You are on page 1of 15

DESENTRALISASI

PENGERTIAN DESENTRALISASI

Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana


di definisikan sebagai penyerahan kewenangan, penyerahan sebagian wewenang pimpinan
kepada bawahan (atau pusat kepada cabang dan sebagainya). Sehingga, Desentralisasi
adalah pembuatan keputusan yang tidak hanya dimonopoli oleh pimpinan puncak (top
executive) saja (disebut sentralisasi), melainkan dengan cara melibatkan seluruh elemen yang
ada dalam organisasi (melibatkan manajer dan bawahannya sesuai dengan keterkaitannya
dengan masalah yang akan diputuskan).

Suatu pembahasan umum mengenai alasan-alasan dibutuhkannya desentralisasi


mencakup hal-hal sebagai berikut :

 Desentaralisasi membebaskan manajemen puncak untuk fokus pada keputusan-keputusan


strategis jangka panjang dan bukannya terlibat dalam keputusan-keputusan operasi. Hal
ini berarti penggunaan yang lebih baik atas aktu manajerial yang sangat berharga.
 Desentralisasi memungkin organisasi untuk memberikan respon secara cepat dan efektif
terhadap masalah (manajer lokal) memiliki informasi yang paling baik dan oleh sebab itu,
dapat memberikan respon yang lebih baik pada kebutuhan-kebutuhan lokal.
 Desentralisasi menyediakan dasar pelatihan yang baik bagi manajemen puncak masa
depan.
 Desentralisasi memenuhi kebutuhan akan otonomi dan dengan demikian merupakan suatu
alat motivasional yang kuat bagi para manajer.

Dalam sistem desentralisasi, manajer tingkat bawah mempunyai kebebasan bergerak


yang cukup besar dalam membuat koreksi atas perencanaan dan pelaksanaan program kerja.
Pemikiran desentralisasi pada awalnya didasarkan pada biaya-manfaat. Kemudian
berkembang menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban, seperti pusat biaya, pusat laba, pusat
investasi, dan pusat pendapatan. Dalam pusat-pusat pertanggungjawaban ini, manajer divisi
mempunyai wewenang dan tanggungjawab penuh untuk mengelola devenisinya. Kantor pusat
hannya bertindak sebangai pengawas saja.
Untuk menghindari adanya campur tangan dari manajemen pusat, manajer divisi
hendaknya mengoptimalkan laba divisi dan perusahaan dan tidak ada divisi yang
memperoleh manfaat dengan mengorbankan (menyakiti) divisi lain. Dengan demikian peran
dari manajer divisi benar-benar dapat memberikan sesuatu yang memberikan nilai tambah
bagi perusahaan bukannya sebaliknya. Intinya manajer divisi bertindak secara profesional
untuk memajukan perusaahaan.

KELEBIHAN DESENTRALISASI
Adapun beberapa keunggulan dari Desentralisasi adalah:

1. Jenjang manajemen lebih sedikit (flat)


2. Birokrasi berkurang. Pengambilan keputusan akan berada pada unit yang sekaligus
melaksanakan.
3. Lebih responsif terhadap perubahan. Unit organisasi akan lebih mudah menghadapi
situasi terkini karena pengambilan keputusan ada pada unit desentralisasian.
4. Lebih mendorong kreativitas dan pengembangan ide baru. Unit-unit organisasi yang
ada akan berupaya mengembangkan potensi dirinya.
5. Motivasi karyawan lebih tinggi. Anggota organisasi akan mempunyai rasa memiliki
organisasi yang tinggi dan termotivasi untuk mengembangkan dan meningkatkan
kinerja unit organisasinya.
6. Keterlibatan karyawan lebih besar. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa
partisipasi yang lebih tinggi akan meningkatkan kinerja organisasi.
7. Kapabilitas organisasional meningkat. Kecakapan organisasi akan lebih meningkat
karena tersedianya sumber daya manusia yang terlatih dan teruji dalam memimpin
organisasi.

