You are on page 1of 29

I.

Judul: Pengaruh Zat Stimulan Terhadap Kecepatan Tanggap Saraf


II. Tujuan Praktikum:
1. Mengetahui pengaruh zat stimulan yang terdapat pada berbagai minuman
kemasan terhadap kecepatan tanggap saraf.
III. DASAR TEORI
A. Sistem Saraf Pada Manusia

Tubuh kita memiliki jaringan komunikasi yang menghubungkan jaringan


yang satu dengan jaringan yang lain. Sistem komunikasi kita memiliki pusat
pengendali, yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Otak berfungsi seperti sentral
otomatis pada sistem telekomunikasi telepon. Sedangkan urat saraf atau tali saraf
berfungsi seperti kabel telepon. Urat saraf merupakan gabungan dari sel-sel saraf.
Pesan komunikasi yang diterima reseptor (penerima rangsang) diubah dan dikirim
dalam bentuk impuls saraf.
Sistem saraf manusia dapat dibagi menjadi sestem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang. Alat tubuh yang
berfungsi sebagai reseptor rangsangan adalah indera. Indera adalah bagian tubuh
yang memiliki ujung saraf sensorik yang peka terhadap rangsangan tertentu. Saraf
sensorik akan meneruskan rangsang dari indera kesaraf pusat. Dari saraf pusat, reaksi
atau tanggapan akan disampaikan keefektor melalui saraf motorik. Efektor adalah
organ atau jaringan yang bereaksi terhadap rangsangan, misalnya otot dan kelenjar.
Reaksi atau tanggapan oleh efektor dapat berupa gerakan, ucapan, dan sekresi
kelenjar.
Rangsangan adalah perubahan lingkungan yang dapat diterima oleh reseptor.
Rangsang dibedakan menjadi 2, yaitu rangsangan dari luar tubuh dan rangsangan dari
dalam tubuh. Rangsangan dari luar tubuh misalnya suara, cahaya, bau, panas, dll.
Sedangkan rangsang dari dalam tubuh misalnya lapar, haus, rasa nyeri, dll. Menurut
jenisnya, rangsangan dibedakan menjadi rangsang mekanis, kimiawi dan fisis.
Rangsangan mekanis misalnya sentuhan dan tekanan. Rangsangan kimiawi misalnya
rasa manis, asam, pahit dan bau. Sedangkan rangsang fisis berupa suhu, listrik,
gravitasi, dll.
B. Urutan Jalannya Rangsang
Rangsang – Reseptor – Saraf Sensorik – Saraf Pusat – Saraf Motorik –
Efektor – Gerak/Ucapan/Kelenjar/Kesan

1. Sel Saraf (Neuron)


Sel saraf adalah sel yang peka terhadap rangsang dan mampu menghantarkan
rangsang. Bentuk dan ukuran sel saraf bernacam-macam tergantung pada letak dan
fungsinya didalam tubuh. Sel saraf memiliki bagian-bagian sebagai berikut :
a. Badan sel, merupakan pengendali kerja sel saraf, mempunyai ijjnti sel dan
sitoplasma yang banyak mengandung mitokondria.
b. Dendrit, merupakan tonjolan protoplasma pada badan sel dan bercabang-cabang,
berfungsi untuk menerima dan menghantarkan impuls saraf dari luar ke sel saraf.
c. Neurit, disebt juga akson. Merupakan juluran yang panjang dari badan sel dan
berfungsi menghantarkan rangsangan dari badan sel ke sel saraf yang lain.
Neurit disebut juga serabut saraf. Neurit dibungkus oleh selubung mielin.
Selubung mielintersusun dari lemak dan dekat permukaan luarnya terdapat sel-sel
schwann. Selubung mielin tidak membungkus sepanjang neurit. Ada bagian-bagian
tertentu yang tidak terselubungi dan terjadi suatu penyempitan yang disenut Nodus
Ranvier. Selubung mielin juga tidak menyelubungi ujung neurit. Ujung neurit sel
saraf lain akan bersambung dengan ujung dendrit. Persambungan tersebut disebut
sinapsis.
Kumpulan neurit atau serabut saraf membentuk tali saraf. Kumpulan tali saraf
membentuk urat saraf atau saraf.
C. Macam-Macam Sel Saraf
Berdasarkan fungsinya, terdapat 3 macam sel saraf, yaitu :
1. Sel saraf sensorik
Merupakan sel saraf yang berfungsi menghantarkan impuls saraf dari indera
ke otak atau ke sumsum tulang balakang. Oleh karena itu, sel saraf sensorik disebut
sel saraf indera. Pada sel saraf sensorik, dendrit berhubungan dengan indera untuk
menerima rangsang, sedangkan neurit berhubungan dengan sel saraf lain.
2. Sel saraf motorik
Merupakan sel saraf yang berfungsi menyampaikan perintah dari otak atau

sumsum tulang belakang menuju ke efektor, yaitu otot atau kelenjar tubuh. Sal saraf
ini disebut juga sebagai sel saraf penggerak.pada sel saraf motorik, dendrit
berhubungan dengan neurit lain, sedangkan neurit berhubungan dengan efektor.
3. Sel saraf konektor
Merupakan sel saraf yang berfungsi meneruskan rangsangan dari sel saraf
sensorik ke sel saraf motorik. Sel saraf ini disebut juga sebagai sel saraf perantara
atau penghubung. Ujung dendrit sel saraf yang satu berhubungan dengan ujung neurit
sel saraf yang lain, demikian seterusnya membentuk serabut saraf.
Ujung neurit akan menyampaikan rangsang menuju dendrit sel saraf lain
membentuk tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis. Antara tombol sinapsis
dengan dendrit dipisahkan oleh celah sempit yang dinamakan celah sinapsis. Pada
sitoplasma tombol sinapsis terdapat zat pengantar (neurotransmitter).
Neurotransmitter merupakan suatu zat kimia yang berfungsi menghantarkan impuls
ke neuron atau sel saraf berikutnya. Pada tempat tertentu, badan sel saraf terkumpul
membentuk simpul saraf yang disebut ganglion. Disebut simpul saraf karena bentuk
saraf ini menyerupai simpul dari tali.
D. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak
dilindungi oleh tengkorak. Sumsum tulang belakang dilindungi oleg ruas-ruas tulang
belakang. Sistem saraf pusat tersebut dilindungi oleh selaput meningia. Meningia
terdiri dari 3 lapisan, yaitu piameter, arakhnoid, dan durameter.
1. Piameter
Piameter merupakan selaput paling dalam yang menyelubungi permukaan
otak dan sumsum tulang belakang. Lapisan piameter banyak mengandung pembuluh
darah. Piameter berperan memberi oksigen dab zat makanan serta mengeluarkan sisa
metabolisme.
2. Arakhnoid
Arakhnoid berupa selaput jaringan yang lembut. Arakhnoid terletak diantara piameter
dan durameter.

