You are on page 1of 6

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PASIR JAYA
Alamat : Jl. Perumahan Bukit Tiara Rt.027/005, Ds. Pasir Jaya,
Kec. Cikupa, Kab. Tangerang Tlp. 021-5906743
Website : www.pkmpasirjayablogspot.com Email: puskesmaspasirjaya@yahoo.com
Kode Pos 15710

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS PASIR JAYA
NOMOR: 440/ /SK-UKP/PKM-PSJ/III/2018
TENTANG

PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BERBAHAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS PASIR JAYA,

Menimbang : a. bahwa pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya dari


hasil pelayanan klinis di Puskesmas Pasir Jaya perlu penanganan
yang serius dalam pembuangannya agar tidak berbahaya bagi
petugas maupun masyarakat di sekitar Puskesmas;
b. bahwa pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya perlu
ditetapkan dengan surat keputusan kepala Puskesmas Pasir Jaya;

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diamandemen, pasal 28;


2. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan pemerintah Nomor 8 tahun 2003 tentang pedoman
organisasi perangkat daerah Lembaran Negara Tahun 2003
nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4262;
4. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah
Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang
pengelolaan Limbah B3;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga
Sanitarian;
7. Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Tempat Praktek Mandiri Dokter dan
Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG


PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH
BERBAHAYA PUSKESMAS PASIR JAYA.

Kesatu : Pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya diperlukan untuk


menjamin keselamatan baik bagi karyawan, pasien maupun
masyarakat di sekitar Puskesmas Pasir Jaya. Pedoman Pelaksanaan
Pengendalian dan Pembuangan Limbah Berbahaya sebagaimana
yang tercantum dalam lampiran keputusan ini. Pedoman
sebagaimana dimaksud dalam dictum kesatu agar digunakan
sebagai acuan oleh petugas Puskesmas untuk menyelenggarakan
kegiatan Pengendalian dan Pembuangan Limbah Berbahaya
Puskesmas Cisauk di wilayah kerjanya.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka
akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pasir Jaya


Pada tanggal :

KEPALA PUSKESMAS PASIR JAYA,

Ai Siti Zakiyah

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


NOMOR : 824/ -PKM PSJ-2018
TENTANG : PENGENDALIAN DAN
PEMBUANGAN LIMBAH BERBAHAYA

Limbah bahan berbahaya, adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya atau karena sifat atau konsentrasinya atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan atau merusakkan lingkungan hidup manusia serta makhluk
hidup lain.

Pada puskesmas, limbah bahan berbahaya meliputi :

(1) Limbah benda tajam, adalah materi padat yang memiliki sudut kurang dari 90 derajat, dapat
menyebabkan luka iris atau tusuk, misalnya : Jarum suntik; Kaca sediaan (preparat glass); Infus
set; Ampul/vial obat, dll.

(2) Limbah infeksius, adalah limbah yang diduga mengandung patogen (bakteri, virus, parasit,
dan jamur) dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit pada penjamu yang rentan,
misalnya : Kultur dan stok agen infeksius dari aktifitas laboratorium; Limbah hasil operasi atau
otopsi dari pasien yang menderita penyakit menular; Limbah pasien yang menderita penyakit
menular dari bagian isolasi; Alat atau materi lain yang tersentuh orang sakit.

(3) Limbah Patologis, adalah limbah yang berasal dari jaringan tubuh manusia, misalnya : organ
tubuh, janin dan darah, muntahan, urin dan cairan tubuh yang lain.

(4) Limbah Farmasi, adalah limbah yang mengandung bahan-bahan farmasi, misalnya :
mencakup produk farmasi, obat, vaksin, serum yang sudah kadaluwarsa, tumpahan obat, dll;
Termasuk sarung tangan, masker, dll.

(5) Limbah Kimia, adalah limbah yang mengandung zat kimia yang berasal dari aktifitas
diagnostic, pemeliharaan kebersihan, dan pemberian desinfektan, misalnya : formaldehid, zat
kimia fotografis, solven, dll.

(6) Limbah Kemasan Bertekanan, adalah limbah medis yang berasal dari kegiatan di instansi
kesehatan yang memerlukan gas, misalnya : gas dalam tabung, carteidge dan kaleng aerosol.

(7) Limbah Logam Berat, adalah limbah medis yang mengandung logam berat dalam
konsentrasi tinggi termasuk dalam sub kategori limbah berbahaya dan biasanya sangat toksik,
misalnya : Limbah logam merkuri yang berasal dari bocoran peralatan kedokteran (thermometer,
alat pengukur tekanan darah).

