You are on page 1of 10

Nama : Gusti Ayu Amanda Gita Saraswati

Absen :8

Tugas Konversi Energi Listrik 2

Konversi Energi Bayu – Listrik

1. Prinsip dan mekanisme konversi energi bayu menjadi listrik


Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin
mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau
kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan
untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan
menghasilkan energi listrik.

Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin memutar turbin
angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan listrik untuk

1
menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk menghasilkan listrik). Kemudian angin
akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian
belakang turbin angin. Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan teori
medan elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik
permanen. Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-
kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi
perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan
tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui
kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan oleh generator ini berupa AC (alternating current) yang memiliki bentuk gelombang
kurang lebih sinusoidal. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat
dimanfaatkan.

Secara umum sistem kelistrikan dari PLTB dapat dibagi menjadi 2 yaitu (i) kecepatan konstan (ii)
kecepatan berubah. Keuntungan dari sistem kecepatan konstan (fixed-speed) adalah murah,
sistemnya sederhana dan kokoh (robast). Sistem ini beroperasi pada kecepatan putar turbin yang
konstan dan menghasilkan daya maksimum pada satu nilai kecepatan angin. Sistem ini biasanya
menggunakan generator tak-serempak (unsynchronous generator), dan cocok diterapkan pada
daerah yang memiliki potensi kecepatan angin yang besar. Kelemahan dari sistem ini adalah
generator memerlukan daya reaktif untuk bisa menghasilkan listrik sehingga harus dipasang
kapasitor bank atau dihubungkan dengan grid. Sistem ini rentan terhadap pulsating power
menuju grid dan rentan terhadap perubahan mekanis secara tiba-tiba. Gambar 14 (a) menunjukan
diagram skematik dari sistem ini.

Gambar 14(a) Sistem PLTB kecepatan konstan (fixed-speed)


Selain kecepatan konstan, ada juga sistem turbin angin yang menggunakan sistem kecepatan
berubah (variable speed), artinya sistem didesain agar dapat mengekstrak daya maksimum pada
berbagai macam kecepatan. Sistem variable speed dapat menghilangkan pulsating torque yang
umumnya timbul pada sistem fixed speed.
Secara umum sistem variable speed mengaplikasikan elektronika daya untuk mengkondisikan
daya, seperti penyearah (rectifier), Konverter DC-DC, ataupun Inverter. Gambar 14 (b) sampai
dengan 14(e) adalah jenis-jenis sistem PLTB kecepatan berubah.

2
Pada sistem variable speed (b) menggunakan generator induksi rotor belitan. Karakteristik kerja
generator induksi diatur dengan mengubah-ubah nilai resistansi rotor, sehingga torsi maksimum
selalu didapatkan pada kecepatan putar turbin berapa pun. Sistem ini lebih aman terhadap
perubahan beban mekanis secara tiba-tiba, terjadi reduksi pulsating power menuju grid dan
memungkinkan memperoleh daya maksimum pada beberapa kecepatan angin yang berbeda.
Sayangnya jangkauan kecepatan yang bisa dikendalikan masih terbatas.

(b) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed) (rotor belitan)


Pada sistem variable speed (c) menggunakan rangkaian elektronika daya untuk mengatur nilai
resistansi rotor. Sistem ini memungkinkan memperbaiki jangkauan kecepatan yang bisa
dikendalikan sistem pertama.

(c) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed back to back conventer)


Sistem variable speed (d) dan (e) adalah sistem PLTB yang dibedakan berdasarkan jenis generator
yang digunakan.

3
(d) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed) (rotor sangkar)

(e) Sistem PLTB kecepatan berubah (variable-speed)

2. Rumus rumus dan karakteristik

Energi kinetik angin yang dapat masuk ke dalam area efektif turbin angin dapat dihitung
berdasarkan persamaan 1.1 berikut :

(1.1)
dimana pada persamaan tersebut dapat kita lihat bahwa energi angin (P ; Watt) bergantung terhadap
faktor-faktor seperti aliran massa angin (m ; kg/s), kecepatan angin (v ; m/s), densitas udara (ρ
; kg/m3), luas permukaan area efektif turbin (A ; m3 ). Di akhir persamaan, secara jelas dapat
disimpulkan bahwa energi angin akan meningkat 8 kali lipat apabila kecepatan angin meningkat 2 kali
lipatnya, atau dengan kata lain apabila kecepatan angin yang masuk ke dalam daerah efektif turbin
memiliki perbedaan sebesar 10% maka energi kinetik angin akan meningkat sebesar 30%. Apabila
kecepatan kerja PLTB adalah Vrated, maka daya keluaran PLTB dapat diperoleh dari persamaan 1.1
dengan menuliskan kembali ke persamaan sebagai berikut.