3. Durameter
Durameter merupakan lapisan terluar yang padat dan keras serta menyatu
dengan tengkorak.
Rongga antara lapisan arakhnoid dan piameter terisi cairab serebrospinal.
Cairan ini berfungsi sebagai bantalan bagi otak untuk melindungi otak terhadap
benturan pada tengkorak.
a. Otak
Otak merupakan pusat saraf utama dan terletak didalam rongga tengkorak.
Volume otak orang dewasa sekitar 1500 cm3. Pada waktu embrio, otak manusia dapat
debedakan menjadi 3 bagian, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
Seiring dengan pertumbuhannya, otak manusia pun berkembang. Otak depan
berkembang dan membentuk otak besar (sereburm). Otak tengah berukuran kecil dan
merupakan penghubung antara otak depan dengan otak belakang. Otak belakang
terdiri dari otak kecil (serebelum) dan sumsum lanjutan. Pada orang dewasa, yang
tampak adalah bagian otak besar, otak kecil dan sumsum lanjutan.
1) Otak Besar
Otak besar atau serebrum merupakan bagian terbesar dari otak manusia. Otak
besar terdiri dari dua belahan, yaitu belahan kiri dan kanan. Belahan kiri mengatur
dan melayani tu buh bagian kanan. Sebaliknya, belahan kanan mengatur dan
melayani tubuh bagian kiri. Jika otak besar belahan kiri terganggu maka tubuh bagian

kanan akan lumpuh. Otak besar tersusun atas 2 lapisan, yaitu lapisan luar (korteks)
dan lapisan dalam.
a. Lapisan luar merupakan lapisan tipis berwarna abu-abu. Lapisan ini berisi badan
sel saraf. Permukaan lapisan korteks berlipat-lipat, sehingga permukaannya
menjadi lebih luas.pada lapisan korteks terdapat berbagai macam pusat saraf.
b. Lapisan dalam merupakan lapisan yang berwarna putih. Lapisan dalam banyak
mengandung serabut saraf, yaitu dendrit dan neurit.
c. Fungsi otak besar:
Otak besar merupakan pusat saraf utama yang mengendalikan kegiatan tubuh.
Otak besar berfungsi untuk:
1. Berfikir, pusat kesadaran dan kemauan kita
2. Pusat ingatan
3. Pengendalian kesadaran kita, misalnya untuk bergerak, mendengar, dan
bereaksi
2) Otak Kecil
Otak kecil terdiri atas 2 belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri.
Belahan kanan dan kiri dihubungkan oleh jembatan varol yang terletak dibagian
depan otak kecil. Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan
mengkoordinasikan otot-otot sebagai alat gerak. Benturan pada otak kecil dapat
mengganggu keseimbangan seseorang. Jika otak kecil terpukul, keseimbangan
seseorang akan tergganggu.
3) Sumsum Lanjutan
Sumsum lanjutan merupakan penghubung antara otrak kecil dengan sumsum
tulang belakang. Oleh karena itu sumsum lanjutan disebut juga sumsum penghubung.
Sumsum lanjutan terletak dibawah otak besar, didepan otak kecil. Bagian luar
sumsum lanjutan berwarna putih yang berisi densrit dan neurit. Bagian dalam
berwarna abu-abu dan mengandung sel saraf. Fungsi sumsum lanjutan adalah
mengatur denyut jantung, kecepatan pernapasan, suhu tubuh, tekanan darah dan

kegiatan tubuh lain yang tidak disadari.


4) Sumsum Tulang Belakang (Sumsum Spinal)

Sumsum tulang belakang terletak didalam rongga ruas-ruas tulang belakang.


Sumsum tulang belakang memanjang mulai dari ruas tulang leher sampai dengan
tulang pinggang yang kedua. Susunan sumsum tulang belakang sama seperti susunan
tulang lanjutan, yakni tersusun atas 2 lapisan. Lapisan luar berwarna putih berisi
dendrit dan neurit, sedangkan lapisan dalam berwarna abu-abu dan mengandung
banyak sel saraf.
Dibagian dalam sumsum tulang belakang terdapat bagian yang berbentuk
seperti sayap kupu-kupu mengarah kedepan dan kebelakang. Bagian sayap depan
disebut akar ventral, sayap belakang disebut akar dorsal. Akar ventral banyak
mengandung sel saraf motorik. Sedangkan akar dorsal banyak mengandung sel saraf
sensorik. Sel saraf motorik dan sel saraf sensorik dihubungkan oleh sel saraf
konektor. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai:
1. Pusat gerak reflek
2. Penghantar impuls sensorik dan indera ke otak
3. Penghantar impuls motorik dan otak ke otot tubuh

