You are on page 1of 76

October 8, 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk
Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus
meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini
salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak,
kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup
sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan
terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup
modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal
ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju
penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di
Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami
akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai
peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau
peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90
mmHg(Anindya,2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa
melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan
biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat
mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak,
jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala
bidang perlu memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk
mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit
degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan
untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan
tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 1
October 8, 2016

dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat
dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi hipertensi?
2. Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi?
3. Apakah manifestasi klinis hipertensi?
4. Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi?
5. Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi?
6. Apa sajakah komplikasi dari hipertensi?
7. Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
b. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
c. Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
d. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
e. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
f. Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
g. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 2
October 8, 2016

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Definisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling tergantung.(Depkes RI,
1988).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena
ikatan tertentu untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional serta
mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.(Friedman,
1998).
2. Tipe/bentuk keluarga
Dalam masyarakat ditemukan tipe/bentuk keluarga:
a. Keluarga Inti (Nuclear Family): keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family): keluarga inti ditambah sanak
saudara misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi, dsb.
c. Keluarga Berantai (Serial Family): keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family): keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite): keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation): dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 3
October 8, 2016

3. Peran keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal yang berhubungan dengan posisi dan situasi tertentu.
Berbagai peran ayng terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peran ayah sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi
rasa aman, kepala rumah tangga, anggota dari kelompok sosialnya
dan anggota masyarakat.
b. Peran ibu sebagai isteri, ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga,
pengasuh, pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya, anggota
kelompok social dan anggota masyarakat serta berperan sebagai
pencari nafkah tambahan bagi keluarga.
c. Peran anak-anak sebagai pelaksana peran psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangan baik fisik, mental dan spiritual.
4. Fungsi keluarga
Fungsi dari keluarga adalah memenuhi kebutuhan anggota
individu keluarga dan masyarakat yang lebih luas, fungsi keluarga adalah:
a. Fungsi Afektif
Merupakan suatu basis sentral bagi pembentukan dan
kelangsungan keluarga. Kebahagiaan keluarga diukur dengan
kekuatan cinta keluarga. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif
tampak kegembiraan dan kebahagiaan seluruh anggota keluarga, tiap
anggota keluarga mempertahankan hubungan yang baik.
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosial. Proses sosialisasi dimulai sejak
lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar sosialisasi.
Anggota keluarga belajar disiplin, belajar tentang norma-norma,
budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga.
c. Fungsi reproduksi

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 4
October 8, 2016

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan


dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan tempat
tinggal.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan yaitu mencegah terjadi gangguan kesehatan dan atau
merawat anggota keluarga yang sakit. Kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan
keluarga untuk mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan
tindakan, memberikan perawatan, memelihara lingkungan dan
menggunakan fasilitas kesehatan.
5. Tahap Perkembangan Keluarga
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan dari sistem
keluarga yang terjadi dari waktu ke waktu meliputi perubahn interaksi dan
hubungan di antara keluarga dari waktu ke waktu. Perkembangan ini
terbagi dalam beberapa tahapan, setiap tahapan memiliki tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui
denagn sukses.
Menurut Duvall (1977) siklus kehidupan keluarga terdiri dari
tahapan yang mempunyai tugas dan resiko tertentu pada setiap tahapan
perkembangannya.
1. Adapun 8 tahapan perkembangan tersebut adalah:
a. Tahap 1
Keluarga pemula : dimulai saat individu membentuk keluarga
melalui perkawinan.
 Tugas perkembangan:
1. Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan
baru.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 5
October 8, 2016

2. Membina hubungan dengan teman lain, keluarga lain.


3. Membina keluarga berencana.
 Masalah kesehatan : masalah seksual, peran perkawinan,
kehamilan yang kurang direncanakan.
b. Tahap 2
Keluarga dengan kelahiran anak pertama: dimulai sejak anak
pertama lahir sampai berusia 30 bulan.
 Tugas perkembangan:
1. Perubahan peran menjadi orang tua.
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga.
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangannya.
 Masalah kesehatan: Pendidikan meternitas, perawatan bayi
yang baik, pengenalan dan penanganan masalah kesehatan
fisik secara dini, imunisasi, tumbuh kembang dan lain-lain
c. Tahap 3
keluarga dengan anak pra sekolah: dimulai anak pertama berusia
2,5 tahun sampai dengan 5 tahun.
 Tugas perkembangan:
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
2. Membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan
lingkungan.
3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara
kebutuhan anak yang lain juga harus dipenuhi.
4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam
maupun di luar keluarga.
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak-anak.
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang
anak.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 6
October 8, 2016

 Masalah kesehatan:
1. Masalah kesehatan fisik: penyakit menular pada anak.
2. Masalah kesehatan psikososial: hubungan perkawinan,
perceraian.
3. Persaingan antara kakak adik.
4. Pengasuhan anak.
d. Tahap 4
Keluarga dengan anak usia sekolah: dimulia saat anak pertama
berusia 6 tahun samapi 13 tahun.
 Tugas perkembangan:
1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan.
2. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin
meningkat.
4. Meningkatkan komunikasi terbuka.
e. Tahap 5
Keluarga dengan anak remaja : dimulai saat anak pertama berusia
13 tahun sampai 19-20 tahun.
 Tugas perkembangan:
1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung
jawab, meningkatkan otonominya.
2. Mempererat hubungan yang intim dalam keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dn orang
tua.
4. Perubahan sistem peran dan peraturan tumbuh kembang
keluarga.
5. Masalah kesehatan : penyalahgunaan obat-obatan dan
penyakit jantung.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 7
October 8, 2016

f. Tahap 6
Keluarga dengan anak dewasa: dimulai saat anak pertama
meninggalkan rumah sampai anak terakhir, lamanya tergantung
dengan jumlah anak atau banyaknya anak belum menikah dan
tinggal dalam rumah:
 Tugas perkembangan:
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2. Mempertahankan keintiman pasangan.

3. Membantu orang tua yang sedang sakit dan memasuki masa


tua

4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

 Masalah kesehatan:
1. Masa komunikasi dewasa muda dengan orang tua tidak
lancar.
2. Transisi peran suami istri.
3. Memberi perawatan.
4. Kondisi kesehatan kronis
5. Masalah menopause
6. Efek dari obat-obatan, merokok, diet dan lain-lain.
g. Tahap 7
Keluarga dengan usia pertengahan: dimulai saat anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiunan atau salah satu
pasangan meninggal.
 Tugas perkembangan:
1. Mempertahankan kesehatan.
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
teman sebaya dan anak-anak.
3. Meningkatkan keakraban pasangan.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 8
October 8, 2016

 Masalah kesehatan:
1. Promosi kesehatan.
2. Masalah hubungan dengan perkawinan.
3. Komunikasi dan hubungan dengan anak cucu dan lain-
lain.
4. Masalah hubungan dengan perawatan.
h. Tahap 8
Keluarga dengan usia lanjut: dimulai salah satu meninggal atau
pension sampai dengan dua-duanya meninggal.
6. Konsep Keperawatan Keluarga
a. Definisi Keperawatan Keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan
kesehatan masyarakat yang ditujukan pada keluarga sebagai unit
atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui
perawatan sebagai sarana (Salviction G. Bailon dan Araciles
Maglaya), 1978).
a. Keluarga sebagai Unit Pelayanan
Beberapa hal berikut ini adalah alasan mengapa harus menjadi
fokus sentral dari perawatan :
1. Ada hubungan yang kuat antara keluarga dan status
kesehatan anggotanya.
2. Melalui perawatan kesehatan keluarga akan meningkat
derajat kesehatan secara menyeluruh.
3. Upaya menemukan kasus dalam keluarga dan faktor resiko
pada anggota keluarga yang lain.
4. Pemahaman terhadap individu dan fungsinya dipandang
dalam konteks keluarga mereka.
5. Keluarga merupakan sistem pendukung vital bagi individu.
b. Peran Perawat
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga
adalah:

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 9
October 8, 2016

a. Pendidik
Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
keluarga dapat melakukan program Asuhan Keperawatan
Keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah
kesehatan.
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau
terapi dari berbagai disiplin agar tidak terjadi tumpang tindih dan
pengulangan.
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah,
klinik, maupun di rumah sakit bertanggung jawab memberikan
perawatan langsung.
d. Pengawas Kesehatan
Perawat harus melakukan kunjungan rumah yang teratur
untuk mengidentifikasi tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi
masalah kesehatan.
f. Kolaborasi
Perawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang
optimal.
g. Fasilitator
Peran disini adalah membantu keluarga di dalm menghadapi
kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
h. Modifikasi Lingkungan
Perawat dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah
maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang
sehat.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 10
October 8, 2016

c. Proses Keperawatan Keluarga


Menurut Bailon dan Maglaya (1978:2) dalam proses keperawatan
keluarga terdapat berbagai bentuk proses keperawatan kesehatan dimana
perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit
terkecil d\atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagi tujuannya
dan melalui perawatan kesehatan sebagai sarananya. Sedangkan menurut
Effendi (1998:46) Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang
digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan
dan melaksanakan intervensi terhadap keluarga sesuai dengan rencana
yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang
dilaksanakan terhadap keluarga.
Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan
keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam
kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah (Yora &
Walsh, 1979 dikutip oleh Friedman, 1998:54).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan
kesehatan keluarga dipusatkan pada keluarga dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan keluarga dalam status kesehatan keluarga.
Proses keperawatan keluarga terdapat beberapa langkah yang
disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan dari tahap
ke tahap. Menurut Friedman (1998: 55) membagi proses keperawatan
kedalam lima tahap yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga,
identifikasi masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan,
rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan
evaluasi perawatan.
Effendi (1998:45) menambahkan, dalam melakukan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga dengan melalui membina hubungan
kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan mengadakan kontrak
dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk
membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga,
menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 11
October 8, 2016

kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi dua arah


dengan keluarga.
a. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga
yang dibinanya (Suprajitno, 2004:29). Pengkajian merupakan
langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa
yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno:
2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi
pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan
menggunakan suatu alat pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan
dianalisa (Friendman, 1998: 56)
1) Pengumpulan data
a) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan,
tempat tinggal, dan tipe keluarga.
Pada umumnya penderita hipertensi merupakan
penyakit yang dipengaruhi oleh pola hidup terutama pola
hidup yang salah, pola hidup yang berhubungan dengan
emosi yang negative seperti emosi yang tidak terkendali
atau temperamental, ambisius, pekerja kerasyang tidak
tenang, takut dan kecemasan yang berlebihan
(Indomedia, 2002).
b) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
 Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan
yang dikosumsi oleh Keluarga. Pada keluarga
dengan hipertensi sering dijumpai pola makan
yang tidak benar seperti mengkosumsi

