You are on page 1of 8

PEMAHAMAN MASYARAKAT MENGENAI GANGGUAN JIWA DAN

KETERBELAKANGAN MENTAL
Nadira Lubis, Hetty Krisnani, Muhammad Fedryansyah.

nadiralubis23@gmail.com

ABSTRAK

Pemahaman masyarakat mengenai gangguan jiwa dan keterbelakangan mental sangat


minim. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai gangguan jiwa dan keterbelakangan
mental menyebabkan penderita kerap kali mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan
dari masyarakat bahkan dari keluarga penderita sendiri. Salah satunya di negara Indonesia,
perlakuan yang di dapatkan oleh penderita gangguan jiwa dan keterbelakangan seperti
diskriminasi, mereka terisolasi, dikucilkan bahkan hingga dipasung, padahal penderita
gangguan jiwa dan cacat mental adalah warga negara Indonesia yang berhak mendapatkan
hak-hak mereka sebagai warga negara Indonesia dan sebagai seorang manusia yang dapat
mengembangkan diri dan mengasah potensi-potensi yang dimilikinya. Penyakit gangguan
jiwa dan keterbelakangan mental memiliki pemahaman yang berbeda akan tetapi penderita
sering kali mendapatkan perlakuan yang serupa dari masyarakat maupun keluarga penderita.
Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang dapat menyerang seseorang kapan saja dan
dimana saja dan penyakit ini dapat disembuhkan dengan mendapatkan penanganan yang
tepat, sedangkan cacat mental bukanlah suatu penyakit akan tetapi cacat mental merupakan
suatu keadaan yang telah dialami seseorang dari semenjak dikandungan, akan tetapi bukan
berarti mereka tidak dapat mengembangkan diri sebagai manusia, penanganan sejak dini dan
dengan tepat juga diperlukan oleh penderita cacat mental. Maka dari itu, peran dari
masyarakat sangat dibutuhkan guna untuk membantu penderita dalam bekreasi hingga dapat
mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya dengan cara mengetahui bagaimana harus
bersikap kepada mereka dengan tidak memandang penderita sebelah mata. Peran dari seorang
pekerja sosial dalam hal ini dapat membantu masyarakat dan keluarga penderita gangguan
jiwa atau cacat mental sebagai educator, motivator dan sebagai konselor.

Kata Kunci : Gangguan Jiwa, Keterbelakangan Mental, Cacat Mental, Pekerja Sosial

PENDAHULUAN
Gangguan jiwa menurut Depkes RI parah. Sedangkan manusia dengan
(2000) adalah suatu perubahan pada fungsi keterbelakangan mental yang berbeda
jiwa yang menyebabkan adanya gangguan dengan penyakit mental atau yang sering
pada fungsi jiwa, yang menimbulkan disebut dengan gangguan jiwa juga kerap
penderitaan pada individu dan atau kali mendapatkan perlakuan yang serupa.
hambatan dalam melaksanakan peran Masalah gangguan jiwa yang
sosial. Terdapat bermacam-macam menyebabkan menurunnya kesehatan
gangguan jiwa dengan penderita yang mental ini ternyata terjadi hampir di
kerap kali dikucilkan, mendapat perlakuan seluruh negara di dunia. WHO (World
diskriminasi, di isolasi bahkan hingga di Health Organization) yaitu suatu badan
pasung. Padahal perlakuan-perlakuan dunia PBB yang menangani masalah
tersebut tidak akan membantu penderita kesehatan dunia, memandang serius
sama sekali bahkan dapat menjadi lebih masalah kesehatan mental dengan