4
(1.2)

(1.3)

Gambar 2 merupakan kurva intensitas energi kinetik angin berdasarkan fungsi dari kecepatan angin.

Gambar 2 Intensitas Energi Angin


Kecepatan Angin Berdasarkan Fungsi dari Ketinggiannya dari Permukaan Tanah:
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kecepatan angin sangat dipengaruhi oleh
ketinggiannya dari permukaan tanah. Semakin mendekati permukaan tanah, kecepatan angin
semakin rendah karena adanya gaya gesek antara permukaan tanah dan angin. Untuk alasan ini, PLTB
biasanya dibangun dengan menggunakan tower yang tinggi atau dipasang diatas bangunan. Berikut
adalah rumus bagaimana cara mengukur kecepatan angin berdasarkan ketinggiannya dan jenis
permukaan tanah sekitarnya.

Tabel 1 menunjukan besarnya nilai n sebagai faktor perbedaan jenis permukaan tanah yang
mempengaruhi kecepatan angin.

Tabel 1 Nilai n berdasarkan jenis permukaan tanah

5
Gambar 3 menunjukan hasil perhitungan kecepatan angin berdasarkan ketinggian, dengan garis
putus-putus menggunakan asumsi n = 7, sedangkan garis lurus dengan asumsi n =5.

Gambar 3 Kecepatan angin berdasarkan ketinggiannya dari permukaan tanah

3. Tipe tipe turbin angin

Turbin angin horisontal

Turbin Horisonal (www.poweredbymothernature.com)

6
Turbin angin horisontal adalah model umum yang sering kita lihat pada turbin angin. Designnya mirip
dengan kincir angin, memiliki blade yang mirip propeller dan berputar pada sumbu vertikal.

Turbin angin horisontal memiliki shaft rotor dan generator pada puncak tower dan harus diarahkan
ke arah angin bertiup. Turbin-turbin kecil mengarah ke angin dengan menggunakan winde plane yang
diletakkan dirotor, sementara untuk turbin yang lebih besar dilengkapi dengan sensor yang terhubung
dengan motor servo yang mengarahkan blade sesuai dengan arah angin. Sebagian besar turbin yang
besar memiliki gearbox yang merubah kecepatan putar rotor yang ditransfer ke generator menjadi
lebih cepat.

Karena tower menghasilkan turbulenci di belakangnya maka turbin biasanya mengarah ke arah angin
dari depan. Blade turbin dibuat kaku untuk mencegah terdorong ke tower oleh angin yang kencang.
Disamping itu, blade di tempatkan pada jarak yang mencukupi didepan tower dan kadang melengkung
kedepan.

Downwind turbine atau turbin dengan arah angin dari belakang juga dibuat, meskipun adanya
masalah turbunlensi, karena turbin ini tidak membutuhkan mekanisme yang mengharuskan searah
dengan dengan angin. Disamping itu dalam keadaan angin kencang blade dibolehkan untuk
melengkung yang mnurunkan area sapuan dan resistansi angin. Namun dikarenakan turbulensi dapat
menyebabkan fatigue, dan keandalan sangat dibutuhkan maka sebagian besar turbin angin horisonal
menggunakan jenis upwinnd.

Kelebihan Turbin Angin Horisontal


 Towernya yang tinggi memunkikan untuk mendapatkan angin dengan kekuatan yang lebih
besar. Pada beberapa area, setiap 10 meter ada kenaikan tambahan kekuatan angin 20% dan
peningkatan daya 34%.
 Efisiensi lebih tinggi, karena blades selalu bergerak tegak lurus terhadap arah angin,
menerima daya sepanjag putaran. Sebaliknya pada turbin vertikal, melibatkan gaya timbal balik yang
membutuhkan permukaan airfoil untuk mundur melawan angin sebagian bagian dari siklus .
Backtracking melawan angin menyebabkan efisiensi lebih rendah.
Kekurangan Turbin Angin Horisontal

 Dibutuhkan konstruksi tower yang besar untuk mensupport beban blade, gear box dan
generator.
 Komponen-komponen dari turbin angin horisontal (blade, gear box dan generator) harus
diangkat ke posisinya pada saat pemasangan.
 Karena tinggi, maka turbin ini bisa terlihat pada jarak yang jauh, banyak penduduk lokal
yang menolak adanya pemandangan ini.
 Membutuhkan kontrol ya sebagai mekanisme untuk mengarahkan blade ke arah angin
 Pada umumnya membutuhkan sistem pengereman atau peralatan yaw pada angin yang
kencang untuk mencegah turbin mengalami kerusahakan.

7
Turbin Angin Vertikal

Turbin Angin Vertikal (technologygreenenergy-e-online.blogspot.com)

Turbin angin vertikal memiliki shaft rotor vertikal. Kegunan utama dari penempatan rotor ini adalah
turbin angin tidak perlu diarahkan ke arah angin bertiup. Hal ini sangat berguna pada daerah dimana
arah angin sangat variatif atau memiliki turbulensi.