b. Sistem Saraf Tepi


Sistem saraf tepi merupakan saraf penghubung antara sistem saraf pusat
dengan organ-organ tubuh.sistem saraf tepi terdiri atas urat saraf dan ganglion. Sistem
saraf tepi meliputi alur saraf sensorik dan motorik. Alur saraf motorik dibagi menjadi
sistem saraf sadar (somatik) dan sistem saraf tak sadar (autonom). Sistem saraf tak
sadar terbagi menjadi sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik.
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar menghantarkan impuls berdasarkan perintah kesadaran dan
kemauan kita. Sistem saraf sadar terdiri atas :
a. Sistem saraf kepala (kranial), terdiri atas 12 pasang saraf otak yang keluar dari
otak dan menuju ke alat tubuh atau otot tertentu. Misalnya menuju ke indera
pendengar, penglihatan, pembau, pengecap dan kulit.
b. Sistem saraf tulang belakang (spinal) , terdiri atas 31 pasang saraf sumsum tulang
belakang yang keluar secara berpasangan dari sela-sela ruas tulang belakang.
Saraf sumsum tulang belakang merupakan gabungan saraf sensorik dan saraf
motorik dan menjadi satu berkas saraf. Tiap saraf menghubungkan sumsum
tulang belakang dengan alat tubuh, misalnya tangan dan kaki.
2. Sistem Saraf Tak Sadar (Autonom)
Sistem saraf tak sadar bekerja secara otomatis dan tidak dibawah kehendak
saraf pusat. Saraf tak sadar terletak isumsum tulang belakang. Sistem saraf autonom
terdiri atas sistem saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik.
a. Sistem Saraf Simpatetik
Sistem saraf simpatetik terdiri dari 25 pasang simpul saraf (ganglion).
Ganglion terletak disepanjang tulang belakang sebelah depan, mulai dari ruas tulang
leher sampai dengan tulang ekor. Ganglion-ganglion itu bersambungan membentuk 2
deretan, yaitu deretan kiri dan deretan kanan. Pada sistem saraf simpatetik ini, tiap
tiap ganglion memepunyai urat saraf yang keluar menuju ke paru-paru, ginjal,
jantung, pembuluh darah dan alat pencernaan. Fungsi sistem saraf simpatetik adalah:

- Mempercepat denyut jantung


- Memperkecil diameter
- Memperbesar pupil mata
- Menghambat kerja lambung
- Memperbesar bronkus
- Menghambat penkreas
b. Sistem Saraf Parasimpatetik
Sistem saraf parasimpatetik merupakan jaringan sistem saraf yang
berhubungan dengan ganglion yang tersebar diseluruh tubuh. Urat sara
parasimpatetik menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh sistem saraf simpatetik.
Fungsi susunan saraf parasimpatetik merupakan kebalikan dari fungsi saraf
simpatetik. Apabila saraf simpatetik berfungsi meningkatkan laju pernapasan, maka
saraf parasimpatetik berfungsi memperhambat laju pernapasan.
E. Gerak Refleks dan Gerak Sadar
Kita sering melakukan gerak secara spontan dan tanpa kita sadari. Misalnya
jika tiba-tiba menginjak paku, kama dengana cepat kita mengangkat kaki. Gerakan
seperti ini dilakukan tanpa disadari dan kita baru menyadarinya setelah terjadi.
Gerakan seperti ini dinamakan dengan gerak refleks.
Berlari, makan, menari merupakan gerak yang disengaja. Gerakan yang
dilakukan dengan kesadaran kita dinamakan geraksadar atau gerak biasa. Gerakan itu
terkadang berlangsung secara spontan. Mula-mula gerak sadar akhirnya menjadi
gerak refleks. Didalam tubuh kita berlangsung proses penghematan (efisiensi). Otak
tidak memerintah terus-menerus agar tidak terjadi kelelahan.
F. Mekanisme Jalannya Impulsa Saraf
Mekanisme jalannya rangsangan sampai terjadi tanggapan tidak sederhana.
Rangsangan itu di ubah dalam bentuk aliran listrik yang disebut impuls saraf.
Selanjutnya, impuls saraf di alirkan sepanjang urat saraf. Pada gerak biasa atau gerak
sadar, prosesnya adalah sebagai berikut. Misalnya ada bangkai yang mengeluarkan
bau busuk. Bau itu ditangkap oleh hidung. Rangsangan bau ini di ubah dalam bentuk

impuls saraf dan di alirkan melalui saraf sensorik dari reseptor menuju ke otak. Otak
akan mengolah dan menentukan tanggapan. Misalnya otak akan memerintahkan
tangan menutup hidung. Pesan dari otak dialirkan melalui urat saraf motorik menuju
ke otot jari-jari tangan dan akhirnya jari-jari tangan menutup hidung.
Gerak refleks terjadi karena adanya rangsangan yang mendadak atau
berbahaya. Pada gerak refleks, impuls tidak dialirkan ke otak. Impuls melewati saraf
sensorik menuju ke neuron perantara. Dari neuron perantara, lalu kesaraf motorik dan
akhirnya timbul gerakan tanggapan. Mekanisme jalannya impuls dapat ditulis pada
skema berikut:
1. Diagram mekanisme gerak biasa: Rangsang – Urat saraf sensorik – Otak – Urat
saraf motorik - Gerak.
2. Diagram mekanisme gerak refleks: Rangsang – Urat saraf sensorik – Neuron
perantara – Urat saraf motorik – Gerak (Iswari, 2010).
G. Zat Stimulan
Stimulan adalah zat yang merangsang sistim saraf pusat sehingga
mempercepat proses proses dalam tubuh, seperti meningkatnya detak jantung,
pernapasan dan tekanan darah. Stimulan dapat membuat orang lebih siaga dan
menyembunyikan kelelahan.
Stimulan menaikkan kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem saraf pusat
(CNS) atau keduanya sekaligus. Beberapa stimulan meghasilkan sensasi kegirangan
yang berlebihan, khususnya jenis-jenis yang memberi pengaruh pada CNS. Stimulan
digunakan dalam terapi untuk menaikkan atau memelihara kewaspadaan, menjadi
penawar rasa lelah juga memperbaiki kemampuan berkonsentrasi bagi orang- orang
yang didiagnosus sulit memusatkan perhatian (terutama ADHD).
Berdasarkan efek yang terjadi pada tubuh orang yang mengkonsumsi
stimulan, ada 2 jenis yaitu:
a. Obat yang bersifat stimulansia sedang:
- Kafein dalam kopi
- Nikotin dalam tembakau