137
menjadikan isu global WHO. WHO lainnya. Wartawan Majalah Time, Andrea
mengangkat beberapa jenis gangguan jiwa Star Reese, pernah sempat mengunjungi
seperti Schizoprenia, Alzheimer, epilepsi, Indonesia dan menemukan orang di daerah
keterbelakangan mental dan pelosok Indonesia lebih memilih
ketergantungan alkohol sebagai isu yang memasung anggota keluarganya yang
perlu mendapatkan perhatian lebih serius mengidap penyakit mental seperti
lagi. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar Skizofrenia ketimbang membawanya ke
(Riskesda) Indonesia 2007 menunjukkan rumah sakit. Kendala umum bagi
bahwa: masyarakat Indonesia sehingga memilih
memasung anggota keluarganya karena
“Penderita gangguan jiwa berat masalah akses ke perawatan; biaya
(psikosis) di Indonesia adalah 0.46 pengobatan mahal dan kurangnya
persen atau sejuta orang. Dari total penyebarluasan informasi dasar.
populasi risiko 1,093,150 hanya 3.5 Penderita gangguan kejiwaan atau
persen atau 38,260 yang baru mental masih dianggap sebagai hal yang
terlayani di rumah sakit jiwa, rumah memalukan atau sebuah aib bagi keluarga
sakit umum, atau pusat kesehatan atau kerabat yang salah satu anggota
masyarakat dengan fasilitas keluarga mengalami gangguan kesehatan
memadai. Hal ini menunjukan tidak mental atau kejiwaan. Masyarakat
semua penderita mendapatkan hak- Indonesia beranggapan bahwa gangguan
hak mereka sebagai seorang manusia kesehatan mental atau kejiwaan tidak
dan warga negara di Indonesia. dapat disembuhkan sehingga bagi
Penderita gangguan kejiwaan atau penderitanya layak dikucilkan. Minimnya
mental masih dianggap sebagai hal pengetahuan tentang gangguan kesehatan
yang memalukan atau sebuah aib mental atau kejiwaan, membuat
bagi keluarga atau kerabat yang masyarakat Indonesia memberikan
salah satu anggota keluarga penilaian bahwa penderita gangguan
mengalami gangguan kesehatan kesehatan mental atau kejiawaan berbeda
mental atau kejiwaan. Masyarakat dengan para penderita sakit fisik yang
Indonesia beranggapan bahwa dapat disembuhkan maupun sulit
gangguan kesehatan mental atau disembuhkan. Sehingga labelling penderita
kejiwaan tidak dapat disembuhkan gangguan kesehatan mental atau kejiwaan
sehingga bagi penderitanya layak adalah ‘orang aneh’.
dikucilkan”. Dengan memberikan pengetahuan
mengenai kesehatan mental atau kejiwaan
Penderita gangguan jiwa dan (termasuk psikososial) kepada masyarakat
keterbelakangan mental sangatlah berbeda. maka secara bertahap stigma ‘orang aneh
Gangguan jiwa disebabkan karena banyak yang harus dikucilkan’ akan sedikit demi
hal salah satunya yang banyak terjadi di sedikit berkurang, dan bagi keluarga yang
Indonesia karena pengalaman kehidupan anggotanya memiliki gangguan kesehatan
yang di alami penderita sehingga mental atau kejiwaan akan langsung
mengganggu pikiran serta jiwa mereka, memberikan pengobatan di tempat yang
sedangkan pada penyandang sesuai, selain itu dengan terbukanya
keterbelakngan mental disebabkan karena pikiran masyarakat maka secara berkala
rendahnya IQ yang membuat sikap dan profesi pekerja sosial dalam bidang medis
perilaku mereka berbeda dengan manusia khususnya akan ikut terangkat.
normal lainnya. Penderita gangguan jiwa
dan keterbelakangan mental adalah warga PEMBAHASAN
negara Indonesia dan memiliki hak-hak Sebab-Sebab Gangguan Jiwa dan Cacat
sama seperti warga negara Indonesia Mental