Dengan sumbu vertikal, generator dan komponen primer lainnya dapat ditempatkan dekat dengan
permukaan tanah, sehingga tower tidak perlu support dan hal ini menyebabkan maintenance lebih
mudah. Kekurangan utama dari turbin angin vertikal adalah menciptakan dorongan saat berputar.

Sangat sulit untuk memasang turbin angin di tower, sehingga jenis tower ini biasanya di install dekat
dengan permukaan. Kecepatan angin lebih lambat pada altitude yang rendah, sehingga energi angin
yang tersedia lebih rendah.

Kelebihan Turbin Vertikal :

8
 Tidak diperlukan mekanisme yaw
 Sebuah turbin angin bisa terletak dekat tanah, sehingga lebih mudah untuk menjaga bagian
yang bergerak.
 turbin vertikal memiliki kecepatan startup angin rendah dibandingkan turbin horisontal
 turbin vertikal dapat dibangun di lokasi di mana struktur yang tinggi dilarang.

Kekurangan Turbin Vertikal:

 Kebanyakan turbin vertikal memiliki penurunan efisiensi dibanding turbin horisontal,


terutama karena hambatan tambahan yang mereka miliki sebagai pisau mereka memutar ke angin.
Versi yang mengurangi drag menghasilkan lebih banyak energi, terutama yang menyalurkan angin
ke daerah kolektor.
 Memiliki rotor terletak dekat dengan tanah di mana kecepatan angin lebih rendah dan tidak
mengambil keuntungan dari kecepatan angin tinggi di atas.
 Karena tidak umum digunakan terutama karena kerugian serius yang disebutkan di atas,
mereka muncul baru untuk mereka yang tidak akrab dengan industri angin. Hal ini sering membuat
mereka subjek klaim liar dan penipuan investasi selama 50 tahun terakhir.

4. Keunggulan dan kekurangan PLTB

Keuntungan energi angin atau PLTA


1. Sumber energi terbarukan. Yang pertama adalah angin merupakan salah satu sumber energi
terbarukan. Dikatakan menjadi sumber energi terbarukan karena sumber energi angin tidak
akan pernah habis, tidak seperti minyak bumi.
2. Tidak menimbulkan emisi. Yang kedua adalah tidak menimbulkan emisi. Listrik yang dihasilkan
oleh angin tidak menimbulkan emisi yang bisa menyebabkan hujan asam ataupun gas rumah
kaca. Seperti yang Anda ketahui penggunaan bahan bakar fosil dapat menyebabkan hujan
asam. Hujan asam yang terjadi pun dapat mempengaruhi kehidupan di bumi, seperti ikan dan
tumbuhan mati, besi berkarat dan lainnya.
3. Ramah lingkungan. Kelebihan menggunakan pembangkit listrik tenaga angin selanjutnya
adalah ramah lingkungan. Selain terbarukan, energi angin merupakan salah satu sumber
energi alternatif yang jika digunakan tanpa mencemari lingkungan.
4. Menggunakan space yang lebih kecil. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya,
energi angin hanya membutuhkan beberapa meter untuk membentuk pondasi turbin angin.
Tentu saja tanah di sekitar turbin dapat digunakan untuk keperluan lainnya, salah satunya
yaitu untuk pertanian.
Kelemahan energi angin atau PLTA
1. Tidak mudah diprediksi. Sama seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik
tenaga air juga tidak mudah diprediksi. Meskipun sumber terbarukan, akan tetapi sumber
energi angin kurang dapat diandalkan untuk ada terus menerus.

9
2. Memerlukan biaya yang tinggi. Kelemahan yang kedua adalah memerlukan biaya yang cukup
tinggi. Seperti yang kita ketahui biasanya pembangkit listrik yang satu ini dibangun di tempat
yang jauh dari sumber beban. Dan tentu saja semua itu membutuhkan transmisi dengan biaya
yang cukup tinggi.
3. Biaya perawatan tinggi. Selain itu, biaya perawatan atau cost maintenance turbin angin juga
sangatlah tinggi. Hal ini dikarenakan turbin angin memiliki beberapa bagian yang mudah rusak
seiring dengan berjalannya waktu.
4. Ancaman bagi kehidupan liar. Kenapa bisa dikatakan sebagai ancaman bagi kehidupan liar?
Ini karena burung yang terbang bebas dapat terbunuh dan terluka jika terbang menuju ke
arah turbin angin tersebut.
5. Membutuhkan turbin angin yang banyak. Berikutnya adalah membutuhkan turbin yang
banyak. Untuk menghasilkan listrik yang sama dengan pembangkit fosil. Dibutuhkan turbin
angin yang banyak, dengan begitu dibutuhkan pula area yang luas.

10

You might also like