Regresi Linier Berganda
bebas dapat diinverskan dengan menggunakan Analisis regresi merupakan salah satu
metode regresi gulud sehingga nilai dugaan analisis statistik yang sering digunakan untuk
koefisien regresi mudah didapat. menganalisis hubungan antara dua variabel atau
Salah satu aplikasi pemakaian metode lebih. Menurut Drapper dan Smith (1992)
regresi gulud yang dapat dianalisis yaitu jumlah analisis regresi merupakan metode analisis yang
tenaga kerja pada RSUD Arifin Achmad dapat digunakan untuk menganalisis data dan
Pekanbaru yang sangat berpengaruh terhadap mengambil kesimpulan yang bermakna tentang
kunjungan pasien ke rumah sakit karena pihak hubungan ketergantungan variabel terhadap
rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan variabel lainnya. Hubungan yang didapat pada
kesehatan dengan baik kepada masyarakat yang umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan
membutuhkan pelayanan kesehatan. Adapun matematika yang menyatakan hubungan antara
tenaga kerja yang dimaksud disini adalah dokter variabel bebas (idependent variable) dan
atau paramedis dan tenaga kerja nonparamedis variabel tak bebas (dependent variable)
yang ditempatkan disetiap poli pada RSUD dalam bentuk persamaan sederhana.
Arifin Achmad Pekanbaru. Dalam menaksirkan
atau memprediksi tenaga kerja yang diperlukan Regresi linier berganda merupakan
untuk rumah sakit mengalami masalah atau perluasan dari regresi linier sederhana.

Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 48 – 57 49
Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 48 - 57
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

Perluasan terlihat dari banyaknya variabel Persamaan regresi linear berganda dengan
bebas pada model regresi tersebut. Bentuk dua variabel bebas mempunyai perhitungan
umum regresi linier berganda dapat dinyatakan nilai , dan . Menggunakan metode
secara statistik sebagai berikut: kuadrat terkecil yaitu dengan meminimumkan
= + + +...+ + nilai ∑ atau ∑
keterangan: .
= variabel tak bebas Dengan menyamakan fungsi-fungsi turunan
variabel bebas pertama parsial dari jumlah terhadap setiap
= parameter regresi nilai dan , sehingga diperoleh :
= variabel gangguan
∑ ∑ ∑ ∑
Asumsi Regresi Linier Berganda ∑ ∑ ∑
Dalam metode regresi linier berganda ada
∑ ∑ ∑ ∑
beberapa asumsi yang harus dipenuhi, asumsi
tersebut adalah: ∑ ∑ ∑
1. Nilai rata-rata kesalahan pengganggu nol,
yaitu E ( ) = 0, untuk i= 1,2,...,n Multikolinieritas
2. Varian ( ) = E ( )= Multikolinieritas adalah suatu kondisi
3. Tidak ada autokorelasi antara kesalahan dimana terjadi korelasi yang kuat diantara
pengganggu (galat/error), berarti kovarian variabel-variabel bebas yang diikutsertakan
( , ) = 0, i dalam pembentukan model regresi linier. Jelas
4. Variabel bebas , , ..., , konstan bahwa multikolinieritas adalah suatu kondisi
dalam sampling yang terulang dan bebas yang menyalahi asumsi regresi linier. Tentu
terhadap kesalahan penganggu . saja, multikolinieritas tidak mungkin terjadi
5. Tidak ada multikolenieritas diantara apabila variabel bebas yang diikut sertakan
variabel bebas hanya satu.
6. , artinya kesalahan Dalam bentuk matriks, multikolinearitas
pengganggu mengikuti distribusi normal adalah suatu kondisi buruk atau ill condition
dengan rata-rata 0 dan varian . dari matriks yaitu suatu kondisi yang tidak
memenuhi asumsi klasik. Jika multikolinearitas
terjadi antara dua variabel atau lebih dalam
Metode Kuadrat Terkecil
Salah satu metode penduga parameter dalam suatu persamaan regresi, maka nilai perkiraan
model regresi adalah metode kuadrat terkecil. koefisien dari variabel yang bersangkutan
Metode ini memerlukan beberapa asumsi klasik menjadi tak berhingga, sehingga tidak mungkin
yang harus dipenuhi oleh komponen , yaitu lagi menduganya. Hal ini disebabkan
memenuhi asumsi kenormalan, kehomogenan menjadi singular atau mendekati nol.
ragam, dan tidak memiliki autokorelasi. Ada beberapa cara untuk mengetahui ada
Metode kuadrat terkecil merupakan suatu tidaknya multikolinieritas, yaitu:
metode yang digunakan untuk menaksir a. Nilai Korelasi (Korelasi antar Peubah
parameter regresi dengan cara meminimumkan Bebas)
jumlah kuadrat kekeliruan (error) dari model Prosedur ini merupakan pendeteksian yang
regresi yang terbentuk. paling sederhana dan paling mudah. Nilai
Jumlah kuadrat kekeliruan (error) untuk korelasi yang tinggi antara peubah satu dengan
persamaan regresi linier sederhana, yaitu: yang lainnya memperlihatkan adanya hubungan
linier pada peubah-peubah tersebut.
∑ ∑ ̂
b. Nilai Kondisi
Ada beberapa metode untuk menghitung
Sehingga diperoleh pendugaan kuadrat
nilai kondisi yang menunjukkan tingkat
terkecil dari pada regresi linier berganda
multikolenieritas Vonod dan Ulah (1981)
adalah, sebagai berikut:
menyarankan bahwa nilai kondisi diberikan
̂ ( ) oleh:

50
Rahmadeni, et al./ Analisis Jumlah Tenaga Kerja

dengan . Untuk uji statistik koefisien


√ (2.14)
berganda, uji statistiknya menggunakan uji
Montgomery dan Peck (1992) ini dengan memakai rumus:
mendefinisikan nilai kondisi merupakan
perbandingan dari dan yang didapat
dari matriks korelasi dan memberikan kategori keterangan:
multikolenieritas berdasarkan nilai kondisi yang koefisien korelasi berganda
diperoleh, adapun Persamaan perbandingan dari jumlah variabel bebas
dan sebagai berikut : jumlah anggota sampel
Prosedur uji statistiknya adalah sebagai
berikut: (2.15)
dengan: a. Menentukan hipotesis
adalah nilai eigen yang terbesar : = 0 (tidak ada pengaruh secara
(maksimum) signifikan antara variabel bebas
adalah nilai eigen yang terkecil secara simultan atau bersama-
(minimum) sama terhadap variabel terikat
jika: atau )
maka disebut multikolenieritas rendah : ≠ 0 (ada pengaruh secara signifikan
maka disebut antara variabel bebas secara
multikolenieritas cukup kuat simultan atau bersama-sama
maka disebut multikolenieritas kuat terhadap variabel terikat atau )
Nilai kondisi yang terlalu besar b. Mentukan taraf nyata dan nilai tabel
mengindifikasikan multikolenieritas yang Nilai taraf nyata yang digunakan dan
serius. Nilai kondisi yang terlalu besar nilai tabel memiliki dan
menunjukkan ketidakstabilan koefisien regresi .
terhadap perubahan dalam data variabel bebas. c. Menentukan kriteria pengijuan dan
Pagel dan Lunnebor (1985) menyatakan memberikan kesimpulan
bahwa nilai kondisi adalah: jika berarti di tolak, dan
∑ jika (2.16)
berarti diterima.
c. VIF (Varians Inflantion Factors) Kemudian menghitung nilai tabel dan
VIF adalah elemen-elemen diagonal utama membuat kesimpulan ketika
dari invers matriks korelasi. VIF digunakan bandingkan dengan .
sebagai kriteria untuk medeteksi Berdasarkan uji dari yang lebih
multikolenieritas pada regresi linier berganda kecil dari berarti semua variabel bebas
yang melibatkan lebih dari dua variabel bebas. berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
Nilai VIF lebih besar dari 10 taksiran .
mengidentifikasikan adanya masalah
mutikolenieritas yang serius. VIF untuk Ridge Regression (Regresi Gulud)
koefisien regresi ke-j didefinisikan sebagi Menurut RE Walpole dan R.H Mayers pada
berikut: Tahun 1985, dengan adanya multikolenieritas
dapat menyebabkan pendugaan (2.17) koefisien
dengan : regresi sangat tidak stabil dan sensitif terhadap
perubahan data. Selain itu dapat menyebabkan
= koefisien deterninasi antar dengan
perbedaan koefisien untuk data sampel yang
variabel bebas lainnya ; berbeda cenderung besar. Oleh sebab itu
diperlukan suatu metode penaksiran alternatif
Uji yang memberi hasil penaksiran yang baik yang
Uji dilakukan untuk melihat pengaruh menghasilkan penduga koefisien regresi bias
variabel-variabel bebas secara keseluruhan tetapi cenderung mempunyai ketepatan yang
terhadap variabel terikat. Pengujian ini lebih baik.
dilakukan dengan membandingkan nilai Prosedur regresi gulud diusulkan pertama
kali oleh A.E Hoerl pada Tahun 1962 dan

Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 48 – 57 51
Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 48 - 57
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

dibahas secara mendalam dalam dua tulisan menggunakan jejak gulud yang merupakan
Hoerl dan Kennard. Prosedur tersebut ditujukan suatu plot data antara ̂ dengan beberapa
untuk mengatasi suatu multikolenieritas dan nilai k dalam selang antara 0 dan 1 hingga
kolom matriks dari tidak bebas linier yang tercapai kestabilan pada parameter dugaannya.
menyebabkan matriks hampir singular. Akan tetapi pemilihan k dengan jejak gulud
Pada metode regresi gulud, penduga menjadi prosedur yang subjektif karena
koefisien regresi yang dihasilkan adalah memerlukan keputusan peneliti untuk
penduga bias. Penaksiran metode alternatif menentukan nilai yang akan dipilih,
tidak sebaik metode kuadrat terkecil karena Montgomery dan Peck (1992). Hoerl, Kennard,
jumlah kuadrat residual tidak terlalu kecil dan dan Balwin (1975) dalam Gusriani (2004)
koefisien korelasi ganda tidak terlalu besar menyarankan pemilihan nilai k dengan
tetapi lebih potensial untuk ketepatan yang menggunakan rumus HKB :
lebih baik. ̂ ̂ / ̂
Regresi gulud merupakan salah satu metode dengan:
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah adalah : banyaknya parameter diluar
multikolinearitas melalui modifikasi terhadap
metode kuadrat terkecil Neter, Waserman dan ̂ dan ̂ : diperoleh dari metode kuadrat
Kutner (1990) dalam Herwindiati (1997). terkecil
Modifikasi tersebut ditempuh dengan cara Pada penelitian selanjutnya
menambah tetapan bias k yang relatif kecil pada Montgomery dan Peck (1992) mengajukan
diagonal matriks , sehingga koefisien prosedur iterasi dengan menggunakan nilai k
penduga gulud dipengaruhi oleh besarnya pada persamaan diatas sebagai nilai awal untuk
tetapan bias k. Dengan demikian paramater menghitung nilai k dan selanjutnya ̂ dan ̂
dugaan akan menjadi: yang digunakan diperoleh dari metode regresi
̂ ( ) gulud dengan demikian prosedur ini akan
berhenti jika: (2.19)
[ ]
dengan : dan =
̂ : Vektor koefisien regresi dengan
gulud
: Matriks korelasi peubah Pemusatan dan Pengskalaan (Centering
: Tetapan bias
and Scaling)
: Matriks identitas
Pemusatan dan pengskalaan data merupakan
: Vektor korelasi antara dan bagian dari membakukan (standardized)
peubah variabel. Pemusatan merupakan perbedaan
Pemilihan besarnya tetapan bias k antara masing-masing pengamatan dan rata-rata
merupakan masalah yang perlu diperhatikan. dari semua pengamatan untuk variabel.
Tetapan bias k yang diinginkan adalah tetapan Sedangkan pengskalaan meliputi gambaran
bias yang menghasilkan bias relatif kecil dan pengamatan pada kesatuan (unit) standar
menghasilkan koefisien penduga yang deviasi dari pengamatan untuk variabel Kutner
relatifstabil. Ada beberapa acuan yang (2005). Berikut ini merupakan pembakuan
digunakan untuk memilih besarnya k, variabel terikat Y dan variabel bebas :
diantaranya dengan melihat besarnya VIF dan
melihat pola kecendrungan jejak gulud. Jejak Yi  Y
gulud berupa plot dari penduga regresi gulud SY
secara bersama dengan berbagai kemungkinan
nilai tetapan bias k Gibbons dan McDonald ̅
(1984) dalam Herwindiati 1997. Nilai k yang
dipilih yaitu k yang memberikan nilai penduga dengan :
regresi gulud ̂ yang relatif stabil. Y : rata-rata dari Y
Hoerl dan Kennard (1970) dalam Gusriani
(2004) menentukan nilai k dengan Xj : rata-rata dari pengamatan X j