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 12
October 8, 2016

makanan yang banyak mengandung zat


pengawet ,makanan yang asin serta emosi
yang negatif
 Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan
fasilitas kesehatan merupakan faktor yang
penting dalam penggelolaan penyakit
hipertensi. Adanya sumber pelayanan
kesehatan digunakan untuk upaya pencegahan
dan pengobatan dini karena dapat mencegah
timbulnya komplikasi (Rokhaeni,2001:115).
 Pengobatan tradisional
Keluarga dapat mengobati hipertensi dengan
pengobatan tradisional, yaitu minum sari
bawang putih yang ditumbuk halus dan diberi
air secukupnya di minum pagi dan sore
(Hariadi, 2001:26). Hipertensi akan menjadi
parah dan menimbulkan komplikasi bila pasien
tidak memilih pengobatan tradisional
hipertensi yang benar dan tepat justru akan
memperparah dan bahkan akan menimbulkan
gangguan pada organ lain seperti hati, ginjal
dan lambung.
c) Status Sosial Ekonomi
 Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga
mempengaruhi keluarga dalam mengenal
hipertensi beserta pengelolaannya.
berpengaruh pula terhadap pola pikir dan
kemampuan untuk mengambil keputusan

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 13
October 8, 2016

dalam mengatasi masalah dangan tepat dan


benar.
 Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga
berpengaruh terhadap keluarga dalam
melakukan pengobatan dan perawatan pada
angota keluarga yang sakit salah satunya
disebabkan karena hipertensi. Menurut
(Effendy,1998) mengemukakan bahwa
ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit salah satunya
disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-
sumber yang ada pada keluarga.
d) Tingkat perkembangandan riwayat keluarga
Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini.
termasuk riwayat perkembangan dan kejadian
serta pengalaman kesehatan yang unik atau
berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam
kehidupan keluarga yang belum terpenuhi
berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang
dapat mengakibatkan cemas stress (friedmen,
1998:125).
e) Aktiftas
Aktifitas fisik yang keras dapat menambah
terjadinya peningkatan tekanan darah. Serangan
hipertensi dapat timbul sesudah atau waktu
melakukan kegiatan fisik, seperti olah raga.
f) Data Lingkungan
 Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik
yang baik seperti lantai rumah, penerangan dan

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 14
October 8, 2016

fentilasi yang baik dapat mengurangai factor


penyebab terjadinya hipertansi dan juga
ketenangan dalam rumah tangga dapat
memperkecil serangan hipertensi.
 Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman, 1998:22) derajat
kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan.
Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi
derajat kesehatan tidak terkecuali pada
hipertensi
 Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat
Masalah dalam keluarga dapat menjadi
salah satunya faktor pencetus terjadinya
hipertensi dimana akan menyebabkan cemas
merupakan factor resiko hipertensi
g) Struktur Keluarga
 Pola komunikasi
Menurut (Nursalam, 2001:26) Semua
interaksi perawat dengan pasien adalah
berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi
teurapetik merupakan suatu tekhnik diman
usaha mengajak pasien dan keluarga untuk
bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik
tersebut mencakup ketrampilan secara verbal
maupun non verbal, empati dan rasa
kepedulian yang tinggi.
 Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga
mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,
kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 15
October 8, 2016

stress psikologik yang mempengaruhi dalam


hipertensi.
 Struktur peran
Bila anggota keluarga menerima dan
konsisten terhadap peran yang dilakukan,
maka ini akan membuat anggota keluarga puas
atau tidak ada konflik dalam peran, dan
sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan
tidak sesuai dengan harapan maka akan
mengakibatkan ketegangan dalam keluarga
(Friedman, 1998).
h) Fungsi Keluarga
 Fungsi afektif
Keluarga yang tidak menghargai
anggota keluarganya yang menderita
hipertensi, maka akan menimbulkan stressor
tersendiri bagi penderita. Hal ini akan
menimbulkan suatu keadaan yang dapat
menambah seringnya terjadi serangan
hipertensi karena kurangnya partisipasi
keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit (Friedman, 1998).
 Fungsi sosialisasi
Keluarga memberikan kebebasan bagi
anggota keluarga yang menderita hipertensi
dalam bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar. Bila keluarga tidak memberikan
kebebasan pada anggotanya, maka akan
mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi.
Keadaan ini mengancam status emosi menjadi
labil dan mudah stress.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 16
October 8, 2016

 Fungsi kesehatan
Pengetahuan keluarga tentang penyakit
dan penanganannya
o Mengenal masalah kesehatan
Ketidaksanggupan keluarga mengenal
masalah kesehatan pada keluarganya, salah
satunya adalah disebabkan karena kurang
pengetahuan (Effendy, 1998:50). Bila
keluarga tidak mampu mengenali masalah
hipertensi yang disertai anggota
keluarganya, maka hipertensi akan
berakibat terjadinya komplikasi.
o Mengambil keputusan.
Ketidaksanggupan keluarga mengambil
keputusan dalam melakukan tindakan yang
tepat, disebabkan karena tidak memahami
mengenai sifat, berat dan luasnya masalah
tidak begitu menonjol (Eendy, 1998:50).
o Merawat anggota keluarga yang sakit
Ketidakmampuan merawat anggota
keluarga yang sakit disebabkan karena tidak
mengetahui keadaan penyakit, misalnya
komplikasi, progrfosis, cara perawatan dan
sumber-sumber yang ada dalam keluarga.
o Memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga diharapkan mengetahui
keuntungan atau manfaat pemeliharaan
lingkungan yang sehat, dan menyadarinya
sebagai salah satu media perawatan bagi
anggota keluarga yang sakit.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 17
October 8, 2016

Lingkungan rumah yang berdebu dan


asap rokok bisa menjadi pemicu serangan
hipertensi (Sundaru, 2001). Dengan melihat
hal tersebut, keluarga harus mampu
memodifikasi lingkungan yang sehat dan
nyaman bagi penderita hipertensi.
o Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Pengetahuan keluarga tentang
keberadaan dan keuntungan yang didapat
dari fasilitas-fasilitas kesehatan, sangat
berpengaruh terhadap penderita hipertensi.
Fasilitas kesehatan di masyarakat sangat
berperan daiam hal ini, juga saat penderita
hipertensi memerlukan pengobatan.
i) Pola istirahat tidur
Istirahat tidur seseorang akan terganggu
manakala sedang mengalami masalah yang belum
terselesaikan. Pada penderita hipertensi,
gangguan istirahat tidur sering diakibatkan oleh
sesak nafas dan batuk. Tidak terpenuhinya
kebutuhan istirahat tidur beresiko memperburuk
keadaan hipertensi.
j) Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Sebagaimana prosedur pengkajian yang
komprehensif, pemeriksaan fisik juga dilakukan
menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku.
Setelah ditemukan masalah kesehatan,
pemeriksaan fisik lebih difokuskan lagi pada
pemeriksaan sistem pernafasan terutama pada
penderita hipertensi dikarenakan dengan adanya
hipertensi dapat terjadi peningkatan tekanan intra

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 18
October 8, 2016

kranial yang dapat menyebabkan kelainan pada


syaraf yang mempersyarafi pada pernafasan.
k) Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam
keluarga, sedangkan koping keluarga tidak
efektif, maka ini akan menjadi stress anggota
keluarga yang berkepanjangan. Salah satu
pencegahan agar serangan hipertensi tidak sering
muncul adalah dengan mencegah timbulnya stress
(Tanjung, 2003).
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut pendapat Friedman (1998:59) diagnosa
keperawatan keluarga merupakan perpanjangan dari diagnosa-
diagnosa keperawatan terhadap sistem keluarga dan merupakan
hasil dari pengkajian. Diagnosa keperawatan keluarga di
dalamnya termasuk masalah-masalah kesehatan yang aktual dan
potensial.
“Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan
respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi
potensial dan aktual dari individu atau kelompok dimana perawat
dapat secara legal mengidentifikasi dan untuk itu pula perawat
dapat menyusun intervensi-intervensi definitif untuk
mempertahankan status kesehatan atau untuk mengurangi,
menghilangkan, atau mencegah”.
Dengan pengertian diatas yang telah disampaikan para ahli,
keluarga merupakan satu tipe kelompok dimana diagnosa
keperawatan dapat diberlakukan, meskipun demikian, diagnosa
keperawatan masih berorientasi pada individu.
Menentukan Prioritas Masalah:
a) Berdasarkan sifat atau tifologi masalah. Penelitian masalah
adalah sebagai berikut :

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 19
October 8, 2016

1) Ancaman keluarga (2) : keadaan yang dapat beresiko


terjadinya penyakit, kecelakaan atau kegagalan dapat
mempertahankan kesehatan optimal ,isalnya riwayat
penyakit keturunan, resiko tertular, resiko kecelakaan dan
lain-lain.
2) Kurang sehat (3) : suatu keadaan sedang sakit atau gagal
mencapai kesehatan optimal, misalnya sedang sakit dan
kegagalan tumbuh kembang.
3) Krisis (1) : suatu keadaan individu atau keluarga
memerlukan penyesuaian lebih banyak dalam hal sumber
daya yang dimiliki, misalnya kehamilan, aborsi, lahir diluar
nikah dan kehilangan orang yang dicintai.
2) Kemungkinan masalah dapat diubah adalah kemungkinan
berhasilnya mengurangi masalah keperawatan atau mencegah
masalah bila ada tindakan tertentu. Pemberian nilainya adalah :
( 2 ), dengan mudah, ( 1 ), hanya sebagian, ( 0 ), tidak dapat
diubah
3) Retensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya
masalah keperawatan yang akan terjadi bila dapat dikurang
atau dicegah. Pemberian nilanya adalah (3) tinggi, (2) cukup,
(1) rendah.
4) Munculnya masalah adalah cara keluarga memandang dan
menilai masalah keperawatan berkaitan dengan berat dan
mendesaknya untuk segera diatasi untuk segera diatasi,
pemberian nilainya adalah masalah berat dan harus segera
diatasi (2), msalah dirasakan tetapi perlu segera diatasi (1) dan
masalah tidak dirasakan (0).

