Professional Documents
Culture Documents
M Thariq Fathul Hakim - Paper Sedimentologi
M Thariq Fathul Hakim - Paper Sedimentologi
NPM 230210160069
Mata Kuliah Sedimentologi
Tugas
PaperSedimentasi
Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media
air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai
adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai,
sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah
pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.
Pengendapan material batuan secara gravitasi yang dapat terjadi di daratan, zona
transisi (garis pantai) atau di dasar laut karena diangkut dengan media angin, air maupun
es. Pada saat pengikisan batuan hasil pelapukan terjadi, materialnya terangkut oleh angin
maupun air sehingga ketika kekuatan dari pengangkutan material batuan berkurang maka
batuan akan diendapkan di daerah alirannya. Tidak hanya angin maupun air, gletser juga
termasuk kedalam media pengangkutannya. Walupun pergerakan pengangkutan oleh
gletser sangat lambat , tetapi daya pengangkutannya sangat besar. Pengendapan yang
terjadi didasar laut atau di danau mengakibatkan dasar laut menjadi dangkal. Sedimentasi
juga dapat menjelaskan secara terperinci peristiwa apa saja yang terjadi di suatu daerah
dengan kronologinya. Sehingga banyak peneliti atau geologist yang mencari sejarah
dengan pembuatan kronologi oleh sedimen. Juga sangat berguna untuk bagian
perminyakan.
1. Lithogenous / Terrigenous sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai
dan material hasil erosi daerah daratan. Jenis sedimen ini berasal dari
pelapukan (weathering) batuan dari daratan, lempeng kontinen termasuk yang
berasal dari kegiatan vulkanik.
Hal ini dapat terjadi karena adanya suatu kondisi fisik yang ekstrim
(pemanasan dan pendinginan) terhadap batuan yang terjadi secara berulang-
ulang di padang pasir, oleh karena adanya embun-embun es dimusim dingin,
atau oleh karena adanya aksi kimia dari larutan bahan-bahan yang terdapat di
dalam air hujan atau air tanah terhadap permukaan batu. Sedimen ini memasuki
kawasan laut melalui drainase air sungai. Material ini dapat sampai ke dasar laut
melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut
dan akan terendapkan jika energi ter-transforkan telah melemah.
4. Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai sumber dan
masuk ke laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat
bersumber dari luar angkasa , aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat
yang terbawa angin.
Material yang berasal dari luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang
meledak di atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen yang berasal dari letusan gunung
berapi dapat berukuran halus berupa debu volkanin, atau berupa fragmen-
fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang berasal dari partikel di darat dan
terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana proses aeolian
(transport oleh angin) dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah
sub tropis saat musim kering dan angin bertiup kuat. Dalam hal ini umumnya
sedimen tidak dalam jumlah yang dominan dibandingkan sumber-sumber yang
lain. Sedimen ini berasal dari luar angkasa di mana partikel dari benda-benda
angkasa ditemukan di dasar laut dan mengandung banyak unsur besi sehingga
mempunyai respon magnetik dan berukuran antara 10 – 640 m (Wibisono, 2005)
3. Saltation : yang dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya terjadi pada sedimen
berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan mengangkut
sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya grafitasi yang ada mampu mengembalikan
sedimen pasir tersebut ke dasar.
Gross (1990), mengemukakan bahwa bahan pembentukan / asal sedimen laut dapat
dikelompokan atas empat yaitu :
1. Lithogenous yaitu sedimen yang berasal dari proses kimia yang mengikis batuan-batuan
atau lempengan bumi.
2. Biogenous yaitu sedimen yang berasal dari sisa atau hancurnya organisme laut, sedimen
ini meliputi dua tipe yaitu ; Silliceour dan Biogeneus
3. Authigeous yaitu sedimen yang berasal dari proses pengendapan oleh reaksi kimia yang
pada dasarnya melarut dalam air.
4. Cosmogenous yaitu sedimen yang berasal dari angkasa luar yang masuk kedalam air
1. Iklim
2. Topografi
3. Vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan.
1. Air
2. Angin, dan juga gaya gravitasi.
3. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju/gletser.
Mekanisme pengangkutan sedimen (sediment transport) oleh air dan angin sangatlah
berbeda.
Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah
mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen
yang mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir.
Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang terbatasi (confined)
seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar di daerah yang
sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer.
Pada saat kekuatan untuk mengangkut sedimen tidak cukup besar dalam membawa
sedimensedimen yang ada maka sedimen tersebut akan jatuh atau mungkin tertahan akibat
gaya grafitasi yang ada. Setelah itu proses sedimentasi dapat berlangsung sehingga mampu
mengubah
Batuan sedimen merupakan sebuah batuan yang terbentuk karena adanya suatu proses
pembatuan atau litifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian terbawa dan
diendapkan.
Batuan sedimen ini terbentuk dari batuan beku atau zat padat yang mengalami suatu
erosi di tempat tertentu kemudian mengendap dan menjadi keras. Batuan sedimen ini
biasanya berlapis-lapis secara mendatar.
Contohnya : batuan sedimen klastis antara lain yaitu batu konglomerat, batu
breksi, dan batu pasir.
2. Batuan Sedimen Kimiawi
Batuan sedimen kimiawi adalah batuan yang terbentuk karena adanya
pengendapan melalui suatu proses kimia pada mineral-mineral tertentu.
Misalnya,
pada batu kapur yang larut oleh air kemudian mengendap dan membentuk
sebuah stalaktit dan stalagmit di gua kapur.
