You are on page 1of 15

Nama : M Thariq Fathul Hakim

NPM 230210160069
Mata Kuliah Sedimentologi

Tugas
PaperSedimentasi

Sedimentasi

Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media
air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai
adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai,
sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah
pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.

Dalam kaitannya dengan sedimen dan sedimentasi beberapa ahli mendefinisikan


sedimen dalam beberapa pengertian. Pipkin (1977) menyatakan bahwa sedimen adalah
pecahan, mineral, atau material organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan
diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh airdan juga termasuk didalamnya
material yang diendapakan dari material yang melayang dalam air atau dalam bentuk
larutan kimia. Sedangkan Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi
dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran
cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat
proses kimia yang terjadi di laut. Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebgai
proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari
material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan
pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.

Pengendapan material batuan secara gravitasi yang dapat terjadi di daratan, zona
transisi (garis pantai) atau di dasar laut karena diangkut dengan media angin, air maupun
es. Pada saat pengikisan batuan hasil pelapukan terjadi, materialnya terangkut oleh angin
maupun air sehingga ketika kekuatan dari pengangkutan material batuan berkurang maka
batuan akan diendapkan di daerah alirannya. Tidak hanya angin maupun air, gletser juga
termasuk kedalam media pengangkutannya. Walupun pergerakan pengangkutan oleh
gletser sangat lambat , tetapi daya pengangkutannya sangat besar. Pengendapan yang
terjadi didasar laut atau di danau mengakibatkan dasar laut menjadi dangkal. Sedimentasi
juga dapat menjelaskan secara terperinci peristiwa apa saja yang terjadi di suatu daerah
dengan kronologinya. Sehingga banyak peneliti atau geologist yang mencari sejarah
dengan pembuatan kronologi oleh sedimen. Juga sangat berguna untuk bagian
perminyakan.

Klasifikasi Berdasarkan Ukuran:


Sedimen cenderung untuk didominasi oleh satu atau beberapa jenis partikel, akan tetapi
mereka tetap terdiri dari ukuran yang berbeda-beda (Hutabarat dan Evants, 1985). Ukuran
butir sedimen diwakili oleh diameternya yang biasa disimbolkan dengan d, dan satuan
yang lazim digunakan untuk ukuran butir sedimen adalah millimeter (mm) dan micrometer
(µm) (Poerbandono dan Djunasjah, 2005).
Sedimen pantai diklasifikasikan berdasar ukuran butir menjadi lempung, lumpur, pasir,
butiran, kerikil, kerakal, dan bongkahan. Tabel 1 menunjukkan klasifikasi menurut
Wentworth, yang banyak digunakan dalam bidang teknik pantai (CERC, 1984). Material
sangat halus seperti lumpur dan lempung berdiameter dibawah 0,063 mm dapat
dikategorikan sebagai sedimen kohesif (Triatmodjo, 1999).
Tabel 1. Skala Wentworth dalam millimeter (mm)

Proses sedimentasi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :

1. Proses sedimentasi secara geologis : Sedimentasi secara geologis merupakan


proses erosi tanah yang berjalan secara normal, artinya proses pengendapan yang
berlangsung masih dalam batas-batas yang diperkenankan atau dalam keseimbangan
alam dari proses degradasi dan agradasi pada perataan kulit bumi akibat pelapukan.
2. Proses sedimentasi yang dipercepat : Sedimentasi yang dipercepat merupakan
proses terjadinya sedimentasi yang menyimpang dari proses secara geologi dan
berlangsung dalam waktu yang cepat, bersifat merusak atau merugikan dan dapat
mengganggu keseimbangan alam atau kelestarian lingkungan hidup. Kejadian
tersebut biasanya disebabkan oleh kegiatan manusia dalam mengolah tanah. Cara
mengolah tanah yang salah dapat menyebabkan erosi tanah dan sedimentasi yang
tinggi.

Klasifikasi Berdasarkan Lingkungan Pengendapan:

1. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping, dolomite,


napal, dan lain sebagainya.
2. Sedimen darat (teristris/terrigenous/kontinen), proses terjadinya di daratan
misalnya endapan sungai (alluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan
gurun (aeolis), dan sebagainya.
3. Sedimen transisi, lokasi pembentukannya terletak antara darat dan laut
misalnya delta.

