You are on page 1of 3

XII.

JAWABAN PERTANYAAN

1. Jelaskan perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan ammonium dan air !
Jawab :
Ligan air memiliki energi 40,85 kkal/mol yang lebih rendah daripada amonia, yaitu
46,87 kkal/mol. Hal ini disebabkan oleh ligan H2O yang bersifat sebagai ligan lemah.
Ligan lemah dalam kompleks menyebabkan elektron memiliki spin tinggi (high spin)
pada tingkat energi eg, karena pada ion Cu(II) elektron di orbital d lebih mudah
ditempatkan pada arah energi orbital yang lebih tinggi sebagai elektron sunyi (tidak
berpasangan) daripada ditempatkan pada kamar orbital yang sama, namun sebagai
elektron berpasangan. Sebab pada kamar yang sama akan terjadi gaya tolak menolak
antara dua elektron jika akan berpasangan. Oleh karena energi untuk tolak menolak (P)
lebih besar daripada harga 10 Dq, justru ada interaksi tingkat energi atas dengan energi
bawah menyebabkan jarak t2g dan eg menjadi lebih pendek sehingga energi 10 Dq
menjadi lebih kecil.
2. Tuliskan reaksi yang terjadi dalam percobaan tersebut !
percobaan 1 : Cu2+ + 6H2O → [Cu(H2O)6]2+
percobaan 2 : CuSO4 (aq) + 6H2O(l) → [Cu(H2O)6]2+(aq) + SO4(aq)

[Cu(H2O)6]2+(aq) + 2NH3(aq) → [Cu(H2O)4(NH3)2]2+(aq) + 2H2O(l)

percobaan 3 : CuSO4 (aq) + 6H2O(l) → [Cu(H2O)6]2+(aq) + SO4(aq)

[Cu(H2O)6]2+(aq) + 2NH3(aq) → [Cu(H2O)4(NH3)2]2+(aq) + 2H2O(l)

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi warna ion kompleks logam transisi ?


Pembentukan warna logam transisi bisa terjadi karena 3 hal :
1) Karena adanya orbital d ke d. Warna-warna cerah yang terlihat pada kebanyakan
senyawa koordinasi dapat dijelaskan dengan teori medan kristal. Jika orbital-d dari
sebuah kompleks berpisah menjadi dua kelompok, maka ketika molekul tersebut
menyerap foton dari cahaya tampak, satu atau lebih elektron yang berada dalam orbital
tersebut akan meloncat dari orbital-d yang berenergi lebih rendah ke orbital-d yang
berenergi lebih tinggi, menghasilkan keadaam atom yang tereksitasi. Perbedaan energi
antara atom yang berada dalam keadaan dasar dengan yang berada dalam keadaan
tereksitasi sama dengan energi foton yang diserap dan berbanding terbalik dengan
gelombang cahaya. Karena hanya gelombang-gelombang cahaya (λ) tertentu saja yang
dapat diserap (gelombang yang memiliki energi sama dengan energi eksitasi),
senyawa-senyawa tersebut akan memperlihatkan warna komplementer (gelombang
cahaya yang tidak terserap).
2) Karena adanya transisi antara ligan dengan ion pusat atau ion pusat dengan logam
yang biasa disebut teori LMTC, jadi warna akan muncul akibat interaksi optis (
pemompaan optis/ cahaya) ligan dengan atom pusat setelah dalam bentuk sennyawa
kompleksnya
3) Karena ligannya sendiri sudah berwarna. ligan-ligan yang berbeda akan menghasilkan
medan kristal yang energinya berbeda-beda pula, sehingga kita bisa melihat warna-
warna yang bervariasi. Untuk sebuah ion logam, medan ligan yang lebih lemah akan
membentuk kompleks yang Δ-nya bernilai rendah, sehingga akan menyerap cahaya
dengan λ yang lebih panjang dan merendahkan frekuensi ν. Sebaliknya medan ligan
yang lebih kuat akan menghasilkan Δ yang lebih besar, menyerap λ yang lebih pendek,
dan meningkatkan ν
4.Gambarlah grafik panjang gelombang terhadap absorbansi dari masing-masing
pengamatan anda !

Absorbansi Vs Panjang gelombang


0.6

0.5

0.4
Absorbansi

0.3
y = -0.0013x + 1.2504
0.2 R² = 0.9733

0.1

0
0 200 400 600 800 1000
Panjang Gelombang

5. Hitunglah besar energi 10 Dq ketiga larutan tersebut ( gunakan persamaan 1, lihat


contoh perhitungan energi kompleks Ti)
Jawab :
No. Sampel 𝝀 maksimal 𝝀 maksimal
1. A (larutan Cu2+ + air) 802,00 nm 802,00 x 10-7 cm
2. B (larutan Cu2+ + 5 mL 605,20 nm 605,20 x 10-7 cm
ammonium + air)
3. C (larutan Cu2+ + 2,5 mL 616,40 nm 616,40 x 10-7 cm
ammonium + air)

Ditanya : Besar energi 10 Dq?

Dijawab :

1. Labu ukur pertama (Sampel A= larutan Cu2+ + air)


1 1 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙
10 Dq = 𝜆 𝑥 349,75𝑐𝑚−1
1 1 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙
10 Dq = 802,00.10−7 𝑐𝑚 𝑥 349,75𝑐𝑚−1

10 Dq = 31,58 kkal/mol

2. Labu ukur pertama (Sampel B = larutan Cu2+ + 5 mL ammonium + air)


1 1 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙
10 Dq = 𝜆 𝑥 349,75𝑐𝑚−1
1 1 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙
10 Dq = 605,20.10−7 𝑐𝑚 𝑥 349,75𝑐𝑚−1

10 Dq = 47,24 kkal/mol
0,002533
3. Labu ukur pertama (Sampel C= larutan Cu2++ 2,5 mL ammonium+ air)
1 1 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙
10 Dq = 𝜆 𝑥 349,75𝑐𝑚−1
1 1 𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑚𝑜𝑙
10 Dq = 616,40.10−7 𝑐𝑚 𝑥 349,75𝑐𝑚−1

10 Dq = 41,09 kkal/mol

6. Dari hasil percobaan, apa yang dapat anda simpulkan ?

Berdasarkan percobaan kekuatan medan ligan dapat disimpulkan bahwa :


1. Semakin kuat medan ligan maka absorbansinya semakin tinggi, panjang gelombang
semakin rendah sehingga tingkat energinya semakin tinggi.
2. Panjang gelombang percobaan 1 sebesar 802,00 nm dengan absorbansi 0.245, untuk
percobaan 2, panjang gelombang sebesar 605.20 nm dengan absorbansi 0.513, dan
yang terakhir panjang gelombang sebesar 616.40 nm dengan absorbansi 0.453.

You might also like