KELEMAHAN DESENTRALISASI

Adapun beberapa kelemahan dari desentralisasi, yakni:


1. Manajer pada tingkat yang lebih rendah dapat membuat keputusan yang tidak sejalan
dengan strategi umum perusahaan.
2. Dapat terjadi kurangnya koordinasi antar manajer.
3. Manajer pada level yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
4. Dalam organisasi terdesentralisasi, agak sulit untuk menyebarkan gagasan inovatif secara
efektif

DESENTRALISASI DAN PELAPORAN SEGMEN


PENGERTIAN LAPORAN SEGMEN

Desentralisasi yang efektif memiliki pelaporan segmen yang berfungsi sebagai


laporan tambahan pada laporan keuangan. Segmen adalah bagian atau aktivitas suatu
organisasi dimana para manajer menginginkan data biaya dan laba dari organisasi tersebut.
Segmen antara lain meliputi divisi organisasi, wilayah pemasaran, toko perindividual, pusat
pelayanan, pabrik manufaktur dan lain-lain. Laporan laba rugi tersegmen ini bermanfaat
untuk menganalisis profibilitas usaha dan mengukur kinerja manajer.

Laporan Segmen adalah laporan rugi laba yang menyajikan informasi tentang
laporan rugi laba untuk setiap segmen usaha. Dengan adanya laporan segmen maka akan
diketahui bagaimana kinerja dari masing-masing segmen usaha tersebut. Output dari metode
absorption berupa laporan rugi laba konvensional memberikan informasi untuk penyusunan
laporan segmen, maksudnya laporan rugi laba konventional kita olah lagi dengan
menggunakan analisa perilaku biaya yang menghasilkan laporan segmen.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaporan segmen:


o Digunakan laporan laba rugi dengan format kontribusi, yang membedakan biaya menjadi
komponen biaya variabel dan biaya tetap.
o Penentuan Margin Segmen diperoleh dengan mengurangkan biaya tetap dapat
ditelusuri untuk suatu segmen dari margin kontribusi segmen. Ini menunjukkan
margin yang tersedia setelah suatu segmen menutup seluruh biayanya. Margin
segmen merupakan ukuran terbaik profitabilitas jangka panjang suatu segmen.
o Hambatan pembebanan biaya yang tidak tetap. Agar laporan segmen memenuhi tujuan
yang dimaksudkan, biaya harus secara tepat dibebankan kesegmen. Jika tujuannya adalah
menetukan laba yang dihasilkan oleh divisi tertentu, maka seluruh biaya yang dapat
dibebankan pada divisi itu hanya biaya-biaya itu.

PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN SEGMEN

Karena organisasi yang terdesentralisasi mendelegasikan tanggung jawab


pengambilan keputusan kepada manajer pada tingkat yang lebih rendah,maka diperlukan
system akutansi pertanggung jawaban yang menghubungkan wewenang pengambilan
keputusan manajer tingkat lebih rendah dengan akuntabilitas berupa hasil dari keputusan
yang diambil tersebut. Istilah pusat pertanggung jawaban digunakan untuk setiap bagian
dalam organisasi yang memiliki manajer yang mengendalikan dan bertanggung jawaban atas
biaya,laba, dan Investasi.

Terdapat tiga jenis pusat pertanggung jawaban yang utama,yaitu pusat biaya, pusat
laba, dan pusat investasi:

 Pusat biaya memiliki kendali atas biaya-biaya,tetapi bukan atas penerimanaan atau
dana Investasi. Departemen jasa seperti akutansi, keuangan, administrasi umum,
hukum dan personalia biasanya dianggap sebagai pusat biaya.
 Pusat laba memiliki kendali atas biaya maupun pendapatan seperti halnya manajer
pusat biaya, manajer suatu pusat laba memiliki kendali atas dana-dana investasi.
 Pusat Investasi memiliki kendali atas biaya,pendapatan, dan Invetasi di aktiva operasi.

BIAYA DALAM LAPORAN SEGMEN

- Biaya tetap yang dapat ditelusuri adalah suatu biaya tetap yang terjadi dikarenakan
keberadaan segmen tersebut, jia segmen tersebut tidak pernah ada biaya tetap tersebut
tidak pernah terjadi dan jika segmen tersebut dihilangkan biaya tersebut akan hilang
juga.
- Biaya tetap umum adalah biaya tetap umum yang mendukung operasi lebih dari satu
segmen, tetapi tidak dapat ditelusuri secara keseluruhan. Meskipun jika segmen
dihilangkan tidaka aka nada perubahan biaya tetap umum yang sesugguhnya.

