You are on page 1of 20

BAB I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Sepanjang telaah tentang sejarah hukum di Indonesia, nampak


j e l a s bahwa sejak berabad-
abad yang lalu, hukum Islam itu telah menjadi hukum
yang hidup di tengah-
t e n g a h m a s y a r a k a t d i I n d o n e s i a . A j a r a n I s l a m , sebagaimana
dalam beberapa ajaran agama lainnya, mengandung aspek-aspek hukum yang
kesemuanya dapat dikembalikan kepada sumber ajaran Islam itusendiri, yakni
Al-Qur’an dan al-Hadits. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, baik
sebagai pribadi, anggota keluarga dan anggota masyarakat, di
manas a j a d i d u n i a i n i , u m a t I s l a m m e n y a d a r i a d a a s p e k -
a s p e k h u k u m y a n g mengatur kehidupannya, yang perlu mereka taati dan
mereka jalankan.

I.2 Perumusan Masalah

1.Apa saja sumber hukum islam?

2.Bagaimana fungsi hukum islam dalam kehidupan masyarakat


Indonesia?

3.Apa kontribusi umat islam dalam perumusan hukum di Indonesia?


I.3 Tujuan

Untuk mengetahui apa saja sumber-sumber hukum islam dan kontribusiumat


islam dalam sistem hukum di Indonesia.

I.4 Metode

Pengumpulan data
BAB IIPEMBAHASAN

II.1 Sumber Hukum Islam

Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu- Nya
yang kini terdapat dalam Al Qur’an dan dijelaskan oleh
Nabi Muhammadsebagai rasul-Nya melalui sunnah beliau yang kini tersimpan
baik dalam kitab-kitab hadits.Sumber hukum Islam antara lain :

II.1.a Al-Qur’an

Alquran bukanlah tulisan hukum, namun di dalam Alquran terk


andungsetidaknya 500 perintah Allah SWT yang sifatnya berkai
t a n d e n g a n h u k u m . Abdur Rahman i Doi (Shari’ah: The Islamic Law, 1989)
membuat klasifikasi atasaturan-aturan yang terkait dengan hukum ke dalam
empat bagian besar yaitu:

a) The concise injunctions,atau perintah-perintah Allah yang tertulis di


dalamA l q u r a n n a m u n t i d a k d i t e m u i p e n j e l a s a n t e n t a n g t a t a c a r
a p e l a k s a n a a n a ta s perintah tersebut. Sebagai contoh adalah
perintah Allah untuk mendirikan shalat, berpuasa atau mengeluarkan zakat;

b) The concise and detailed injunctions, atau perintah-perintah Allah yang


secara jelas tertulis dalam Alquran, dan penjelasan atas ayat-
ayat tersebut bisa didapatid a r i h a d i t s atau sumber hukum
I s l a m l a i n n y a . S eb a g a i c o n t o h a d a l a h a t u r a n mengenai hubungan
muslim dengan non-muslim;

c) The detailed Injuctions, yaitu dimana Alquran telah memberikan


penjelasany a n g d e t a i l b e r k a i t a n de n g a n s a t u p e r i n t a h A l l a h S W
T , d a n t i d a k d i p e r l u k a n adanya lagi
suatu penjelasan tambahan. Sebagai contoh adalah hukum

hadd (huddud); dan

d) Fundamental principles of Guidance

, p r i n s i p - p r i ns i p i n i t i d a k m e m i l i ki penjelasan yang terperinci dan


pasti (clear cut), sehingga untuk menetukan hukumatas hal-hal tersebut perlu
diambil melalui suatu proses yang dinamakan

ijtihad

II.1.b Al Hadits dan Sunnah

Sunnah adalah segala perbuatan dan perkataan Rasulullah, termasuk


segalasesuatu yang disetujui oleh Beliau. Hadits sendiri berarti segala
hikayat
atau pembicaraan yang digunakan dalam meriwayatkan segala sesuatu tindak
tanduk Rasulullah, sehingga sunnah dapat berarti sebuah contoh
perbuatan atau hukumyang diambil dari adanya suatu hadits.Di dalam Al-
Quran banyak ayat-ayat menerangkan dan posisi Rasul dalam syariatIslam,
sebagai contoh dan teladan. Firman Allah surat al-Ahzab ayat 21.

