Professional Documents
Culture Documents
Bab Ii Iva
Bab Ii Iva
TINJAUAN PUSTAKA
preparat estrogen dan progesteron (BKKBN, 2011). Saat ini tersedia dalam bentuk
merangsang ovarium untuk membuat estrogen dan progesteron. Dua hormon yang
terakhir ini menumbuhkan endometrium pada waktu daur haid, dalam keseimbangan
baik estrogen maupun progesteron dapat mencegah ovulasi. Pengetahuan ini menjadi
kontrasepsi dengan jalan mencegah terjadinya ovulasi. Pincus dan Rock melakukan
percobaan lapangan di Puerto Rico dengan menggunakan pil terdiri atas estrogen dan
progesteron (Enavid), dan ternyata bahwa pil tersebut mempunyai daya yang sangat
6
7
ini di Amerika Serikat tidak dipergunakan lagi untuk pil kontrasepsi oleh
karena pada binatang percobaan (anjing) pil yang mengandung zat ini,
dari zat ini mempunyai ethynil group pada atom C 17. Dengan adanya
ethynil group pada atom C 17 ini, khasiatnya meninggi jika dimakan per
8
oral oleh karena zat-zat tersebut tidak mudah atau tidak seberapa cepat
diubah sewaktu melalui sistem portal, berbeda dari steroid alamiah. Jadi,
(Prawirohardjo, 2011).
2. Mini-pill
dari 24 jam, mini-pil harus diminum pada waktu yang sama setiap hari
sperma terganggu (Saifuddin, 2010). Pada tahun 1965 Rudell dan kawan-
karena selama memakan pil mini ini kadang-kadang ovulasi masih dapat
(Prawirohardjo, 2011).
3. Pil Sekuensial
tertentu saja. Pil diminum yang hanya mengandung estrogen saja untuk
cara ini dilaporkan dalam 2,4% dari jumlah kasus. Cara ini dapat
2011).
tepat waktu, angka kehamilannya kurang dari 1 per 100 perempuan yang
(Prawirohardjo, 2011).
1. Penggunaan Transdermal
hormon, serta sebuah lapisan luar yang tahan air. Sehingga, wanita dapat
12
bagian bawah, atau tubuh bagian atas, namun jangan di payudara. Karena
tepat akan menurunkan absorpsi hormon dan manfaat. Oleh sebab itu,
dengan plester maka harus diganti. Patch baru ditempelkan tiap minggu
2. Penggunaan Transvaginal
sebanyak 15 g dan 120 g per hari, dan diserap oleh epitel vagina.
lebih rendah daripada yang berasal dari formulasi kontrasepsi oral dosis
1. Implan Levonorgestrel
2. Implan Etonogestrel
pada lekukan biseps selama 5 hari awitan menstruasi. Sediaan ini dapat
lengan yang sama atau lengan yang lain. Progestin dilepaskan secara
dengan cepat. Ini merupakan metode yang sangat efektif. Kenaikan berat
Serviks adalah ujung bawah uterus yang sempit, di antara isthmus dan
2. Pars supravaginalis servisis uteri adalah bagian serviks yang berada diatas
vagina.
sebagai saluran lonjong dengan panjang 2,5 cm. Saluran ini dilapisi oleh
reseptakulum seminis. Pintu saluran serviks sebelah dalam disebut ostium uteri
internum, dan pintu di vagina disebut ostium uteri eksternum. Kedua pintu ini
penting dalam klinik, misalnya pada penilaian jalannya persalinan, dan abortus
(Prawirohardjo, 2014).
Gambar 2.1 Anatomi Uterus dan Serviks (Sumber : Sobotta Jilid 2 Edisi 23)
15
2.2.2 Definisi
rahim (displasia serviks) telah di kenal luas di seluruh dunia, lesi prekanker
ini merupakan awal dari perubahan menuju karsinoma leher rahim. Diawali
berkembang menjadi NIS II, dan kemudian menjadi NIS III dan selanjutnya
berkembang menjadi karsinoma leher rahim. Konsep regresi yang spontan serta
lesi yang persisten menyatakan bahwa tidak semua lesi prekanker akan
berkembang menjadi lesi invasif, sehingga diakui bahwa masih cukup banyak
untuk terjadinya progresi.Pada banyak kasus, bahkan lesi derajat tinggi gagal
(yaitu, observasi versus terapi bedah), sistem pemberian derajat yang semula
tiga dibuat lebih sederhana menjadi sistem dua derajat, dimana CIN Idiubah
16
intraepithelial lesion (LSIL) dan CIN II dan CIN III digabung menjadi satu
dari kedua kelompok lesi tersebut (Kumar, Abbas & Aster 2015).
pemeriksaan leher rahim secara visual menggunakan asam cuka berarti melihat
pengolesan asam asetat atau cuka (3-5%). Daerah yang tidak normal akan berubah
bahwa leher rahim mungkin memiliki lesi prekanker (KEMENKES RI, 2015).