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 20
October 8, 2016

No Kriteria Skor Bobot Nilai


1 Sifat masalah
2
- Ancaman 2 1 /3 x 1
- Kurang sehat 3
- Krisis 1
2 Kemungkinan masalah dapat
diubah
Dengan mudah 2 2 ½x2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Retensi masalah u/ dicegah
2
Tinggi 3 1 /3 x 1
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya msalah
Masalah berat yang harus segera 2 1 ½x1
diatasi
Masalah dirasakan, tapi tidak 1
perlu segera diatasi
Masalah tidak dirasakan 0

Tiga kelompok besar dalam tipologi masalah kesehatan


keluarga adalah sebagai berikut :
a) Ancaman kesehatan adalah sebagai berikut
 Penyakit keturunan
 Keluarga atau anggota yang mengidap penyakit menular
 Jumlah anggota keluarga terlalu terlalu besar atau tidak
sesuai dengan kemampuan dengan sumber daya keluarga
 Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga
 Kekurangan atau kelebihan gizi

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 21
October 8, 2016

 Keadaan yang dapat menimbulkan stress


 Sanitasi lingkungan buruk
 Kebiasaan yang merugikan kesehatan
b) Kurang atau tidak sehat adalah kegagalan mereke memantapkan
kesehatan
c) Situasi krisis
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
karena hal-hal berikut :
 Kurang pengetahuan atau tidak mengetahui fakta
 Rasa takut akibat masalah yang diketahui
 Sikap dan falsafah hidup
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam
melakukan tindakan yang tepat karena hal-hal sebagai
berikut:
 Keluarga tidak memahami dan mengenal sifat dan luasnya
msalah
 Fasilitasi kesehatan tidak terjangkau
 Ketidakcocokan pendapat terjadi antara anggota keluarga
3) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit
karena hal-hal sebagai berikut :
 Tidak mengetahui keadaan penyakit
 Ketidaseimbangan sumber yang ada dalam keluarga
 Konflik individu dalam keluarga
 Perilaku yang mementingkan diri sendiri
4) Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mengalami kesehatan dan perkembangan pribadi anggota
keluarga karena hal-hal berikut :
 Sumber dari keluarga tidak cukup
 Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 22
October 8, 2016

 Kurang mampu memelihara keuntungan dan manfaat dari


pemeliharaan lingkungan murah.
 Ketidakompakan keluarga karena sifat mementingkan diri
sendiri.
5) Ketidakmampuan menggunakan sumber dimasyarakat untuk
memelihara kesehatan karena hal-hal berikut :
 Rasa takut akibat dari tindakan
 Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
 Kualitas yang diperlukan tidak terjangkau
c. Intervensi/Rencana Keperawatan
Effendy (1998: 54), mendefinisikan: rencana keperawatan
keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat
untuk dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah didefinisikan.
Rencana keperawatan keluarga mencakup tujuan umum dan
tujuan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi
dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab
(Suprajitno, 2004:49). Sedangkan Friedman (1998:65)
menyatakan ada beberapa tingkat tujuan. Tingkat pertama
meliputi tujuan-tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur,
langsung dan spesiflk. Sedangkan tingkat kedua adalah tujuan
jangka panjang yang merupakan tingkatan terakhir yang
menyatakan maksud-maksud luas yang yang diharapkan oleh
perawat maupun keluarga agar dapat tercapai.
Dalam menyusun kriteria evaluasi dan standar evaluasi,
disesuaikan dengan sumber daya yang mendasar dalam keluarga
pada umumnya yaitu biaya, pengetahuan, dan sikap dari keiuarga,
sehingga dapat diangkat tiga respon yaitu respon verbal, kognitif,
afektif atau perilaku, dan respon psikomotor untuk mangatasi
masalahnya.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 23
October 8, 2016

Perencanaan merupakan suatu proses merumuskan tujuan


yang diharapkan sesuai prioritas masalah keperawatan keluarga,
memilih strategi keperawatan yang tepat dan mengembangkan
rencana asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan kebutuhan
klien. Contoh intervensi diberikan kepada keperawatan keluarga
antara lain :
a) Memberikan dukungan keluarga
R/. Dapat meningkatrkan minat keluarga dan tujuan
b) Mobilisasi keluarga
R/. Dapat membantu keluarga dalam meningkatkan keluarga
dalam mempengaruhi kesehatan pasien melalui petunjuk
positif
c) Mempertahankan proses keluarga
R/. Dapat meminimalkan efek gangguan proses keluarga
d) Dukungan saudara kandung
R/. Meningkatkan keterlibatan saudara kandung pada saat
saudara laki-laki atau perempuan mengalami sakit.
e) Dukungan orang tua, remaja
R/. Dapat menyediakan bantuan orang tua dalam memahami
dan membantu anak-anak remajanya
f) Keterlibatan keluarga dalam merawat klien
R/. Partisipasi keluarga dalam perawatan fisik dan emosi
pasien
g) Promosi integritas keluarga
R/. Dapat meningkatkan daya kuat dan kesatuan keluarga
h) Konsultasi keluarga dengan tim kesehatan
R/. Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga terhadap
masalah-masalah yang sering terjadi dalam keluarga.
i) Melakukan modifikasi lingkungan
R/. Meningkatkan taraf kesehatan lingkungan.
j) Melakukan strategi pembelajaran dalam keluarga

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 24
October 8, 2016

R/. Agar keluarga dapat menjadi keluarga yang mudah dalam


mengatasi konflik dan krisis keluarga.
d. Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga
berdasarkan perencanaan mengenai diagnosa yang telah dibuat
sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup
hal-hal dibawah ini ;
a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara :
1. Memberikan informasi
2. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat dengan cara :
1. Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan
2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3. Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan
c) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota
keluarga yang sakit dengan cara :
1. Mendemonstrasikan cara perawatan
2. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
3. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana
membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara ;
1. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan
keluarga
2. Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal
mungkin
e) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada dengan cara :

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 25
October 8, 2016

1. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan


keluarga
2. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada
e. Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan
penilaian untuk menilai keberhasilannya. Bila tidak / belum
berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan
keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali
kunjungan ke keluarga . Unyuk itu dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Evaluasi
disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
S : Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif
setelah dilakukan intervensi keperawatan. Misal :
keluarga mengatakan nyerinya berkurang.
O : Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan. Misal : BB naik 1 kg
dalam 1 bulan.
A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu
kepada tujuan terkait dengan diagnosa keperawatan.
P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari
keluarga pada tahap evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan
sumatif. Evaluasi formatif dilakukan selama proses asuhan
keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
B. Konsep Dasar Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan pada systole, yang tingginya
tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam
batas – batas tertentu, tergantung pada posisi tubuh, umur dan tingkat
stress. Hipertensi juga dapat digolongkan sebagai ringan, sedang atau

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 26
October 8, 2016

berat, berdasarkan diastole. Hipertensi ringan apabila tekanan diastole 95


– 104 mmHg, hipertensi sedang apabila tekanan diastole 105 – 114
mmHg, hipertensi berat apabila tekanan diastole > 115 mmHg.
Menurut WHO (1978) batas tekanan darah yang masih dianggap
normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas
160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Hipertensi adalah
peningkatan tekana darah di atas normal yaitu bila tekanan sistolik (atas)
140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic (bawah) 90 mmHg atau lebih.
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya
diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 ). Menurut WHO, penyakit hipertensi
merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg
(Kodim Nasrin,2003 ).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara
95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105
dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg
atau lebih. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran
menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan
pada mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2000 : 144)
2. Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu: ( Lany Gunawan, 2001 )
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
Diketahuipenyebabnya,
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit
lain.
3. Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi,
sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder.
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 27
October 8, 2016

peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang


mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
5. Serta pelebaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan – perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor
yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah
sebagaiberikut:
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi
adalah umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 28
October 8, 2016

kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan) dan Ras (ras kulit
hitam lebih banyak dari kulit putih)
a. Usia
Hipertensi akan makin meningkat dengan meningkatnya usia
hipertensi pada yang berusia dari 35 tahun dengan jelas
menaikkan insiden panykit arteri dan kematian premature.
b. Jenis Kelamin
berdasar jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebih
tinggi daripada wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden
pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia di atas 65
tahun, insiden pada wanita lebih tinggi.
c. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya
pada yang berkulit putih.
3. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi, kegemukan atau makan
berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum
alcohol, minum obat-obatan.
Faktor seperti halnya pendidikan, penghasilan dan faktor pola
hidup pasien telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah,
tingkat pendidikan rendah dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh
stress agaknya berhubungan dengan insiden hipertensi yang lebih
tinggi. Obesitas juga dipandang sebagai faktor resiko utama.
Merokok dipandang sebagai faktor resiko tinggi bagi hipertensi dan
penyakit arteri koroner. Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia
adalah faktor – faktor utama untuk perkembangan arterosklerosis
yang berhubungan dengan hipertensi.
3. Patofisiologi
Meningkatnya tekanan darah di dalam saluran arteri bisa terjadi
melalui beberapa cara, yaitu : jantung memompa lebih kuat sehingga

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 29
October 8, 2016

mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya, arteri besar


kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut, karena-nya darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk
melalui pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yan terjadi pada usia lanjut,
dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat
terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara
waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam
darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkuilasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah, hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi
ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari
dalam tubuh, volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanand
arah juga meningkat, sebaliknya jia : aktivitas memompa jantung
berkurang, arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari
sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun.
Penyesuaian terhadap faktor – faktor tersebut dilaksanakan oleh
perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari
system saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara : jika
tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan
air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali
normal. Jika tekanan darah menururn, ginjal akan mengurangi
pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan
tekanan darah kembali normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan
darah dengan menghasilkan enzim yang disebut rennin, yang memicu
pembentukan hormone angiotensin, yang selanjutnya akan memicu
pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ penting dalam

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 30
October 8, 2016

mengendalikan tekanan darah, karena iti berbagai penyakit dan kelainan


pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal
(stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Perdangan dan
cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya
tekanan darah.
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari system saraf otonom,
yang untuk sementara waktu akan : meningkatkan tekanan darah selama
respon fight – or – flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar).
Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; jugta
mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteteriola di
daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah
yang lebih banyak). Mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal,
sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh. Melepaskan
hormone epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang
merangsang jantung dan pembuluh darah.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 31
October 8, 2016

PATOGENESIS HIPERTENSI PENYIMPANGAN TERHADAP KDM

HIPERTENSI

Sindrom multiple perubahan struktur vaskuler arteri tekanan pembuluh darah perifer meningkat
& arteriole.
Krisis situasional/krisis kondisional Resistensi ejeksi darah dari ventrikel.
Jk berlangsung lama,dapat merusak

Koping individu inefektif Ginjal Mata Jantung Curah jantung menurun beban ventrikel meningkat