- Ephedrin yang digunakan untuk mengobati asma dan bronkitis


b. Obat yang bersifat stimulansia kuat:
- Kokain
- Amfetamin
- Ektasi
- Tablet diet seperti Duromine
Obat-obat tersebut yang termasuk dalam kelompok ini digolongankan ke
dalam jenis obat terlarang karena mengakibatkan pengguna menjadi orang yang
bersifat dan berkelakuan melawan hukum dan ketagihan.
Saat mengkonsumsi stimulan, Stimulan akan diserap dalam tubuh (darah),
diiringi dengan pelepasan Adrenalin dan pemblokade-an hormone insulin. Adrenalin
lebih dikenal sebagai hormon “Fight or Flight”. Efek dari kerja adrenalin, detak
jantung yang sangat cepat, meningkatnya tekanan darah, tarikan nafas yang berat dan
cepat.
Saat Adrenalin dilepas tubuh kita pun akan melepaskan cadangan glukosa ke
dalam darah. Kemudian, insulin akan memerintahkan sel tubuh untuk menyerap
kelebihan glukosa dalam darah. Efek ini sering disebut sebagai hyperglycaemic, yaitu
tingginya kadar gula dalam darah. Inilah alasan kenapa saat mengkonsumsi,
seseorang tidak merasa lapar dan akan tahan untuk tidak makan selama berjam-jam.
Lebih banyak dijumpai pengguna yang berbadan kurus dibandingkan pengguna yang
kelebihan berat badan.
Dalam jangka panjang, Stimulan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam
darah, mengakibatkan si pengguna, walaupun sudah lama berhenti mengkonsumsi,
sangat rentan terhadap serangan jantung dan stroke. Ini sebagai akibat dari rusaknya
pembuluh arteri dalam darah, yang salah satu fungsinya, mengedarkan oksigen ke
seluruh tubuh.
Di dalam otak, sebagai respon terhadap Stimulan, otak akan memerintahkan
tubuh untuk membuat zat endorphin lebih banyak lagi. Endorphin adalah senyawa
protein yang lebih tepat disebut sebagai body’s natural pain killer. Struktur kimia

Endorphin tidaklah jauh berbeda dengan painkiller kelas atas seperti morphine.
Endorhpin dapat membuat seseorang merasa relaks dan euphoria.
- Ketergantungan
- Insomnia
- Kehilangan nafsu makan
- Tekanan darah tinggi
- Sakit perut
- Kematian
- Rasa lelah
- Perasaan terganggu
- Sakit kepala
Stimulan adalah zat yang dapat meningkatkan kerja organ-organ tubuh
manusia namun juga dapat menimbulkan efek negatif jika digunakan secara
berlebihan.Misalnya penurunan berat badan, kerusakan syaraf hingga kematian.
Pemakaian zat ini (Kokain dan Amfetamin) biasanya karena mengharapkan
efek euphoria, menimbulkan rasa percaya diri, memperbaiki penampilan misalnya
pada artis yang naik pentas, mengurangi rasa lelah, mengurangi rasa ngantuk dan rasa
lapar.
1. Kafein

Kafein adalah zat psikoaktif yang terdapat dalam tanaman kopi, daun teh dan
coklat. Zat kafein terbanyak terdapat pada kopi. Biji kering kopi robusta misalnya
mengandung 2% -2,5% kafein. Kafein juga terdapat dalam minuman ringan dan
berbagai obat tertentu. Kafein dapat meningkatkan gairah dan kesiagaan, tetapi juga
dapat menimbulkan kecemasan (anxietas).
2. Rokok

Tembakau mengandung suatu senyawa proaktif yang disebut nikotin.Nikotin


berasal dari nama Jean Nicot, orang yang memperkenalkan manfaat nikotin dalam
bidang medis. Efek negatif dari beberapa bahan kimia yang berasal dari rokok adalah
sebagai berikut :
a. Karbon monoksida (CO)
- Zat ini merupakan gas yang sangat beracun.
- Gas karbon monoksida mudah terikat pada hemoglobin, sehingga mengurangi
kemampuan darah mengikat oksigen dan membuat jantung akan bekerja lebih
keras.
- Keracunan gas CO dapat menyebabkan kematian.
b. PAH, dapat menyebabkan kanker.
c. Tar dan resin
- Suatu cairan berwarna kuning kecoklatan.Keduanya dapat menumpuk dan
mengganggu kerja paru-paru.
- Sekitar 30 jenis senyawa yang terdapat dalam tar dapat menyebabkan kanker.
- Tar dan resin juga dapat membuat sistim pernapasan teriritasi, sehingga sesak
napas.
d. Nikotin
- Bersifat racun. Zat inilah yang menyebabkan adiksi dalam rokok.

- Nikotin dapat menstimulan susunan saraf pusat.


- Kadar nikotin dalam sebatang rokok berkisar antara 1% sampai
4%.Sedangkan kadar nikotin yang masuk ke paru-parau sekitar 0,25 mg dari
setiap batang rokok yang di hisap.
- Dosis fatal nikotin pada manusia adalah 60 mg.
3. Kokain

Kokain berasal dari tanaman koka (Erythroxylum coca) yang tumbuh di


Bolivia dan Peru pada lereng-lereng pegunungan Andes, di Amerika Selatan.Dalam
bidang kedokteran, dulu kokain digunakan sebagai obat bius (anestesi) local, tetapi
sekarang tidak digunakan lagi.
Zat kokain pada tanaman koka dipisahkan dari daunnya, sehingga didapat
suatu kristal berwarna putih.Penyalah gunaan pemakaiannya dapat dengan cara
ditelan, disedot melalui hidung, disuntik atau dihisap melalui rokok. Kokain
tergolong stimulan susunan saraf pusat. Pada dosis rendah, dapat melambatkan
denyut jantung, tetapi pada dosis tinggi dapat meningkatkan denyut jantung sehingga
tekanan darah naik. Penyalahgunaan pemakaian kokain, dapat menimbulkan:
- Eksitasi ( perasaan senang sekali).
- Kesadaran yang berkabut.
- Pernapasan tidak teratur, kejang dan tremor.
- Pupil melebar, denyut nadi bertambah cepat, tekana darah naik ,rasa cemas
dan ketakutan.

