Professional Documents
Culture Documents
1
BAB I
PENDAHULUN
2
Bupati nomor 10 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Unit Pelayanan Terpadu.
Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) sebagai wujud nyata komitmen
Kabupaten Serdang Bedagai dalam memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada masyarakat. Salah satu bentuk pelayanan umum kepada masyarakat itu
adalah Pelayanan Prima di bidang perijinan.
3
Yang dimaksud Pelayanan Prima di bidang perizinan adalah Pelayanan Terpadu
Satu Pintu yang dapat mencerminkan suatu bentuk pelayanan yang memenuhi
prinsip pelayanan yang jelas, sederhana, pasti, aman, transparan, efisien,
ekonomis, adil, dan merata serta tepat waktu.
Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) sebagai instansi yang
khusus bertugas memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, pada
dasarnya dapat dikatakan sebagai terobosan baru atau inovasi manajemen
pemerintah daerah. Pembentukan instansi ini merupakan pengembangan praktik
pelayanan publik yang mencirikan praktik good governance. Good governance
sendiri merupakan sebuah konsep baru yang juga sering dipahami secara berbeda,
namun sebagian besar dari masyarakat setidaknya membayangkan bahwa dengan
good governance mereka akan memiliki tata pemerintahan yang baik.
Mereka berharap dengan praktik good governance akan dapat menciptakan
system pelayanan publik yang efisien, berkeadilan, transparan, akuntabel
serta partisipatif. Sehingga akan menekan angka korupsi menjadi semakin rendah,
dan pemerintah semakin peduli dengan kebutuhan dan berbagai masalah
yang dihadapi masyarakat.
Sebagai salah satu hal yang baru, maka upaya pemerintah daerah untuk
merealisasikan komitmen mewujudkan pelayanan publik yang berprinsip good
governance tentu saja bukan sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan. Hal ini
disebabkan karena birokrasi pemerintah daerah selama bertahun-tahun telah
menginternalisasi nilai-nilai lama seperti paternalisme, mental priyayi, dan lain-
lain yang jauh dari prinsip good governance. Dalam pandangan yang lebih
ekstrim, nilai-nilai lama tersebut justru mendorong munculnya praktik bad
governance yang menumbuh suburkan prilaku korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN).
Melihat kompleksitas masalah dan implikasinya terhadap pengembangan
praktik good governance, maka pemberian prioritas pada pembenahan kinerja
birokrasi pemerintah dalam pelayan publik menjadi langkah awal yang sangat
strategis. Kinerja birokrasi dipilih sebagai langkah awal karena selama ini para
pejabat birokrasi lebih menempatkan diri sebagai penguasa daripada menjadi
4
pelayan warga dan masyarakat. Sebagai penguasa mereka justru membutuhkan
pelayanan masyarakat. Karena itu, upaya dalam mengembangkan orientasi dan
tradisi pelayanan kepada warga dalam orientasi pemerintah selalu mengalami
kesulitan. Banyak masyarakat berharap dengan praktik good governance dapat
meningkatkan kinerja birokrasi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu sudah cukup lama berkembang
dan diimplementasikan oleh Pemkab/Pemkot dengan beragam nama, berbentuk
Unit Pelayanan Satu Atap (UPSA), Unit Pelayanan Terpadu (UPT), atau
Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP). Dilaporkan terdapat 29
pemerintah kabupaten/kota yang sudah menerapkan penerbitan izin usaha melalui
satu pintu. Namun, tidak semua KPT yang ada sudah menerapkan konse
‘terpadu. Beberapa hanya berfungsi sebagai pusat informasi perijinan, atau
sebagai loket penerimaan/pemerosesan awal permohonan.