Contohnya : batuan sedimen kimiawi lainnya yaitu batuan anhidrit dan batu
garam
Transport Sedimen
Ion dan molekul yang dihasilkan dari dekomposisi akan menjadi bagian dari
larutan dalam air tanah dan air permukaan. Selama perpindahan larutan mungkin
mengalami pengenceran, pengkonsentrasian dan perubahan dalam kimianya karena
reaksi dengan batuan yang dilaluinya. Jika bereaksi dengan batuan atau sediment,
batuan dan sediment mengalami perubahan diagenesis. Presipitasi kimia yang terjadi
selama diagenesis merupakan salah satu bentuk pengendapan kimia. Maka sedimen
kimia dibentuk dari material yang diangkut dengan pelarutan yang terjadi pada batuan
yang telah ada sebelumnya.
Proses pelarutan ini sangat tergantung dari kemampuan air untuk melarutkan
material dan resistensi material itu sendiri terhadap proses pelarutan. Setelah
mengalami pelarutan maka material terlarut akan tertransportasi mengikuti aliran
fluida sampai ke lingkungan pengendapannya. Proses transportasi dari material
sedimen kimia ini biasanya terjadi melalui jenis transportasi suspensi dimana material
tersebut tersuspensi dalam fluida (air).
Pengangkutan Unsur - Unsur Kimia
Batuan asal yang mengalami proses pelapukan kimia akan melepaskan unsur-
unsur penyusunnya. Unsur-unsur tersebut larut dan terangkut oleh air permukaan
langsung ke sungai, atau oleh airtanah, yang kemudian tertransportasi menuju sungai
dan ke lautan.
Sebagian besar material yang terlarut di dalam air sungai akan langsung
diangkut ke laut tetap sebagai larutan. Beberapa unsur kimia dapat diangkut bersama
dengan organisme yang menyerap ion-ion seperti ion Fe dan ion logam lainnya.
Selain itu, ada juga unsur kimia lainnya yang terangkut sebagai koloid, yang
mempunyai ukuran yang sangat halus sekitar 10-3 – 10-6 mm dan bermuatan listrik,
seperti unsur silika, Fe hidroksida, karbonat, dan material organik.
Pengendapan Unsur-Unsur Terlarut, Pembentukan batuan sedimen dikontrol
oleh kondisi kimia seperti Eh (Potensial oksidasi dan reduksi) dan pH (sifat keasaman
dan kebasahan larutan) dan kontrol biokimia seperti penyerapan kalsium karbonat
oleh organisme laut seperti algae, koral, dan moluska untuk membangun cangkang
dan rangkanya, penyerapan silica oleh radiolaria untuk membangun cangkangnya,
penyerapan CO2 oleh tumbuhan laut seperti alga hijau-biru untuk berfotosintesis.
Gelombang yang menjalar menuju pantai membawa massa air dan momentum searah
penjalarannya. Transpor massa dan momentum tersebut akan menimbulkan arus di
daerah dekat pantai. Gelombang pecah menimbulkan arus dan turbulensi yang sangat
besar yang dapat menggerakkan sedimen dasar. Di daerah surf zone, kecepatan
partikel air hanya bergerak searah penjalaran gelombangnya. Di swash zone,
gelombang yang memecah pantai menyebabkan massa air bergerak ke atas dan
kemudian turun kembali pada permukaan pantai. Gerak massa air tersebut disertai
dengan terangkutnya sedimen.
Skema gambar pergerakan sedimen tegak lurus pantai
Pada gambar di atas terlihat bahwa arus dan partikel air di dasar bergerak searah
penjalaran gelombang menuju pantai. Di daerah mulai pecahnya gelombang (point of
wave breaking) yang biasa disebut dengan surf zone, terlihat adanya pertemuan
pergerakan sedimen yang menuju pantai dan yang bergerak kembali ke tengah laut.
Selain itu, pergerakan sedimen di luar daerah surf zone akan mulai melemah.
Akibatnya, di titik ini akan terbentuk bukit penghalang (bar) yang memanjang sejajar
pantai (Fredsoe & Deigaard,1992).
Sebagai contoh di negara kita yang dipengaruhi angin muson, biasanya pada saat
bertiup angin timur, gelombang laut akan bersifat konstruktif yaitu membawa
sedimen menuju pantai. Demikian juga yang terjadi pada kawasan pantai saat angin
tenang atau musim panas (summertime). Gambaran kondisi pantai cenderung seperti
pada gambar di bawah ini.
Q (m3/dt) adalah debit air sungai. Kadar muatan sedimen dalam aliran air diukur
dari pengambilan contoh air pada berbagai tinggi muka air (TMA) banjir saat
musim penghujan. Qs dalam ton/hari dapat dijadikan dalam ton/ha/thn dengan
membagi nilai Qs dengan luas DAS. Selanjutnya nilai Qs dalam ton/ha/th
dikonversikan menjadi Qs dalam mm/tahun dengan mengalikannya dengan berat
jenis (BJ) tanah menghasilkan nilai tebal endapan sedimen (Seta, 1995).
Perhitungan Sedimen Dasar (Bed Load)
(2) Karena bentuk dasar sungai akan mempengaruhi terjadinya variasi dalam
besarnya pengangkutan sedimen.
(3) Setiap alat yang ditempatkan pada atau di dekat dasar sungai akan merubah
kondisi aliran yang mengakibatkan pengukuran beban tidak betul.
(4) Jika alat ditempatkan di daerah loncatan (saltation zone) beberapa contoh
yang diperoleh merupakan suspended material. Beberapa persamaan untuk
memperkirakan