- Kokain dimetabolisasi secara cepat oleh hati, sehingga toletansi cepat terjadi.

4. Amfetamin
Akhir abad ke 19, para ahli farmasi berhasil menemukan struktur kimia
epinefrin (adrenalin), yaitu suatu zat yang secara alami sudah ada dalam tubuh untuk
menghadapi stress dalam hidup.Setelah penemuan tersebut, ratusan zat yang

berkhasiat mirip diantaranya amfetamin, berhasil disintesa.Beberapa diantaranya


dimanfaatkan dalam bidang kedokteran,tetapi lebih banyak yang disalahgunakan.
Amfetamin juga dikenal dengan nama speed, uppers, whiz atau sulfat.Contoh
obat-obat penenang yang mengandung amfetamin adalah Ecstacy dan shabu-shabu
(SS). Penggunaan amfetamin dalam bidang kesehatan adalah:
- Untuk pengobatan terapi depresi ringan.
- Parkinsonisme (penyakit akibat benturan dikepala terus menerus).
- Skizofrenia (gila)
- Hipotensi (tekanan darah tinggi)
Penyalah gunaan amfetamin yang tidak berdasarkan petunjuk kesehatan:
- Sebagai dopping, yaitu meningkatkan prestasi dalam pertandingan olah raga
secara tidak sah.
- Untuk mengurangi berat badan karena dapat menghilangkan rasa lapar.
- Untuk meningkatkan ketahanan fisik dalam bekerja.
- Untuk menghilangkan rasa kantuk sehingga sering digunakan oleh pengemudi
jarak jauh
Bila dipakai terus-menerus, amfetamin dapat menimbulkan ketergantungan
fisik dengan gejala rasa lelah, apatis (sikap tak peduli), depresi, rasa nyeri pada
seluruh tubuh, gerakan motorik lamban, hipersomnia (tidur terus) dan banyak mimpi.

Intervensi utama utama dalam menangani para nyalahguna obat-obatan adalah


detoksifikasi atau menghentikan penggunaan obat tersebut. Seseorang yang mabuk
karena amfetamin dapat disadarkan dengan pemberian sejenis fenotiazin dalam dosis
yang tepat. Fenotiazin adalah jenis obat-obatan yang biasa digunakan untuk
menangani skizofrenia. Detoksifikasi ini merupakan cara pertama dan termudah
dalam menangani pecandu atau penyalahguna obat-obatan. Terdapat dua pendekatan
dalam menangani penyalahguna obat, yaitu biologis dan psikologis.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengurangi simtom-simtom putus
zat dan mungkin juga menyerang basis fisik kecanduan kokain, misalnya dua
eksperimen double blind, meskipun belum menemukan hasil yang memuaskan.
Selain itu ditemukan bahwa imipramin (tofranil) dapat membantu mengurangi depresi
pada para penyalahguna kokain, namun hal itu tidak dapat membantu pasien berhenti
menggunakan kokain. Sementara itu desipramin memberikan hasil yang lebih baik.
Obat lain, klonidin, suatu obat anti hipertensi, dapat mengurangi gejala putus
berbagai macam obat yang menimbulkan kecanduan, termasuk kokain. Selain itu,
bromokriptin dapat mengurangi ketagihan dengan menghentikan penurunan kadar
dopamin.
Pada penanganan psikologis, digunakan beberapa terapi untuk menangani
penyalah guna obat dan seringkali dikombinasikan dengan penanganan biologis.
Penggunaan desipramin baik dilakukan untuk pasien dengan tingkat ketergantungan
rendah, sementara itu penanganan cognitif-behavior cukup efektif dilakukan pada
tingkat ketergantungan berat sehingga menunjukkan bahwa aspek-aspek psikologis
juga penting untuk dilakukan terhadap pengguna obat-obatan. Para pengguna kokain
juga dapat diajari berbagai strategi coping terhadap ketagihan atau pelatihan
pencegahan kekambuhan. Selain menggunakan terapi cognitif-behavior, cara lain
yang digunakan adalah menggunakan token ekonomi. Sebuah hadiah diberikan untuk
pasien bila tidak menggunakan kokain (Pearce, 2002).
IV. Prosedur Kerja

A. Alat dan Bahan


Alat yang dibutuhkan dalam percobaan ini antara lain:
1. Penggaris plastik 30 cm
2. Sendok/pengaduk
3. Gelas
Sedangkan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:
1. Air minum
2. Minuman stimulan: Teh, Extra Joss, kopi, Coca Cola, Hemaviton Energy
Drink, dan kratindeng.
B. Langkah Kerja
1. Mempersilahkan subjek uji coba untuk duduk santai.
2. Meletakkan sebuah penggaris secara tegak lurus diantara ibu jari dan
telunjuk tangan kanan.
3. Tugas subjek uji coba adalah menangkap penggaris yang dilepas oleh
temannya.
4. Tanpa memberitahu dahulu, pengamat melepaskan penggaris itu ke
bawah dan meminta subjek uji coba untuk menangkap dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan. Kemudian melihat
tepat pada skala berapa kedua jari tersebut menempel pada penggaris.
Selanjutnya, mengulangi kegiatan diatas sampai 5 kali.
5. Mengulangi langkah d, namun menggunakan tangan kiri.
6. Meminta subjek uji coba meminum zat stimulan (usahakan semua kelas
mencoba semua jenis stimulan).
7. Setelah 30 menit, melakukan langkah 1 sampai 5.
8. Meminta data dari kelompok lain, agar dapat membandingkan antara
hasil penelitian kelompok anda dengan kelompok lain.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan diketetahui bahwa zat stimulan akan mempengaruhi kecepatan saraf (Tabel 1).
Tebel.1 pengaruh zat stimulan pada minuman terhadap kecepatan tanggap saraf
Teh pucuk 1 Teh pucuk 2 Fanta 1 Fanta 2 Kratindeng 1 Kratindeng 2 Extrajoss 1 Extrajoss 2
Sebelum Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
2 - - - 30 27 - 21 22 - - 30 22 16 16 20
21,5 - 21 17 - 30 14 19 - - - 25 30 22 20 13
- 28 10 20 - 21 14 24 13 - - - 18 20 21 18
24 23 20 20 10 29 15 22 22 - 22 - 15 - 12 20
15 - - 17 25 23 21,5 24 - 30 - 23 12 12 23
Rata- 15,63 25,5 17 19 13,4 26,4 16,5 21,5 20,3 0 26 27,5 21,6 17,5 16,2 18,8
rata
Sesudah Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
24 20 24 20 21 27 16 - 23 12 19 - 8 - 14 8
22 5 27 5 22 22 17 16 24 - - - 13 14 16 17
8 27 8 27 20 - 24 - 8 - 28 27 10 23 12 10
- 27 - 27 22 - 23 - - 18 - - 14 10 11 13