Sclerosis sclerosis p.darah oklusi a.coroner CO menurun:resti hipertropi ventrikel untuk me


Otak progresif p.darah pada mata kan kekuatan kontraksi.
Renal PJK
Pecahnya mikro serangan sirkulasi transfer/sirkulasi darah sirkulasi sistemik menurun jantung tdk mampu lagi
curisma iskemik serebral ke mata menurun menahan beban kerja dlm
Transient tergnggu disfungsi ketdkseimbangan antara batas kemampuan.
Hemoragic renal -penglihatan kabur suplai O2 &kebut.jar
Intra serebral paralysis TIK me -penglihatan terasa Gagal jantung kiri
Sementara berputar
-noctoria metabolisme menurun
HS -azotemia
Nyeri:sakit Ggn Pemenuhan
Hemiplegia Ggn.Penglihatan Energi menurun
STROOKE kepala GGA ADL makan, BAB dll
Kelemahan umum
Resiko Injury
Kesadaran menurun
Aktivitas intolerance
Koma

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 32
October 8, 2016

4. Berdasarkan Penyebab, Hipertensi Di Bagi Dalam 2 Golongan :


1. Hipertensi primer / essensial
Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui,
biasanya berhubungan dengan faktor keturunan dan lingkungan
2. Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui
secara pasti, seperti gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
5. Faktor pencetus
1. Obesitas
2. Kebiasaan merokok
3. Minuman beralkohol
4. Penyakit kencing manis dan jantung
5. Wanita yang tidak menstruasi
6. Stress dan kurang olah raga
7. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak dan tinggi kolesterol
6. Tanda dan Gejala
1. Sakit kepala dan pusing
2. Marah / emosi tidak stabil
3. Sukar tidur
4. Kesulitan bicara
5. Rasa mual / muntah
6. Epistaksis
7. Migren
8. Mudah lelah
9. Perubahan penglihatan
10. Nyeri dada
11. Kesemutan pada kaki dan tangan
12. Kejang
13. Kesadaran menurun
7. Klasifikasi Hipertensi

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 33
October 8, 2016

Klasifikasi hipertensi berdasarkan The Joint National Commite on


Detection Evaluation and Treatmen of High Blood Pressure, adalah
sebagai berikut :

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)


1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >119

8. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
a. Pemeriksaan yang segera seperti :
1) Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji
hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas)
dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti:
hipokoagulabilitas, anemia.
2) Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi
tentang perfusi / fungsi ginjal.
3) Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus
hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran Kadar
ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
4) Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya
aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping
terapi diuretik.
5) Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat
menyebabkan hipertensi

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 34
October 8, 2016

6) Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat


mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan plak
ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
7) Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan
vasokonstriksi dan hipertensi
8) Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji
aldosteronisme primer (penyebab)
9) Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi
ginjal dan ada DM.
10) Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor
resiko hipertensi
11) Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan
hiperadrenalisme
12) EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya
hipertrofi ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan
menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
13) Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana) untuk menunjukan destruksi
kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.
b. Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama ) :
1) IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti
penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter.
2) CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
3) IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu
ginjal,
perbaikan ginjal.
4) Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi:
Spinal tab, CAT scan.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 35
October 8, 2016

5) (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai


kondisi klinis pasien
9. Komplikasi
1. Otak
a. Pemekaran pembuluh darah
b. Perdarahan
c. Kematian sel otak : stroke
2. Ginjal
a. Malam banyak kencing
b. Kerusakan sel ginjal
c. Gagal ginjal
3. Jantung
a. Membesar
b. Sesak nafas (dyspnoe)
c. Cepat lelah
d. Gagal jantung
10. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi
ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat.
Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
 Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
 Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
b. Penurunan berat badan
c. Penurunan asupan etanol
d. Menghentikan merokok

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 36
October 8, 2016

e. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis
dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-
lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas
aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut
zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit
berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x
perminggu dan paling baik 5 x perminggu
f. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
g. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh
yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
h. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang
bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan
cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot
dalam tubuh menjadi rileks Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
i. Pendidikan kesehatan
Untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit
hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan
darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 37
October 8, 2016

hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi


umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli
Hipertensi (JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION,
EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE,
USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta,
antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai
obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan
penyakit lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor
b. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
 Dosis obat pertama dinaikkan
 Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
 Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta
blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin,
vasodilator
c. Step 3 :
Alternatif yang bisa ditempuh:
 Obat ke-2 diganti
 Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
 Ditambah obat ke-3 dan ke-4
 Re-evaluasi dan konsultasi
 Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan
interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 38
October 8, 2016

kesehatan (perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan


kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan
petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil
pengukuran tekanan darahnya
2. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai
tekanan darahnya
3. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat
sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan
morbiditas dan mortilitas
4. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan
tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya,
tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai
alat tensimeter. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa
didiskusikan lebih dahulu Sedapat mungkin tindakan terapi
dimasukkan dalam cara hidup penderita ikut sertakan keluarga
penderita dalam proses terapi
5. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita
atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
6. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi
misal 1 x sehari atau 2 x sehari
7. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi,
efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
8. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis
atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan
efektifitas maksimal
9. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
10. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih
sering

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 39
October 8, 2016

11. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang
ditentukan.
12. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka
sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang
pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.
11. Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-
rata, adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro),
tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan
untuk:
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga
agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah
garam.
d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui
menderita hipertensi berupa:
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat
maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan
primer.
b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol
secara normal dan stabil mungkin.
c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus
dikontrol.
d. Batasi aktivitas.
12. Perawatan Hipertensi
1. Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan yang ideal
(cegah kegemukan).

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 40
October 8, 2016

2. Batasi pemakaian garam.


3. Mulai kurangi pemakaian garam sejak dini apabila diketahui ada
faktor keturunan hipertensi dalam keluarga.
4. Tidak merokok.
5. Perhatikan keseimbangan gizi, perbanyak buah dan sayuran.
6. Hindari minum kopi yang berlebihan.
7. Mempertahankan gizi (diet yang sehat seimbang).
8. Periksa tekanan darah secara teratur, terutama jika usia sudah
mencapai 40 tahun.
Bagi yang sudah sakit
1. Berobat secara teratur.
2. Jangan menghentikan, mengubah, dan menambah dosis dan jenis
obat tanpa petunjuk dokter.
3. Konsultasikan dengan petugas kesehatan jika menggunakan obat
untuk penyakit lain karena ada obat yang dapat meningkatkan
memperburuk hipertensi.
Mengetahui tentang hipertensi dan cara merawat bukanlah kunci
utama kesembuhan, kunci utamanya adalah :
a. Keaktifan penderita dalam pengendalian tekanan darah.
b. Penderita berusaha, petugas petugas kesehatan membantu.
c. Hubungan baik dan kerjasama penderita dan petugas kesehatan
4. Diit Hipertensi
a. Perbedaan Diit Dengan Makanan Biasa
 konsumsi lemak dibatasi
 konsumsi Cholesterol dibatasi
 konsumsi kalori dibatasi untuk yang terlalu gemuk atau obese
 Makanan yang boleh dikonsumsi
b. Makanan Yang Boleh Dikonsumsi
1) Sumber kalori
Beras, tales, kentang, macaroni, mie, bihun, tepung-tepungan,
gula.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 41
October 8, 2016

2) Sumber protein hewani


Daging, ayam, ikan, semua terbatas kurang lebih 50 gram
perhari, telur ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari,
susu tanpa lemak.
3) Sumber protein nabati
Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.
4) Sumber lemak
Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
5) Sayuran
Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam,
kangkung, buncis, kacang panjang, taoge, labu siam, oyong,
wortel.
6) Buah-buahan
Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah
terbatas.
7) Bumbu
Pala, kayu manis, asam,gula, bawang merah, bawang putih,
garam tidak lebih 15 gram perhari.
8) Minuman
Thea encer, coklat encer, juice buah.
c. Makanan Yang Tidak Boleh Dikonsumsi
1) Makanan yang banyak mengandung garam
o Biscuit, krakers, cake dan kue lain yang dimasak dengan
garam dapur atau soda.
o Dendeng, abon, cornet beaf, daging asap, ham, ikan asin,
ikan pindang, sarden ikan teri, telur asin.
o Keju, margarine dan mentega.
2) Makanan yang banyak mengandung kolesterol
Makanan dari hewan seperti otak, ginjal, hati, limfadan
jantung.
3) Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 42
October 8, 2016

o Lemak hewan : sapi, babi, kambing, susu jenuh, cream,


keju, mentega.
o Kelapa, minyak kelapa, margarine, alpokat.
4) Makanan yang banyak menimbulkan gas
Kool, sawi, lobak, dll.
13. Pengkajian Keperawatan
1. Aktivitas / istirahat
Gejala :
a. Kelemahan
b. Letih
c. Napas pendek
d. Gaya hidup monoton
Tanda :
a. Frekuensi jantung meningkat
b. Perubahan irama jantung
c. Takipnea
2. Sirkulasi
Gejala :
Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner
/ katup, penyakit serebrovaskuler
Tanda :
a. Kenaikan TD
b. Nadi : denyutan jelas
c. Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
d. Bunyi jantung : murmur
e. Distensi vena jugularis
f. Ekstermitas
Perubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi perifer
), pengisian kapiler mungkin lambat
3. Integritas Ego
Gejala:

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 43
October 8, 2016

Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah,


faktor stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )
Tanda :
a. Letupan suasana hati
b. Gelisah
c. Penyempitan kontinue perhatian
d. Tangisan yang meledak
e. otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )
f. Peningkatan pola bicara
4. Eliminasi
Gejala :
Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat
penyakit ginjal )
5. Makanan / Cairan
Gejala :
a. Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol
b. Mual
c. Muntah
d. Riwayat penggunaan diuretik
Tanda :
a. BB normal atau obesitas
b. Edema
c. Kongesti vena
d. Peningkatan JVP
e. glikosuria
6. Neurosensori
Gejala :
a. Keluhan pusing / pening, sakit kepala
b. Episode kebas
c. Kelemahan pada satu sisi tubuh

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 44
October 8, 2016

d. Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )


e. Episode epistaksis
Tanda :
a. Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau
memori ( ingatan )
b. Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
c. Perubahan retinal optik
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
a. nyeri hilang timbul pada tungkai
b. sakit kepala oksipital berat
c. nyeri abdomen
8. Pernapasan
Gejala :
a. Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
b. Takipnea
c. Ortopnea
d. Dispnea nocturnal proksimal
e. Batuk dengan atau tanpa sputum
f. Riwayat merokok
Tanda :
a. Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
b. Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
c. Sianosis
9. Keamanan
Gejala :
Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda :
Episode parestesia unilateral transien

