You are on page 1of 26

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip-prinsip


good governance dalam meningkatkan kinerja aparatur pelayanan publik Pada
Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Serdang Bedagai.Metode yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif yaitu suatu metode
yang memusatkan perhatian pada masalah -masalah atau fenomena-fenomena
yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual,
kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki diiringi
dengan interpretasi rasional yang akurat.Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan informan kunci (key informan) dan informan biasa. Informan kunci
adalah informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang
diteliti, sedangkan informan biasa adalah informasi yang ditentukan dengan dasar
pertimbangan mengetahui dan berhubungan dengan permasalahan saja. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, antara
lain melalui data sekunder yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara
menelaah sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumen/arsip yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti. Sedangkan data primer yaitu data yang langsung
diperoleh dari lapangan, yang diperoleh melalui: (a) Observasi yaitu melakukan
pengamatan langsung terhadap objek penelitian dan (b) Wawancara, yaitu
mendapatkan data dengan cara mewawancarai informan kunci dan informan
biasa.Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisa data kualitatif. Teknik analisa data kualitatif adalah teknik analisa yang
didasarkan atas kemampuan nalar penulis dalam menginterpretasikan fakta, data
dan informasi. Teknik analisa data kualitatif menyajikan data kualitatiif yang
dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data kualitatif seperti keterangan dari
informan dan hasil dokumentasi, sesuai dengan indikator-indikator model
implementasi yang digunakan.Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa
semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam melegalkan izin usahanya
dan pencapain target PAD hingga 127,63% dari target PAD yang ditentukan. Serta
Pemberian penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima kepada Pemerintahan
Kabupaten Serdang Bedagai,ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 346/KEP/M.PAN/10/2008 yang
menetapkan keberhasilan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Sergai dalam
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan dunia usaha pada tahun
2008. ini berarti Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Serdang Bedagai
telah menerapkan prinsip-prinsip good governance dengan baik.

1
BAB I
PENDAHULUN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kabupaten Buton Utara merupakan kabupaten hasil pemekaran dari
Kabupaten Muna Serdang yang resmi berdiri pada tanggal 7 Januari 2004
dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2003. Kabupaten Buton Utara
memiliki visi menjadikan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai salah satu
Kabupaten Terbaik di Indonesia dengan masyarakatnya yang Pancasilais,
Religius, Modern dan Kompetitif”, memerlukan tindakan nyata untuk dapat
diwujudkan.
Didasari oleh tujuan dan cita-cita tersebut Pemerintah Kabupaten
Buton Utara dalam menyelenggarakan tugas-tugas umum pemerintah dan
Pelayanan Publik kepada masyarakat membentuk Kantor Pelayanan yang khusus
bertugas memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Maka berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dikeluarkan Peraturan Daerah
Nomor 03 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Pelayanan Terpadu (KPT). Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) ini
dirasa sangat penting dan mendesak dalam upaya memberikan pelayanan secara
terpadu sehingga memudahkan masyarakat dan dunia usaha dalam memperoleh
perijinan. Dengan motto “bersama mewujudkan pelayanan prima”, KPT Serdang
Bedagai merupakan KPT pertama di Provinsi Sumatera Utara yang
sebelumnya. Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2003 tentang
pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedag. mengelola 8
jenis perizinan telah ditingkatkan menjadi 23 macam perijinan antara lain: ijin
ganggua n (HO), ijin hotel, sampai ijin optik.
Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Serdang Bedagai masih
berusia muda, sampai saat ini pelaksanaannya masih berjalan kurang lebih 3 (tiga)
tahun, awal pendiriannya pada tahun 2006 yang sebelumnya bernama Unit
Pelayanan Perizinan Satu Pintu (UPPSP) yang ditetapkan dengan Peraturan

2
Bupati nomor 10 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Unit Pelayanan Terpadu.
Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) sebagai wujud nyata komitmen
Kabupaten Serdang Bedagai dalam memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada masyarakat. Salah satu bentuk pelayanan umum kepada masyarakat itu
adalah Pelayanan Prima di bidang perijinan.

