You are on page 1of 10

Laporan Pasang Surut

Pengolahan Data Pasang Surut di Pantai Makassar

Menggunakan Metode Admiralty

Disusun Oleh:

M NUR ALAMSYAH RAHMAN

H221 16 516

PROGRAM STUDI GEOFISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
TUJUAN
- Dapat memahami bagaimana cara pengolahan data pasang surut dengan metode
Admiralty.
- Dapat mengetahui nilai konstanta pasang surut harmonic serta mengetahui tipe
pasang surut di suatu perairan.

PENDAHULUAN
Menurut Dronkers 1984, pasang surut atau pasut merupakan suatu fenomena
pergerakan naik turunya muka air laut secara berkala yang diakibatkan oleh gaya
gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutamanyaoleh
matahari, bumi dan bulan. Untuk pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan
karena jarak yang jauh atau massa yang nilainnya lebih kecil. Factor non astronomi
yang mempengaruhi pasut terutama di perairan semi tertutup (teluk) abtara lain
adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan (Bishop, 1984).
Dari semua benda angkasa yang mempengaruhi proses pembentukan pasang surut
air laut, matahari dan bulan yang sangat berpengaruh melalui tiga gerakan utama
yang menentukan keadaan muka air laut di bumi ini. Ketiga gerakan itu adalah:
1. Revolusi bulan terhadapa bumi, dimana orbitnnya berbentuk elips dan periode
yang diperlukan untuk menyelesaikan revolusi itu adalah 29.5 hari untuk
menyelesaikan revolusinya.
2. Revolusi bumi terhadap matahari dengan orbitnya berbentuk elips dan periode
yang diperlukan untuk itu adalah 365,25 hari
3. Perputaran bumi terhadap sumbunya sendiridan waktu yang diperlukan untuk
gerakan ini adalah 24 jam. (Ongkosongo, 1989).
Menurut (Ilahude, 1999 dalam Siswanto, 2007), untuk menentukan nilai bilangan
Formzahl digunakan rumus dibawah ini :

Dimana hasil dari nilai F akan menentukan tipe pasang surutnnya, dengan
klasifikasi sebagai berikut :
0<F≤0.25 :Pasang surut harian ganda (semidiurnal)
0.25<F≤1.50:Pasang surut campuran condong ke harian ganda
1.50<F≤3.00:Pasang surut campuran condong ke harian tunggal
f>3.00 :Pasang surut harian tunggal (diurnal)
METODE
Langkah – langkah pengolahan data dengan menggunakan Metode Admiralty :
a.Skema – 1
Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam kolom – kolom di skema – 1, ke
kanan menunjukkan waktu pengamatan dari pukul 00:00 sampai 23:00 WITA dan
ke bawah adalah tanggal selama 15 piantan (hari), yaitu mulai tanggal 1 Oktober s/d
15 Oktober 1999.

b. Skema – 2
isi tiap kolom – kolom pada skema – 2 ini dengan bantuan Tabel pengali
skema – 2 yaitu dengan mengalikan nilai pengamatan dengan harga pengali pada
Tabel pengali skema – 2 untuk setiap hari pengamatan. Karena pengali dalam table
hanya berisi bilangan 1 dan -1 kecuali untuk X4 ada bilangan 0 (nol) yang tidak
dimasukkan dalam perkalian, maka lakukan perhitungan dengna menjumlahkan
bilangan yang harus dikalikan dengan 1 dan diisikan pada kolom yang bertanda (+)
di bawah X1, Y1, X2, Y2, X4, dan Y4. Lakukan hal yang sama untuk pengali -1 dan
isikan kedalam kolom di bawah tanda (-) sehingga diperoleh Tabel Skema – 2.
Tabel penyusunan dari hasil perhitungan Skema – 2
c.Skema – 3
Untuk mengisi kolom – kolom pada skema – 3, setiap kolom – kolom skema
– 3 merupakan penjumlahan dari perhitungan pada kolom – kolom pada skema – 2.
1. Untuk X0 (+) merupakan penjumlahan antara X1 (+) dengan X1 (-) tanpa
melihat tanda (+) dan (-) mulai tanggal 1 Oktober s/d 15 Oktober 1999.
2. Untuk X1, Y1, X2, Y2, X4, dan Y4 merupakan penjumlahan tanda (+) dan (-)
untuk mengatasi hasilnya tidak ada yang negative maka ditambahkan
dengan 900. Hal ini dilakukan juga untuk kolom X1, Y1, X2, Y2, X4, dan Y4.