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) harikiamat dan dia banyak menyebut Allah.Dalam Al Quran
Surat al-Hasyr ayat
7A r t i n y a : D a n a p a y a n g d i l a r a n g n y a b a g i m u , M a k a t
i n g g a l k a n l a h . D a n bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah amat keras hukumannya.Berkaitan dengan Shariah, hanya sunnah
yang berkaitan dengan hukumsajalah
yang dikategorikan sebagai suatu sumber hukum Islam, sehingga
sunnahy a n g t i d a k l a n g s u n g b e r k a i t a n s e p e r t i b a g a i m a n a t e k n i k
p e r t a n i a n , s t r a t eg i peperangan, dan lain sebagainya tidak dianggap sebag
ai sebuah sumber hukumIslam atau hukum pidana
Islam.S u n n a h s e n d i r i d i g u n a k a n d a l a m b e r b a g a i k ep e r l u a n d i a n t
a r a n y a a d a l a h untuk mengkonfirmasi hukum-hukum yang sudah
disebutkan dalam Al-Qur’an,untuk memberikan penjelasan tambahan
bagi ayat Al-Qur’an yang menjelaskansesuatu secara umum, untuk
mengklarifikasi ayat-ayat Alquran yang mungkindapat menerbitkan
keraguan bagi umat, dan memperkenalkan hukum baru yangtidak
disebutkan dalam Al-Qur’an. Kompilasi atas hadits dilakukan oleh
parau l a m a d a n c e n d e k i a w a n m u s l i m y a n g s e c a r a um u m d i k u m p
u l k a n o l e h e m p a t periwayat hadits terkemuka yaitu kompilasi hadits yang
diriwayatkan oleh Al-Bukhari (870M), Muslim (875M), Abu Dawud (888M), dan
At-Tirmidhi (892M).Mungkin masih ada hadits yang diriwayatkan oleh selain
empat ulama terkemukaini, namun secara umum umat muslim mengenal
empat kompilasi hadits yang

5
dikumpulkan atau diriwayatkan ulama di
atas. Hadits sendiri diklasifikasikan berdasarkan kualitas dari periwayatnya
(bisa dipercaya) dan kekuatan dari

isnad

atau bagaimana hubungan antara para periwayat itu sendiri, s


e h i n g g a d a p a t digolongkan dalam tiga jenis:

Muwatir

Mashhur

, dan

Ahad

. Masing-masingm e m i l i k i a r t i s e n d i r i -
sendiri yang menandakan kualitas dari hadits-
h a d i t s tersebut.

II.1.c Ijtihad

Ijtihad berarti mencurahkan segenap kemampuan berfikir dalam


menggalid a n m e r u m u s k a n s y a r ' i y a n g b e r s i f a t d h a n n i d e n g a n m
e n g g u n a k a n m e t o d e tertentu yang dilakukan oleh yang berkompeten baik
secara metodologis
maupun permasalahan.P o s i s i i j ti h a d b u k a n s e b a g a i s u m b e r h u k u m
m e l a i n k a n s e b a g a i m e t o d e penetapan hukum, sedangkan fungsi ijtihad
adalah sebagai metode untuk m e r u m u s k a n k e t e t a p a n -
k e t e t a p a n h u k u m y a n g b e l u m t e r u m u s k a n d a l a m A l - Qur'an dan
Al-Sunnah.Ruang lingkup Ijtihad :1.Masalah-masalah yang terdapat dalam dalil-
dalil dhanni.2.Masalah-masalah yang secara eksplisit tidak terdapat dalam Al-
Qur'an dan Al-Sunnah.

II.2 Fungsi Hukum Islam dalam Kehidupan Masyarakat

1 . F u n g s i I b a d a h Fungsi paling utama hukum Islam adalaah untuk


beribadah kepada AllahSWT. Kepatuhan terhadap hukum tersebut
sekaligus merupakan indikasikeimanan seseorang.2 . F u n g s i A m a r
Ma’ruf Nahi Munkar 3 . F u n g s i Z a w a j i r