Perbedaan antara biaya tetap yang dapat ditelusuri dengan biaya tetap umum
adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri dibebankan kesegmen sementara biaya tetap
umum tidak. Umutuk memperlakukan sebagai biaya yang dapat ditelusuri hanya biaya-
biaya yang engan perubahan akan menghilang sejalan dengan waktu jikas segmen itu
sendiri dihilangkan. Dalam membebankan biaya kesegmen kunci pokoknya adalah
berusaha untuk tidak mengaokasikan biaya yang jelas bersifat umum dan tetap akan ada
meskipun segmen tersebut masih ada atau tidak.

Margin segmen adalah ukuran terbaik dari profitabilitas jangka panjang suatu segmen
karena hanya mencakup biaya-biaya yang disebabkan oleh segmen tersebut. Jia suatu segmen
tidak dapat menutup biaya-biayanya maka segmen tersebut seharusnya tidak dipertahankan
(kecuali memiliki dampak penting jika dihilangkan).

Dari suatu sudut pandang pengambilan keputusan margin segmen saling berguna dalam
pengambilan keputusan besar yang mempengaruhi kapasitas seperti memperhentikan suatu
segmen. Sebaliknya jiak margin paling berguna dalam pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan perubahan volume dalam jangka pendek, seperti menentukan harga
pesanan khusus yang melibatkan kontemporer atas kapasitas yang sudah ada.

LAPORAN SEGMEN & ANALISIS PROFITABILITAS

Alasan Pengukuran Laba

Terdapat banyak alasan untuk mengukur keuntungan. Termasuk dalam hal ini adalah
untuk menentukan kelangsungan hidup perusahaan, mengukur kinerja manajerial,
menentukan apakah perusahaan mentaati atau tidak peraturan pemerintah, dan memberi tanda
pada pasar terhadap kesempatan bagi pihak lain untuk menghasilkan laba.

Ukuran-Ukuran Laba

Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menganalisis profitabilitas


suatu perusahaan manufaktur, yakni:

1. Pendekatan biaya serapan (Absorption Cost)

Absorption Cost membebankan semua biaya manufaktur, bahan baku langsung,


tenaga kerja langsung, biaya overhead variabel dan pembagian biaya overhead tetap
untuk setiap unit yang diproduksi. Dengan cara ini, setiap unit yang diproduksi
menyerap sebagian biaya overhead tetap pabrik, selain biaya variabel yang muncul
selama proses manufaktur.

Atau lebih singkatnya laporan laba rugi menurut kalkulasi biaya absorbsi
memisahkan beban menurut fungsi. Pertama, harga pokok penjualan dikurangkan dari
penjualan untuk mendapatkan laba kotor (marjin kotor). Kemudian beban pemasaran
dan administrasi dikurangi dari laba kotor untuk mendapatkan laba bersih kalkulasi
biaya absorbsi

Tetapi, Terdapat beberapa kelemahan dalam pendekatan biaya serapan.

o Terjadinya suatu manipulasi produksi untuk meningkatkan laba yang dilakukan


oleh manajer pabrik untuk mendapatkan bonus akhir tahun atau promisi.
Akibatnya, kegunaan laba operasi atau laba bersih sebagai ukuran profitabilitas
melemah.
o Kelemahan kedua adalah bahwa formatnya tidak berguna dalam pembuatan
keputusan. Perlakuan biaya overhead tetap sebagai biaya variabel di tingkat unit
telah menyulitkan untuk melihat mana yang merupakan biaya tambahan.
2. Pendekatan biaya variabel (Variable Cost)

Variable Cost hanya memperhitungkan biaya manufaktur variabel di tingkat


unit terhadap produk, termasuk dalam biaya-biaya ini adalah bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel. Biaya overhead tetap diperlakukan
sebagai biaya periode dan tidak dimasukkan dengan biaya produk lainnya. Namun,
diperhitungkan sebagai biaya yang muncul di periode tersebut. Akibatnya adalah biaya-
biaya yang diperhitungkan dalam biaya persediaan berkurang. Di bawah pendekatan
variabel, hanya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead yang
diperhitungkan sebagai biaya persediaan. Laporan laba rugi dengan pendekatan biaya
variabel memiliki kelebihan dalam memberikan informasi yang lebih baik tentang
kinerja. Pendekatan ini juga memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan
keputusan manajemen.