3
Yang dimaksud Pelayanan Prima di bidang perizinan adalah Pelayanan Terpadu
Satu Pintu yang dapat mencerminkan suatu bentuk pelayanan yang memenuhi
prinsip pelayanan yang jelas, sederhana, pasti, aman, transparan, efisien,
ekonomis, adil, dan merata serta tepat waktu.
Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) sebagai instansi yang
khusus bertugas memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, pada
dasarnya dapat dikatakan sebagai terobosan baru atau inovasi manajemen
pemerintah daerah. Pembentukan instansi ini merupakan pengembangan praktik
pelayanan publik yang mencirikan praktik good governance. Good governance
sendiri merupakan sebuah konsep baru yang juga sering dipahami secara berbeda,
namun sebagian besar dari masyarakat setidaknya membayangkan bahwa dengan
good governance mereka akan memiliki tata pemerintahan yang baik.
Mereka berharap dengan praktik good governance akan dapat menciptakan
system pelayanan publik yang efisien, berkeadilan, transparan, akuntabel
serta partisipatif. Sehingga akan menekan angka korupsi menjadi semakin rendah,
dan pemerintah semakin peduli dengan kebutuhan dan berbagai masalah
yang dihadapi masyarakat.
Sebagai salah satu hal yang baru, maka upaya pemerintah daerah untuk
merealisasikan komitmen mewujudkan pelayanan publik yang berprinsip good
governance tentu saja bukan sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan. Hal ini
disebabkan karena birokrasi pemerintah daerah selama bertahun-tahun telah
menginternalisasi nilai-nilai lama seperti paternalisme, mental priyayi, dan lain-
lain yang jauh dari prinsip good governance. Dalam pandangan yang lebih
ekstrim, nilai-nilai lama tersebut justru mendorong munculnya praktik bad
governance yang menumbuh suburkan prilaku korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN).
Melihat kompleksitas masalah dan implikasinya terhadap pengembangan
praktik good governance, maka pemberian prioritas pada pembenahan kinerja
birokrasi pemerintah dalam pelayan publik menjadi langkah awal yang sangat
strategis. Kinerja birokrasi dipilih sebagai langkah awal karena selama ini para
pejabat birokrasi lebih menempatkan diri sebagai penguasa daripada menjadi

4
pelayan warga dan masyarakat. Sebagai penguasa mereka justru membutuhkan
pelayanan masyarakat. Karena itu, upaya dalam mengembangkan orientasi dan
tradisi pelayanan kepada warga dalam orientasi pemerintah selalu mengalami
kesulitan. Banyak masyarakat berharap dengan praktik good governance dapat
meningkatkan kinerja birokrasi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu sudah cukup lama berkembang
dan diimplementasikan oleh Pemkab/Pemkot dengan beragam nama, berbentuk
Unit Pelayanan Satu Atap (UPSA), Unit Pelayanan Terpadu (UPT), atau
Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP). Dilaporkan terdapat 29
pemerintah kabupaten/kota yang sudah menerapkan penerbitan izin usaha melalui
satu pintu. Namun, tidak semua KPT yang ada sudah menerapkan konse
‘terpadu. Beberapa hanya berfungsi sebagai pusat informasi perijinan, atau
sebagai loket penerimaan/pemerosesan awal permohonan.
Selain itu, banyak diantara instansi tersebut tidak menerapkan prinsip-
prinsip good governance dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Akibatnya di
dalam proses pelayanan publik sering dijumpai adanya biaya tambahan yang
harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk diberikan kepada petugas, prosedur
pelayanan yang panjang, tidak transparan serta ketidakjelasan waktu pelayanan
yang diperlukan untuk mengurus pelayanan publik. Walaupun pada dasarnya
pembentukan pelayanan terpadu tersebut bertujuan untuk mendekatkan
pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, namun
dalam pelakasanaannya pelayanan terpadu tersebut belum menerapkan prinsip-
prinsip good governance.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat
judul dalam penelitian ini yaitu: Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance
Dalam Meningkatkan Kinerja Aparatur Pelayanan Publik (Studi Kasus Pada
Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Buton Utara).

5
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah bagaiman penerapan prinsip-prinsip good
governance dalam meningkatkan kinerja aparatur pelayanan publik di Kantor
Pelayanan Terpadu Kabupaten Buton Utara.

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip good governance di Kantor
Pelayanan Terpadu Kabupaten Buton Utara.
2. Bagaimana kinerja aparatur pelayanan publik di Kantor Pelayanan
Terpadu Kabupaten Buton Utara.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan berfikir
melalui penulisan karya ilmiah dan untuk menerapkan teori-teori yang
penulis terima di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Halu Oleo.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemkiran kepada
pemerintah Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Buton Utara.
3. Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi ragam penelitian yang telah
dibuat mahasiswa dan dapat menjadi referensi bagi terciptanya suatu karya
ilmia.