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 45
October 8, 2016

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KELUARGA
1. Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) : Ny.G
2. Umur : 67 tahun
3. Pendidikan : PGAA
4. Pekerjaan : -
5. Suku bangsa : Jawa
6. Alamat : RT 03 / RW 05 Kelurahan
Ngadirejo

NO Nama Hub.dg Umur L/P Tingkat Pekerjaan Agama


KK
Pendidikan

1. Ny. G Istri 67 P PGAA - Islam

2. Ny. I Anak 42 P S1 Guru Islam

3. An. A Cucu 1 P - - Islam

4. Ny. B Istri 49 P S1 Guru Islam

2. Komposisi keluarga
Keluarga Ny.G terdiri dari Ny.G sebagai kepala rumah tangga. Ny.I
sebagai Anak, An.A sebagai cucu dan Ny.B sebagai istri kedua. Ny.G
sudah tidak bekerja dan memiliki anak tiga, yang pertama meninggal dua
sudah kawin dan anak yang terakhir bekerja diluar Kota. Ny.B memiliki
satu anak dan sedang kuliah diluar Kota.
3. Tipe keluarga
Tipe keluarga Ny.G adalah Keluarga Duda/Janda (Single Family)
dimana suami Ny.G telah meninggal dunia dan Keluarga
Berkomposisi (Composite): keluarga yang perkawinannya berpoligami

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 46
October 8, 2016

dan hidup secara bersama-sama ditandai dengan Ny.G dan Ny.B tinggal
dalam satu rumah.
4. Genogram

Keterangan :
= Laki-laki 1 = Ny. G

= Perempuan 2 = Ny. B

= Klien 3 = Ny. I

= Tinggal serumah

= meninggal

5. Sifat keluarga
Kebiasaan hidup sehari-hari
a. Kebiasaan tidur/ istrahat
Keluarga Ny.G memiliki waktu tidur malam tidak menentu
disesuaikan dengan kegiatan masing-masing. kadang jam 20.00-
04.00 wita dan begitu pula dengan waktu tidur siang tidak menentu,
kadang jam 14.00-16.00 wita.
b. Kebiasaan rekreasi
Keluarga Ny.G mengatakan jarang pergi berekreasi. dan setiap
harinya bila terdapat waktu luang Keluarga Ny.G sering menonton
TV sambil bercengrama bersama keluarga.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 47
October 8, 2016

c. Kebiasaan makan keluarga


Keluarga Ny.G mengatakan jenis menu makannya yaitu nasi, sayur,
dan lauk pauk dan kadang – kadang juga ada buah - buahannya
6. Status ekonomi keluarga
Keluarga Ny.G memiliki penghasilan > Rp. 1.500.000.
Penghasilan keluarga Ny.G cukup untuk biaya hidup sehari-hari.
7. Suku
Semua anggota keluarga Ny.G Berasal dari suku Jawa. Bahasa yang
digunakan sehari-hari yaitu bahasa jawa. kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan dengan masalah kesehatan.
8. Agama
Seluruh anggota keluarga Ny.G beragama islam
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Ny.G masuk dalam tahap perkembangan keluarga, yaitu pada
tahap VI dimana tahap ini keluarga memperluas keluarga inti menjadi
keluarga besar dan pada keluarga Ny.G ditandai dengan anak kedua
anaknya sudah menikah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Dari semua tahap perkembangan di atas, belum terpenuhi seluruhnya,
yang belum terpenuhi adalah mempertahankan kesehatan, ditandai
dengani Ny.G sering mengeluh pusing/sakit kepala, sering merasa lelah
apabila beraktifitas sedikit. Ny.I sering mengeluh pusing/sakit kepala,
dan leher terasa tegang. Dan Ny.B juga sering mengeluh pusing,
penglihatan sempoyongan.
3. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak istri dan suami)
a. Dari pihak suami
Keluarga dari pihak suami tidak terdapat anggota keluarga yang
menderita HT.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 48
October 8, 2016

b. Dari pihak istri


Keluarga dari pihak istri terdapat anggota keluarga yang menderita
HT yaitu ayah dan ibu Ny.G.
C. LINGKUNGAN
a) Karakteristik rumah
Jenis rumah permanent dengan ukuran 11,5x6,5 m2, dengan status
kepemilikan rumah pribadi, dengan lantai tehel yang terdiri dari 1 ruang
tamu, 1 ruang keluarga, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 WC, 1 ruang
dapur.
b) Ventilasi dan penerangan
Ventilasi rumah baik dengan 1 ventilasi tiap ruangan, kecuali ruang
tamu mempunyai 8 jendela, ruang keluarga mempunyai 3 jendela, kondisi
rumah cukup bersih dan sedikit tertata rapi, penerangan cukup baik, setiap
ruangan dilengakapi dengan lampu penerang.
c) Persedian air bersih
Tersedianya sumber air bersih yaitu dari sumur BOR
d) Pembuangan sampah
Tempat Pembuangan Sampah didepan rumah yaitu untuk sampah
kering dan dibiarkan terbuka dan dibelakang rumah untuk sampah basah
dengan cara ditutup. Jika penuh sampah dikumpulkan dan diangkut oleh
petugas kebersihan.
e) Pembuangan air limbah
Sistem pembuangan air limbah yang digunakan yaitu got
f) Jamban/WC (tipe,jarak dari sumber air)
Jenis jamban yang digunakan yaitu leher angsa, dan jarak sumber air
dengan pembuangan air limabah > 10 m.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 49
October 8, 2016

g) Denah rumah

Gdg WC KM Keterangan
Dapur
= Pintu

= Ventilasi
Kamar Tidur

Ruang Kamar Tidur


Keluarga
P
a
r
k Kamar Tidur
i
r Lemari

Ruang Tamu

Teras Rumah

Jenis : Permanen
Luas tanah : 11,5 X 6,5 m2
Luas rumah : 9 X 5 m2 = 45 m2 X 10% = 4,5 m2
Ruang tamu : 5 X 2,5 = 12,5 m2 X 10% = 1,25 m2
8 ventilasi X 1,2 X 0,7 m2 = 6,72 m2
Ruang keluarga : 5 X 2,5 = 12,5 m2 X 10% = 1,25 m2
3 ventilasi X 1,2 X 0,7 m2 = 2,52 m2
Kamar tidur : 3 X 2 = 6 m2 X 10% = 0,6 m2
2 ventilasi X 0,5 X 0,25 m2 = 0,25 m2
Dapur : 2 X 1,8 m2 = 3,6 m2 X 10% = 0,36 m2
1 ventilasi X 1,2 X 0,7 m2 = 0,84 m2
Kamar mandi/wc : 1,5 X 1,25 = 1,9 m2 X 10% = 0,19 m2
2 ventilasi X 0,5 X 0,2 m2 = 0,2 m2
Total = 10,53 m2
Jadi, sirkulasi udara dan pencahayaan Ny.G sangat baik

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 50
October 8, 2016

h) Lingkungan sekitar rumah


Lingkungan sekitar rumah cukup bersih, halaman depan rumah cukup
bersih, kecuali samping kiri rumah kurang bersih.
i) Sarana komunikasi dan transportasi
Keluarga Ny.G memiliki alat transportasi (motor), untuk sarana
komunikasi Ny.G memeliki sarana komunukasi (HP).
j) Fasilitas hiburan
Keluarga Ny.G Memiliki 1 buah TV
k) Fasilitas pelayanan dan jaminan kesehatan
Di kelurahan Ny.G memiliki fasilitas pelayanan yaitu puskesmas, dan
Pustu. Keluarga Ny.G memiliki jaminan kesehatan BPJS dan ASKES
D. SOSIAL
a) Karakteristik tetangga dan komunikasi
Ny.G mengatakan lingkungan sekitarnya mayoritas sebagai pedagang,
pegawai dan IRT, hubungan keluarga Ny.G dengan tentangga baik
tingkat toleransinya baik. Jenis komunikasi yang di gunakan yaitu bahasa
jawa.
b) Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Ny.G belum pernah berpindah tempat, status rumah yang
ditempati sekarang adalah rumah sendiri. kondisi tempat tinggal agak
berdekatan dan merupakan tempat padat penduduk. Apabila ada anggota
keluarga yang sakit biasanya diantar menggunakan transportasi sepeda
motor mencapai tempat pelayanan kesehatan, dan biasa hanya berdiam di
rumah.
c) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Ny.G saling bercerita dan bersendau gurau. Hubungan
keluarga Ny. G dengan tetangga tampak baik dan harmonis.
d) Sistem pendukung keluarga
Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka anggota
yang lain memberikan dorongan atau mengingatkan serta mengantar
untuk berobat ke pelayanan kesehatan (puskesmas).

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 51
October 8, 2016

E. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi keluarga
Dalam berkomunikasi sehari-hari anggota keluarga Ny.G
menggunakan bahasa jawa. Dan kalau ada masalah dimusyawarahkan.
Setiap anggota keluarga menerima dan menghargai hasil keputusan
terakhir.
b. struktur peran (formal dan informal)
 Peran formal : Ny.G tidak mampu menjalankan perannya sebagai
kepala keluarga karena faktor usia dan status kesehatan, Ny.G hanya
bisa menjalankan tugas rumah tangga Ny.I sebagai anak bekerja untuk
mencari nafkah. Sedangkan Ny.B juga bekerja sebagai guru les
dirumah untuk membiayai anaknya yang sedang kuliah.
 Peran Informal : setiap anggota keluarga berperan sebagai pendorong
jika ada salah satu anggota keluarga yang bermasalah, sebagai sahabat
bagi semua anggota keluarga dan sebagai penghibur apabila ada
anggota keluarga yang sedang bersedih.
c. Nilai dan norma keluarga
Nilai yang dianut keluarga adalah saling menghormati antar anggota
keluarga yang satu dengan yang lain, mengormati yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda. Menurut Ny.G semua anggota keluarga
berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, nilai yang ada
dikeluarga merupakan gambaran diri dari agama yang dianut, tidak
terlihat adanya konflik dalam nilai.
F. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Keluarga Ny.G tampak sangat harmonis, antar anggota keluarga saling
menghargai dan menghormati.
b. Fungsi Sosial
Keluarga Ny.G semua muslim dan sering melaksanakan ibadah, dan
saat ini Ny.G sudah tidak bisa bekerja. Ny.G juga sering jalan – jalan ke
rumah tetangga untuk silaturahmi dan kadang pagi pergi kepasar.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 52
October 8, 2016

c. Fungsi perawatan kesehatan


Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat:
Tindakan yang dilakukan Ny.G saat ini sudah tepat, ditandai dengan
apabila ada keluhan yang di rasakan Ny.G langsung berobat ke
pelayanan kesehatan terdekat.
Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Selama sakit anak dan kerabat dekatnya merawat Ny.G
Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan dimasyarakat:
Ny.G mengatakan apabila ada keluhan yang dirasakan, dirinya
langsung pergi berobat ke layanan kesehatan terdekat.
Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Ny.G mengatakan tiap hari membersihkan rumah, terkadang dibantu
oleh anaknya dan juga Ny.B.
Berdasarkan inspeksi : kondisi rumah cukup bersih.
d. Fungsi reproduksi
Jumlah anak keluarga Ny.G ada tiga. Yang pertama telah meninggal
dunia yang kedua sudah menikah yaitu Ny.I dan memiliki satu anak, yang
terakhir juga sudah menikah dan bekerja diluar kota.
G. STRESS DAN KOPING KELUARGA
Stresor jangka pendek dan jangka panjang
1) Stresor jangka pendek
Ny.G mengatakan takut jika penyakitnya yang dulu kambuh secara tiba-
tiba. Ny.G juga belum sepenuhnya mengetahui makanan – makanan apa
saja yang menjadi pantangannya.
2) Stresor jangka panjang
Ny.G mengatakan merasa takut bila penyakitnya tidak kunjung sembuh.
3) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Untuk mengatasi semua masalah yang dihadapi, keluarga hanya beusaha
membicarakan masalah, banyak berdoa dan saling memberikan nasehat.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 53
October 8, 2016