Klasifikasi sedimen laut berdasarkan lokasi (sebaran sedimen laut)


a. Neritic sediments, yang tersebar pada paparan benua, lereng benua kaki benua
yang memiliki sumber material dari lithogenous, biogenous, hidrogeous dan
kosmogenous. Komposisi utamanya berasal dari material terrigenous yang
dibawa kelaut dengan aliran sungai maupun aliran permukaan. Ukuran
butirnya yang besar sehingga dapat dijumpai endapan dari yang berbutir kasar
sampai yang terhalus.
b. Pelagic sediments (Terrigen pelagis, biogenic pelagis) yang tersebar pada
perairan laut dalam dengan memiliki sumber material dai lithogeous,
biogenous, hidrogeous dan kosmogenous. Variasi ukuran butirnya sangat kecil
sehingga hanya dapat dijumpai material yang berbutir halus dan tersebar secara
merata pada perairan laut dalam.
c. Deep Sea Sediments :
-Bathyal, sedimen yang tersebar pada perairan dengan kedalaman 200-3700 m
dengan sumber material sumber matarial berasal dari terrigenous, biogenous
hydrogenous dan cosmogenous.
-Abyssal, sedimen yang berada pada kedalaman 3700-6000 m dengan sumber
matarial yang berasal dari terrigenous, biogenous, hydrogenous dan
cosmogenous.
-Hadal, sedimen yang berada pada kedalaman 6000 m dengan sumber material
yang berupa lempung dan debu.

Sedimen yang di jumpai di dasar lautan / ocean floor dapat diklasifikasikan


berdasarkan asalnya menurut Reinick (Dalam Kennet, 1992) dibedakan menjadi empat
yaitu :

1. Lithogenous / Terrigenous sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai
dan material hasil erosi daerah daratan. Jenis sedimen ini berasal dari
pelapukan (weathering) batuan dari daratan, lempeng kontinen termasuk yang
berasal dari kegiatan vulkanik.
Hal ini dapat terjadi karena adanya suatu kondisi fisik yang ekstrim
(pemanasan dan pendinginan) terhadap batuan yang terjadi secara berulang-
ulang di padang pasir, oleh karena adanya embun-embun es dimusim dingin,
atau oleh karena adanya aksi kimia dari larutan bahan-bahan yang terdapat di
dalam air hujan atau air tanah terhadap permukaan batu. Sedimen ini memasuki
kawasan laut melalui drainase air sungai. Material ini dapat sampai ke dasar laut
melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut
dan akan terendapkan jika energi ter-transforkan telah melemah.

2. Biogenous sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme


yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik
yang mengalami dekomposisi. Sedimen ini berasal dari organisme laut yang
telah mati dan terdiri dari remah-remah tulang, gigi-geligi, dan cangkang-
cangkang tanaman maupun hewan mikro.
Komponen kimia yang sering ditemukan dalam sediment ini adalah CaCO3
dan SiO2. Sedangkan partikel-partikel yang sering ditemukan dalam sedimen
calcareous terdiri dari cangkang-cangkang Foraminifera, Coccolithophore, yang
disebut globerigina ooze dan Pteropods, yang disebut pteropod ooze. Cangkang
Diatomae dan Radiolaria merupakan kontributor yang paling penting dari
partikel Siliceous. Oleh karena itu berdasarkan dua komposisi utama
penyusunnya, sedimen biogenous dibagi ke dalam dua kelompok yaitu,
Calcareous Oozes (CaCO3) dan; Silicieous Oozes (SiO2)

3. Hydrogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi


kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut
sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini
adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit. Sedimen ini berasal dari komponen
kimia yang larut dalam air laut dengan konsentrasi yang kelewat jenuh sehingga
terjadi pengendapan (deposisi) di dasar laut. Contohnya endapan Mangan (Mn)
yang berbentuk nodul, dan endapan glauconite (hydro silikat yang berwarna
kehijauan dengan komposisi yang terdiri dari ion-ion K, Mg, Fe, dan Si).

4. Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai sumber dan
masuk ke laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat
bersumber dari luar angkasa , aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat
yang terbawa angin.
Material yang berasal dari luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang
meledak di atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen yang berasal dari letusan gunung
berapi dapat berukuran halus berupa debu volkanin, atau berupa fragmen-
fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang berasal dari partikel di darat dan
terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana proses aeolian
(transport oleh angin) dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah
sub tropis saat musim kering dan angin bertiup kuat. Dalam hal ini umumnya
sedimen tidak dalam jumlah yang dominan dibandingkan sumber-sumber yang
lain. Sedimen ini berasal dari luar angkasa di mana partikel dari benda-benda
angkasa ditemukan di dasar laut dan mengandung banyak unsur besi sehingga
mempunyai respon magnetik dan berukuran antara 10 – 640 m (Wibisono, 2005)

 Sedimen dapat diangkut dengan tiga cara (sediment transport), yaitu :

1. Suspension: umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil ukurannya


(seperti lempung) sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau angin yang ada.
2. Bed load: terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir, kerikil, kerakal,
bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak dapat berfungsi
memindahkan pertikel-partikel yang besar di dasar. Pergerakan dari butiran pasir
dimulai pada saat kekuatan gaya aliran melebihi kekuatan inertia butiran pasir tersebut
pada saat diam. Gerakan-gerakan sedimen tersebut bisa menggelinding (rolling),
menggeser (sliding), atau bahkan bisa mendorong sedimen yang satu dengan lainnya.

3. Saltation : yang dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya terjadi pada sedimen
berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan mengangkut
sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya grafitasi yang ada mampu mengembalikan
sedimen pasir tersebut ke dasar.

Sedimen Berdasarkan pembenukannya/ asal

Gross (1990), mengemukakan bahwa bahan pembentukan / asal sedimen laut dapat
dikelompokan atas empat yaitu :

1. Lithogenous yaitu sedimen yang berasal dari proses kimia yang mengikis batuan-batuan
atau lempengan bumi.

2. Biogenous yaitu sedimen yang berasal dari sisa atau hancurnya organisme laut, sedimen
ini meliputi dua tipe yaitu ; Silliceour dan Biogeneus

3. Authigeous yaitu sedimen yang berasal dari proses pengendapan oleh reaksi kimia yang
pada dasarnya melarut dalam air.

4. Cosmogenous yaitu sedimen yang berasal dari angkasa luar yang masuk kedalam air

Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah :

1. Iklim
2. Topografi
3. Vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan.

Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah :

1. Air
2. Angin, dan juga gaya gravitasi.
3. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju/gletser.

Mekanisme pengangkutan sedimen (sediment transport) oleh air dan angin sangatlah
berbeda.

Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah
mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen
yang mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir.
Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang terbatasi (confined)
seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar di daerah yang
sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer.

Pada saat kekuatan untuk mengangkut sedimen tidak cukup besar dalam membawa
sedimensedimen yang ada maka sedimen tersebut akan jatuh atau mungkin tertahan akibat
gaya grafitasi yang ada. Setelah itu proses sedimentasi dapat berlangsung sehingga mampu
mengubah

sedimen-sedimen tersebut menjadi suatu batuan sedimen.

 Pengertian dan jenis-jenis batuan Sedimen

Batuan sedimen merupakan sebuah batuan yang terbentuk karena adanya suatu proses
pembatuan atau litifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian terbawa dan
diendapkan.
Batuan sedimen ini terbentuk dari batuan beku atau zat padat yang mengalami suatu
erosi di tempat tertentu kemudian mengendap dan menjadi keras. Batuan sedimen ini
biasanya berlapis-lapis secara mendatar.

Jenis-jenis batuan sedimen:

1. Batuan Sedimen Klastis


Batuan sedimen klastikmeruapakan salah satu jenis batuan yang terbentuk
di alam melalui suatu proses pengendapan dari material-material yang bervariasi,
mulai dari ukuran lempung sampai dengan bongkah batuan.
Batuan sedimen klastis ini terbentuk karena suatu pelapukan atau erosi pada
pecahan batuan atau mineral, sehingga batuan menjadi hancur atau pecah dan
lalu mengendap di tempat tertentu dan menjadi keras. Susunan kimia dan warna
batuan ini biasanya sama dengan batuan asalnya.

Contohnya : batuan sedimen klastis antara lain yaitu batu konglomerat, batu
breksi, dan batu pasir.
2. Batuan Sedimen Kimiawi
Batuan sedimen kimiawi adalah batuan yang terbentuk karena adanya
pengendapan melalui suatu proses kimia pada mineral-mineral tertentu.
Misalnya,
pada batu kapur yang larut oleh air kemudian mengendap dan membentuk
sebuah stalaktit dan stalagmit di gua kapur.