Dampak Limbah Terhadap Kesehatan. Limbah medis dapat mengandung berbagai macam
mikroorganisme patogen, yang dapat memasuki tubuh manusia melalui beberapa jalur : (1)
Melalui tusukan, lecet, atau luka di kulit; (2) Melalui membrane mukosa; (3) Melalui
pernafasan dan melalui ingesti. Keberadaan bakteri yang resisten terhadap antibiotika dan
desinfektan kimia dapat memperbesar bahaya yang muncul akibat limbah layanan kesehatan yang
tidak dikelola dengan benar dan aman. Limbah medis tajam tidak hanya dapat menyebabkan luka
gores maupun luka tusuk, tetapi juga dapat menginfeksi luka jika terkontaminasi patogen. Karena
risiko ganda ini (cedera dan penularan penyakit), limbah medis tajam termasuk dalam kelompok
limbah yang sangat berbahaya.Untuk infeksi virus yang serius seperti HIV/AIDS serta Hepatitis
B dan C, tenaga puskesmas/rumah sakit (terutama perawat) merupakan kelompok yang berisiko
paling besar terkena infeksi melalui cedera akibat limbah medis tajam. Risiko serupa dihadapi
oleh tenaga layanan kesehatan lain dan pelaksana pengelolaan limbah di luar puskesmas/rumah
sakit, juga pemulung di lokasi pembuangan akhir limbah. Beberapa infeksi yang menyebar
melalui media lain atau disebabkan oleh agens yang lebih resisten dapat menimbulkan risiko
yang bermakna pada pasien dan masyarakat. Contoh : pembuangan limbah medis cair yang tidak
terkendali pada perawatan pasien kolera memberikan dampak yang cukup besar terhadap
terjadinya wabah kolera.

Contoh Infeksi akibat terpajan limbah layanan kesehatan, organisme penyebab, dan media
penularan : (1) Infeksi gastroenteritis. Organism penyebab, misalnya salmonella, shigella spp,
vibrio cholera, cacing. Media penularannya, melalui tinja atau muntahan. (2) Infeksi Saluran
Pernafasan. Organisme penyebab: mycobacterium tuberculosis, streptococcus pneumonia, virus
campak. Media penularannya adalah melalui secret yang terhirup, air liur. (3) Infeksi Mata.
Organisme penyebab : Herpes virus. Media penularannya adalah secret mata. (4) Infeksi
Genital.Organisme penyebab : Neisseria gonorrhoeae, herpes virus. Media penularannya adalah
melalui secret genital. (5) Infeksi Kulit. Organisme penyebab : Streptococcus spp. Media
penularannya adalah melaui nanah. (6) Antraks. Organisme penyebab : Bacillus anthracis.
Media penularannya adalah melalui secret kulit. (7) Meningitis. Organisme penyebab adalah
Neisseria meningitis. Media penularannya adalah melalui darah, secret alat kelamin. (8)
AIDS. Organisme ppenyebeb adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV). Media
penularannya adalah melalui darah, secret alat kelamin. (9) Demam Berdarah. Organisme
penyebab adalah virus junin, lassa, ebola dan Marburg. Media penularannya adalah melalui
seluruh cairan tubuh dan secret. (10) Septikimia. Organisme penyebab adalah Staphylococcus
spp. Media penularannya adalah melalui darah. (11) Bakteriemia.Organisme penyebab adalah
Staphylococcus spp, koagulase negative, staphylococcus aureus, enterobacter, enterococcus,
klebsiella dan streptococcus sp. Media penularannya adalah melalui darah. (12)
Kandidemia. Organisme penyebab adalah Candida albicans. Media penularannya adalah melalui
darah. (13) Hepatitis Virus A. Organisme penyebab adalah virus hepatitis A. Media
penularannya adalah melalui tinja. (14) Hepatitis Virus B dan C. Organisme penyebab adalah
Virus Hepatitis B dan C. Media penularannya adalah melalui darah dan cairan tubuh.
Mikroorganisme patogen. Mikroorganisme patogen memiliki kemampuan yang terbatas untuk
bertahan hidup di alam bebas. Kemampuan ini tergantung pada jenis mikroorganisme dan
merupakan cara kerja dari oertahanan dirinya terhadap kondisi lingkungan seperti : suhu,
kelembaban, iradiasi ultraviolet, ketersediaan zat organic, keberadaan predator dan sebagainya.
Contoh mikroorganisme tersebut adalah : (1) Virus Hepatitis (B). Virus hepatitis B, adalah virus
yang : persisten di udara kering, hidup beberapa minggu di tanah, tahan terhadap pajanan
antiseptic, tahan sampai 10 jam pada suhu 60⁰C, tahan 1 minggu pada tetesan darah dalam jarum
suntik (termasuk virus hepatitis C). (2) Virus HIV. Virus HIV adalah virus yang : tahan 3-7 hari
pada suhu ambient, tahan 15 menit pada cairan etanol 70%, inaktif pada suhu 56⁰C.