4) Strategi Koping yang di Gunakan


Jika ada masalah dalam keluarga Ny.G menyelesaikanya dengan
berkumpul bersama keluarga dan mendiskusikan masalah secara
bersama-sama, sehingga masukan dari keluarga dapat membantu
menyelesaikan masalah.
5) Strategi adaptasi disfungsional
Dari hasil pengkajian dalam keluarga Ny.G tidak pernah menggunakan
kekerasan dalam menyelesaikan masalah.
6) Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
Keluarga berharap agar petugas kesehatan dapat menjalankan fungsinya
dengan baik, mampu memberikan pelayanan kesehatan, tidak membeda-
bedakan dalam memberikan pelayanan antara masyarakat menengah
keatas dan masyarakat menengah kebawah.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 54
October 8, 2016

7) Pemeriksaan fisik
N Pemeriksaan
Ny. G Ny. I
o Fisik
1 Kepala bentuk kepala bronco bentuk kepala bronco
shepalus, tidak terdapat luka, shepalus, tidak terdapat luka,
benjolan dan tidak terdapat benjolan dan tidak terdapat
nyeri tekan. Keadaan rambut nyeri tekan. Keadaan rambut
cukup bersih, rambut berwarna cukup bersih, rambut berwarna
hitam dan ikal sudah beruban, hitam, tidak terdapat ketombe.
tidak terdapat ketombe.
2. Leher leher tidak nampak adanya leher tidak nampak adanya
peningkatan tekanan vena peningkatan tekanan vena
jugularis dan arteri carotis, jugularis dan arteri carotis,
tidak teraba adanya tidak teraba adanya
pembesaran kelenjar tiroid pembesaran kelenjar tiroid
(struma). (struma).
3. Mata Konjungtiva tidak terlihat Konjungtiva tidak terlihat
anemis, tidak ada katarak, anemis, tidak ada katarak,
penglihatan lurang jelas penglihatan jelas
4. Telinga Simetris, keadaan cukup Simetris, keadaan bersih,
bersih, Fungsi pendengaran Fungsi pendengaran baik
baik
5. Hidung Simetris, keadaan bersih, Simetris, keadaan bersih,
Tidak ada kelainan yang Tidak ada kelainan yang
ditemukan ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut agak sedikit Mukosa mulut lembab, Mulut
kering, sedikit kotor, karies (+) bersih, gigi tidak lengkap yaitu
gigi tidak lengkap yaitu 30, 31, tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
7. Dada Pergerakan dada terlihat Pergerakan dada terlihat
simetris, suara jantung S1 dan simetris, suara jantung S1 dan
S2 tunggal, tidak terdapat S2 tunggal, tidak terdapat
palpitasi, suara mur-mur (-), palpitasi, suara mur-mur (-),
ronchi (-), wheezing (-) ronchi (-), wheezing (-)
8. Abdomen Bentuk perut buncit, tidak Bentuk perut datar, tidak
terdapat benjolan dan luka, terdapat benjolan dan luka,
memilliki luka bekas operasi tidak kembung, pergerakan
caesar, tidak kembung, peristaltik usus 35x/mnt, ada
pergerakan peristaltik usus bekas luka operasi caesar
35x/mnt.
9. TTV TD : 180/100 mmHg, TD : 140/100mmHg,
N : 74x/m, N : 94x/m,
S : 360C S : 36,50C
R: 24x/m R: 20x/m

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 55
October 8, 2016

N Pemeriksaan
Ny. B An. A
o Fisik
1 Kepala bentuk kepala bronco bentuk kepala bronco
shepalus, tidak terdapat luka, shepalus, tidak terdapat luka,
benjolan dan tidak terdapat benjolan dan tidak terdapat
nyeri tekan. Keadaan rambut nyeri tekan. Keadaan rambut
cukup bersih, rambut berwarna cukup bersih, rambut berwarna
hitam dan ikal sudah beruban, hitam dan lurus.
tidak terdapat ketombe.
2. Leher leher tidak nampak adanya leher tidak nampak adanya
peningkatan tekanan vena peningkatan tekanan vena
jugularis dan arteri carotis, jugularis dan arteri carotis,
tidak teraba adanya tidak teraba adanya
pembesaran kelenjar tiroid pembesaran kelenjar tiroid
(struma). (struma).
3. Mata Konjungtiva tidak terlihat Konjungtiva tidak terlihat
anemis, tidak ada katarak, anemis, tidak ada katarak,
penglihatan jelas penglihatan jelas
4. Telinga Simetris, keadaan bersih, Simetris, keadaan bersih,
Fungsi pendengaran baik Fungsi pendengaran baik
5. Hidung Simetris, keadaan bersih, Simetris, keadaan bersih,
Tidak ada kelainan yang Tidak ada k elainan yang
ditemukan ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut lembab, mulut Mukosa mulut lembab, Mulut
bersih, karies (+) Tidak ada bersih, tidak ada kelainan
kelainan
7. Dada Pergerakan dada terlihat Pergerakan dada terlihat
simetris, suara jantung S1 dan simetris, suara jantung S1 dan
S2 tunggal, tidak terdapat S2 tunggal, tidak terdapat
palpitasi, suara mur-mur (-), palpitasi, suara mur-mur (-),
ronchi (-), wheezing (-) ronchi (-), wheezing (-)
8. Abdomen Bentuk perut buncit, tidak Bentuk perut datar, tidak
terdapat benjolan dan luka, terdapat benjolan dan luka,
tidak kembung, pergerakan tidak kembung, pergerakan
peristaltik usus 35x/mnt, tidak peristaltik usus 35x/mnt, tidak
ada bekas luka operasi ada bekas luka operasi
9. TTV TD : 160/100 mmHg, BB :
N : 96x/m, N : 120x/m,
S : 360C S : 36,50C
R: 20x/m R: 38x/m

H. HARAPAN KELUARGA
Keluarga Ny. G berharap kesehatannya dan keluarga dapat sembuh dan
petugas kesehatan dapat memberi pelayanan kesehatan dengan baik.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 56
October 8, 2016

ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DS: Ketidak Pemeliharaan
 Ny.G mengatakan belum mengetahui mampuan kesehatan
karakteristik penyakit hipertensi dan keluarga tidak efektif
pengobatannya dalam
 Karena merasa sudah sehat Ny.G jarang lagi mengenal
periksa ke dokter meskipun hanya sekedar karakteristik
periksa. penyakit dan
 Ny.G mengatakan jarang berolah raga perawatannya
 Ny.G mengatakan kakinya terasa sakit dan .
keram
 Ny.G suka mengkonsumsi makanan
berlemak, seperti gorengan dan bumbu santan
dan Ikan asin
DO:
 Klien tampak lemas
 TTV:
TD : 180/100mmH, S : 360C
N : 74x/m, R : 24x/m
DS: Ketidak Gangguan
 Ny.G mengatakan menderita penyakit mampuan rasa nyaman
hipertensi sudah lama keluarga (cemas)
 Ny.G mengatakan merasa takut bila merawat dan
penyakitnya tidak kunjung sembuh. mengenal
 Ny.G mengatakan sering pusing dan tengkuk masalah
leher terasa tegang anggota
 Ny.G mengatakan belum sepenuhnya keluarga
mengetahui makanan – makanan apa saja dengan
yang menjadi pantangannya. hipertensi
DO
 Ny.G terlihat bingung dan cemas
 TTV
TD : 180/100mmH,
N : 74x/m,
S : 360C
R : 24x/m

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 57
October 8, 2016

SKALA PRIORITAS
Masalah Asuhan Keperawatan Keluarga

Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana


perawatan keluarga Ny.G terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah
kesehatan sebagai berikut :
1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada keluarga Ny. G berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal karakteristik penyakit
dan perawatannya.
No Kriteria Nilai Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Adanya ancaman keseha-
1. Actual (3)
tan tetapi tidak perlu
2. Resiko tinggi (2)
3. Potensial (1) ditangani segera.

2. Kemungkinan masalah 1/2 x 2 1 Membawa Ny. G ke


dapat diubah
pelayanan kesehatan untuk
1. Tinggi (2)
2. Sedang (1) mendapatkan pengobatan
3. Rendah (0)
dan perawatan.