Atau lebih singkatnya Laporan laba rugi menurut kalkulasi biaya variabel
memisahkan beban menurut perilaku biaya. Pertama, Beban variabel manufaktur atau
proses produksi, pemasaran dan administrasi dikurangi dari penjualan untuk
mendapatkan marjin kontribusi. Kemudian semua beban tetap dikurangkan dari marjin
kontribusi untuk mendapatkan laba bersih kalkulasi biaya variabel.

Hubungan antara laba menurut kalkulasi biaya variabel dengan laba menurut
biaya absorsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan berubah. Jika
penjualan lebih banyak dari yang diproduksi berarti bahwa persediaan digunakan. Dari
pernyataan tersebut maka laba menurut kalkulasi biaya variabel lebih tinggi dari laba
menurut kalkulasi biaya absorbsi, karena sejumlah overhead tetap, mengalir keluar dari
persediaan awal, Selain itu unit-unit yang diproduksi dan dijual mengandung overhead
tetap berjalan.

Hubungan antara produksi, penjualan dan laba dapat digambarkan:

1. Produksi > penjualan – laba bersih absobrsi > laba bersih variabel
2. Produksi < penjualan – laba bersih absorbsi < laba bersih variabel
3. Produksi = penjualan – laba bersih absorbsi = laba bersih variabel

Apabila jumlah overhead dalam persediaan meningkat, maka laba


menurut biaya absorbsi lebih besar dari biaya variabel dengan menghitung kenaikan
bersih. Apabila persediaan tetap atau persediaan berkurang maka laba menurut
kalkulasi biaya variabel lebih besar dari kalkulasi biaya absorbsi. Selisih antara laba
bersih menurut kalkulasi biaya absorbsi dan kalkulasi biaya variabel dapat dinyatakan
sebagai berikut:

Laba menurut biaya absorbsi–laba menurut biaya variabel= Tarif overhead tetap (unit yang
diproduksi – unit yang terjual)
Analisis Varian yang Berkaitan dengan Laba

Varian laba berpusat pada perbedaan harga, volume dan margin kontribusi aktual
dengan yang dianggarkan. Varian laba dapat dihitung untuk tiap produk individual juga untuk
produk secara keseluruhan.

Varian margin kontribusi Adalah perbedaan antara margin kontribusi aktual dengan
yang dianggarkan. Varian ini menguntungkan jika margin kontribusi yang dihasilkan
lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan.
Varian volume penjualan Adalah perbedaan antara jumlah penjualan aktual dengan
jumlah penjualan yang dianggarkan dikali dengan margin kontribusi rata-rata per unit
yang dianggarkan. Varian volume penjualan memberikan informasi kepada
manajemen tentang laba atau rugi berkaitan dengan perubahan jumlah produk yang
dijual.
Varian campuran penjualan, merupakan jumlah perubahan unit yang dijual untuk
tiap kali produk dikali dengan perbedaan antara margin kontribusi yang dianggarkan
dan rata-rata margin kontribusi per unit yang dianggarkan.

RETURN OF INVESTMENT (ROI)

PENGERTIAN RETURN OF INVESTMENT

Menurut Munawir (1195:89), ROI (Return On Investment) adalah salah satu bentuk
dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Return On invesment atau return on asset menunjukan kemampuan perusahaan


menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakaan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat
diketahui apakah perusahan efesien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan
operasional perusahan rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas
perusahaan karena menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk
memperoleh pendapatan.

Analisa Return On Invesment (ROI) dalam analisa keungan mempunyai arti yang
sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh. Analisa
ROI ini sudah merupakaan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pemimpinan perusahaan
untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

Dengan demikian Return On Invesment (ROI) menghubungkan keuntungan yang


diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan
untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (Munawir, 2004:89).

FAKTOR YANG MEMENGARUHI ROI


Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor :

1. Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi.


2. Profit Margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam
prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit Margin ini mengukur tingkat
keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan
penjualannya.