Fungsi ini terlihat dalam pengharaman membunuh dan berzina, yang


disertaiancaman hukuman atau sanksi hukum.4 . F u n g s i “ t a n d z i m w a
i s h l a h a l - u m m a h” Sebagaui sarana mengatur dan memperlancar proses
interaksi sosial sehinggaterwujud masyarakat yang harmonis, aman dan
sejahtera. Fungsi keempat inidapat dijabarkan sebagai berikut
:a. Memupuk persatuan dan kesatuan. Hukum Islam
merupakan hukum yang bersifatuniversal (berlaku bagi seluruh umat
manusia) b. Mengarahkan dan mengatur segala tindak tanduk manusia
bermasyarakat.c. Ikut mengambangkan ilmu pengetahuan, karena hukum
Islam ini bersifatfleksibeldan bisa disesuaikan dengan perkembangan
zaman.d. Merealisasikan kemaslahatan manusia dengan menjamin
kebutuhan pokoknya danmemenuhi kebutuhan sekunder serta kebutuhan
pelengkap mereka.
II.3 Kontribusi Umat Islam dalam Perumusan Sistem Hukum di Indonesia

Umat Islam tidak hanya berperan dalam hukum – hukum Islam saja,
melainkan juga dalam perumusan sistem hukum nasional negara kita.
Dalam menyelesaikanhubungan hukum Islam dengan nilai – nilai pra-
islam dan hukum Islam
dengan perubahan sosial di dalam masyarakat, sebetulnya sudah lama digerak
kan“Gerakan Pembaharuan” atau bisa juga disebut “Gerakan Tajdid” bertujuan
untuk memurnikan hukum dan ajaran Islam dengan kemajuan zaman. Berbagai
gerakan pembaharuan telah digencarkan, akan tetapi perombakan yang cukup
fundamentalsebagaimana yang diharapkan belum juga dapat direalisasikan.

Kegunaan pembaharuan hukum Islam akan dapat ditemuk


a n d a s a r – d a s a r konsepsionalnya dari prinsip – prinsip hukum
islam, karena melalui penerapan prinsip – prinsip filsafat hukum islam ini
persoalan hubungan antara hukum islamdan nilai tradisional, dan hukum
islam dengan perubahan dan kemajuan
zamana k a n d a p a t d i p e c a h k a n s e b a i k -
b a i k n y a . K a r e n a p e m b a h a r u a n h u k u m I s l a m diharapkan dapat
menjadi proporsi yang mantap sehingga dapat dipakai
sebagaifundamen hukum nasional yang aspiratif.Di kenyataannya, hukum
Islam sudah bekerja sama dengan hukum nasional. Kitasebut saja kerja
sama antara Mahkamah Agung dengan Departemen Agama
diI n d o n e s i a . K e d u a b a d a n t e r s e b u t b e k e r j a s a m a u n t u k m e n g a
d a k a n k o m p i l a s i hukum Islam yang diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 1
Tahun 1991, terutamamengenai hukum perkawinan yang tercantum dalam
Undang – Undang
Republik I n d o n e s i a N o m o r 1 T a h u n 1 9 7 4 , k e w a r i s a n , P e r a t u r a n P
e m e r i n t a h N o mo r 2 8 T a h u n 1977 tentang pewakafan tanah
m i l i k , d a n U n d a n g – U n d a n g R e p u b l i k Indonesia Nomor 1999 tentang
penyelenggaraan Haji dan sebagainya.Sebenarnya, keberadaan sistem
hukum Islam sudah lama berdiri sejalan dengan berdirinya
sistem peradilan agama yang diakui dalam sistem peradilan nasional
diI n d o n e s i a . K e k u a t a n P e n g a d i l a n I s l a m p u n s e m
a k i n k o k o h d e n g a n diundangkannya UU tentang Peradilan Agama
tahun 1988.Untuk menegakkan hukum Islam dalam praktik
bermasyarakat dan bernegara,memang harus melalui beberapa proses
tertentu. Proses – proses tersebut antaralain

cultural

dan dakwah. Apabila Islam sudah bisa bermasyarakat, maka


sebagaik o n s e k u e ns i n y a h u k u m h a r u s d i t e g a k k a n . D i d a l a m n e g a
r a y a n g k e b a n y a k a n warganya beragama Islam, kebebasan
mengeluarkan pendapat atau kebebasan berpikir wajib ada.
Kebebasan mengeluarkan pendapat ini wajib ada karena
dapatmengembangkan pemikiran hukum Islam yang betul – betul teruji, baik
dari
sudut pandang pemahaman, maupun dari sudut pandang pengembangannya.
Dalamajaran agama Islam ditetapkan bahwa umat Islam mempunyai
kewajiban
untuk m e n a a t i h u k u m y a n g d i t e t a p k a n A l l a h S W T .
Masalahnya kemudian,

bagaimanakah sesuatu yang wajib menurut hukum Islam menjadi wajib pulam
enurut perundang-
u n d a n g a n . N a m u n , s e m u a i t u t i d a k d a p a t d i r e a l i s a s i k a n secara
instan. Semua itu perlu waktu dan proses untuk mewujudkan semuanya.