- - - - - 16 - - - 23 - 26 30 13 8 13
Rata- 19,7 19,7 19,6 21,25 21,6 13 16 16 11 10,4 23,5 26,5 15 15 12,2 11.8
rata
Sebelum Kopi 1 Kopi 2 Coca-cola Air putih Hemaviton 1 Hemaviton 2 Sprite 1 Sprite 2
kanan Kiri kanan Kiri kanan Kiri kanan Kiri kanan Kiri kanan Kiri kanan Kiri kanan Kiri
24 - 20 29 18 - - 27 - - - 24 27 20 19 -
25 - 24 19 - 23 19 - 26 - - - 26 - - -

23 14 17 - 22 24 20 22 - - 21 - 14 25 - -
18 15 28 - 27 28 - 30 28 - 25 23 23 19 - 30
- 13 17 - 29 24 30 21 16 22 - 16 - - 14 16
Rata- 22,5 14 21,2 24 24 24,75 23 25 14 22 23 21 22,5 21,3 16,5 23
rata
Sesudah Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
19 - 19 - - - 12 24 16 26 - 18 - 19 21 18
19 30 18 20 24 26 16 23 - 25 24 30 29 18,5 25 29
24 19 12 - 26 18 18 13 - 10 17 - 29 21 21 17
12 20 - 24 23 12 15 14 25 - 18 16 23 22 - -
13 13 - - 28 25 21 20 - 26 28 14 25,5 14 - 29
Rata- 17,4 20,5 16,3 22 25,25 20,25 16,4 18,8 20,5 21 21,75 19,5 26,6 18,9 22,33 23,25

rata
Kuku bima 1 Kuku bima 2
Sebelum Kanan Kiri Kanan Kiri
25 25 24 6
15 15 - 17
9 9 14 15
24 24 17 15

- - 16 -
Rata- 18 18,25 17,75 13,25
rata
Sesudah Kanan Kiri Kanan Kiri
17 - 18 17
13 27 25 7
5 21 11 18
12 - 10 22
18 20 15 16
Rata- 18 22,67 15 16
rata
B. Analisis Data
Berdasarkan data yang telah didapatkan tentang pengaruh zat stimulan
pada berbagai minuman terhadap kecepatan tanggap saraf. Dilakukan 5 kali
pengulangan untuk 1 minuman dengan 2 objek (manusia) yang digunakan
untuk pengambilan data kecepatan tanggap saraf dengan 2 tangan (kanan kiri)
untuk masing-masing objek. Pada minuman teh pucuk objek 1 tangan kanan
sebelum perlakuan rata-rata 15,63 dan sesudah perlakuan 19,7 kemudian pada
tangan kiri sebelum perlakuan 25,5 dan sesudah perlakuan 19,7. Pada
minuman teh pucuk objek 2 tangan kanan sebelum perlakuan rata-rata 17 dan
sesudah perlakuan 19,6 kemudian pada tangan kiri sebelum perlakuan 17 dan
sesudah perlakuan 21,25. Pada minuman fanta pada objek 1 tangan kanan
sebelum perlakuan rata-rata 13,4 dan sesudah perlakuan 21,6 kemudian pada
tangan kiri sebelum perlakuan 26,4 dan sesudah perlakuan 13. Pada minuman

fanta pada objek 2 tangan kanan sebelum perlakuan rata-rata 16,5 dan sesudah
perlakuan 16 kemudian pada tangan kiri sebelum perlakuan 21,5 dan sesudah
perlakuan 16. Pada minuman kratindeng pada objek 1 tangan kanan sebelum
perlakuan rata-rata 20,3 dan sesudah perlakuan 11 kemudian pada tangan kiri
sebelum perlakuan 0 dan sesudah perlakuan 10,4. Pada minuman kratindeng
pada objek 2 tangan kanan sebelum perlakuan rata-rata 26 dan sesudah
perlakuan 23,5 kemudian pada tangan kiri sebelum perlakuan 27,5 dan
sesudah perlakuan 26,5. Pada minuman kratindeng pada objek 1 tangan kanan
sebelum perlakuan rata-rata 20,3 dan sesudah perlakuan 11 kemudian pada
tangan kiri sebelum perlakuan 0 dan sesudah perlakuan 10,4. Pada minuman
ekstajoss pada objek 1 tangan kanan sebelum perlakuan rata-rata 21,6 dan
sesudah perlakuan 15 kemudian pada tangan kiri sebelum perlakuan 17,5 dan
sesudah perlakuan 15. Pada minuman ekstajoss pada objek 2 tangan kanan
sebelum perlakuan rata-rata 16,2 dan sesudah perlakuan 12,2 kemudian pada
tangan kiri sebelum perlakuan 18,8 dan sesudah perlakuan 11,8. Pada
minuman kopi pada objek 1 tangan kanan sebelum perlakuan rata-rata 22,5
dan sesudah perlakuan 17,4 kemudian pada tangan kiri sebelum perlakuan 14
dan sesudah perlakuan 20,5. Pada minuman kopi pada objek 2 tangan kanan
sebelum perlakuan rata-rata 21,2 dan sesudah perlakuan 16,3 kemudian pada
tangan kiri sebelum perlakuan 24 dan sesudah perlakuan 22. Pada minuman
coca-cola pada objek 1 tangan kanan sebelum perlakuan rata-rata 24 dan
sesudah perlakuan 25,25 kemudian pada tangan kiri sebelum perlakuan 24,75
dan sesudah perlakuan 20,25. Pada minuman air putih pada objek 1 tangan
kanan sebelum perlakuan rata-rata 23 dan sesudah perlakuan 16,4 kemudian
pada tangan kiri sebelum perlakuan 25 dan sesudah perlakuan 18,8. Pada
minuman hemaviton pada objek 1 tangan kanan sebelum perlakuan rata-rata
14 dan sesudah perlakuan 20,5 kemudian pada tangan kiri sebelum perlakuan
22 dan sesudah perlakuan 21. Pada minuman hemaviton pada objek 2 tangan
kanan sebelum perlakuan rata-rata 23 dan sesudah perlakuan 21,75 kemudian