3. Potensi untuk mencegah 2/3 x 1 2/3 Pencegahan bisa dilakukan


masalah
dengan menjaga pola
1. Mudah (3)
2. Cukup (2) hidup dan pola makan.
3. Tidak dapat (1)
4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Ny. G dan keluarga bisa
1. Masalah dirasakan
menerima keadaan mereka
dan perlu
penanganan segera saat ini meskipun belum
(2)
stabil.
2. Masalah dirasakan,
tidak perlu di
tangani segera (1)
3. Masalah tidak di
rasakan (0)
Total Skor 32/3

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 58
October 8, 2016

2. Gangguan rasa nyaman (cemas) terhadap komplikasi berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga merawat dan mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi.
No Kriteria Nilai Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Rasa cemas menyebabkan
4. Actual (3)
peningkatan TD yang
5. Resiko tinggi (2)
6. Potensial (1) dapat memperburuk
keadaan
2. Kemungkinan masalah 1/2 x 2 1 Pemberian penjelasan
dapat diubah
yang tepat dapat
4. Tinggi (2)
5. Sedang (1) membantu menurunkan
6. Rendah (0)
rasa cemas
3. Potensi untuk mencegah 2/3 x 1 2/3 Penjelasan dapat
masalah
membantu mengurangi
4. Mudah (3)
5. Cukup (2) rasa cemas
6. Tidak dapat (1)
4. Menonjolnya masalah 1/2 x 1 1/2 Keluarga menyadari
4. Masalah dirasakan
dengan mematuhi diet
dan perlu
penanganan segera yang dianjurkan dapat
(2)
mengrangi rasa cemas
5. Masalah dirasakan,
tidak perlu di Ny.G
tangani segera (1)
6. Masalah tidak di
rasakan (0)
Total Skor 25/6

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 59
October 8, 2016

RUMUSAN MASALAH

1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada keluarga Ny. G berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal karakteristik penyakit
dan perawatannya ditandai dengan:
Data Subjek:
 Ny.G mengatakan belum mengetahui karakteristik penyakit hipertensi
dan pengobatannya
 Karena merasa sudah sehat Ny.G jarang lagi periksa ke dokter
meskipun hanya sekedar periksa.
 Ny.G mengatakan jarang berolah raga
 Ny.G mengatakan kakinya terasa sakit dan keram
 Ny.G suka mengkonsumsi makanan berlemak, seperti gorengan dan
bumbu santan dan Ikan asin
Data Objek:
 Klien tampak lemas
 TTV: TD : 180/100mmH,
N : 74x/m,
S : 360C
R : 24x/m
2. Gangguan rasa nyaman (cemas) terhadap komplikasi berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dan mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi ditandai dengan:
Data Subjek:
 Ny.G mengatakan menderita penyakit hipertensi sudah lama
 Ny.G mengatakan merasa takut bila penyakitnya tidak kunjung
sembuh.
 Ny.G mengatakan sering pusing dan tengkuk leher terasa tegang
 Ny.G mengatakan belum sepenuhnya mengetahui makanan –
makanan apa saja yang menjadi pantangannya.
Data Objek:
 Ny.G terlihat bingung dan cemas
 TTV: TD : 180/100mmH
N : 74x/m,
S : 360C
R: 24x/m

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 60
October 8, 2016

INTERVENSI KEPERAWATAN

N Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi


Diagnosa
o Umum Khusus Kriteria Standart
1. Pemeliharaan Setelah 1. setelah dilakukan Verbal  Pengertian 1) Membina hubungan terapeutuk
kesehatan tidak dilakukan kunjungan 5 hari Pasien hipertensi 2) Memfalidasi keadaan keluarga
efektif pada kunjungan selama + 30 menit dapat  Penyebab : 3) Kaji TTV
keluarga Ny.G keperawatan, Keluarga dapat menyebutka  Keturunan 4) Berikan pengetahuan keluarga
berhubungan keadaan mengenal n dengan  Kelelahan tentang karakteristik
dengan ketidak penyakit Ny.G karakteristik pen- jelas dan  Kurang olah penyakit hipertensi dan
mampuan berangsur yakit hipertensi benar raga perawatannya.
keluarga membaik  Penyakit 5) Mendiskusikan bersama tentang
mengenal tekanan darah karakteristik penyakit hipertensi dan
karakteristik tinggi perawatannya.
penyakit dan  Menjawab 6) Berikan pendidikan senam kaki
perawatannya pertanyaan 7) Membimbing keluarga untuk
dengan baik mengulangi penjelasan yang sudah
dan benar. diberikan.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 61
October 8, 2016

2. Gangguan Setelah Setelah dilakukan Verbal  Adanya usaha 1) Berikan diet tepat untuk penderita
rasa nyaman dilakukan kunjungan 5 hari Pasien untuk diet hipertensi
(cemas) kunjungan selama +30 menit memperh tepat sesuai 2) Anjurkan pada keluarga untuk
terhadap keperawatan, diharapkan atikan mengkonsumsi makanan sesuai dengan
kebutuhan
komplikasi
kecemasan  Keluarga dengan  Periksa secara diet hipertensi
berhubungan
dengan
rasa cemas mampu baik teratur ke 3) Mendiskusikan alternatif untuk
pada Ny.G memberikan pelayanan mengatasi masalah yaitu :
ketidakmamp
teratasi hilang perawatan pada kesehatan  Pentingnya berobat teratur ke
uan keluarga
merawat dan Ny.G  Ungkapan sarana kesehatan.
mengenal  Keluarga dapat Ny.G tidak  Pentingnya kerjasama dengan
masalah membuat takut petugas kesehatan.
anggota keputusan yang  Wajah Ny.G  Manfaat istirahat dan olah raga
keluarga tepat tentang teratur
tamapak relaks
dengan upaya 4) Berikan masukan/saran kepada
hipertensi keluarga untuk mencoba terapi
pengobatan
Ny.G ke sarana tumbuhan herbal untuk Ny. G
kesehatan dan
bersedia
memberikan
perawatan yang
baik dan benar.

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 62
October 8, 2016

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Pertemuan Pertama
Sabtu, 08 Oktober 2016
No DX Implementasi Evaluasi Paraf
1. I Tgl 08-10-2016 S:
Jam 19.00-19.30  Keluarga menjawab salam
 Mengucapkan salam  Ny. G mengatakan masih
 Memvalidasi keadaan sedikit pusing dan belum
keluarga bisa sepenuhnya melakukan
 Mengingatkan kontrak aktifitas.
 Menjelaskan tujuan  Keluarga menyetujui
TUK pertemuan saat ini selama +
1. Mengkaji TTV 30 menit tentang pentingnya
2. Memberikan pendidikan aktifitas sehari-hari.
kesehatan tentang  Keluarga dan pasien
Hipertensi yang meliputi: mengatakan belum
 Pengertian hipertensi sepenuhnya memahami apa
 Tanda dan gejala itu yang berkaitan dengan
 Penyebab dan hipertensi.
pencegahan O:
3. Mendiskusikan bersama  Keluarga kooperatif dan aktif
tentang karakteristik saat dijelaskan.
penyakit hipertensi dan  Keluarga mendengarkan
perawatannya. penjelasan yang diberikan.
4. Memberikan pendidikan  Ny. G masih terlihat sedikit
senam kaki lemas.
5. Membimbing keluarga  Ny.G belum mau melakukan
untuk mengulangi senam kaki
penjelasan yang sudah  TTV:
diberikan. TD: 180/100mmHg
N : 86 x/m
S : 36,50C
R : 22 x/m
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1.2.3.4.5

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 63
October 8, 2016

2. II 1. Memberikan diet tepat S:


untuk penderita hipertensi  Keluarga mengatakan
2. Menganjurkan pada keluarga sebagian makanan yang
untuk mengkonsumsi makanan dikonsumsi Ny.G sesuai
sesuai dengan diet hipertensi dengan diet hipertensi
3. Mendiskusikan  Ny.G mengatakan masih
alternatif untuk mengatasi takut dengan keadaan
masalah yaitu: kesehatannya
 Pentingnya berobat O:
teratur ke sarana  Keluarga kooperatif dan aktif
kesehatan. saat dijelaskan.
 Pentingnya kerjasama  Keluarga mendengarkan
dengan petugas penjelasan yang diberikan.
kesehatan.  Ny.G makan nasi, sayur
 Manfaat istirahat dan asam, lauk tahu tempe.
olah raga teratur  Wajah Ny.G tampak cemas
4. Memberikan A:
masukan/saran kepada Masalah teratasi sebagian
keluarga untuk mencoba P:
terapi tumbuhan herbal Lanjutkan Intervensi 1.2.3.4
untuk Ny. G yaitu dengan
meminum air rebusan daun
sirsak
 Mengajukan kontrak waktu
pada akhir pertemuan untuk
di lakukan evaluasi keadaan
Ny. G

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 64
October 8, 2016

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Pertemuan Kedua
Selasa, 11 Oktober 2016
No DX Implementasi Evaluasi Paraf
1. I Tgl 11-10-2016 S:
Jam 19.00-19.30  Keluarga menjawab salam
 Mengucapkan salam  Ny.G mengatakan masih
 Memvalidasi keadaan sedikit pusing
keluarga  Keluarga menyetujui
 Mengingatkan kontrak pertemuan saat ini selama +
 Menjelaskan tujuan 30 menit tentang pentingnya
TUK aktifitas sehari-hari.
1. Mengkaji TTV O:
2. Memberikan pendidikan  Keluarga kooperatif dan aktif
kesehatan tentang saat dijelaskan.
Hipertensi yang meliputi:  Keluarga mendengarkan
 Pengertian hipertensi penjelasan yang diberikan.
 Tanda dan gejala  Ny.G masih terlihat lemas.
 Penyebab dan  Ny.G belum mau melakukan
pencegahan senam kaki
3. Mendiskusikan bersama  TTV:
tentang karakteristik TD: 180/90mmHg
penyakit hipertensi dan N : 74 x/m
perawatannya. S : 36,50C
4. Berikan pendidikan senam R : 24 x/m
kaki A:
5. Membimbing keluarga Masalah belum teratasi
untuk mengulangi P:
penjelasan yang sudah Lanjutkan intervensi 1.2.3.4.5
diberikan.