6
7
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Good Governance


2.1.1 Pengertian Good Governance
Semangat reformasi politik di Indonesia beberapa tahun lalu telah
memunculkan terminologi baru yang disebut sebagai Good Governance.
Popularitas terminologi ini mencuat di kalangan pemerintah, akademis, dan
lembaga swadaya masyarakat. Terminologi Good Governance sering
diterjemahkan sebagai tata pemerintahan, penyelenggara negara, atau cukup
diartikan dengan penyelenggaraan ataupun pengelolaan (manajemen).
Secara teoritis, good governance sendiri dapat diberi arti sebagai suatu
proses yang mengorientasikan pemerintahan pada distribusi kekuatan dan
kewenangan yang merata dalam seluruh elemen masyarakat untuk dapat
mempengaruhi keputusan dan kebijakan yang berkaitan dengan kehidupan publik
berserta seluruh upaya pembangunan politik, ekonomi, sosial dan budaya
mereka. Berdasarkan pengertian ini, Good Governance berorientasi pada:
1. Orientasi ideal, negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional.
Orientasi ini bertitik tolak pada demokratisasi dalam kehidupan bernegara
dengan elemen konstituennya seperti: legitimacy (apakah pemerintah)
dipilih dan mendapat kepercayaan dari rakyat, accountability, securing of
human rights, autonomy and devolution of power, and assurance of
civilian control.
2. Pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien
dalam melakukan upaya pencapaian tujuan nasional. Orientasi kedua ini
tergantung pada sejauh mana pemerintah mempunyai kompetensi, dan
sejauh mana struktur serta mekanisme politik serta administratif berfungsi
secara efektif dan efisien.

Governance menunjuk pada pengertian bahwa kekuasan tidak lagi semata-


mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah. Governance menekankan pada

8
pelaksanaan fungsi governing secara bersama-sama oleh pemerintah dan institusi-
institusi lain, yakni LSM, perusahaan swasta maupun warga negara. Bahkan
institusi non pemerintahan ini dapat memegang peran domain dalam governance
tersebut, atau malah lebih dari itu pemerintah tidak mengambil peran apapun.

2.2 Kinerja
2.2.1 Pengertian Kinerja
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan
adaministrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada ketidakpuasan.
Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap pertanggungjawaban yang
diberikan oleh penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada
mereka. Dengan kata lain kinerja pemerintah kini lebih banyak mendapat sorotan,
karena masyarakat mulai mempertanyakan manfaat yang mereka peroleh atas
pelayanan instansi pemerintah.
Kinerja merupakan suatu hal yang penting untuk mengukur keberhasilan
suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Setiap organisasi penting untuk selalu
melakukan penilaian terhadap kinerjanya karena hal tersebut dapat dijadikan
sebagai input bagi perbaikan dan peningkatan kinerjanya di kemudian hari.
Menurut Mahsun, kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu
organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat
keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja biasanya diketahui
hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-
tujuan. atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau
target, kinerja sesorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena
tidak ada tolak ukurnya. Selain itu kinerja didefenisikan sebagai hasil kerja yang
dapat dicapai oleh pegawai atau kelompok pegawai dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya

9
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika.
Berbasis kinerja menjadi sangat luas. Setidaknya bidang cakupannya
meliputi aspek:
• Kelembagaan
aspek kelembagaan perlu dibangun agar dicapai lembaga yang efektif dan
efisien dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
• Sumber daya manusia

10
Sumber daya manusia yang professional dan kompeten merupakan salah satu
faktor penentu birokrasi dalam mencapai tataran kinerja secara optimal.
Karena itu, sumber daya manusia dalam birokrasi juga perlu dibangun, dalam
arti ditingkatkan kompetensinya. Kompetensi ini merupakan kemampuan
aparatur pemerintah berupa pengetahuan, keterampilan, kecakapan, sikap,
dan perilaku yag diperlukan dalam pelaksanaan apa yang menjadi tugas
pokok, fungsi, kewenangan, dan tanggung jawab yang diamanahkan
kepadanya.
• Ketatalaksanaan
Aspek ketatalaksanaan juga perlu dibangun agar seluruh unsur lembaga dapat
bekerja sesuai dengan mekanisme, prosedur, dan metode yang telah
ditetapkan.
• Sumber daya keuangan dan peralatan
Sumber daya keuangan dan peralatan dalam suatu organisasi juga menjadi
faktor penentu tercapainya pada tataran optimal. Oleh karena itu, sumber daya
ini juga perlu dibangun untuk mencapai efektivitas dan efesiensi
penggunaan sumber daya, baik berupa uang maupun peralatan yang
diperlukan dalam beroperasinya organisasi.