Contohnya : batuan sedimen kimiawi lainnya yaitu batuan anhidrit dan batu
garam

3. Batuan Sedimen Organik

Batuan sedimen organik atau batuan sedimen biogenik merupakan batuan


yang terbentuk karena adanya sisa-sisa makhluk hidup yang mengalami
pengendapan di tempat tertentu.
Contohnya : pada batu karang yang terbentuk dari terumbu karang yang mati
dan fosfat yang terbentuk dari kotoran kelelawar serta batu gamping.

Transport Sedimen

1. Transport Sedimen karena pengaruh gaya gravitasi ini, ada 4 macam


sedimen Debris flows (umumnya mud flows) : Debris flow dan mudflow merupakan
aliran sedimen gravitasi pada tipe aliran fluida Bingham Plastic, dimana aliran ini
terdiri atas campuran partikel yang berukuran pasir halus dan lempung yang
membentuk lumpur dengan kekentalan yang memungkinkan untuk mengangkut
material yang berukuran sangat kasar seperti boulder. Aliran ini sering terjadi pada
daerah yang beriklim kering (arid) atau agak kering (semi arid) setelah terjadinya
hujan yang lebat. Contoh yang sering terjadi pada daerah gunungapi adalah aliran
lahar yang disusun oleh material hasil erupsi gunungapi.
Ciri sedimen hasil mud flows: Dominan terdiri atas sedimen berukuran matrik
(matrix-dominated sediment), sortasi jelek, pejal (tak berlapis).
Grain flows : Grain flow adalah aliran dari butiran sediment yang inkohesif yang
terdapat pada lereng yang curam. Aliran ini terjadi ketika akumulasi sedimen melebihi
gaya gesek antar partikel dan ketika gempa bumi terjadi. Endapan yang dihasilkan
berupa pasir yang terpilah baik, tak berstruktur sampai berlaminasi berlangsung
secara lokal.
Ciri sedimen hasil grain flows: Dominan terdiri atas fragmen sedimen
(fragment dominated-sediment), terpilah baik dan bebas lempung
Fluidized flows : Aliran cairan kental terjadi apabila material sedimen lepas mengalir
bersama dengan cairan sebagai suspensi dan membentuk cairan dengan kekentalan
tinggi. Cairan ini dapat mengalir dengan kecepatan tinggi pada kemiringan sekitar 3
derajat.
Ciri sedimennya: tebal, non-graded clean sand, bersortasi jelek, batas atas dan
bawahnya kabur, umumnya terdapat struktur sedimen dish structures, pipes, dan sand
volcano.
Turbidity Current : Turbidity current merupakan arus gravitasi yang
meluncur dari suatu lereng di dalam tubuh air (laut atau danau). Mekanisme
terbentuknya ada dua yaitu :
- Arus turbid terbentuk pada tepian kontinen akibat adanya gempa bumi atau
badai yang terjadi pada paparan benua (continental shelves).
- Arus turbid terjadi akibat aliran tetap uniform (steady uniform flow) dari
fluida yang densitasnya besar dan mengalir di bawah fluida yang densitasnya
lebih kecil.