138
samping mempengaruhi pertumbuhan dan
Menurut Sigmund Freud dalam perkembangan kepribadian seseorang
Santrock (1999) adanya gangguan tugas misalnya melalui aturan-aturan kebiasaan
perkembangan pada masa anak terutama yang berlaku dalam kebudayaan tersebut.
dalam hal berhubungan dengan orang lain Pada keterbelakangan mental
sering menyebabkan frustasi, konflik, dan memiliki bermacam-macam penyebab
perasaan takut, respon orang tua yang mal seperti karena keturunan atau gen dari
adaptif pada anak akan meningkatkan orang tua, pola makan sang Ibu pada masa
stress, sedangkan frustasi dan rasa tidak kehamilan, pola hidup sang ibu ketika
percaya yang berlangsung terus-menerus masa kehamilan dan umur ibu pada masa
dapat menyebabkan regresi dan withdral. kehamilan juga dapat menjadi penyebab
Disamping hal tersebut di atas banyak anak terlahir dengan cacat mental. Walau
faktor yang mendukung timbulnya penyebab antara penyakit mental dan
gangguan jiwa yang merupakan perpaduan keterbelakangan mental berbeda akan
dari beberapa aspek yang saling tetapi perlakuan masyarakat yang mereka
mendukung yang meliputi Biologis, terima kerap kali serupa.
psikologis, sosial, lingkungan. Tidak
seperti pada penyakit jasmaniah, sebab- Macam-macam Gangguan Jiwa dan
sebab gangguan jiwa adalah kompleks. Keterbelakangan Mental
Pada seseorang dapat terjadi
penyebab satu atau beberapa faktor dan Terdapat macam-macam gangguan
biasanya jarang berdiri sendiri. jiwa yang dimiliki oleh beberapa penderita
Mengetahui sebab-sebab gangguan jiwa di dunia, menurut Rusdi (1998) adapaun
penting untuk mencegah dan macam-macam dari gangguan jiwa, yaitu:
mengobatinya. Umumnya sebab-sebab
gangguan jiwa menurut Santrock (1999) “Gangguan jiwa organik dan
dibedakan atas jasmaniah/biologic seperti simtomatik, skizofrenia, gangguan
halnya, keturunan, jasmaniah seperti skizotipal dan gangguan waham,
kegemukan yang cenderung menderita gangguan suasana perasaan,
psikosa manik depresi dan dapat pula gangguan neurotik, gangguan
menjadi skizofernia, tempramen karena somatoform, sindrom perilaku
orang yang terlalu peka/ sensitif, penyakit yang berhubungan dengan
dan cedera tubuh. gangguan fisiologis dan faktor
Selain karena jasmaniah/biologic, fisik, Gangguan kepribadian dan
gangguan jiwa dapat pula terjadi karena perilaku masa dewasa, retardasi
psikologik seperti pengalaman frustasi, mental, gangguan perkembangan
kegagalan dan keberhasilan yang dialami psikologis, gangguan perilaku dan
akan mewarnai sikap, kebiasaan dan emosional dengan onset masa
sifatnya dikemudian hari. Hidup seorang kanak dan remaja (Rusdi, 1998)”.
manusia dapat dibagi atas 7 masa dan pada
keadaan tertentu dapat mendukung
terjadinya gangguan jiwa. Walau Retardasi mental termasuk
Gangguan jiwa dapat pula terjadi dalam macam-macam dari gangguan jiwa,
karena Sosio Kultural yaitu, kebudayaan akan tetapi pada kenyataannya mereka
secara teknis adalah ide atau tingkah laku yang memiliki keterbelakangan mental
yang dapat dilihat maupun yang tidak memiliki perbedaan dari mereka yang
terlihat. Faktor budaya bukan merupakan memiliki gangguan jiwa. Keterbelakangan
penyebab langsung menimbulkan mental atau cacat mental bukanlah suatu
gangguan jiwa, biasanya terbatas penyakit sehingga keadaan tersebut tidak
menentukan “warna” gejala-gejala. Di dapat dicegah, sedangkan gangguan jiwa