2.2.2 Pengukuran Kinerja


Kebutuhan terhadap pengetahuan tentang pengukuran kinerja sangat terasa
pada saat sebuah entitas sektor publik menerapkan good governance. Hal tersebut
terjadi karena pengukuran kinerja merupakan bagian tidak terpisah dari sistem
pengendalian sektor publik. Pemahaman terhadap konsep dan pendekatan-
pendekatan pengukuran kinerja yang dipelajari dan diterapkan dengan benar
memberikan kontribusi kemajuan dan prestasi yang dapat dinilai dengan obyektif.
Oleh karena sifat dan karekteristiknya yang unik, maka organisasi sektor
publik memerlukan ukuran penilaian kinerja yang lebih luas, tidak hanya tingkat
laba, efesiensi dan ukuran finansial. Pengukuran kinerja organisasi sektor publik
meliputi beberapa indikator anatara lain:
1. Indikator masukan (input), misalnya:

11
• jumlah dana yang dibutuhkan;
• jumlah pegawai yang dibutuhkan;
• jumlah infrastruktur yang ada;
• jumlah waktu yang ada.
2. indikator proses (process), misalnya:
• ketaatan pada peraturan perundangan
• rata-rata yang diperlukan untuk memproduksi atau menghasilkan layanan
jasa.
3. indikator keluaran (output), misalnya:
• jumlah produk atau jasa yang dihasilkan;
• ketepatan dalam memproduksi barang atau jasa.
4. indikator hasil (outcomes), misalnya:
• tingkat kualitas produk dan jasa yang dihasilkan;
• produktivitas para karyawan atau pegawai.
5. indikator manfaat (benefit), misalnya:
• tingkat kepuasan masyarakat;
• tingkat partisipasi masyarakat.
6. indikator dampak (impact), misalnya:
• peningkatan kesejahtraan masyarakat;
• peningkatan pendapatan masyarakat.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja


Suatu organisai modern, termasuk instansi pemerintah seperti pegawai
Kantor Pelayanan Terpadu Serdang Bedagai adalah organisasi dengan sistem
terbuka yang dipengaruhi dan berinteraksi secara terus menerus dengan
lingkungannya. Implikasi dari ini adalah bahwa kinerja organisasi tersebut tidak
saja dipengaruhi oleh faktor internal, tetapi juga faktor eksternalnya.
Kemampuan organisasi melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai
tujuan akan banyak tergantung pada sumberdaya organisasi yang bersangkutan.
Hal ini menunjukan bahwa kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Sedangkan sumber daya organisasi

12
umumnya dikelompokan dalam 3 bagian besar, yaitu sumber daya manusia,
sumber dana atau anggaran, sarana dan prasarana atau peralatan yang digunakan
dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi yaitu:
1. Faktor Internal Organisasi
Variable internal yang mempengaruhi kinerja pegawai Kantor Perizinan
Pelayanan Terpadu dalam hal ini meliputi:
a. Mekanisme hubungan kerja dalam organisasi
dalam hal ini menyangkut bagaimana struktur dan pola hubungan dalam
organisasi kantor pemerintah yang mempengaruhi kinerjanya. Berdasarkan
hal tersebut, organisasi dilihat sebagai suatu sistem individu yang stabil yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama lewat suatu struktur dan
pembagian kerja.
b. Sumber daya manusia
Salah satu sumber daya yang penting bagi organisasi adalah manusia yang
berkedudukan sebagai pegawai, karyawan, buruh, atau pekerja,
bagaimanapun majunya teknologi dewasa ini mampu menggantikan
sebagaian tenaga kerja, namun masih banyak kegiatan yang tidak dapat
menggunakan alat perlengakapan mekanis dan sepenuhnya otomatis tersebut.
Dalam hal ini sumber daya manusia yang diharapkan adalah sumber daya
manusia yang berkualitas, dalam artian memiliki kemampuan kecakapan
serta keterempilan dalam melaksanakan tugas sehingga pelayanan dapat
diselenggarakan dengan tertib dan lancar.
c. Sarana dan prasarana
Menurut Thoha, faktor sarana dan prasarana disamping sumber daya manusia
dan dana merupakan faktor yang sangat menentukan bagi keberhasilan
manajemen dalam mencapai tujuan, sehingga ketersedian sarana dan
prasarana bagi penyelenggaraan tugas-tugas sangat berperan dalam
rangka mewujudkan tujuan organisasi. Sarana dan prasarana dalam
pelayanan di sini menyangkut segala jenis peralatan, perlengkapan kerja, dan
fasilitas lainnya yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam

13
melaksanakan pekerjaan, dan juga berfungsi dalam rangka kepentingan
orang-orang yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja itu.