52
Rahmadeni, et al./ Analisis Jumlah Tenaga Kerja

SY : standar deviasi dari Y selanjutnya dari persamaan bentuk matriks


SX j : standar deviasi dari X j diatas didapat matriks dan , yaitu:
 n *2 n n

  X i1  X i*1 X i*2   *
Transformasi korelasi merupakan fungsi X ik* 
i1
sederhana dari pembakuan variabel Sehingga  n i 1 i 1
n n
i 1

 X* X* * 
X * X *   X   X i2 X i2
melalui transformasi diperoleh persamaan
 *2 *
sebagai berikut: i 1
i 2 i1
i 1
i2
i 1

 Yi  Y 
1    
Yi*    n 
n  1  SY 
n n
 X ik* X i*1 X *
X i*2   X ik *2 

 i 1 ik

1  X ij  X j 
i 1 i 1

X ij*  , j  1,2,, k
n  1  S X j  ∑

(2.24)
Berdasarkan transformasi variabel dan [∑ ]
yang didefinisikan dengan transformasi korelasi
pada model Persamaan di atas diperoleh model
regresi sebagai berikut:
pada persamaan di atas dapat diubah
yi  1* X i*1   2* X i*2     k* X ik* dalambentuk matriks korelasi. Matriks pertama
Terdapat hubunga antara parameter adalah matriks korelasi dari variabel dan
regresi yang baku dengan parameter regresi, dinotasikan dengan dan matriks yang
yaitu diantara parameter pada kedua adalah vektor yang berisikan koefisien
model regresi baku dengan parameter korelasi sederhana diantara variabel dan
pada model regresi linear setiap variabel yang dinotasikan dengan ,
berganda yang biasa terdapat suatu hubungan yaitu:
linear. Hubungan antara kedua parameter dari
dua model yang berbeda tersebut dijabarkan
seperti di bawah ini Kutner (2005): [ ]
 S  *
j  Y 
 , j  1,2,, k
 SX  j
 j
 0  Y  1 X 1   2 X 2     k X k [ ]
k
 Y   j X j Berdasarkan Persamaan tersebut diatas
j 1
diperoleh persamaan seperti berikut ini:
=
Matriks Korelasi
Persamaan atau model yang didapat dari Untuk matriks kedua,yaitu adalah vektor yang
prosedur pemusatan dan penskalaan pada dapat berisikan koefisien korelasi sederhana diantara
dituliskan dalam bentuk matriks seperti berikut: variabel terikat dan setiap variabel bebas
yang dinotasikan dengan . Matriks
 y1 *   1*   X 11
* *
X 12  X 1*k   1*  korelasinya didefinisikan sebagai berikut:
 y *  *   * *   * =
 2    2   X 21 X 22  X 2 k   2 
*
 
          
   *  * *   * Metode Penelitian
 yk *   k   X n1 X n*2  X nk   n  Sumber Data
Data yang digunakan untuk contoh
pemakaian ini adalah data dari RSUD Arifin
(2.27)
Achmad Pekanbaru Tahun 2012.

Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 48 – 57 53
Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 48 - 57
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

Peubah-peubah yang digunakan adalah 3. Menghitung nilai penaksiran


sebagai berikut: parameter dengan berbagai
= Jumlah Tenaga Kerja kemungkinan tetapan bias
= Jumlah Pasien dengan Cara Bayar c. Menentukan nilai yang bersesuaian
Melalui Umum dengan menggunakan prosedur iterasi
= Jumlah Pasien dengan Cara Bayar Hoerl, Kennard, dan Balwin (1975)
Melalui Askes Wajib dalam Gusriani (2004) menyarankan
= Jumlah Pasien dengan Cara Bayar pemilihan nilai k dengan menggunakan
Melalui Askes Sukarela rumus HKB. Dan selanjutnya
= Jumlah Pasien dengan Cara Bayar menentukan model regresi gulud.
Melalui Jamkesmas
= Jumlah Pasien dengan Cara Bayar HASIL DAN PEMBAHASAN
Melalui Jamkesda Mendeteksi Moltikolenieritas
= Jumlah Pasien dengan Cara Bayar Untuk pendeteksian multikolenieritas ada
Melalui Jamsostek beberapa cara yang dapat digunakan antara lain:
= Jumlah Pasien dengan Cara Bayar 1. Nilai Korelasi antar Peubah Bebas
Melalui Jampersal Cara pertama adalah dengan melihat
= Jumlah Pasien dengan Cara Bayar keeratan hubungan antar dua variabel bebas
Melalui Perusahaan atau lebih yang dikenal dengan istilah korelasi.
diperoleh koefisien korelasi parsial antar
Metode Analisis peubah bebasnya sebagai berikut :
Analisis data dilakukan dalam bebrapa
tahap, yaitu : Tabel 1. Matriks Korelasi dari Variabel
1. Mendeteksi keberadaan multikolenieritas.
Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
a. Mendeteksi nilai Korelasi antar Peubah
Bebas
b. Mendeteksi nilai VIF (Varians
Inflantion Factors)
c. Menghitung Nilai Kondisi
2. Melakukan uji regresi linier dengan uji
3. Penyelesaian masalah multikolenieritas
menggunakan regresi gulud, dengan
langkah-langkah sebagai berikut: Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa korelasi
a. Menentukan penaksiran koefisien yang sangat tinggi mendekati nilai antar
regresi. variabel bebasnya. Hal ini menunjukkan adanya
1. Menghitung nilai penaksiran multikolenieritas.
parameter , selanjutnya
menghitung simpangan baku. Mendeteksi nilai VIF (Varians Inflantion
2. Menghitung ̂ dan menganalisis Factors)
Mendeteksi apakah suatu model memiliki
tabel ANAVA.
gejala multikolenieritas, akan digunakan cara
b. Menaksirkan koefisien regresi gulud.
VIF dan uji korelasi. Dengan cara ini akan
Dengan langkah-langkah sebagai
dilihat apakah nilai VIF masing-masing
berikut:
1. Melakukan tranformasi terhadap variabel lebih besar atau tidak. Bila nilai
VIF lebih besar , maka diidentifikasikan
matriks dan vektor .
model persamaan regresi tersebut mengalami
2. Menghitung matriks atau
multikoleniritas.
yaitu matriks korelasi dari variabel
bebas, serta menghitung yang
merupakan korelasi dari variabel
bebas terhadap variabel tak bebas