Selain itu, banyak diantara instansi tersebut tidak menerapkan prinsip-
prinsip good governance dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Akibatnya di
dalam proses pelayanan publik sering dijumpai adanya biaya tambahan yang
harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk diberikan kepada petugas, prosedur
pelayanan yang panjang, tidak transparan serta ketidakjelasan waktu pelayanan
yang diperlukan untuk mengurus pelayanan publik. Walaupun pada dasarnya
pembentukan pelayanan terpadu tersebut bertujuan untuk mendekatkan
pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, namun
dalam pelakasanaannya pelayanan terpadu tersebut belum menerapkan prinsip-
prinsip good governance.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat
judul dalam penelitian ini yaitu: Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance
Dalam Meningkatkan Kinerja Aparatur Pelayanan Publik (Studi Kasus Pada
Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Buton Utara).
5
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah bagaiman penerapan prinsip-prinsip good
governance dalam meningkatkan kinerja aparatur pelayanan publik di Kantor
Pelayanan Terpadu Kabupaten Buton Utara.
6
7
BAB II
KAJIAN TEORI
8
pelaksanaan fungsi governing secara bersama-sama oleh pemerintah dan institusi-
institusi lain, yakni LSM, perusahaan swasta maupun warga negara. Bahkan
institusi non pemerintahan ini dapat memegang peran domain dalam governance
tersebut, atau malah lebih dari itu pemerintah tidak mengambil peran apapun.
2.2 Kinerja
2.2.1 Pengertian Kinerja
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan
adaministrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada ketidakpuasan.
Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap pertanggungjawaban yang
diberikan oleh penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada
mereka. Dengan kata lain kinerja pemerintah kini lebih banyak mendapat sorotan,
karena masyarakat mulai mempertanyakan manfaat yang mereka peroleh atas
pelayanan instansi pemerintah.
Kinerja merupakan suatu hal yang penting untuk mengukur keberhasilan
suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Setiap organisasi penting untuk selalu
melakukan penilaian terhadap kinerjanya karena hal tersebut dapat dijadikan
sebagai input bagi perbaikan dan peningkatan kinerjanya di kemudian hari.
Menurut Mahsun, kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu
organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat
keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja biasanya diketahui
hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-
tujuan. atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau
target, kinerja sesorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena
tidak ada tolak ukurnya. Selain itu kinerja didefenisikan sebagai hasil kerja yang
dapat dicapai oleh pegawai atau kelompok pegawai dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya
9
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika.
Berbasis kinerja menjadi sangat luas. Setidaknya bidang cakupannya
meliputi aspek:
• Kelembagaan
aspek kelembagaan perlu dibangun agar dicapai lembaga yang efektif dan
efisien dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
• Sumber daya manusia
10
Sumber daya manusia yang professional dan kompeten merupakan salah satu
faktor penentu birokrasi dalam mencapai tataran kinerja secara optimal.
Karena itu, sumber daya manusia dalam birokrasi juga perlu dibangun, dalam
arti ditingkatkan kompetensinya. Kompetensi ini merupakan kemampuan
aparatur pemerintah berupa pengetahuan, keterampilan, kecakapan, sikap,
dan perilaku yag diperlukan dalam pelaksanaan apa yang menjadi tugas
pokok, fungsi, kewenangan, dan tanggung jawab yang diamanahkan
kepadanya.
• Ketatalaksanaan
Aspek ketatalaksanaan juga perlu dibangun agar seluruh unsur lembaga dapat
bekerja sesuai dengan mekanisme, prosedur, dan metode yang telah
ditetapkan.
• Sumber daya keuangan dan peralatan
Sumber daya keuangan dan peralatan dalam suatu organisasi juga menjadi
faktor penentu tercapainya pada tataran optimal. Oleh karena itu, sumber daya
ini juga perlu dibangun untuk mencapai efektivitas dan efesiensi
penggunaan sumber daya, baik berupa uang maupun peralatan yang
diperlukan dalam beroperasinya organisasi.
11
• jumlah dana yang dibutuhkan;
• jumlah pegawai yang dibutuhkan;
• jumlah infrastruktur yang ada;
• jumlah waktu yang ada.