2. Faktor Eksternal Organisasi


Sebagai suatu konsekuensi bahwa organisasi merupakan bagiaan dari
lingkungan eksternal adalah pengaruh lingkungan terhadap pencapaian tujuan
organisasi. Faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi
meliputi semua kekuatan yang timbul diluar batas organisasi dan mempengaruhi
keputusan serta tindakan dalam organisasi.

2.2.4 Manfaat Pengukuran Kinerja


Sektor publik tidak terlepas dari kepentingan umum sehingga pengukuran
kinerja mutlak diperlukan untuk mengetahui seberapa berhasil misi sektor publik
tersebut dapat dicapai penyedia jasa dan barang-barang publik. Sementara dari
persepektif internal organisasi, pengukuran kinerja juga sangat bermanfaat.
Manfaat pengukuran kinerja baik internal maupun eksternal sektor publik
yaitu:
1. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan untuk
mencapai kinerja.
2. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati.
3. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya
dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.
4. Memberikan penghargaan dan hukuman yang obyektif atas prestasi pelaksana
yang telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah
disepakati.

Manfaat pengukuran kinerja sektor publik yaitu:


1. Mendorong peningkatan kinerja. Dengan mengetahui hasil prestasi kerja,
ketiga pihak yang terlibat dapat mengambil berbagai langkah yang
diperlukan agar kinerja para pegawai lebih meningkat lagi dimasa-masa
yang akan datang.

14
2. Sebagai bahan pengambilan keputusan dalam pemberian imbalan.
Keputusan tentang siapa yang berhak menerima imbalan berdasarkan
penilain atas kinerja pegawai.
3. Untuk kepentingan mutasi. Kinerja seseorang dimasa lalu merupakan
dasar bagi pengambilan keputusan mutasi baginya dimasa yang akan datang,
ataupun bentuk mutasi tersebut seperti promosi, alih tugas, alih wilayah.
4. Guna menyusun program pendidikan dan pelatihan, baik yang
dimaksudkan untuk mengatasi berbagai kekurangan dan kelemahan maupun
untuk mengembangkan potensi pegawai yang ternyata sepenuhnya digali
dan yang terungkap melalui penilain kinerja pegawai. Membantu para
pegawai menentukan rencana karirnya dan dengan bantuan bagian
kepegawaian menyusun program pengembangan karir yang paling tepat,
dalam arti sesuai dengan kebutuhan para pegawai dan dengan kepentingan
organisasi.

2.3 Aparatur Pelayanan Publik


Kondisi saat ini menunjukkan bahwa aparatur pelayanan publik yang ada
sangat jauh dari apa yang diharapkan. Potret aparatur saat ini yang menunjukkan
profesionalisme rendah, banyaknya praktek KKN yang melibatkan aparatur,
tingkat gaji yang tidak memadai, pelayanan kepada masyarakat yang berbelit-
belit, kurang kreatif dan inovatif, bekerja berdasarkan juklak dan juknis serta
mungkin masih banyak potret negatif lainnya yang intinya menunjukka n bahwa
aparatur di Indonesia masih lemah.
Adapun yang dimaksud dengan aparatur pelayanan publik adalah pegawai
Negara dan abdi masyarakat yang bekerja pada pemerintah serta melaksanakan
tugas-tugas kepemerintahan. Aparatur pemerintah memiliki peranan yang sangat
penting untuk menciptakan tata pemerintahan yang baik, efesien, efektif, bersih,
transparan, dan bebas dari unsur KKN serta mampu melaksanakan seluruh tugas
umum pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-baiknya dengan dilandasi
sikap pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan Negara.