pada tangan kiri sebelum perlakuan 21 dan sesudah perlakuan 19,5. Pada
minuman sprite pada objek 1 tangan kanan sebelum perlakuan rata-rata 22,5
dan sesudah perlakuan 26,6 kemudian pada tangan kiri sebelum perlakuan
21,3 dan sesudah perlakuan 18,9. Pada minuman sprite pada objek 2 tangan
kanan sebelum perlakuan rata-rata 16,5 dan sesudah perlakuan 22,33
kemudian pada tangan kiri sebelum perlakuan 23 dan sesudah perlakuan
23,25. Pada minuman kuku bima pada objek 1 tangan kanan sebelum
perlakuan rata-rata 18 dan sesudah perlakuan 13 kemudian pada tangan kiri
sebelum perlakuan 18,25 dan sesudah perlakuan 22,67. Pada minuman kuku
bima pada objek 2 tangan kanan sebelum perlakuan rata-rata 17,75 dan
sesudah perlakuan 15 kemudian pada tangan kiri sebelum perlakuan 13,25 dan
sesudah perlakuan 16.
C. Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan pada tanggal 09 Desember 2014
di Lab. Fisiologi tentang pengaruh zat stimulan pada 10 jenis minuman yaitu
teh pucuk, fanta, kratindeng, extrajos, kopi, coca-cola, air putih, hemaviton,
sprite, dan kuku bima didapatkan data yang telah dituliskan di atas yaitu pada
data dan analisis data.

Zat stimulan adalah merupakan obat-obatan yang menaikkan tingkat

kewaspadaan di dalam rentang waktu yang singkat. Stimulan biasanya


menaikkan efek samping dengan menaikkan efektivitas. Stimulan menaikkan
kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem saraf pusat, atau keduanya sekaligus.
Beberapa stimulan menghasilkan sensasi kegembiraan berlebih, khusunya
jenis stimulan yang memberikan pengaruh terhadap sistem saraf pusat
(Riddle, dll. 2005).
Berdasarkan teori di atas maka terbukti bahwa beberapa minuman
dapat meningkatkan tingkat kewaspadaan saraf yang mana dapat dilihat di
bagian data. Pada minuman yang mengandung stimulan antara lain minuman
yang biasanya mengandung taurin, kafein, royall jelly, gingseng, dll. Pada
umumnya minuman yang mengandung zat stimulan adalah minuman yang
dapat menambah stamina. Dari 10 minuman yang mengandung stimulan
berdasarkan kandungan yang ada didalamnya adalah kratindeng, teh pucuk,
extrajoss, kopi, hemaviton jrengg, fanta, sprite, coca-cola dan kuku bima
sedangkan pada air putih tidak termasuk dalam zat stimulan.
Pada minuman kratindeng, extrajoss, hemaviton jrengg, dan kuku bima
mengandung taurin, royal jelly, dan gingseng (pada kuku bima) yang mana
pada minuman yang mengandung royal jelly adalah Royal Jelly mengandung
seluruh jenis asam amino essensial dan non essensial, karbohydratnya berupa

fruktosa dan glukosa, lemaknya terdiri dari asam lemak jenuh dan tak jenuh
dan phospholipids. Vitamin yang terkandung didalamnya adalah seluruh jenis
vitamin B, vitamin A, C, D, E dan K (Marieb, dll. 2007).
Komponen lain yang sudah terdeteksi meliputi collagen yaitu protein yang
sangat penting untuk kesehatan dan pertumbuhan jaringan, kulit, rambut,
kuku, tulang, otot dan dan penguat dinding-dinding saluran dalam tubuh kita.
Enzym yang terdapat didalamnya meliputi enzym superoxide dismutase,
catalase, peroxidase dan glutathione peroxidase . Asam nucleid yang ada
meliputi DNA (deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid). Dari
beragam manfaat dari royal jelly yang penting adalah bahwa royal jelly dapat
meningkatkan stamina yang mana stamina akan meningkat dengan bantuan
saraf, sehingga terbukti bahwa minuman yang mengandung royal jelly dapat
menngkatkan kecepatan tanggapan saraf. Meskipun banyak manfaat dari royal
jelly tetapi konsumsi dengan jumlah yang berlebih dapat menyebabkan
kerusakan pada saluran pencernaan
Pada minuman kratindeng, extrajoss, hemaviton jrengg, dan kuku bima
mengandung taurin, royal jelly, dan gingseng (pada kuku bima) yang mana
pada minuman yang mengandung taurin. Taurin merupakan minuman yang
taurin adalah asam amino, tetapi bukan asam amino esensial yang perlu

didapatkan dari makanan.