2. indikator proses (process), misalnya:
• ketaatan pada peraturan perundangan
• rata-rata yang diperlukan untuk memproduksi atau menghasilkan layanan
jasa.
3. indikator keluaran (output), misalnya:
• jumlah produk atau jasa yang dihasilkan;
• ketepatan dalam memproduksi barang atau jasa.
4. indikator hasil (outcomes), misalnya:
• tingkat kualitas produk dan jasa yang dihasilkan;
• produktivitas para karyawan atau pegawai.
5. indikator manfaat (benefit), misalnya:
• tingkat kepuasan masyarakat;
• tingkat partisipasi masyarakat.
6. indikator dampak (impact), misalnya:
• peningkatan kesejahtraan masyarakat;
• peningkatan pendapatan masyarakat.
12
umumnya dikelompokan dalam 3 bagian besar, yaitu sumber daya manusia,
sumber dana atau anggaran, sarana dan prasarana atau peralatan yang digunakan
dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi yaitu:
1. Faktor Internal Organisasi
Variable internal yang mempengaruhi kinerja pegawai Kantor Perizinan
Pelayanan Terpadu dalam hal ini meliputi:
a. Mekanisme hubungan kerja dalam organisasi
dalam hal ini menyangkut bagaimana struktur dan pola hubungan dalam
organisasi kantor pemerintah yang mempengaruhi kinerjanya. Berdasarkan
hal tersebut, organisasi dilihat sebagai suatu sistem individu yang stabil yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama lewat suatu struktur dan
pembagian kerja.
b. Sumber daya manusia
Salah satu sumber daya yang penting bagi organisasi adalah manusia yang
berkedudukan sebagai pegawai, karyawan, buruh, atau pekerja,
bagaimanapun majunya teknologi dewasa ini mampu menggantikan
sebagaian tenaga kerja, namun masih banyak kegiatan yang tidak dapat
menggunakan alat perlengakapan mekanis dan sepenuhnya otomatis tersebut.
Dalam hal ini sumber daya manusia yang diharapkan adalah sumber daya
manusia yang berkualitas, dalam artian memiliki kemampuan kecakapan
serta keterempilan dalam melaksanakan tugas sehingga pelayanan dapat
diselenggarakan dengan tertib dan lancar.
c. Sarana dan prasarana
Menurut Thoha, faktor sarana dan prasarana disamping sumber daya manusia
dan dana merupakan faktor yang sangat menentukan bagi keberhasilan
manajemen dalam mencapai tujuan, sehingga ketersedian sarana dan
prasarana bagi penyelenggaraan tugas-tugas sangat berperan dalam
rangka mewujudkan tujuan organisasi. Sarana dan prasarana dalam
pelayanan di sini menyangkut segala jenis peralatan, perlengkapan kerja, dan
fasilitas lainnya yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam
13
melaksanakan pekerjaan, dan juga berfungsi dalam rangka kepentingan
orang-orang yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja itu.
14
2. Sebagai bahan pengambilan keputusan dalam pemberian imbalan.
Keputusan tentang siapa yang berhak menerima imbalan berdasarkan
penilain atas kinerja pegawai.
3. Untuk kepentingan mutasi. Kinerja seseorang dimasa lalu merupakan
dasar bagi pengambilan keputusan mutasi baginya dimasa yang akan datang,
ataupun bentuk mutasi tersebut seperti promosi, alih tugas, alih wilayah.
4. Guna menyusun program pendidikan dan pelatihan, baik yang
dimaksudkan untuk mengatasi berbagai kekurangan dan kelemahan maupun
untuk mengembangkan potensi pegawai yang ternyata sepenuhnya digali
dan yang terungkap melalui penilain kinerja pegawai. Membantu para
pegawai menentukan rencana karirnya dan dengan bantuan bagian
kepegawaian menyusun program pengembangan karir yang paling tepat,
dalam arti sesuai dengan kebutuhan para pegawai dan dengan kepentingan
organisasi.