15
Dewasa ini, fungsi aparatur menjadi lebih kompleks tidak sekedar fungsi
pengaturan, pengelolaan, dan pengendalian saja, akan tetapi lebih berorientasi
pada fungsi pemberdayaan (empowering), kesempatan (enabling), keterbukaan
(democratic), dan kemitraan (partnership) dalam pengambilan keputusan,
pembuatan dan pelaksanaan kebijakan dalam upaya pelayanan publik. Tugas
pokok dan fungsi dari aparatur pada intinya adalah menjadi pelayan masyarakat
yaitu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat; menjadi stabilisator
yaitu sebagai penyangga persatuan dan kesatuan bangsa; menjadi motivator yaitu
memberdayakan masyarakat agar terlibat secara aktif dalam pembangunan;
menjadi innovator dan creator yaitu menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam
pelayanan masyarakat agar menghasilkan pelayanan yang baru, efektif dan efisien
dan menjadi inisiator yaitu selalu bersemangat mengabdi dengan berorientasi
pada.

2..4 Struktur Organisasi dan Kantor Pelayanan Terpadu


2.4.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan salah satu faktor yang berpegaruh terhadap
kinerja organisasi publik, sebagaimana pendapat Numberi dalam Khairil, yang
menyatakan bahwa struktur organisasi merupakan unsur yang sangat penting
karena struktur organisasi akan menjelaskan bagaiman kedudukan, tugas,
fungsi dialokasikan di dalam organisasi.
Struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe
organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat,
bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang
kendali dan sistem pimpinan organisasi.
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarka
sangat signifikan terhadap cara orang melaksanakan tugasnya (bekerja) dalam
organisasi. Lebih lanjut Numberi menejelaskan bahwa ketika arah dan strategi
organisasi secara keseluruhan telah ditetapkan serta struktur organisasi telah

16
didesain, maka hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana organisasi tersebut
melakukan kegiatan atau menjalankan tugas dan fungsinya. Struktur organisasi
adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan
organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan
pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem
pimpinan organisasi. Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan
antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan
dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur
Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara
yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi
dibatasi.
Selain itu, Supriadi mengatakan bahwa struktur organisasi diartikan
sebagai kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan diantara
bidang-bidang kerja, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan,
wewnang dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu system kerjasama.
Lebih lanjut ia mengatakan apabila dilukiskan dalam kertas, struktur organisasi ini
berupa sebuah gambaran bagan dalam mana bidang-bidang kerja itu atau orang-
orang yang memikul suatu fungsi dilukiskan menjadi kotak-kotak segi empat
panjang, sedangkan hubungan kerja diantara mereka sebagai garis-garis
penghubung diantara kotak-kotak tersebut.
Organisasi pemerintah harus semakin diarahkan menuju kelembagaan
yang semakin mampu, fleksibel, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat
yang semakin kompleks dewasa ini. Memperhatikan pertimbangan tersebut, maka
kebijakan organisasi pemerintah diarahkan pada reformasi kelembagaan menuju
organisasi masa depan yang bercirikan:
• visi dan misi organisasi jelas
Dengan visi dan misi yang jelas, akan dapat disusun organisasi yang
benar-benar sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan terutama mampu
menyeimbangkan antara kemampuan sumber daya organisasi dengan
kebutuhan nyata masyarakat.
• Organisasi flat atau datar

17
Struktur organisasi berarti tidak perlu terdiri dari banyak tingkatan atau
hirarki, organisasi cukup memiliki satu layer di bawah pucuk pimpinan.
Dengan bentuk organisasi seperti itu maka proses dalam organisasi akan
dapat dilakukan dengan cepat karena dengan penghematan layer dalam
struktur organisasi, maka waktu yang kurang diperlukan akan tereduksi.
• Organisasi ramping atau tidak banyak pembidangan
Dengan Organisasi yang ramping, maka jumlah pembidangan secara
horisontal dapat ditekan seminal mungkin sesuai dengan beban dan sifat
tugasnya, sehingga span of control-nya berada pada posisi yang ideal.
• Organisasi jejaring (networking organization)
Dalam era globalisasi dewasa ini, harus ditumbuhkan organisasi jejaring,
karena organisasi seperti inilah yang mampu melakukan aktifitas
organisasi secara cepat dan efisien.
• Strategi organisasi pembelajar
Dalam suasana perubahan yang sangat cepat dewasa ini, diperlukan
organisasi yang mampu mentransformasikan dirinya untuk menjawab
tantangan-tantangan dan kesempatan yang timbul akibat perubahan tersebut.
• Organisasi banyak diisi jabatan-jabatan professional
Hal ini terkait dengan bentuk organisasi yang flat dengan layer structural
yang minimal, maka sejan itu organisasi lebih banyak diisi oleh pejabat-
pejabat professional atau fungsional yang berkerja berdasarkan kompetis
professional di bidang tertentu sesuai dengan core business organisasi
yang bersangkut an.
 Organisasi bervariasi
 Organisasi terbuka untuk memiliki struktur yang berbeda antara satu lembaga
dengan lembaga yang lain, sesuai dengan kondisi dan prioritas misi masing-
masing lembaga tersebut.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keberhasilan kantor pelayanan