54
Rahmadeni, et al./ Analisis Jumlah Tenaga Kerja

Tabel 2. Nilai VIF antar Variabel Bebas dan Peck (1992) ternyata nilai kondisinya
Pendugaan mencapai lebihkecil
Model VIF
Parameter dari yang menunjukkan adanya masalah
Konstanta multikolenieiritas yang kuat dalam data yang
Umum E3 dianalisis. Untuk mengatasi masalah
Askes multikoleniritas tersebut, maka dilakukan
Wajib analisis regresi gulud.
Askes
sukarela Menentukan Penaksiran Koefisien Regresi
Jamkesmas Hasil analisis regresi dengan menggunakan
Jamkesda metode kuadrat terkecil terhadap data pada
Jamsostek E3 tabel nilai penaksiran parameter (Tabel 4).
Jampersal Tabel 4 Penaksiran Parameter Regresi Kuadrat
Terkecil
Perusahaan
Pendugaan Simpangan
Variabel
Parameter Baku
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa
Konstanta
seluruh variabel bebas memiliki nilai VIF lebih
Umum
besar dari , maka dapat disimpulkan model
regresi ini memiliki masalah multikoleniritas. Askes Wajib
Askes
Sukarela
Mendeteksi nilai kondisi
Jamkesmas
Pendeteksian multikolenieritas dilakukan
salah satunya dengan menghitung nilai kondisi Jamkesda
yang menunjukkan tingkat Jamsostek
multikolenieritas. Montgomery dan Peck (1992) Jampersal
mendefinisikan nilai kondisi dapat dilihat pada Perusahaan
tabel berikut :
Tabel 3. Nilai Eigen dari Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat diperoleh
No. Model Nilai Eigen persamaan regresi linier berganda seperti pada
1 Umum persamaan berikut ini, yaitu:
2 Askes Wajib ̂
3 Askes Sukarela
4 Jamkesmas
5 Jamkesda
6 Jamsostek Meguji kecocokan model regresi linier
7 Jampersal ganda secara bersama-sama atau simultan dapat
dilakukan melalui uij ANAVA, seperti yang
8 Perusahaan
terlihat pada Tabel 5 di bawah ini:
Berdasarkan Tabel 3 dapat terlihat bahwa
Pengujian keberartian model regresi linier
kedelapan nilai eigennya mendekati nol ini
ganda yang dilakukan secara simultan atau
berarti terdapat multikoleniritas. Selain itu
secara bersama-sama, dengan hipotesis:
mutikolenieiritas dapat diukur dalam bentuk
: , untuk (variabel bebas
rasio atau perbandingan dari nilai terbesar dan
secara individu tidak berpengaruh secara
terkecil nilai eigen. Nilai yang besar
signifikan terhadap nilai taksiran )
mengindikasikan multikolenieritas yang serius.
: , untuk (variabel bebas
secara individu berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai taksiran )

Berdasarkan semua proses pemeriksaan di


atas berdasarkan Table 3, menurut Montgomery

Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 48 – 57 55
Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 48 - 57
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online

Tabel 5 ANAVA Untuk Data Awal

Uji Keberartian Regresi Gulud


Model diperoleh kemudian akan diuji
keberartian dari model tersebut, untuk
melakukan pengujian regresi linier dilakukan
sebagai berikut :
dengan kriteria uji: ( regresi tidak
Tolak jika berarti)
atau bisa juga dilihat dari nilai , tolak jika ≠ 0(regresi berarti)
nilai . > yang berarti tolak Pengujian keberartian model regresi gulud
. yang dilakukan secara parsial atau individu,
Berdasarkan tabel di atas terlihat dengan hipotesis:
bahwa nilai kurang dari . Ini berarti : , untuk (variabel bebas
semua variabel secara bersamaan secara individu tidak berpengaruh
berpengaruh terhadap nilai taksiran , dari secara signifikan terhadap nilai
Tabel 5 bahwa yang berarti taksiran )
mendekati satu, tidak diikuti dengan hasil uji : , untuk (variabel bebas
hipotesis yang signifikan dari koefisien . Hal secara individu berpengaruh
ini menunjukkan adanya kolinieritas. secara signifikan terhadap nilai
taksiran
Menentukan Penaksiran Koefisien Regresi
Gulud Tabel 6 ANAVA Regresi Gulud
Untuk mengatasi terjadinya masalah
multikoleniritas, maka dilakukan analisis
regresi gulud. Adapun langkah-langkah dalam
menaksirkan koefisien regresi gulud, yaitu:
1. Melakukan Transformasi terhadap Matriks
X dan vektor Y
Dalam analisis regresi gulud digunakan data
yang sudah ditransformasi terhadap matriks X dengan kriteria uji:
dan vektor Y dapat dilakukan melalui metode Tolak jika .
pemusatan dan pengskalaan. Sebelum > yang berarti tolak . sehingga
pemodelan regresi gulud dibentuk, data variabel tolak maka dapat dinyatakan bahwa regresi
bebas terlebih dahulu dipusatkan atau berarti
diskalakan untuk meminimumkan kesalahan Nilai diatas dapat diartikan
pembulatan dan menganggap regresi sudah bahwa keragaman peubah terikat dapat
dipenuhi kenormalannya. Berdasarkan data dijelaskan oleh peubah bebas sebesar . Hal
maka diperoleh hasil dari transformasi variabel ini mengalami peningkatan jika dibandingkan
dan melalui pemusatan dan dengan R2-adj yang diperoleh sebelumnya
pengskalaan.Dalam proses penaksiran regresi dengan Nilai pada regresi gulud
gulud, tetapan bias merupakan hal yang .
sangat penting dalam penelitian ini. Nilai dari Proses pemegembalian ke bentuk
koefisien penduga parameter ̂ dengan semula dengan ̅ , ̅ ,
berbagai nilai . Nilai yang terpilih dengan ̅ , ̅ , ̅ ,
menggunakan rumus HKB adalah . ̅ , ̅ , ̅ ,
Sehingga persamaan regresi gulud yang ̅ , ,
diperoleh jika yang diambil sebesar , , , ,
yaitu: , ,
̂ , .