(sediaan hapus Pap’s) yang dapat dideteksi jauh sebelum suatu abnormalitas dapat
merupakan dasar pemeriksaan Papanicolaou (Pap’s), yaitu sel diambil dari zona
sediaan hapus Pap’s tetap merupakan cara penapisan kanker yang paling berhasil
di antara uji yang pernah dikembangkan (Kumar, Abbas & Aster 2015).
17
serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa
(kanalis servikalis dan atau porsio). Serviks adalah bagian ujung depan rahim
2.2.3 Etiologi
Sebab langsung dari kanker serviks belum diketahui. Ada bukti kuat
lebih tinggi pada mereka yang menikah daripada yang tidak menikah, terutama
pada gadis yang coitus pertama (coitarche) dialami pada usia amat muda (<16
virus Human Papiloma Virus (HPV) tipe 16 atau 18, dan kebiasaan merokok
(Prawirohardjo, 2014).
18
rata yang diperlukan untuk berkembang menjadi kanker invasif sejak awal
mula mengalami displasia adalah 10-20 tahun. Yang dimaksud dengan kanker
akibat sekunder dari hidronefrosis atau pendarahan dari tempat tumor (Rayburn
Pendapat ini ditunjang oleh berbagai penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh
dari22 negara mendapatkan adanya infeksi HPV pada sejumlah 99,7% kanker
HPV yang banyak ditemukan, yaitu tipe 16, 18, 31, 33, 35, 45, 52, 58.
perempuan yang tidak menderita kanker serviks sebagai kontrol, deteksi infeksi
infeksi HPV pada penderita kanker serviks jenis karsinoma sel skuamosa
adalah 94,1%. Prevalensi infeksi HPV pada penderita kanker serviks jenis
didominasi oleh tipe 16 dan 18. Progresifitas menjadi NIS II/III setelah
menderita infeksi HPV berkisar 2 tahun. HPV yang merupakan faktor inisiator
terjadinya degenerasi keganasan. Integrasi DNA virus dengan genom sel tubuh
merupakan awal dari proses yang mengarah transformasi. Integrasi DNA virus
menghambat p53 dan pRb. Hambatan kedua TSG menyebabkan siklus sel
tidak terkontrol, perbaikan DNA tidak terjadi, dan apoptosis tidak terjadi.E6
akan mengikat p53 sehingga Tumor suppressor gene (TSG) p53 akan
kehilangan fungsinya, yaitu untuk menghentikan siklus sel pada fase G1.
serviks. Epitel kolumnar akan digantikan oleh epitel skuamosa yang diduga
20
berasal dari cadangan epitel kolumnar. Proses pergantian ini disebut proses
metaplasia dan terjadi akibat pengaruh pH vagina yang rendah. Akibat proses
metaplasia ini maka secara morfogenetik terdapat 2 SSK, yaitu SSK (Sel
skuamosa karsinoma) asli dan SSK baru yang menjadi tempat pertemuan
complex) dari porsio dengan epitel kolumnar dari endoserviks. Pada wanita
muda, SCJ berada di luar ostium uteri eksternum, sedangkan pada wanita
berumur lebih dari 35 tahun, SCJ berada di dalam kanalis servikalis. Tumor
dapat tumbuh:
1. Eksofitik mulai dari SCJ ke arah lumen vagina sebagai massa proliferatif
2. Endofitik mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma serviks dan cenderung
3. Ulseratif mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks
dengan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas
(Wiknjosastro, 2008).
Maka untuk melakukan pap’s smear yang efektif, yang dapat mengusap zona
transformasi, harus dikerjakan dengan skraper dari ayre atau cytobrush sikat
2009). Patogenesis NIS dapat dianggap sebagai suatu spektrum penyakit yang
dimulai dari displasia ringan (NIS 1), displasia sedang (NIS 2), displasia berat
terbanyakberasal dari NIS 1/NIS 2. Karena tidak dapat ditentukan lesi mana
yang akanberkembang menjadi progresif dan mana yang tidak, maka semua
1. Lesi Prekanker
dibasahi asam asetat, pada serviks untuk memperjelas lokasi lesi dan
2. Kanker Serviks
gelaja. Tanda-tanda dini yang tidak spesifik seperti sekret vagina yang
lanjut keluhan berupa keluar cairan pervaginam yang berbau busuk, nyeri
panggul, nyeri pinggang dan pinggul, sering berkemih, buang air kecil
atau buang air besar yang sakit. Gejala penyakit yang residif berupa nyeri
2011).