2. Transportasi dan Sedimentasi Material Sedimen Kimia

Ion dan molekul yang dihasilkan dari dekomposisi akan menjadi bagian dari
larutan dalam air tanah dan air permukaan. Selama perpindahan larutan mungkin
mengalami pengenceran, pengkonsentrasian dan perubahan dalam kimianya karena
reaksi dengan batuan yang dilaluinya. Jika bereaksi dengan batuan atau sediment,
batuan dan sediment mengalami perubahan diagenesis. Presipitasi kimia yang terjadi
selama diagenesis merupakan salah satu bentuk pengendapan kimia. Maka sedimen
kimia dibentuk dari material yang diangkut dengan pelarutan yang terjadi pada batuan
yang telah ada sebelumnya.
Proses pelarutan ini sangat tergantung dari kemampuan air untuk melarutkan
material dan resistensi material itu sendiri terhadap proses pelarutan. Setelah
mengalami pelarutan maka material terlarut akan tertransportasi mengikuti aliran
fluida sampai ke lingkungan pengendapannya. Proses transportasi dari material
sedimen kimia ini biasanya terjadi melalui jenis transportasi suspensi dimana material
tersebut tersuspensi dalam fluida (air).
Pengangkutan Unsur - Unsur Kimia
Batuan asal yang mengalami proses pelapukan kimia akan melepaskan unsur-
unsur penyusunnya. Unsur-unsur tersebut larut dan terangkut oleh air permukaan
langsung ke sungai, atau oleh airtanah, yang kemudian tertransportasi menuju sungai
dan ke lautan.
Sebagian besar material yang terlarut di dalam air sungai akan langsung
diangkut ke laut tetap sebagai larutan. Beberapa unsur kimia dapat diangkut bersama
dengan organisme yang menyerap ion-ion seperti ion Fe dan ion logam lainnya.
Selain itu, ada juga unsur kimia lainnya yang terangkut sebagai koloid, yang
mempunyai ukuran yang sangat halus sekitar 10-3 – 10-6 mm dan bermuatan listrik,
seperti unsur silika, Fe hidroksida, karbonat, dan material organik.
Pengendapan Unsur-Unsur Terlarut, Pembentukan batuan sedimen dikontrol
oleh kondisi kimia seperti Eh (Potensial oksidasi dan reduksi) dan pH (sifat keasaman
dan kebasahan larutan) dan kontrol biokimia seperti penyerapan kalsium karbonat
oleh organisme laut seperti algae, koral, dan moluska untuk membangun cangkang
dan rangkanya, penyerapan silica oleh radiolaria untuk membangun cangkangnya,
penyerapan CO2 oleh tumbuhan laut seperti alga hijau-biru untuk berfotosintesis.

3. Transport sedimen tegak lurus pantai

Gelombang yang menjalar menuju pantai membawa massa air dan momentum searah
penjalarannya. Transpor massa dan momentum tersebut akan menimbulkan arus di
daerah dekat pantai. Gelombang pecah menimbulkan arus dan turbulensi yang sangat
besar yang dapat menggerakkan sedimen dasar. Di daerah surf zone, kecepatan
partikel air hanya bergerak searah penjalaran gelombangnya. Di swash zone,
gelombang yang memecah pantai menyebabkan massa air bergerak ke atas dan
kemudian turun kembali pada permukaan pantai. Gerak massa air tersebut disertai
dengan terangkutnya sedimen.
Skema gambar pergerakan sedimen tegak lurus pantai

Pada gambar di atas terlihat bahwa arus dan partikel air di dasar bergerak searah
penjalaran gelombang menuju pantai. Di daerah mulai pecahnya gelombang (point of
wave breaking) yang biasa disebut dengan surf zone, terlihat adanya pertemuan
pergerakan sedimen yang menuju pantai dan yang bergerak kembali ke tengah laut.
Selain itu, pergerakan sedimen di luar daerah surf zone akan mulai melemah.
Akibatnya, di titik ini akan terbentuk bukit penghalang (bar) yang memanjang sejajar
pantai (Fredsoe & Deigaard,1992).

Pergantian musim juga mempengaruhi proses pantai. Turbulensi dari gelombang


pecah mengubah sedimen dasar (bed load) menjadi suspensi (suspended load).
Kesenjangan/ketidaksamaan hantaman gelombang (antara dua musim) mengakibatkan
penggerusan yang kemudian membentuk pantai-pantai curam yang menyisakan
sedimen-sedimen bergradasi lebih kasar.

Sebagai contoh di negara kita yang dipengaruhi angin muson, biasanya pada saat
bertiup angin timur, gelombang laut akan bersifat konstruktif yaitu membawa
sedimen menuju pantai. Demikian juga yang terjadi pada kawasan pantai saat angin
tenang atau musim panas (summertime). Gambaran kondisi pantai cenderung seperti
pada gambar di bawah ini.

Potongan Melintang Profil Pantai Saat Angin Tenang


Sebaliknya bila bertiup angin barat, saat bertiup angin badai (storm), ataupun saat
musim dingin (wintertime), maka gelombang laut akan bersifat merusak pantai
(destruktif) karena massa air akan mengangkut sebagian besar sedimen menuju tengah
laut. Sedimen itu kemudian teronggok di daerah surf zone membentuk bukit pasir
(sand-bar). Gambaran kondisi pantai seperti ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Potongan Melintang Profil Pantai Saat Angin Badai

Perhitungan transport sedimen sebagai berikut :

Rumus laju sedimentasi harian (Seta,1995) :

Qs = 0.0864 x Cs x Q ................................. (1)