2. II 1. Berikan diet tepat untuk S:


penderita hipertensi  Keluarga mengatakan sedang
2. Menganjurkan pada mencoba diet yang
keluarga untuk disarankan untuk Ny.G
mengkonsumsi makanan  Ny.G mengatakan masih
sesuai dengan diet sedikit cemas
hipertensi  Ny. Mengatakan belum
3. Mendiskusikan mencoba saran terapi herbal

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 65
October 8, 2016

alternatif untuk mengatasi yang diberikan


masalah yaitu:  Ny.G mengatakan ± 2 bulan
 Pentingnya berobat belum pernah berobat
teratur ke sarana O:
kesehatan.  Keluarga kooperatif dan aktif
 Pentingnya kerjasama saat dijelaskan.
dengan petugas  Keluarga mendengarkan
kesehatan. penjelasan yang diberikan.
 Manfaat istirahat dan  Wajah Ny.G tampak sedikit
olah raga teratur rileks
4. Memberikan A:
masukan/saran kepada Masalah belum teratasi
keluarga untuk mencoba sepenuhnya
terapi tumbuhan herbal P:
untuk Ny. G yaitu dengan Lanjutkan Intervensi 1.2.3.4
meminum air rebusan daun
sirsak
 Mengajukan kontrak waktu
pada akhir pertemuan untuk
di lakukan evaluasi keadaan
Ny. G

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 66
October 8, 2016

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Pertemuan Ketiga
Sabtu, 15 Oktober 2016
No DX Implementasi Evaluasi Paraf
1. I Tgl 15-10-2016 S:
Jam 10.00-10.30  Keluarga menjawab salam
 Mengucapkan salam  Ny.G mengatakan sudah
 Memvalidasi keadaan tidak pusing
keluarga  Keluarga menyetujui
 Mengingatkan kontrak pertemuan saat ini selama +
 Menjelaskan tujuan 30 menit tentang pentingnya
TUK aktifitas sehari-hari.
1. Mengkaji TTV O:
2. Memberikan pendidikan  Keluarga kooperatif dan aktif
kesehatan tentang saat dijelaskan.
Hipertensi yang meliputi:  Keluarga mendengarkan
 Pengertian hipertensi penjelasan yang diberikan.
 Tanda dan gejala  Ny.G terlihat lebih baik.
 Penyebab dan  Ny.G mau melakukan senam
pencegahan kaki tapi masih terlihat kaku
3. Mendiskusikan bersama  TTV:
tentang karakteristik TD: 140/100mmHg
penyakit hipertensi dan N : 84 x/m
perawatannya. S : 36,50C
4. Berikan pendidikan senam R : 22 x/m
kaki A:
5. Membimbing keluarga Masalah teratasi sebagian
untuk mengulangi P:
penjelasan yang sudah Lanjutkan intervensi 1.3.4.
diberikan.

2. II 1. Memberikan diet tepat S:


untuk penderita hipertensi  Keluarga mengatakan sudah
2. Menganjurkan pada mencoba diet yang
keluarga untuk disarankan untuk Ny.G
mengkonsumsi makanan  Ny.G mengatakan cemas
sesuai dengan diet berkurang
hipertensi  Ny. Mengatakan sudah
3. Mendiskusikan mencoba saran terapi herbal

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 67
October 8, 2016

alternatif untuk mengatasi yang diberikan yaitu


masalah yaitu: mengkonsumsi ketimun
 Pentingnya berobat dibuat lalapan kadang dibuat
teratur ke sarana juice.
kesehatan.  Ny.G mengatakan belum
 Pentingnya kerjasama pernah berobat ke sarana
dengan petugas kesehatan
kesehatan. O:
 Manfaat istirahat dan  Keluarga kooperatif dan aktif
olah raga teratur saat dijelaskan.
4. Memberikan  Keluarga mendengarkan
masukan/saran kepada penjelasan yang diberikan.
keluarga untuk mencoba  Wajah Ny.G tampak rileks
terapi tumbuhan herbal A:
untuk Ny. G yaitu dengan Masalah teratasi sebagian
mengkonsumsi ketimun P:
 Mengajukan kontrak waktu Lanjutkan Intervensi 3
pada akhir pertemuan untuk
di lakukan evaluasi keadaan
Ny. G

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 68
October 8, 2016

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Pertemuan Keempat
Minggu, 16 Oktober 2016
No DX Implementasi Evaluasi Paraf
1. I Tgl 16-10-2016 S:
Jam 19.00-19.30  Keluarga menjawab salam
 Mengucapkan salam  Ny.G mengatakan sudah
 Memvalidasi keadaan tidak pusing
keluarga  Keluarga menyetujui
 Mengingatkan kontrak pertemuan saat ini selama +
 Menjelaskan tujuan 30 menit tentang pentingnya
TUK aktifitas sehari-hari.
1. Mengkaji TTV O:
2. (3)Mendiskusikan bersama  Keluarga kooperatif dan aktif
tentang karakteristik saat dijelaskan.
penyakit hipertensi dan  Keluarga mendengarkan
perawatannya. penjelasan yang diberikan.
3. (4)Berikan pendidikan  Ny.G terlihat lebih baik.
senam kaki  Ny.G melakukan senam kaki
tapi sedikit terlihat kaku
 TTV:
TD: 140/100mmHg
N : 84 x/m
S : 36,50C
R : 22 x/m
A:
Masalah belum teratasi
sepenuhnya
P:
Lanjutkan intervensi 1.3.4.
2. II 1. (3)Mendiskusikan S:
alternatif untuk mengatasi  Ny.G mengatakan cemas
masalah yaitu: berkurang
 Pentingnya berobat  Ny.G mengatakan akan pergi
teratur ke sarana posyandu lansia yang akan
kesehatan. diadakan tiap bulan sekali
 Pentingnya kerjasama
dengan petugas O:
kesehatan.  Keluarga kooperatif dan aktif

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 69
October 8, 2016

 Manfaat istirahat dan saat dijelaskan.


olah raga teratur  Keluarga mendengarkan
 Mengajukan kontrak waktu penjelasan yang diberikan.
pada akhir pertemuan untuk  Wajah Ny.G tampak rileks
di lakukan evaluasi keadaan A:
Ny. G Masalah belum teratasi
sepenuhnya
P:
Lanjutkan Intervensi 3

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 70
October 8, 2016

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Pertemuan Kelima
Selasa, 18 Oktober 2016
No DX Implementasi Evaluasi Paraf
1. I Tgl 18-10-2016 S:
Jam 10.00-10.30  Keluarga menjawab salam
1. Mengucapkan salam  Ny.G mengatakan sudah
2. Memvalidasi keadaan tidak pusing
keluarga  Keluarga menyetujui
3. Mengingatkan kontrak pertemuan saat ini selama +
4. Menjelaskan tujuan 30 menit tentang pentingnya
TUK aktifitas sehari-hari.
1. Mengkaji TTV O:
2. (3)Mendiskusikan bersama  Keluarga kooperatif dan aktif
tentang karakteristik saat dijelaskan.
penyakit hipertensi dan  Keluarga mendengarkan
perawatannya. penjelasan yang diberikan.
3. (4)Berikan pendidikan  Ny.G terlihat lebih baik.
senam kaki  Ny.G melakukan senam kaki
tapi sedikit terlihat kaku
 TTV:
TD: 140/100mmHg
N : 84 x/m
S : 36,50C
R : 22 x/m
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi 1.4
2. II 1. (3)Mendiskusikan S:
alternatif untuk mengatasi  Ny.G mengatakan sudah
masalah yaitu: tidak cemas
 Pentingnya berobat  Ny.G mengatakan akan pergi
teratur ke sarana posyandu lansia yang akan
kesehatan. diadakan tiap bulan sekali
 Pentingnya kerjasama
dengan petugas
kesehatan. O:
 Manfaat istirahat dan  Keluarga kooperatif dan aktif

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 71
October 8, 2016

olah raga teratur saat dijelaskan.


 Mengajukan kontrak waktu  Keluarga mendengarkan
pada akhir pertemuan untuk penjelasan yang diberikan.
di lakukan evaluasi keadaan  Wajah Ny.G tampak rileks
Ny. G A:
Masalah belum teratasi
sepenuhnya
P:
Lanjutkan Intervensi 3

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 72
October 8, 2016

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Pertemuan Keenam
Kamis, 20 Oktober 2016
No DX Implementasi Evaluasi Paraf
1. I Tgl 18-10-2016 S:
Jam 10.00-10.30  Keluarga menjawab salam
 Mengucapkan salam  Keluarga menyetujui
 Memvalidasi keadaan pertemuan saat ini selama +
keluarga 30 menit tentang pentingnya
 Mengingatkan kontrak aktifitas sehari-hari.
 Menjelaskan tujuan  Ny.G mengatakan hampir
TUK tiap hari melakukan senam
1. Mengkaji TTV kaki dan merasakan ada
2. (4)Berikan pendidikan perubahan
senam kaki  Ny.G mengatakan sudah
tidak pusing
 Ny.G mengatakan sudah bisa
pergi berjalan-jalan jauh
kepasar
O:
 Keluarga kooperatif dan aktif
saat dijelaskan.
 Keluarga mendengarkan
penjelasan yang diberikan.
 Ny.G terlihat lebih baik dan
tampak ceria.
 Ny.G melakukan senam kaki
tapi sedikit terlihat kaku.
 TTV:
TD: 140/90mmHg
N : 84 x/m
S : 36,50C
R : 22 x/m
A:
Masalah teratasi sepenuhnya
P:
Hentikan Intervensi

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 73
October 8, 2016

2. II 2. (3)Mendiskusikan S:
alternatif untuk mengatasi  Ny.G mengatakan sudah
masalah yaitu: tidak cemas
 Pentingnya berobat  Ny.G mengatakan sudah
teratur ke sarana mengikuti semua anjuran
kesehatan. yang diberikan tentang diet
 Pentingnya kerjasama  Ny.G mengatakan sudah
dengan petugas mencoba berbagai herbal
kesehatan. untuk menormalkan tekanan
 Manfaat istirahat dan darah, yaitu: meminum air
olah raga teratur rebusan daun sirsak, rebusan
 Mengajukan kontrak waktu daun salam, lalapan ketimun
pada akhir pertemuan untuk dan tomat tanpa dimasak.
di lakukan evaluasi keadaan  Ny.G mengatakan sudah
Ny. G pergi ke pustu terdekat akan
pergi posyandu lansia yang
akan diadakan tiap bulan
sekali
O:
 Keluarga kooperatif dan aktif
saat dijelaskan.
 Keluarga mendengarkan
penjelasan yang diberikan.
 Wajah Ny.G tampak rileks
dan ceria
A:
Masalah teratasi sepenuhnya
P:
Hentikan Intervensi

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 74
October 8, 2016

I. KEMANDIRIAN KELUARGA

No Kriteria Y/N
1 Menerima petugas kesehatan Y
2 Menerima yankes sesuai rencana Y
3 Menyatakan masalah kesehatan secara benar Y
4 Memanfaatkan faskes sesuai anjuran Y
5 Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Y
6 Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif Y
7 Melaksanakan tindakan promotif secara aktif Y

Skor :
Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1 & 2
Kemandirian II : Jika memenuhi kriteria 1 – 5
Kemandirian III : Jika memenuhi kriteria 1 – 6
Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 – 7

Jadi, Kemandirian Keluarga Ny.G masuk dalam Kemandirian IV

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 75
October 8, 2016

DAFTAR PUSTAKA

Suharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan


Terstruktural Jakarta: EGC

Harmoko, 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC,

Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition.
Oxford: Oxford University Press

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.


Jakarta: Prima Medika

Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta

Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta

Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,

Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang

AsuhanKeperawatan
Asuhan KeperawatanKeluarga
KeluargaBinaan
Binaandi RW 05/RT 03 Kelurahan Ngadirejo 76

You might also like