1. Umur
kanker yang invasif pada saat didiagnosa, sedangkan 53% dari kanker
menaik dengan cepat dan menetap pada usia 50 tahun. Sedangkan kanker
serviks mulai naik pada umur lebih awal, dan puncaknya pada usia 35-55
Infeksi HPV paling sering adalah pada usia 18-30 tahun (30-50%)
smear abnormal, dan kanker penis. Infeksi HPV transien pada usia 13-22
tahun dapat mengalami regresi spontan alamiah yaitu 70% untuk infeksi
HPV risiko tinggi dan 90% untuk infeksi HPV risiko rendah. Hal ini
a. Hubungan Seksual
wanita adalah usia 20-35 tahun (Savitri, 2015). Wanita yang terlalu
(Riksani, 2016).
b. Karakterisitik Partner
melakukan seks berulang kali. Selain itu, pasangan dari pria dengan
(Rasjidi, 2008).
c. Riwayat Ginekologis
(Rasjidi, 2008). Risiko akan lebih tinggi apabila pada usia di bawah
dari pada mereka yang mengandung pada usia 25 tahun atau lebih
(Savitri, 2015).
d. Agen Infeksius
antigen HPV dan DNA dengan lesi servikal. HPV tipe 16 dan 11
e. Merokok
mempunyai risiko yang sama. Para perokok aktif dan pasif dapat
a. Kontrasepsi Hormonal
b. Diet
faktor risiko pada wanita di kelas yang paling tinggi. Hubungan ini
d. Paritas
serviks 7,9% adalah multi para dan 51% pada nulli para. Dimana
2015).
29
Tingkat Kriteria
0 Karsinoma in situ
Kanker tumbuh ke dalam (menyerang) leher rahim, tetapi tidak tumbuh diluar
I rahim, kanker belum menyerang kelenjar getah bening terdekat atau tempat yang
jauh
IA Sejumlah kecil kanker, dan dapat dilihat di bawah mikroskop
IA1 Kanker<3 mm ke arah dalam dan <7 mm ke arah samping
IA2 Kanker antara 3 mm sampai 5 mm ke arah dalam dan <7 mm ke arah samping
Kanker dapat dilihat tanpa mikroskop serta kanker yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop jika kanker telah menyebar >5 mm ke dalam jaringan ikat serviks atau
IB
lebar >7 mm. Kanker belum menyerang kelenjar getah bening terdekat atau tempat
yang jauh
IB1 Kanker dapat dilihat tetapi <4 cm
IB2 Kanker dapat dilihat >4 cm
Karsinoma serviks menyerang di luar rahim dan rahim, tetapi belum menyebar
II ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina. Kanker belum menyerang kelenjar
getah bening terdekat atau tempat yang jauh
Kanker belum menyebar ke jaringan parametrium tetapi bisa tumbuh di bagian atas
IIA
vagina
IIA1 Kanker dapat dilihat tetapi <4 cm
IIA2 Kanker dapat dilihat >4 cm
IIB Kanker telah menyebar ke jaringan parametrium
Kanker telah menyebar ke bagian bawah vagina atau dinding panggul dan bisa
III menekan ureter. Kanker belum menyerang kelenjar getah bening terdekat atau
tempat yang jauh
Kanker telah menyebar ke sepertiga bagian bawah vagina tetapi tidak ke dinding
IIIA
panggul
Kanker telah tumbuh ke dinding panggul dan/atau telah menekan satu atau kedua
ureter dan menyebabkan masalah ginjal (hidronefrosis), kanker telah menyebar ke
IIIB kelenjar getah bening di panggul tetapi tidak ke tempat yang jauh. Tumor
didapatkan berbagai ukuran dan mungkin telah menyebar ke bagian bawah vagina
atau dinding panggul
Tahap progresif kanker serviks. Kanker telah menyebar ke organ terdekat atau
IV
bagian lain dari tubuh
Kanker telah menyebar ke kandung kemih atau rektum yang merupakan organ
IVA terdekat dengan serviks, kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening terdekat
atau tempat yang jauh
Kanker telah menyebar ke organ jauh di luar daerah panggul, seperti paru-paru atau
IVB
hati
Dikutip dari: American Cancer Society (https://www.cancer.org), 2016
30
2.3.1 Pengertian
telah diberi asam asetat atau asam cuka 3-5% secara inspekulo dan dilihat
sehingga membran akan kolaps dan jarak antarsel akan semakin dekat. Sebagai
akibatnya, jika permukaan epitel mendapat sinar, sinar tersebut tidak akan
(Saifuddin, 2006).