II.3.a. Lahirnya UUD 1945

Pada 29 Mei-
1 J u n i 1 9 4 5 , b e b e r a p a b u l a n s e b e l u m p e n c e t u s a n p r o k l a m a s i ke
merdekaan Indonesia, para pemimpin, para

founding-father

yang tergabungd a l a m o r g a n i s a s i B a d a n P e n y e l i d i k U s a h a -
u s a h a P e r s i a p a n K e m e r d e k a a n Indonesia (BPUPKI) melangsu
n g k a n s i d a n g n y a u n t u k m e r u m u s k a n f a l s a f a h negara bagi Negara
Indonesia.S e l a m a ti g a h a r i , 3 o r a n g p e m b i c a r a , y a i tu M u h a m m a d
Yamin, S o e po mo d a n Soekarno sama-sama mengemukakan lima
azas bagi negara Indonesia merdeka.Pada hari ketiga, Soekarno yang
juga mengusulkan dan memberikan lima azas,dengan menambahkan
bahwa kelima azaz yang adalah tata-cara tatanan
hidup, prinsip hidup bangsa sejak turun
terumurun, merupakan satu kesatuan utuh yangdisimpulkan dan disebut
dengan nama Pancasila. Dan pidato atau sambutannya iniditerima baik oleh
siding. Oleh karena itu, tanggal 1 Juni 1945 dikenal anggota BPUPKI
sebagai Hari Lahirnya
Pancasila.S e t el a h p r o k l a m a s i 1 7 A g u s t u s 1 9 4 5 , b e b e r a p a o r a n g u
t u s a n d a r i d a e r a h , d i antaranya: Sam Ratulangi (Sulawesi),
Tadjoedin Noor dan Ir. Pangeran
Noor ( K a l i m a n t a n ) , I . K t u t P u d j a ( N u s a t e n g g a r a ) d a n L a t u
H a r h a r y ( M a l u k u ) , menyatakan keberatan akan bagian kalimat
rancangan Pembukaan UUD
yang juga sila pertama Pancasila sebelumnya yang berbunyi: "Ketuhanan deng
ank e w a j i b a n m e n j a l a n k a n s y a r i a t I s l a m
b a g i p a r a p e m e l u k n y a " . Pada 18 Agustus 1945,
setelah berkonsultasi dengan empat orang tokoh Islamyaitu Kasman
Singodimedjo, Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo dan
TeukuM . H a s a n , m a k a d e m i p e r s a t u a n d a n k e s a t u a n b a n g s
a , M o h a m m a d H a t t a mengusulkan agar kalimat yang menjadi
k e b e r a t a n u t u s a n d a e r a h i t u d i u b a h menjadi "Ketuhanan Yang Maha
Esa".

Dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, rancangan UUD 1945 diterima,
danPancasila yang digali, dicetuskan, dan dilahirkan pada 1 Juni 45
itu, ditetapkansebagai dasar Negara Indonesia.Pancasila terdiri dari lima,
yang dapat diterangkan sebagai berikut:

1.

Ketuhanan Yang Maha Esa

. Makna dari sila ini a da l a h : Percaya


dant a q w a k e p a d a T u h a n Y a n g M a h a E s a s e s u a i d e
n g a n a g a m a d a n kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.

2.

Kemanusaan yang Adil dan Beradab

. M a k n a d a r i s i l a i n i a d a l a h : Mengakui persamaan derajad,


persamaan hak dan persamaan kewajibanantara sesama manusia,
saling mencintai sesama manusia, tidak semena-mena terhadap orang
lain, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

3.

Persatuan Indonesia

. Makna dari sila ini adalah: Menjaga persatuan danKesatuan Negara


Kesatuan Republik Indonesia, memajukan pergaulandemi persatuan dan
kesatuan bangsa yang ber Bhinneka Tunggal Ika.

4.

Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Kebijaksana


a n D a l a m Permusyawatan/Perwakilan
, y a n g b e r m a k n a : m e n g u t a m a k a n ke
pentingan negara dan masyarakat, tidak memaksakan kehendak kepadaorang
lain, mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan.

5.

