You are on page 1of 2

STRATEGI PELAKSANAAN (1) PASIEN

DENGAN MENARIK DIRI

Masalah Utama : MENARIK DIRI


Tanggal :
Pertemuan : ke ... . (Sp 1p)

A. Kondisi pasien
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, Menghindar dari orang lain (menyendiri),
Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien
lain/perawat, Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk, Berdiam diri di
kamar/klien kurang mobilitas., Menolak berhubungan dengan orang lain, klien
memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap, Tidak melakukan
kegiatan sehari-hari, Posisi janin saat tidur.
B. Diagnosa keperawatan
Gangguan Isolasi Sosial : Menarik diri
C. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
b. Klien dapat mengenal penyebab isolasi sosial
c. Klien dapat pasien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
d. Klien dapat berkenalan dengan orang lain

D. Intervensi keperawatan
1. Membina hubungan saling percaya
2. membantu pasien mengenal
3. penyebab isolasi sosial
4. membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
5. mengajarkan pasien berkenalan
E. Strategi pelaksanaan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
• “Selamat pagi Pak/Ibu, kenalkan nama saya ... . biasa dipanggil
... . Saya mahasiswa dari Ilmu Keperawatan ... ., selama 1 minggu akan
praktik di sini.” “Bapak/Ibu namanya siapa? Kalau boleh saya tahu
Bapak/Ibu senang dipanggil siapa? Asalnya darimana?”
b. Evaluasi/ validasi
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini? Sudah mandi apa belum
Pak/Bu? Tadi malam apakah tidurnya nyenyak? “
c. Kontrak
• “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang keluarga
dan teman-teman ?
• “Bapak/Ibu mau bincang-bincang dimana? Berapa lama?
Bagaimana kalau 7 menit?”

2. Fase kerja
(Jika pasien baru)
”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan bapak/ ibu?
Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan bapak/ ibu? Apa yang membuat
bapak/ ibu jarang bercakap-cakap dengannya?”
(Jika pasien sudah lama dirawat)
”Apa yang bapak/ ibu rasakan selama bapak/ ibu dirawat disini? O.. bapak/ ibu
merasa sendirian? Siapa saja yang bapak/ ibu kenal di ruangan ini”
“Apa saja kegiatan yang biasa bapak/ ibu lakukan dengan teman yang bapak/
ibu kenal?”
“Apa yang menghambat bapak/ ibu dalam berteman atau bercakap-cakap
dengan pasien yang lain?”
”Menurut bapak/ ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ?
Wah benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa
ya bapak/ ibu ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya.
Kalau begitu inginkah bapak/ ibu belajar bergaul dengan orang lain ?
« Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang
lain”
“Begini lho bapak/ ibu, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu
nama kita dan nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama
Saya S, senang dipanggil Si. Asal saya dari ... ., hobi memasak”
“Selanjutnya bapak/ ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.
Contohnya begini: Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari
mana/ Hobinya apa?”
“Ayo bapak/ ibu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan bapak/ ibu. Coba
berkenalan dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S bisa melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan bapak/ ibu bicarakan. Misalnya tentang
cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan berkenalan?”
b. Evaluasi obyektif
”S tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali”
”Selanjutnya S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak
ada. Sehingga S lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain.
c. Rencana tindak lanjut
“Bapak/ ibu mau praktekkan ke pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita
masukkan pada jadwal kegiatan hariannya.”
d. Kontrak
”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak bapak/ ibu berkenalan
dengan teman saya, perawat N. Bagaimana, bapak/ ibu mau kan?”
”Baiklah, sampai jumpa.”

You might also like