terpadu kabupaten sedang bedagai dalam menjalankan tugas dan fungsinya akan
ditentukan salah satunya oleh struktur organisasi yang dibentuk. Karena struktur

18
organisasi akan menentukan pola perilaku individu dalam pencapain tujuan
organisasi.

2.5 Defenisi Konsep


Berdasarkan judul penelitian yang dipilih oleh peneliti, maka
yang menjadi defenisi konsep dalam penelitian ini adalah
 Good Governance
Good governance yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses
yang mengorientasikan pemerintahan pada distribusi kekuatan dan kewenangan
yang merata dalam seluruh elemen masyarakat untuk dapat mempengaruhi
keputusan dan kebijakan yang berkaitan dengan kehidupan publik berserta
seluruh upaya pembangunan politik, ekonomi, sosial dan budaya mereka dalam
sistem pemerintahan yang mana dalam pelaksanaanya menerapkan prinsip-
prinsip seperti aturan hukum, transparansi, dan akuntabilitas.

 Kinerja Aparatur Pelayanan Publik


Kinerja aparatur pelayanan publik dalam penelitian ini adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh pegawai atau kelompok pegawai dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe
organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat,
bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang
kendali dan sistem pimpinan organisasi.

2.6 Operasionalisasi Konsep


Berikut ini akan diuraikan operasionalisasi konsep yang menjadi fokus
penelitian yang dipilih penulis tentang bagaimana penerapan prinsip-prinsip good

19
governance dalam meningkatkan kinerja aparatur pelayanan publik di Kabupaten
Serdang Bedagai, yaitu:
a) Aturan hukum (rule of law), keputusan, kebijakan pemerintah, organisasi
dan badan usaha yang menyangkut kepentingan publik (peraturan
perundang-undangan yang berlaku). Jaminan kepastian hukum dan rasa
keadilan masyarakat terhadap kebijakan publik yang ditempuh.
b) Transparansi (transparency), transparansi dibangun atas dasar kebebasan
arus informasi. Proses lemabaga dan informasi secara langsung dapat
diterima oleh mereka yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami
dan dipantau.
c) Akuntabilitas (accountability), Akuntabilitas, bahwa proses pelayanan
yang telah diberikan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat karena aparat pemerintah itu pada hakikatnya mempunyai
tugas memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.
d) Sumber Daya Manusia yang terdiri dari jumlah pegawai, tingkat
pendidikan pegawai, keahlian, kterampilan dan kemampuan para pegawai
untuk melaksanakan tugas dan fungsinya.

20
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Di dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode deskriptif
yang bertujuan untuk menguraikan bagaimana penerapan prinsip-prinsip good
governance dalam meningkatkan kinerja aparatur pelayanan publik di Kantor
Pelayanan Terpadu. Metode deskriptif memusatkan perhatian pada masalah-
masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau
masalah yang bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang
masalah yang diselidiki diiringi dengan interpretasi rasional yang akurat.
Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan
menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta sebagaimana
adanya dan mencoba menganalisa untuk memberi kebenarannya berdasarkan data
yang diperoleh dilapangan.

3.2 Lokasi Penelitian


Penulis akan melakukan penelitian di Kantor Pelayanan Terpadu
Kabupaten Buton Utara.