15
Dewasa ini, fungsi aparatur menjadi lebih kompleks tidak sekedar fungsi
pengaturan, pengelolaan, dan pengendalian saja, akan tetapi lebih berorientasi
pada fungsi pemberdayaan (empowering), kesempatan (enabling), keterbukaan
(democratic), dan kemitraan (partnership) dalam pengambilan keputusan,
pembuatan dan pelaksanaan kebijakan dalam upaya pelayanan publik. Tugas
pokok dan fungsi dari aparatur pada intinya adalah menjadi pelayan masyarakat
yaitu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat; menjadi stabilisator
yaitu sebagai penyangga persatuan dan kesatuan bangsa; menjadi motivator yaitu
memberdayakan masyarakat agar terlibat secara aktif dalam pembangunan;
menjadi innovator dan creator yaitu menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam
pelayanan masyarakat agar menghasilkan pelayanan yang baru, efektif dan efisien
dan menjadi inisiator yaitu selalu bersemangat mengabdi dengan berorientasi
pada.
16
didesain, maka hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana organisasi tersebut
melakukan kegiatan atau menjalankan tugas dan fungsinya. Struktur organisasi
adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan
organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan
pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem
pimpinan organisasi. Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan
antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan
dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur
Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara
yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi
dibatasi.
Selain itu, Supriadi mengatakan bahwa struktur organisasi diartikan
sebagai kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan diantara
bidang-bidang kerja, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan,
wewnang dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu system kerjasama.
Lebih lanjut ia mengatakan apabila dilukiskan dalam kertas, struktur organisasi ini
berupa sebuah gambaran bagan dalam mana bidang-bidang kerja itu atau orang-
orang yang memikul suatu fungsi dilukiskan menjadi kotak-kotak segi empat
panjang, sedangkan hubungan kerja diantara mereka sebagai garis-garis
penghubung diantara kotak-kotak tersebut.
Organisasi pemerintah harus semakin diarahkan menuju kelembagaan
yang semakin mampu, fleksibel, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat
yang semakin kompleks dewasa ini. Memperhatikan pertimbangan tersebut, maka
kebijakan organisasi pemerintah diarahkan pada reformasi kelembagaan menuju
organisasi masa depan yang bercirikan:
• visi dan misi organisasi jelas
Dengan visi dan misi yang jelas, akan dapat disusun organisasi yang
benar-benar sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan terutama mampu
menyeimbangkan antara kemampuan sumber daya organisasi dengan
kebutuhan nyata masyarakat.
• Organisasi flat atau datar
17
Struktur organisasi berarti tidak perlu terdiri dari banyak tingkatan atau
hirarki, organisasi cukup memiliki satu layer di bawah pucuk pimpinan.
Dengan bentuk organisasi seperti itu maka proses dalam organisasi akan
dapat dilakukan dengan cepat karena dengan penghematan layer dalam
struktur organisasi, maka waktu yang kurang diperlukan akan tereduksi.
• Organisasi ramping atau tidak banyak pembidangan
Dengan Organisasi yang ramping, maka jumlah pembidangan secara
horisontal dapat ditekan seminal mungkin sesuai dengan beban dan sifat
tugasnya, sehingga span of control-nya berada pada posisi yang ideal.
• Organisasi jejaring (networking organization)
Dalam era globalisasi dewasa ini, harus ditumbuhkan organisasi jejaring,
karena organisasi seperti inilah yang mampu melakukan aktifitas
organisasi secara cepat dan efisien.
• Strategi organisasi pembelajar
Dalam suasana perubahan yang sangat cepat dewasa ini, diperlukan
organisasi yang mampu mentransformasikan dirinya untuk menjawab
tantangan-tantangan dan kesempatan yang timbul akibat perubahan tersebut.