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

. I n i b e r m a k n a : Bersikap adil terhadap sesama, menghor


m a t i h a k - h a k o r a n g l a i n , menolong sesama dan menghargai orang
lainPancasila diyakini sebagai landasan pembentukan UUD 1945. Terbukti di
dalamUUD 1945 mengandung diktum-diktum tentang dasar negara Pancasila,
yang
sila pertamanya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, dan tentang kedudukan aga
madalam pasal 29. Ini diperkuat dengan Maklumat Presiden
No. 2/1945 tanggal 10Oktober 1945, yang memberikan batasan bahwa
hukum yang berlaku hanyalahhukum yang tidak bertentangan dengan UUD
1945 saja. Di bawah naungan UUD

10

1945, hukum Islam mendapat kedudukan mandiri yang tidak lagi


disandarkankeberlakuannya pada hukum adat.Teori ini juga didukung
oleh berbagai hasil penelitian yang dilakukan
terutamao l e h B P H N ( B a d a n P e m b i n a a n H u k u m N a s i o n a
l ) d a n F a k u l t a s H u k u m Universitas Indonesia. Penelitian terseb
ut menunjukkan adanya kecenderungankuat bahwa orang Islam
menghendaki dan memperlakukan hukum Islam dalamkehidupannya,
termasuk dalam bidang hukum perkawinan dan kewarisan.
Posisih u k u m s e l a nj u t n y a t i d a k l a g i d i t e n t u k a n o l e h p o l i t i k h u k u
m k o l o n i a l , t e t a p i diselaraskan dengan kebijakan hukum nasional,
terutama sebagaimana digariskandalam GBHN (Garis-garis Besar Haluan
Negara). Kebijakan yang kelihatannyatelah diterima adalah bahwa
dalam konteks pembinaan hukum nasional, hukumIslam menjadi salah
satu bahan dan sumber, selain dari hukum adat dan hukum Barat. Pada
penggal terakhir masa Orde Baru, ketika tuntutan keadilan
mayoritas bangsa Indonesia yang beragama Islam tidak bisa diabaikan lebih la
ma lagi,kedudukan hukum Islam semakin mencuat. Titik-balik kebijaksanaan
barangkali bisa diwakili dengan gejolak yang mendahului lahirnya UU No. 1/19
74 tentangPerkawinan, kemudian disusul oleh UUD No. 7/1989 tentang
Peradilan
Agama.G e l o m b a n g r e f o r m a s i y a n g d i p e r j u a n g k a n m a h
a s i s w a , a k h i r n y a m a k i n m e m p e r t e g a s s u p r e ma s i h u k u m d a
n p e r u n d a n g - u n d a n g a n s e r t a m e m p e r k u a t kedudukan nilai-nilai
agama dalam berbangsa dan bernegara.

II.3.b Lahirnya UU Perkawinan, Peradilan Agama, Pengelolaan Zakat, dll.

Negara kita menghormati adanya pluralitas hukum bagi rakyatnya yang


majemuk,sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Bidang hukum
perkawinan dankewarisan termasuk bidang hukum yang sensitif,
yang keterkaitannya denganagama dan adat suatu masyarakat. Oleh
sebab itu, hukum perkawinan Islam
danh u k u m k e w a r i s a n d i a k u i s e c a r a l a n g s u n g b e r l a k u , d e n g a n c
a r a d i t u n j u k o l e h undang-undang. Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 misalnya, secara tegasmenyebutkan bahwa perkawinan adalah sah
dilakukan menurut hukum agamanya

11

masing-masing dan kepercayaannya itu. Di sini bermakna, keabsahan


perkawinan bagi seorang Muslim/Muslimah adalah jika sah menurut hukum Isl
am, sebagaihukum yang hidup di dalam masyarakat. Contoh Undang-
Undang Perkawinanadalah sebagai berikut.BAB IDASAR PERKAWINANPasal
1Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang
wanitasebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa.Pasal
2(1). Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-
masingagamanya dan kepercayaannya itu.(2). Tiap-tiap perkawinan dicatat
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pasal 3(1). Pada
azasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyaiseorang
isteri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami.(2). Pengadilan,
dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristeri lebihdari seorang
apabila dikehendaki oleh fihak-fihak yang bersangkutan.Pasal 4