Pengelolaan Limbah Medis. Pada dasarnya dalam melaksanakan pengelolaan limbah medis
perlu menganut prinsip-prinsip dasar berdasarkan kesepakatan internasional, yakni : (1) The
“Polluter Pays” principle (prinsip “pencemar yang membayar”). Artinya bahwa melaului
prinsip tersebut diatas bahwa semua penghasil limbah secara hukum dan financial
bertanggungjawab untuk menggunakan metode yang aman dan ramah lingkungan dalam
pengelolaan limbah. (2) The “Precautionary” principle (prinsip “Pencegahan”) merupakan
prinsip kunci yang mengatur perlindungan kesehatan dan keselamatan melalui upaya penanganan
yang secepat mungkin dengan asumsi risikonya dapat menjadi cukup signifikan. (3) The “duty of
care” principle (prinsip “kewajiban untuk waspada”) bagi yang menangani atau mengelola
limbah berbahaya karena secara etik bertanggung jawab untuk menerapkan kewaspadaan
tinggi. (4) The “proximity” principle (prinsip “kedekatan”) dalam penanganan limbah
berbahaya untuk meminimalkan risiko dalam pemindahan. Prinsip-prinsip pengelolaan limbah
tersebut berkaitan dengan kegiatan unit pelayanan kesehatan, sebagaimana tertuang pada global
immunization 2009, disampaikan bahwa dalam penyelenggaraan imunisasi harus memiliki
system pengelolaan limbah tajam.

Teknik Pengelolaan Limbah Medis Tajam. Teknik pengelolaan limbah medis tajam dapat
dilakukan dengan : (1) Safety Box. Alternative 1 : Jarum dan syringe langsung dimasukkan ke
dalam safety box pada setiap selesai satu penyuntikan; setelah penuh, safety box dan isinya
dikirim ke sarana kesehatan lain yang memiliki incinerator dengan suhu pembakaran minimal
1000⁰C atau memiliki alat pemusnah carbonizer. Alternatif 2 : Jarum dan syringe langsung
dimasukkan ke dalam safety box pada setiap selesai satu penyuntikan; Setelah penuh, safety box
dan isinya ditanam di dalam sumur galian yang kedap air (silo) atau needle pit yang lokasinya
didalam area unit pelayanan kesehatan. (2) Needle Cutter. Alternatif 1: Jarum dipatahkan dengan
needle cutter pada setiap selesai satu penyuntikan; Potongan jarum yang terkumpul di dalam
needle collection container dimasukkan ke dalam safety box, kemudian dilanjutkan dengan
proses penanganan seperti yang dijelaskan dalam penanganan menggunakan safety box.
Alternatif 2 : Jarum dipatahkan dengan needle cutter pada setiap selesai satu penyuntikan;
Potongan jarum yang terkumpul di dalam needle collection container dimasukkan ke dalam
needle pit; Syringe bekas pakai didisinfeksi dengan menggunakan larutan sodium hipoklorit 5%
dan direndam selama 30 menit, sehingga syringe telah steril dan dapat didaur ulang,. Pembuatan
needle pit dapat dilakukan dengan bahan buis beton diameter 60 cm panjang a meter ataupun pipa
PVC dengan diameter minimal 4 inchi panjang 3 meter. Untuk needle pit dengan buis beton
sepanjang 60 cm ditanam dan ditutup dengan bahan beton tetapi menyediakan lubang untuk
memasukkan needle. Sedangkan untuk needle pit dengan pipa PVC ditanam sepanjang 2,5 meter
dan ditutup dengan dop ulir PVC yang sewaktu-waktu dapat dibuka bila akan memasukkan
needle. (3) Needle Burner. Alternatif yang bisa dilakukan adalah : Jarum dimusnahkan dengan
needle burner langsung pada setiap selesai satu penyuntikan; Syringe selanjutnya diproses seperti
dijelaskan dalam penanganan dengan needle cutter; Hasil proses pemusnahan dengan needle
burner dimasukkan ke dalam kantong plastic warna hitam, karena sudah tidak infeksius; Sisa
proses bersama kantong plastiknya langsung dibawa ke tempat penampungan sementara limbah
domestic.

Pengelolaan yang tepat untuk pengelolaan limbah medis di unit-unit pelayanan kesehatan selain
tergantung pada administrasi dan organisasi yang baik, juga memerlukan kebijakan dan
pendanaan yang memadai dan sekaligus partisipasi aktif dari semua pihak yang ada di unit
pelayanan tersebut, misalnya dengan membentuk Tim Pengelolaan Limbah untuk menyusun
rencana pengelolaan limbah secara terstruktur , sistematis dan intensif.

Sumber, Pedoman pengelolaan limbah medis, Ditjen PP dan PL bekerjasama dengan WHO,
2012.

Teknik Pengelolaan Limbah Medis Tajam. Teknik pengelolaan limbah medis tajam di
Puskesmas Cisauk menggunakan Safety Box, dengan cara jarum dan syringe langsung
dimasukkan ke dalam safety box pada setiap selesai satu penyuntikan; setelah penuh, safety box
dan isinya dikirim ke Puskesmas Suradita sebagai Puskesmas Pengumpul limbah medis untuk
wilayah Kecamatan Cisauk dan Kecamatan Pagedangan. Selanjutnya setiap bulan akan diangkut
oleh perusahaan pengelola limbah medis yang telah bekerja sama dengan Dinas Kabupaten
Tangerang untuk kemudian dibawa ke unit pengelolaan milik mereka.

You might also like