3.3 Informan
Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan
atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas,
akurat dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan atau data-data yang
dapat membantu dalam memenuhi persoalan/permasalahan tersebut.
Dalam penelitian ini, penulis memilih menggunakan informan kunci (key
informan), dan informan biasa. Informan kunci adalah informan yang mengetahui
secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti, sedangkan informan biasa
adalah informasi yang ditentukan dengan dasar pertimbangan mengetahui dan
berhubungan dengan permasalahan saja. Atas dasar pertimbangan maka dalam
penelitian ini yang menjadi key informan adalah

21
1. Kepala Kantor
2. Kasi Pelayanan Dan Perizinan
3. Kasi Pembinaan, Pengawasan Dan Pengendalian
4. Kasi Promosi, Dokumentasi Dan Pelaporan
Sedangkan yang menjadi informan biasa adalah
1. Pegawai Kantor Pelyanan
2. Masyarakat yang mengurus perijinan pada

2.4 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penulisan ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data
dengan dua cara yaitu:
1) Data primer yaitu, data yang langsung diperoleh dari lapangan, yang
diperoleh melalui:
a) Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap
objek penelitian.
b) Wawancara, yaitu mendapatkan data dengan cara
mewawancarai informan kunci dan informan biasa.
2) Data sekunder yaitu, kegiatan penelitian yang dilakukan dengan
cara menelaah sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumen/arsip yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3) Untuk memperoleh data yang diperlukan, sesuai dengan teknik
pengumpulan data yang telah ditetapkan sebelumnya, maka peneliti
melakukan wawancara dengan beberapa informan yang benar-benar
mengetahui bagaimana penerapan prinsip-prinsip good governance dalam
meningkatkan kinerja aparatur pelayanan publik di Kantor Pelayanan
Terpadu Serdang Bedagai. Disamping itu peneliti juga mengumpulkan data
sekunder berupa dokumen- dokumen yang berhubungan dengan penerapan
prinsip-prinsip good governance dalam meningkatkan kinerja aparatur
pelayanan publik di Kantor Pelayanan Terpadu Serdang Bedagai, serta
melakukan pengamatan terhadap kondisi dan situasi dilokasi penelitian
untuk melengkapi data yang dibutuhkan.

22
4) Setelah data dan informasi yang dibutuhkan terkumpul, peneliti kemudian
memilah-milah data dan informasi tersebut kedalam indikator-indikator
penelitian yang telah ditentukan sebelumnya seperti indikator partisipasi,
transparansi, efektifitas dan efisiensi, akuntabilitas, produktivitas, dan lainya.
5) Setelah data informasi tersebut dikelompokam, peneliti kemudian
melakukan penyajian data dan analisis data. Penyajian dan analisis data ini
dilakukan dengan menguraikan masing-masing indikator-indikator
penelitian berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dilapangan baik
melalui hasil wawancara atau observasi maupun dari data-data sekunder.
Setelah menguraikan fakta yang ada dilapangan berdasarkan data dan
informasi tersebut, peneliti kemudian menganalisisnya dengan
membandingkan keadaan lapangan (dari hasil wawancara, observasi, dan
data sekunder) dengan teori- teori yang berhubungan dengan indikator
tersebut. Sehingga dengan demikian.

23
DAFTAR PUATAKA

Dwiyanto, Agus, Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik,


Gadjah Mada Universitas Press, Yogyakarta 2005.
Furtwengler, Dale, Penilaian Kinerja, Alpha Copyright, Yogyakarta 2000.
Hasibuan, Malayau, Manajemen:Dasar, Pengertian, Dan Masalah, Bumi aksara,
Jakarta 2001.
Mahsun, Mohamad, Pengukuran Kinerja Sektor Publik, BPFE-
YOGYAKARTA, Yogyakarta 2006.
Nawawi, H, Metode Penelitian Sosial, Gajah Mada Press, Yogyakarta, 1990.
Sedarmayanti, Good Governance Dalam Rangka Otonomi Daerah, Mandar
Maju, Bandung 2003.
Siagian, Manajemen Sumberdaya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta 2004.
Sinambela, Lijan P, Reformasi Pelayanan Publik, Bumi Aksara, Jakarta 2006.
Singarimbun, Masri. 1995, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta 2006
Suhady, Idup dkk, Dasar-dasar Good Governance, LAN, Jakarta, 2005.
Sulasty, Profesionalisme Aparatur Pemerintah Kecamatan Tanah Jawa Dalam
Pelyanan Publik, Skripsi S-1, Universitas Sumatera Utara, 2007.
Supriadi, dan syaiful Anwar, Dasar-dasar Perilaku Organisasi, UII Press,
Yogyakarta, 2002.hlm. 30
Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta 1996.
Wibowo, Memahami Good Government Governance Dan Good Corporate
Governance, YPAPI, Yogyakarta 2004.
Widodo, Joko, Membangun Birokrasi Berbasisi Kinerja, Bayumedia
Publishing, Malang 2005.

24
25
26

You might also like