• Organisasi banyak diisi jabatan-jabatan professional
Hal ini terkait dengan bentuk organisasi yang flat dengan layer structural
yang minimal, maka sejan itu organisasi lebih banyak diisi oleh pejabat-
pejabat professional atau fungsional yang berkerja berdasarkan kompetis
professional di bidang tertentu sesuai dengan core business organisasi
yang bersangkut an.
Organisasi bervariasi
Organisasi terbuka untuk memiliki struktur yang berbeda antara satu lembaga
dengan lembaga yang lain, sesuai dengan kondisi dan prioritas misi masing-
masing lembaga tersebut.
18
organisasi akan menentukan pola perilaku individu dalam pencapain tujuan
organisasi.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe
organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat,
bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang
kendali dan sistem pimpinan organisasi.
19
governance dalam meningkatkan kinerja aparatur pelayanan publik di Kabupaten
Serdang Bedagai, yaitu:
a) Aturan hukum (rule of law), keputusan, kebijakan pemerintah, organisasi
dan badan usaha yang menyangkut kepentingan publik (peraturan
perundang-undangan yang berlaku). Jaminan kepastian hukum dan rasa
keadilan masyarakat terhadap kebijakan publik yang ditempuh.
b) Transparansi (transparency), transparansi dibangun atas dasar kebebasan
arus informasi. Proses lemabaga dan informasi secara langsung dapat
diterima oleh mereka yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami
dan dipantau.
c) Akuntabilitas (accountability), Akuntabilitas, bahwa proses pelayanan
yang telah diberikan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat karena aparat pemerintah itu pada hakikatnya mempunyai
tugas memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.
d) Sumber Daya Manusia yang terdiri dari jumlah pegawai, tingkat
pendidikan pegawai, keahlian, kterampilan dan kemampuan para pegawai
untuk melaksanakan tugas dan fungsinya.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3 Informan
Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan
atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas,
akurat dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan atau data-data yang
dapat membantu dalam memenuhi persoalan/permasalahan tersebut.
Dalam penelitian ini, penulis memilih menggunakan informan kunci (key
informan), dan informan biasa. Informan kunci adalah informan yang mengetahui
secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti, sedangkan informan biasa
adalah informasi yang ditentukan dengan dasar pertimbangan mengetahui dan
berhubungan dengan permasalahan saja. Atas dasar pertimbangan maka dalam
penelitian ini yang menjadi key informan adalah
21
1. Kepala Kantor
2. Kasi Pelayanan Dan Perizinan
3. Kasi Pembinaan, Pengawasan Dan Pengendalian
4. Kasi Promosi, Dokumentasi Dan Pelaporan
Sedangkan yang menjadi informan biasa adalah
1. Pegawai Kantor Pelyanan
2. Masyarakat yang mengurus perijinan pada
22
4) Setelah data dan informasi yang dibutuhkan terkumpul, peneliti kemudian
memilah-milah data dan informasi tersebut kedalam indikator-indikator
penelitian yang telah ditentukan sebelumnya seperti indikator partisipasi,
transparansi, efektifitas dan efisiensi, akuntabilitas, produktivitas, dan lainya.
5) Setelah data informasi tersebut dikelompokam, peneliti kemudian
melakukan penyajian data dan analisis data. Penyajian dan analisis data ini
dilakukan dengan menguraikan masing-masing indikator-indikator
penelitian berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dilapangan baik
melalui hasil wawancara atau observasi maupun dari data-data sekunder.
Setelah menguraikan fakta yang ada dilapangan berdasarkan data dan
informasi tersebut, peneliti kemudian menganalisisnya dengan
membandingkan keadaan lapangan (dari hasil wawancara, observasi, dan
data sekunder) dengan teori- teori yang berhubungan dengan indikator
tersebut. Sehingga dengan demikian.
23
DAFTAR PUATAKA
24
25
26