12
(1). Dalam hal seorang suami akan beristeri lebih dari seorang,
sebagaimanatersebut dalam Pasal 3 ayat (2) Undang-undang ini, maka ia wajib
mengajukan permohonan kepada Pengadilan di daerah tempat tinggalnya.(2).
Pengadilan dimaksud data ayat (1) pasal ini hanya memberikan izin
kepadaseorang suami yang akan beristeri lebih dari seorang apabila:a. isteri
tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri; b. isteri mendapat cacat
badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan;c. isteri tidak dapat
melahirkan keturunan.Pasal 5(1). Untuk dapat mengajukan permohonan
kepada Pengadilan, sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) Undang-
undang ini, harus dipenuhi syarat-syaratsebagai berikut:a. adanya persetujuan
dari isteri/isteri-isteri; b. adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin
keperluan-keperluan hidupisteri-isteri dan anak-anak mereka;c. adanya
jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-anak
mereka.(2). Persetujuan yang dimaksud pada ayat (1) huruf a pasal ini tidak
diperlukan bagi seorang suami apabila isteri/isteri-isterinya tidak mungkin
dimintai persetujuannya dan tidak dapat menjadi pihak dalam perjanjian, atau
apabila tidak ada kabar dari isterinya selama sekurang-kurangnya 2 (dua)
tahun, atau karenasebab-sebab lainnya yang perlu mendapat penilaian dari
Hakim Pengadilan.BAB II

13
SYARAT-SYARAT PERKAWINAN(1). Perkawinan harus didasarkan atas
persetujuan kedua calon mempelai.(2). Untuk melangsungkan perkawinan
seorang yang belum mencapai umur 21(duapuluh satu) tahun harus mendapat
izin kedua orang tua.(3). Dalam hal salah seorang dari kedua orang tua telah
meninggal dunia ataudalam keadaan tidak mampu menyatakan kehendaknya,
maka izin dimaksud ayat(2) pasal ini cukup diperoleh dari orang tua yang masih
hidup atau dari orang tuayang mampu menyatakan kehendaknya.(4). Dalam
hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak mampu
untuk menyatakan kehendaknya, maka izin diperoleh dari wali, orangyang
memelihara atau keluarga yang mempunyai hubungan darah dalam
garisketurunan lurus keatas selama mereka masih hidup dan dalam keadaan
dapatmenyatakan kehendaknya.(5). Dalam hal ada perbedaan pendapat
antara orang-orang yang disebut dalamayat (2), (3) dan (4) pasal ini, atau salah
seorang atau lebih diantara mereka tidak menyatakan pendapatnya, maka
Pengadilan dalam daerah hukum tempat tinggalorang yang akan
melangsungkan perkawinan atas permintaan orang tersebut
dapatmemberikan izin setelah lebih dahulu mendengar orang-orang tersebut
dalam ayat(2), (3) dan (4) pasal ini.(6). Ketentuan tersebut ayat (1) sampai
dengan ayat (5) pasal ini berlakusepanjang hukum masing-masing agamanya
dan kepercayaannya itu dari yang bersangkutan tidak menentukan lain.

14

BAB IIIPENUTUP
III.1 Kesimpulan

Ada empat sumber hukum Islam, yaitu, Al Qur’an, Al Hadist, dan


Ijtihad.Beberapa fungsi hukum islam dalam masyarakat, yaitu:

Fungsi Ibadah

15

Fungsi Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Fungsi Zawajir

Fungsi “tandzim wa ishlah al-ummah”Beberapa kontribusi umat Islam dalam


perumusan sistem hukum di Indonesia, diantaranya adalah:

Menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat yang


d i s e b a b k a n o l e h kemajuan zaman dengan menggunakan nilai – nilai pra-
Islam dan hukumIslam.


Memasukkan unsur hukum Islam dalam hukum nasional dengan proporsiyang
tepat sehingga dapat digunakan bersama.

Menggunakan hukum Islam sebagai asas undang –


u n d a n g b e b e r a p a perihal di Indonesia, seperti, pernikahan, pewakafan ta
nah, penyelenggaraan haji, dan lain sebagainya.

III.2 Saran

Agar masyarakat dapat mengamalkan hukum Islam sebagaimana


mestinyadalam kehidupan beragama.

Agar masyarakat dapat mengamalkan hukum Islam dalam kehi


d u p a n berbangsa dan bernegara.

16

DAFTAR PUSTAKA

BSOM NADWAH.2009.

Asistensi Mata Kuliah Agama Islam

AMKAI
).Palembang:BSOM NADWAH.

www.almanhaj.or.idwww.ditpertais.comwww.myjourney.comwww.tarjihmuha
mmadiyah.com

www.theceli.comwww.yusril.ihzamahendra.com

18

You might also like