Tabel penyusunan hasil perhitungan dari skema – 3


d. Skema – 4
Mengisi seluruh kolom – kolom pada skema – 4, diisi dengan data setelah
menyelesaikan skema – 3 dibantu dengan tabel pengali skema – 4.
Arti indeks pada skema – 4 :
- Indeks 00 untuk X berarti X00 pada skema – 3 dan indeks 0 pada tabel
pengali skema – 4.
- Indeks 00 untuk Y berarti Y00, Y0 pada skema – 3 dan indeks 0 pada tabel
pengali skema – 4.

Untuk lebih jelasnya tabel skema – 4 dapat di buat seperti di bawah.


e.Skema – 5 dan Skema – 6
Mengisi kolom – kolom pada skema – 5 dan kolom – kolom pada skema – 6
dengan bantuan tabel pengali skema – 5 dan skema – 6 mempunyai 11 kolom,
kolom ketiga diisi pertama kali sesuai dengan perintah pada kolom 2 dan angka –
angkanya dilihat pada skema – 5. Untuk kolom 4,5,6,7,8,9,10, dan 11 dengan
melihat angka – angka ada kolom 3 dikalikan dengan factor pengali sesuai dengan
kolom tabel pengali skema – 5 dan skema – 6.

Tabel hasil perhitungan skema 5 dan skema 6


f. Skema – 7
Format isian pada skema – 7 dibawah ini:

1. Baris 1 untuk V:PR cos r, merupakan penjumlahan semua bilangan pada


kolom – kolom skema 5 untuk masing – masing kolom.
2. Baris 2 untuk VI:PR sin r, merupakan jumlah penjumlahan semua bilangan
pada kolom – kolom skema 6 untuk masing – masing kolom.
3. Baris 3 untuk PR di cari dengan rumus :

4. Baris 4 untuk P didapat dari skema 5 dan skema 6 untuk masing – masing
S0,M2,S2,N2,K1,O1,M4, dan MS4.
5. Baris 5 untuk f di dapatkan dari daftar (tabel node factor f)
6. Baris 6 untuk (1 + W) di skip dahulu.
7. Baris 7 untuk V diperoleh dengan mengalikan persamaan berikut dengan tabel
node factor f) seperti dibawah :
- V M2 = -2s + 2h
- V K1 = h + 90
- V O1 = -2s + h + 270
- V K2 = 2h
- V S2 = 0 (tetap)
- V P1 = -h + 270
- VM4= 2(V M2)
- VMS4= V M2
8. Untuk nilai u di peroleh dari daftar.
9. Baris 9 untuk w diperoleh dari skema 8.
10. Baris 10 untuk p diisi dengan harga p yang ada di skema 5 dan skema 6 sesuai
dengan masing – masing kolom.
11. Baris 11 untuk r di tentikan dari :

Sedangkan untuk harganya dilihat dari tanda pada masing – masing kuadran.

Tabel penentuan nilai r berdasarkan kuadrannya


12. Baris 15 untuk g di tentukan dari :

13. Baris 16 untuk (n*360°) di tentukan dari kelipatan 360, maksudnya untuk
mencari harga kelipatan 360 terhadap g, besaran tersebut di isikan pada baris ke
13.
14. Baris 17 untuk A di tentukan dengan rumus

15. Baris 18 untuk g° ditentukan dari


g. Skema – 8
Skema – 8 dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1. Untuk menghitung (1+W) dan w untuk S2 dan MS4.
2. Untuk menghitung (1+W) dan w untuk K1.
3. Untuk menghitung (1+W) dan w untuk N2.
Untuk menghitung komponen K2 dan P1 maka dapat digunakan rumus berikut.
K2

P1

Hasil S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 K2 P1
Akhir
Amplitudo 188 31 60 58 18 9 0.5 13 16 6
(cm)
Phase(g°) 78 174 222 380 11 218 211 -341 -287
Tipe pasang surut:

Jadi setelah diperoleh perhitungan dari skema – 8 dengan tujuan memperoleh nilai
(1+W) dan w untuk setiap komponen harmonic sehingga di peroleh hasil akhir dari
perhitungan data pasang surut selama 15 piantan (hari) 1 Oktober s/d 15 Oktober di
pantai Makassar pada tahun 1999, dan diketahui dari hasil nilai bilangan Formzahl
dapat di klasifikasikan bahwa tipe pasang surutnya adalah pasang surut campuran
condong ke harian ganda.

You might also like