Qs (ton/hari) adalah debit sedimen, Cs (mg/l) adalah kadar muatan sedimen

Q (m3/dt) adalah debit air sungai. Kadar muatan sedimen dalam aliran air diukur
dari pengambilan contoh air pada berbagai tinggi muka air (TMA) banjir saat
musim penghujan. Qs dalam ton/hari dapat dijadikan dalam ton/ha/thn dengan
membagi nilai Qs dengan luas DAS. Selanjutnya nilai Qs dalam ton/ha/th
dikonversikan menjadi Qs dalam mm/tahun dengan mengalikannya dengan berat
jenis (BJ) tanah menghasilkan nilai tebal endapan sedimen (Seta, 1995).
 Perhitungan Sedimen Dasar (Bed Load)

Sedimen ini bergerak di dasar saluran dengan cara menggelinding


(rolling), menggeser (sliding), dan meloncat (jumping) atau dengan kata lain
partikel-partikel kasar yang bergerak sepanjang dasar sungai secara keseluruhan.
Adanya muatan dasar ditunjukkan oleh gerakan-gerakan partikel-partikel dasar
sungai,akan tetapi tidak akan lepas dari dasar sungai. Pengukuran sedimen dasar
(bed load) secara langsung sangat sulit dilakukan. Pengukuran sedimen dasar
(bed load) biasanya dilakukan dengan pengambilan sampel dengan alat penangkap
sedimen. Bila pengukuran sedimen dasar (bed load) tidak dilakukan, besarnya
sedimen tersebut dapat diperkirakan dengan menggunakan tabel Borland dan
Maddock (1951) dalam Puslitbang PU tahun 1989, yang tergantung pada
konsentrasi dan gradasi butiran sedimen layang (suspended load) berupa clay, silt,
dan pasir (Soewarno, 1991).

Di bagian hulu sungai, muatan sedimen dasar umumnya merupakan bagian


terbesar dari seluruh jumlah angkutan sedimen. Kualitas dan kuantitas material
yang terbawa oleh aliran sepanjang dasar sungai tergantung dari penyebaran erosi
di daerah pegunungan dan juga tergantung dari derajat kemiringan lereng, struktur
geologi dan vegetasi. Pengambilan bed load lebih sulit jika dibandingkan dengan
pengambilan suspended load karena (Anonim, 2012b):

(1) Partikel-partikelnya bergerak tidak secepat aliran.

(2) Karena bentuk dasar sungai akan mempengaruhi terjadinya variasi dalam
besarnya pengangkutan sedimen.

(3) Setiap alat yang ditempatkan pada atau di dekat dasar sungai akan merubah
kondisi aliran yang mengakibatkan pengukuran beban tidak betul.
(4) Jika alat ditempatkan di daerah loncatan (saltation zone) beberapa contoh
yang diperoleh merupakan suspended material. Beberapa persamaan untuk
memperkirakan

 Perhitungan Sediment Delivery Ratio

Sediment Delivery Ratio (SDR) didefinisikan sebagai perbandingan


jumlah antara sedimen yang betul-betul terbawa oleh aliran sungai/mengendap di
dalam waduk terhadap jumlah tanah yang tererosi pada suatu daerah aliran
sungai/daerah tangkapan waduk. Nilai SDR mendekati satu berarti bahwa semua
tanah yang tererosi masuk kedalam sungai/waduk, hal ini hanya mungkin terjadi
pada daerah aliran sungai yang kecil dan tidak mempunyai daerah-daerah yang
datar atau yang mempunyai lereng-lereng yang curam, mempunyai kerapata
drainase yang tinggi, dan tanah yang terangkut mempunyai banyak butir-butir
halus, atau secara umum dikatakan bahwa daerah terbut tidak memiliki sifat yang
cenderung menghambat pengendapan sedimen di dalam daerah aliran sungainya
(sistem konservasi tanah belum ada). Makin luas suatu daerah aliran sungai, ada
kecenderungan makin kecil nilai SDR (Kironoto,2000).

Menurut Asdak (2007), metode analisis terhadap perhitungan hasil sedimen


yang digunakan, besarnya perkiraan hasil sedimen (sediment yeald) dapat
ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:

SY = EA. (SDR). A ....................................... (2)

Dimana : SY = Hasil sedimen persatuan luas

EA = Erosi Total tiap satuan luas

SDR = Sedimen delivery ratio

A = Luas DAS Besarnya nilai SDR


dalam perhitungan hasil sedimen suatu DAS umumnya ditentukan dengan
menggunakan tabel hubungan antara luas DAS dan besarnya SDR.

You might also like