Taurin sering kali ditambahkan ke produk-produk minuman karena banyak
yang percaya dapat meningkatkan kinerja saat melakukan aktivitas fisik.
Meningkatkan performa mental. Seiring dengan proses penuaan, tingkat
konsentrasi taurin di otak akan menurun secara perlahan. Tingkat taurin yang
tinggi dalam tubuh akan membuat memori dan fungsi mental menjadi lebih
baik. Studi ilmiah menemukan bahwa taurin dapat meningkatkan level
kewaspadaan dan penalaran verbal.
Meningkatkan performa atletik. Para peneliti di Jepang melakukan
sebuah studi pada tahun 2003, meneliti 11 laki-laki berusia 18 sampai 20,
yang diperintahkan untuk melakukan latihan sepeda sampai energi mereka
habis. Kemudian para responden tersebut diberikan suplemen taurin selama
tujuh hari (setiap kali, sebelum latihan mereka). Hasilnya terdapat
peningkatan signifikan dalam VO2 max (kapasitas maksimum tubuh manusia
untuk mengangkut dan menggunakan oksigen) dan jangka waktu kelelahan
latihan semakin berkurang (Ridlle, 2005).
Berdasarkan penelitian dan teori yang telah disebutkan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa minuman yang mengandung taurin dapat
meningkatkan kecepatan tanggap saraf, berdasarkan data yang telah diperoleh
bahwa pda minuman kratindeng, ekstrajoss, hemaviton jrengg, dan kuku bima
dapat meningkatkan aktivitas respon saraf (dapat dilihat pada tabel. 1 data).
Kafein merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia
dan dapat mengusir rasa kantuk secara sementara. Minuman yang
mengandung kafeina. Kafein dijumpai secara alami pada bahan pangan seperti
biji kopi, daun teh, buah kola, guarana, dan maté. Pada tumbuhan, ia berperan
sebagai pestisida alami yang melumpuhkan dan mematikan serangga-serangga
tertentu yang memakan tanaman tersebut. Ia umumnya dikonsumsi oleh
manusia dengan mengekstraksinya dari biji kopi dan daun teh.
Berdasarkan pernyataan diatas maka terdapat stimulan yang ada dalam

teh pucuk dan juga kopi, kafein juga tidak hanya berada dalam kopi dan juga
daun teh tetapi minuman bersoda pun mengandung kafein dengan gula yang
tinggi sehingga dapat menambah kecepatan tanggap saraf yang mana dapat
dilihat pada (tabel.1 data) yang menunjukan bahwa minuman kopi, teh pucuk,
coca-cola, fanta, dan sprite mengandung stimulan yang dapat meningkatkan
kecepatan tanggap saraf. Bukan hanya pada kopi, teh pucuk, dan berbagai
minuman soda tetapi minuman ber energi juga mengandung 3x lebih besar
kafein yang mana dapat diketahui dari penelitian yang telah dilakukan oleh
Jonas Dorner yaitu Tingginya kandungan kafein pada minuman energi juga
disampaikan peneliti dari Universitas Bonn, Jerman,. "Jumlah kafein dalam
minuman energi lebih tinggi tiga kali ketimbang minuman berkafein lainnya,
seperti kopi atau soda," ungkap Dorner.
Air putih tidak mengandung zat stimulan karena air putih memiliki
komposisi yang tidak dimiliki oleh zat yang ada dalam zat stimulan. Data
yang didapatkan adalah bahwa air dapat meningkatkan kecepatan tanggap
saraf, hal tersebut mungkin terjadi karena faktor objek yang dipakai lebih
peka saat menangkap penggaris setelah perlakuan.
Efek samping dari zat stimulan yaitu pada kafein bisa menyebabkan
tekanan darah meningkat dan jantung terasa berdebar-debar, terutama bagi
mereka yang sensitif. Reaksi yang berbahaya pada minuman energi yang bisa
terjadi antara lain rasa pusing, mual, sakit mag. Kandungan gula yang tinggi
pada minuman energi juga bisa menyebabkan penyerapan air ke dalam tubuh
terhambat sehingga menimbulkan risiko dehidrasi. Dehidrasi justru
memperburuk performa, baik saat sedang beraktivitas maupun duduk di
belakang meja. Selain itu, gula tinggi pada minuman energi bisa memicu
peningkatan kadar gula darah, merusak gigi, dan menyebabkan pertambahan
berat badan. Kandungan taurin pada minuman juga menimbulkan efek buruk
pada kesehatan mental. Sebuah penelitian terhadap tikus menunjukkan hal ini.

"Tikus-tikus yang diberi taurin menunjukkan perilaku aneh seperti gelisah dan
bunuh diri. Kita bukanlah tikus. Namun, konsumsi minuman tersebut telah
menunjukkan hubungan positif dengan perilaku berisiko tinggi," tulis Higgins
dan koleganya.
Dari berbagai macam perlakuan 9 minuman merupakan minuman
yang mengandung stimulan dan 1 minuman yang tidak mengandung zat
stimulan.
VI. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa zat
stimulan dapat meningkatkan kecepetan tanggap saraf.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Iswari, Mega. 2010. Anatomi Fisiologi dan Dasar Neurologi (Dasar Ilmu Faal
dan Saraf Untuk Pendidikan Luar Biasa). Padang: UNP Press.
Pearce, Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.Jakarta: PT.
Gramedia.
Riddle EL, Fleckenstein AE, Hanson GR (2005). "Role of monoamine
transporters in mediating psychostimulant effects". The AAPS journal
7(4): E847–51.
Marieb, Elaine N., dan Katja Hoehn. 2007. Human Anatomy and Physiology.
San Fransisco: Pearson Education Inc.
VIII. LAMPIRAN

Pengukuran kecepatan tanggap


rangsang yang dilakukan sebelum
mahasiswa (sampel percobaan)
meminum minuman energi

Mahasiswa yang menjadi sampel


percobaan sedang meminum zat
stimulan/minuman penambah energi
yaitu Extrajos

Pengukuran kecepatan tanggap


rangsang yang dilakukan setelah
sampel percobaan/mahasiswa
meminum minuman penambah
energi

Contoh minuman/zat stimulant yang


digunakan sebagai percobaan
PENGARUH ZAT STIMULAN TERHADAP KECEPATAN TANGGAP SARAF

Pelaksanaan : 9 Desember 2014

Asistensi : Dr. Rahardjo, M.Si.

Kelompok 4 :

1. Frida Purwanti (12030244210)


2. Suci Nur laxmi (12030244003)
3. Iskhawatun Amana (12030244020)
4. Nuril Trisnawati (12030244002)
5. Lucky Noviansyah (12030244222)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

2014

You might also like