139
seperti skizofrenia, gangguan skizotipal pekerjaan namun tidak dapat menguasai
dan gangguan waham, gangguan suasana kemampuan akademik seperti; membaca,
perasaan, dsb, dapat disembuhkan melalui menulis, dan berhitung. Akan tetapi
pengobatan medis. Macam-macam mereka masih dapat bepergian di
gangguan jiwa juga memiliki penyebab lingkungan yang sudah dikenalnya.
yang berbeda, mereka yang memiliki Kelompok anak cacat mental berat
gangguan jiwa dapat disembuhkan dengan disebut juga idiot. Kelompok ini dapat
penanganan yang tepat. dibedakan lagi antara anak cacat mental
berat dan sangat berat. Cacat mental berat
Macam-Macam Keterbelakangan Mental (severe) memiliki IQ antara 32-20menurut
Pada keterbelakangan mental atau skala Binet dan antara 39-25 menurut
cacat mental (Mental Retardation) sendiri Skala Wechsler (WISC) Anak cacat
memiliki macam-macam jenis. mental sangat berat (profound) memiliki
Pengelompokan pada umumnya IQ dibawah 19 menurut Skala Binet dan
berdasarkan pada taraf intelegensinya, IQ dibawah 24 menurut skala Wechsler
yang terdiri dari terbelakang ringan, (WISC). Anak cacat mental berat
sedang dan berat. Pengelompokan seperti memerlukan bantuan perawatan secara
ini sebenarnya bersifat artificial karena total dalam hal berpakaian, mandi, makan,
ketiga kelompok di atas tidak dibatasi oleh dll. Hampir semua anak cacat mental berat
garis demargasi yang tajam. Gradasi dari dan sangat berat menyandang cacat ganda.
satu level ke level berikutnya bersifat Umpamanya sebagai tambahan cacat
kontinyu. Kemampuan inteligensi anak mental tersebut si anak lumpuh (karena
cacat mental kebanyakan diukur dengan cacat otak) , tuli atau cacat lainnya.
tes Stanford Binet dan Skala Weschler
(WISC), yaitu, Cacat mental ringan Fenomena Di Indonesia
disebut juga debil. Kelompok ini memiliki Gangguan jiwa dapat mengenai
IQ antara 68-52 menurut Binet, sedangkan setiap orang, tanpa mengenal umur, ras,
menurut Skala Weschler (WISC) memiliki agama, maupun status sosial-ekonomi.
IQ 69-55. Mereka masih dapat belajar Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh
membaca, menulis, dan berhitung kelemahan pribadi. Di masyarakat banyak
sederhana. Namun pada umumnya anak beredar kepercayaan atau mitos yang salah
cacat mental ringan tidak mampu mengenai gangguan jiwa, ada yang
melakukan penyesuaian social secara percaya bahwa gangguan jiwa disebabkan
independen dan anak ini tidak mengalami oleh gangguan roh jahat, ada yang
gangguan fisik. Mereka secara fisik menuduh bahwa itu akibat guna-guna,
tampak seperti anak normal pada karena kutukan atau hukuman atas
umumnya. Oleh karena itu agak sukar dosanya. Kepercayaan yang salah ini
membedakan secara fisik antara anak cacat hanya akan merugikan penderita dan
mental dengan anak normal. keluarganya karena pengidap gangguan
Anak cacat mental sedang disebut jiwa tidak mendapat pengobatan secara
juga imbesil. Kelompok ini memiliki IQ cepat dan tepat.
51-36 berdasarkan skala Binet sedangkan Orang dengan keterbelakangan
menurut Skala Wsechler memiliki IQ 54- mental atau cacat mental berbeda
40. Anak cacat mental sedang masih penanganan dengan mereka yang mederita
memperoleh kecakapan komunikasi sakit mental. Cacat mental bukanlah suatu
selama masa anak usia dini. Walaupun penyakit, mereka adalah suatu keadaan
agak lambat. Anak dapat mengurus atau yang tidak dapat dicegah. Akan tetapi
merawat diri sendiri dengan pelatihan yang mereka dapat belajar sehingga mampu
intensif. Mereka dapat memperoleh untuk menjalankan hidup. Pembelajaran
manfaat latihan kecakapan sosial dan yang mereka dapat perlu dilakukan secara