56
Rahmadeni, et al./ Analisis Jumlah Tenaga Kerja

Sehingga setelah dikembalikan ke variabel- Gujarati, darmodar. Ekonometrika Dasar.


variabel asal diperoleh model persamaan Erlangga:Jakarta. 1997.
regresinya menjadi:
Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian dengan
̂=
Statistik. Bumi Aksara: Jakarta. 2004.
Myers, RH. 1990. Clasissical and
Modern Regression with Application
2nd
KESIMPULAN DAN SARAN edition. Pws-Kent. Publishing Company,
Kesimpulan Boston.
1. Adanya multikolenieritas dalam persamaan
regresi linear berganda, ini terlihat dari Nurhasanah. “Perbandingan Regresi
Komponen Utama Terkoreksi dengan
besarnya nilai korelasi antar variabel bebas
yang mendekati 1 dan seluruh nilai VIF Regresi Ridge dalam Mengatasi
lebih besar dari 10. Multikolenieritas”. Pascasarjana. Jurusan
Matematika FMIPA IPB. 2006.
2. Dengan menggunakan metode regresi gulud,
yaitu dengan menambahkan tetapan bias Prenandita, Agriska. “Penggunaan Metode
, maka diperoleh persamaan Ridge Trace dan Variance Inflation
regresi gulud: Factors(VIF) Pada Regresi Ridge”. Skripsi.
̂ Jurusan Matematika FMIPA UNY. 2011.
Sembiring. Analisis Regresi. Penerbit ITB:
Bandung. 1995.
3. Nilai korelasi determinasi estimator
mendekati 1, yaitu . Hal ini Sudarmanto, R.Gunawan. Analisis Regresi
menunjukkan bahwa estimator yang Linier Berganda dengan SPSS. Graha Ilmu:
diperoleh sudah dapat digunakan. Yogyakarta. 2005.
Supranto, J. Satistik Teori dan Aplikasi.
Saran Erlangga:Jakarta. 2001.
Regresi gulud (ridge regression) belum
tentu dapat digunakan untuk menyelesaikan
Montgomery, D. C. and E. A. Peck (1992),
semua model yang mengandung
Introduction to Linear Regression Analysis,
multikolinieritas, tetapi sudah cukup bukti
2nd edition, John Wiley & Sons, New York.
bahwa regresi gulud merupakan salah satu
metode yang baik. Ini dikarenakan melalui
model ini diusahakan memperoleh variansi
yang kecil dengan menentukan nilai sehingga
diperoleh keadaan yang lebih baik. Bagi
pembaca yang tertarik melanjutkan penelitian
ini bisa menyelesaikan masalah multikolinier
dengan menggunakan metode lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Denereny, M., dan N.I. Rashwan . ”Solving


Multicollinierity Problem Using Ridge
Regression Models,” Department of
Statistics and Mathematics, vol.6 halaman
585-600. 2011.
Draper, NR. 1998. Applied Regression
Analysis. A Willey Interscience
Publication, Canada

Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 48 – 57 57

You might also like