Deteksi dini kanker leher rahim dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
asam asetat yang sudah di encerkan, berarti melihat leher rahim dengan mata
Daerah yang tidak normal akan berubah warna dengan batas yang tegas
memiliki lesi prekanker. Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus
menstruasi, termasuk saat menstruasi, dan saat asuhan nifas atau paska
2015).
31
pada pelayanan tes dan pengobatan untuk perempuan berusis 30 sampai dengan
50 tahun atau yang memiliki faktor resiko seperti resiko tinggi IMS akan dapat
meningkatkan nilai prediktif positif dari IVA. Karena angka penyakit lebih
tinggi pada kelompok usia tersebut, maka lebih besar kemungkinan untuk
a. Setiap perempuan yang berusia antara 25-35 tahun, yang belum pernah
atau lebih.
sebelumnya.
Menurut Rasjidi (2008), syarat seseorang yang mengikuti tes IVA, antara lain :
Kontra indikasi dilakukannya tes IVA adalah pada pada wanita pasca
1. Spekulum.
2. Lampu.
3. Kapas lidi.
4. Sarung tangan.
Metode Pemeriksaan
consent klien.
8. Bersihkan serviks dari cairan, darah, dan sekret dengan kapas lidi bersih.
c. Jika SSK tampak, lakukan IVA dengan mengoleskan kapas lidi yang
serviks.
d. Tunggu hasil IVA selama 1 menit, perhatikan apakah ada bercak putih
e. Jika tidak (IVA negatif), jelaskan kepada klien kapan harus kembali
f. Jika ada (IVA positif), tentukan metode tata laksana yang akan
dilakukan.
11. Buang sarung tangan, kapas, dan bahan sekali pakai lainnya ke dalam
tempat sampah yang tahan bocor, sedangkan untuk alat-alat yang dapat
untuk dekontaminasi.
RI, 2015).
35
1. Positif: Bila diketemukan adanya Plak putih yang tebal berbatas tegas atau
jelas, terdapat lesi bercak putih yang ireguler pada serviks. Lesi bercak putih
yang terletak jauh dari sambungan skuamos. Positif 2 (++) : Lesi acetowhite
2. Negatif : Permukaan polos dan halus, berwarna merah jambu. Bila area
bercak putih yang berada jauh dari zona transformasi. Area bercak putih
halus atau pucat tanpa batas jelas. Bercak bergaris-garis seperti bercak
putih. Bercak putih berbentuk garis yang terlihat pada batas endoserviks.
Tak ada lesi bercak putih (acetowhite lesion). Bercak putih pada polip
endoservikal atau kista nabothi. Garis putih mirip lesi acetowhite pada
4. Kanker : Massa mirip kembang kol atau ulkus dan mudah berdarah
Gambar 2.2 Hasil Tes IVA (Sumber: Galeri IVA, KEMENKES RI)
37
2.3.5 Penatalaksanaan
a. Krioterapi
b. Elektrokauter
lanjutan.
c. Diatermi Elektrokoagulasi
luas.
d. Laser
campuran gas helium, gas nitrogen, dan gas CO2 sehingga akan
a. Pembedahan
fistel (1% sampai 2%), kehilangan darah, atonia kandung kemih yang
antagonis.
bening/residif 1%.
(Prawirohardjo, 2011).
b. Radioterapi
stenosis vagina.
180-200 cGy per hari selama 5 minggu (sesuai dengan dosis total
dan parametrium.
pelvis.
c. Kemoterapi
2.3.6 Pencegahan
1. Pencegahan Primer
tipe 16, 18, 6 dan 11 disebut sebagai vaksin quadrivalent. HPV tipe
2. Pencegahan Sekunder
atau tidak.Penapisan ini bisa dengan secara visual, tes HPV dan
contoh, jika semua perempuan berusia 35-64 yang mendapat hasil tes
3. Pencegahan Tersier
dapat dipisahkan dari semua terapi paliatif terutama bagi penderita yang
Kerangka teori merupakan gambaran dari teori dimana suatu problem riset
Faktor Risiko
1. Umur
2. Hubungan seksual
3. Riwayat ginekologis
4. Agen infeksius (HPV)
5. Merokok
6. Kontrasepsi hormonal Metaplasia epitel serviks
7. Paritas
IVA Positif
Displasia Ringan/low-
grade squamous
intraephitelial lesion
(Progresi 10% menjadi
displasia sedang dan
berat)
Kanker serviks
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012).
2.6 Hipotesis
2016.