140
terus-menerus dan berkelanjutan. Orang kurangnya motivasi akan menghambat
dengan gangguan jiwa dan perkembangan mereka dan menimbulkan
keterbelakangan mental kerap kali ketergantungan. Pemasungan, diskriminasi
mendapatka perlakuan yang sama dan dan isolasi terjadi disebabkan kurangnya
dianggap sebagi sebuah musibah atau pengetahuan dan informasi tentang apa itu
bencana. Hal ini terjadi dikarenakan penyakit mental dan keterbelakangan
kurangnya pemahaman dari masyarakat mental?. Di negara Indonesia terutama
sendiri mengenai gangguan jiwa dan cacat adalah negara yang masih ditemukan kasus
mental. pemasungan terhadap anak dengan
Di zaman ponsel pintar seperti penyakit mental atau cacat mental yang di
sekarang, realitanya masih banyak lakukan oleh keluarga mereka sendiri
masyarakat Indonesia yang masih awam dengan diperlakukan seperti bukan seorang
tentang gangguan jiwa dan cacat mental. manusia.
Masih lebih banyak orang yang Model kesehatan di dunia barat
mengabaikan pentingnya menimbang, memandang gangguan jiwa sebagai suatu
mengupayakan dan mempertahankan hal yang harus disembuhkan. Sehingga
kesehatan jiwa dan mental dibandingkan pelayanan kesehatan jiwa cenderung
dengan kesehatan fisik. Sebagian anggota berorientasi hanya pada gangguan jiwa
masyarakat baru akan memperhatikan yang menimpa orang tersebut dan sering
masalah kesehatan jiwa dan mental, hanya mengabaikan aspek-aspek yang berkaitan
disaat mereka dihadapkan pada gangguan dengan kehidupan dan kesejahteraan
kesehatan mental dan jiwa. kliennya. Maka dari itu, di dunia barat
Kurangnya kesadaran dan mereka yang mengidap penyakit mental
pengetahuan masyarakat tentang orang memiliki penanganan khusus tanpa
dengan penyakit mental dan mengisolasi penderita atau bahkan hingga
keterbelakangan mental menimbulkan memasung seperti yang banyak terjadi di
perlakuan dan sikap yang salah terhadap daerah-daerah yang terdapat di Indonesia.
orang yang memiliki penyakit mental dan Berbeda dengan negara barat, masyarakat
keterbelakangan mental. Persepsi Indonesia masih belum terlalu peduli
masyarakat terhadap kesehatan mental terhadap penanganan dan perawatan
berbeda di setiap kebudayaan. Dalam suatu penderita penyakit mental dan
budaya tertentu, orang-orang secara keterbelakangan mental seperti di beberapa
sukarela mencari bantuan dari para daerah di Indonesia (Sumber:
profesional untuk menangani gangguan rsjlawang.com).
jiwanya. Sebaliknya dalam kebudayaan Beberapa kasus di Indonesia
yang lain, gangguan jiwa cenderung terutama di daerah-daerah terpencil kerap
diabaikan sehingga penanganan akan kali ditemukan kasus pemasungan atau
menjadi jelek, atau di sisi lain masyarakat kurungan terhadap mereka yang menderita
kurang antusias dalam mendapatkan penyakit mental atau keterbelakangan
bantuan untuk mengatasi gangguan mental. Mereka mendapatkan perlakuan
jiwanya. Bahkan gangguan jiwa dianggap yang tidak menyenangkan karena perilaku
memalukan atau membawa aib bagi mereka dianggap aib atau mengganggu
keluarga. Hal kedua inilah yang biasanya ketenangan masyarakat setempat sehingga
terjadi dikalangan masyarakat saat ini hak asasi manusia mereka direnggut
(http://health.kompas.com/). karena pemasungan atau kurungan
Pengetahuan mengenai penyakit tersebut. Pemasungan dan kurungan
mental dan keterbelakangan mental harus merupakan salah satu tindakan yang
kita pahami, karena apabila kita acuh melanggar hak asasi manusia, walau
terhadap informasi dan pengetahuan ini bagaimanapun mereka memiliki hak untuk
mereka tidak dapat berkembang karena dapat hidup dengan layak seperti layaknya

141
orang normal. Perilaku tidak oleh seorang praktisi kesehatan mental
menyenangkan ini seperti yang telah disetujui (sebelumnya seorang pekerja
disebutkan terjadi karena minimnya sosialah yang disetujui terlebih dahulu). Di
pengetahuan dan informasi bagaimana cara masing-masing level dari pemasungan,
berkomunikasi terhadap penderita penyakit isolasi dan diskriminasi memiliki isu
mental dan keterbelakangan mental. perkembangan koresponden yang
Pemicu dan faktor resiko sakit jiwa merefleksikan fungsi sosial. Bagian
bisa disebabkan karena stressor yang selanjutnya yang mendiskusikan tantangan
berlebihan dan tidak bisa ditangani dengan yang dihadapi oleh individu-individu pada
baik, contoh mudahnya adalah tertimpa berbagai macam level yang menekankan
musibah, mengidap penyakit maupun orang dengan disabilitas mental. Oleh
faktor sosial lainnya. Pemerintah juga karena itu, keadaan lingkungan sosial
membantu untuk pengobatan dan haruslah mendukung perkembangan pada
perawatan penderita gangguan sakit jiwa orang pengidap penyakit mental dan
ini. Kementerian Kesehatan mendorong keterbelakangan mental. Lingkungan
pemerintah daerah untuk meningkatkan sosial sangat berperan terhadap aktifitas
fasilitas kesehatan jiwa. Rumah sakit jiwa sehari-hari yang di jalani oleh penderita,
di Indonesia yang dimiliki pemerintah melalui lingkungan sosial mereka dapat
hanya 33 buah. Sedangkan rumah sakit hidup selayaknya orang normal.
jiwa atau klinik-klinik penderita gangguan Pentingnya pendidikan yang baik
jiwa yang dikelola swasta berjumlah untuk anak penyakit mental dan anak
sekitar 40-an. Jumlah ini dirasa masih dengan keterbelakangan mental, karena
sangat kurang karena penderita gangguan perkembangan pada mereka memerlukan
jiwa di Indonesia masih cukup banyak. perhatian yang khusus. Walau anak dengan
Ada sedikit perbedaan antara sakit jiwa keterbelakangan mental memiliki IQ di
dan gangguan jiwa. Bila gangguan jiwa bawah rata-rata, akan tetapi buka berarti
adalah gangguan pikiran, perasaan atau mereka tidak memiliki potensi dalam
tingkah laku sehingga menimbulkan dirinya. karena anak penderita down
penderitaan dan terganggunya fungsi syndrome juga dapat mengukir prestasi
kehidupan sehari-hari. Sedangkan sakit yang dapat meraih penghargaan dari
jiwa lebih dominan dan menjurus pada kejuaraan-kejuaraan salah satunya adalah
gangguan jiwa berat yang memerlukan Stephanie Handojo (21) yang telah tampil
pengobatan dan perawatan khusus pula. sebagai peraih emas cabang renang di
World Special Olympics di Athena,
Pentingnya Significant Others Yunani, pada Juli 2011 (Republika,
Kelemahan yang dimiliki anak- 2012:04). Sama halnya dengan
anak penyandang cacat mental dan pengidap keterbelakangan mental,
penyakit mental menyebabkan mereka penderita penyakit mental pun memiliki
membutuhkan bantuan yang lebih banyak potensi-potenti yang dapat dikembangkan
dan intensif dari orang-orang sekitar dalam apabila didukung oleh keluarga,
menjalani kehidupannya. Masalah utama masyarakat atau lingkungan sosial mereka.
bagi perkembangan anak penyandang Penderita gangguan jiwa tidak
cacat mental adalah ketidakmampuan mungkin mampu mengatasi masalah
mereka dalam mempelajari situasi yang kejiwaanya sendiri. Individu tersebut
terjadi di sekitar mereka. Oleh karena itu, membutuhkan peran orang lain di
Seseorang dengan gangguan mental sekitarnya, khususnya keluarganya. Peran
dengan segera membutuhkan perawatan keluarga dalam kesembuhan dan
atau kontrol, seseorang tersebut haruslah di kekambuhan penderita gangguan jiwa
bawa ke tempat yang aman. Orang harus sangat penting, karena keluargalah orang
diperiksa oleh dokter dan diwawancarai yang paling dekat dengan penderita

142
gangguan jiwa.Pencegahan kekambuhan Mereka dengan penderita gangguan
atau mempertahankan penderita gangguan mental dan keterbelakangan mental adalah
jiwa di lingkungan keluarga dapat manusia yang berhak mendapatkan hak
terlaksana dengan persiapan pulang yang untuk hidup dengan layak seperti manusia
adekuat serta mobilisasi fasilitas pelayanan normal pada umumnya. Pendidikan,
kesehatan yang ada di masyarakat perawatan, sosialisasi dengan lingkungan
khususnya peran serta keluarga. sekitar juga berhak mereka dapatkan
Tersedianya berbagai macam sebagai seorang manusia, akan tetapi
treatment dan terapi seharusnya dapat karena minimnya pengetahuan dan
menjadi solusi atau jawaban bagi informasi pada masyarakan mengenai
masyarakat yang mempertanyakan dan penyakit mental dan keterbelakangan
meragukan akan kesembuhan bagi para mentalah yang merenggut hak-hak asasi
penderita gangguan kesehatan mental atau mereka sebagai manusia dan warga negara
kejiwaan. Banyak terapi pada zaman Indonesia.
sekarang yang banyak di lakukan untuk Maka dari itu, pengetahuan dan
menyembuhkan orang dengan penyakit informasi mengenai penyakit mental dan
mental untuk orang dengan keterbelakangan mental sangat penting di
keterbelakangan mental pendidikan ketahui dan di pahami oleh seluruh
menjadi kunci utama mereka untuk masyarakat khususnya masyarakat
berkembang dan menggali potensinya. Indonesia. Perhatian yang khusus dan
Pengetahuan dan informasi perawatan terhadap mereka dapat
mengenai penyakit mental dan membuat mereka mampu mengembangkan
keterbelakangan mental harus diketahui potensi-potensi yang mereka miliki bahkan
oleh seluruh masyarakat Indonesia agar tidak jarang diantara mereka yang dapat
tidak kembali lagi terjadi perilaku-perilaku berprestasi hingga membanggakan
yang melanggar hak asasi manusia pada keluarga, masyarakat dan bangsa
penderita. Mulai dari penyebab mereka Indonesia.
menderita gangguan jiwa atau Dengan bertambahnya pengetahuan
keterbelakangan mental, cara dan informasi mengenai penderita penyakit
berkomunikasi dengan mereka hingga mental dan gangguan mental diharapkan
mengetahui perawatan yang tepat untuk dapat menambahkan rasa kepedulian
mereka agar dapat sembuh atau dapat masyarakat Indonesia terhadap hak-hak
mengembangkan potensi yang dimilikinya. mereka sebagai penderita. Motivasi adalah
keadaan psikologis yang merangsang dan
PENUTUP memberi arah terhadap aktivitas manusia.
Manusia dengan Gangguan mental Dialah kekuatan yang menggerakkan dan
dan keterbelakangan mental bukanlah mendorong aktivitas seseorang. Motivasi
suatu kutukan dan hal yang menakutkan menjadi salah satu kunci sebagai alat
akan tetapi, perilaku dan tindakan mereka penyembuhan terhadap mereka yang
kerap kali melanggar nilai dan norma yang menderita gangguan jiwa.
berlaku di masyarakat sehingga mereka
tidak jarang mendapatkan perlakuan yang
tidak menyenangkan hingga melanggar DAFTAR RUJUKAN
hak asasi manusia. Di Indonesia sendiri Wibhawa,Budhi,dkk. 2010. Dasar-dasar
banyak kasus ditemukan yang Pekerjaan Sosial. Bandung. Widya
memprihatinkan seperti kasus pemasungan Padjadjaran
dan pengurungan terhadap mereka yang Koplan, Tony. 2009. Children and
menderita gangguan mental atau cacat Adolescent with Mental Helath
mental. Problems. The Royal College of
Psychiatrists: London.

143
Maslim, Rusdi. 1998. Buku Saku
Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta
Semrud-Clikeman, Margaret. 2007. Social
Competence in Children. Springer
Science+Business Media, LCC:
USA.
Prinz, Ronald J. (1991). “Advances in
Behavioral Assessment of Children
and Families”. Volume 5. London:
Jessica Kingsley Publishers.
Hendriani, Wiwin, dkk. (2006).
“Penerimaan Keluarga terhadap
Individu yang Mengalami
Keterbelakangan Mental”. INSAN
Vol. 8 No.2 Agustus 2006.
Republika. 2012. Penderita Down
Syndrome Mengukir Prestasi.
Undang-Undang Republik Indonesia
Tentang Kesehatan Jiwa No.3 Tahun
1996
www.terapicalistung.com. Anak
Keterbelakangan Mental. Diunduh
Pada Tanggal 16 September 2014.
Pukul: 07.44 WIB.
Faperta.ugm.ac.id. Kesehatan Jiwa.
Diunduh Pada Tanggal 22 Oktober
2014. Pukul: 20.46 WIB.
Psikologi.ug.ac.id. Aksi Hari Kesehatan
Jiwa Sedunia. Diunduh Pada
Tanggal 30 Oktober 2014
Pukul17.05 WIB.
http://health.kompas.com. Gangguan Jiwa
Masih Diabaikan. Diunduh Pada
Tanggal 13 Desember 2014 Pukul
17.14 WIB
rsjlawang.com. Pengaruh Kebudayaan
Terhadap Pemahaman dan Pelayanan
Masyarakat. Diunduh Pada Tanggal
13 Desember 2014 Pukul 16.50 WIB

144

You might also like