KELEBIHAN & KELEMAHAN RETURN OF INVESTMENT (ROI)

Menurut Abdullah (2002:50) kelebihan ROI antara lain::

 Selain ROI berguna sebagai alat control juga berguna untuk keperluan perencanaan.
ROI dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan akan
melakukan ekspansi.
 ROI dipergunakan sebagai alat ukur profitabilitas dari masing-masing produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produksi yang baik,
maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, sehingga dapat dihitung masing-masing.
 Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efisiensi penggunaan
modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila
perusahaan telah melaksanakan praktik akuntansi secara benar dalam artian mematuhi
sistem dan prinsip-prinsip akutansi yang ada.

kelemahan ROI menurut Abdullah Faisal (2002,49) antara lain:

 Mengingat praktek akutansi dalam perusahaan seringkali berbeda maka kelemahan


prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu
perusahaan dengan perusahaan lain.
 Dengan menggunakan analisa rate of return atau return on investment saja tidak
dapat dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh
hasil yang memuaskan.

Sedangkan Menurut Munawir (2004:91) terdapat kegunan dan kelemahan dalam ROI
adalah sebagai berikut:

Kegunaan dari ROI adalah sebagai berikut :

1. Retrun on investmen (ROI) bersifat menyeluruh artinya apabila perusahaan telah


menjalankan teknik analisis ROI untuk mengukur efesiensi penggunaan opereting
aset.
2. Apabila data industri yang sejenis tersedia maka perusahaan dapat mengalokasikan
tingkat ROI dengan perusahaan lain yang sejenis

Kelemahan ROI diantaranya adalah sebagai berikut:


1. ROI tidak dapat digunakan sebagai dasar perbandingan antara perushaan bila terdapat
perbedaan-perbedaan dalam penerapan itu sejenis .
2. Adanya fluktuatif nilai uang akan mempengaruhi nilai opereting aset dan profit
margin.

CARA MENGHITUNG RETURN OF INVESTMENT

Secara sederhana Return On Investment (ROI) dapat didefinisikan sebagai sebuah


perhitungan yang memungkinkan suatu usaha untuk menentukan jumlah usaha yang diterima
dari penanaman sejumlah modal yang berupa uang atau sumber daya. Persamaan yang biasa
digunakan untuk menghitung laba atas investasi ialah:

ROI = (laba atas investasi-investasi awal)/ investasi x (100)

Langkah-langkah dalam menghitung ROI:

1. Hal pertama yang harus Anda lakukan ialah memperoleh informasi dasar yang
diperlukan, yaitu laba atas investasi.
2. Selanjutnya ialah Anda harus mengetahui apa saja yang menjadi investasi awal.
Investasi awal diasumsikan meliputi uang yang dibelanjakan dan waktu yang
dihabiskan karyawan.
3. Buatlah persamaan.
4. Setelah memastikan persamaan tersebut terisi dengan benar, Anda dapat menghitung
ROI.

CONTOH KASUS dalam MENGHITUNG ROI

Perusahaan A berinvestasi sebesar Rp 500 juta dalam sebuah usaha peluncuran produk baru.
Setelah peluncuran produk itu, perusahaan A menerima jumlah penjualan sebesar 900 buah.
Jumlah dana dari penjualan baru yang mencapai angka Rp 600 juta.

 Langkah pertama yaitu menemukan jumlah laba atas investasi yang sebesar Rp 100 juta.
 Langkah kedua ialah dengan mengetahui jumlah investasi awal Rp 500 juta.
 Langkah ketiga yaitu menyusun persamaannya:
laba atas investasi= ((Rp 600 juta - Rp 500 juta) / Rp 500 juta) x 100 = 20%.

Seringkali kita hanya berfokus pada margin keuntungan atas produk atau jasa,
akan tetapi kita seharusnya juga menghitung ROI secara akurat untuk mendapatkan
kepastian dan keyakinan bahwa usaha yang dijalankan mampu terus berkembang.
Dalam menjalankan bisnis, seorang entrepeneur harus memperhatikan jumlah dana yang
harus diinvestasikan dalam mencapai target penjualan, jumlah margin keuntungan yang
diperoleh dan bagian dari margin keuntungan tersebut yang akan digunakan untuk
mengembangkan bisnis. Apabila investasi yang dilakukan hanya menghasilkan margin
keuntungan yang sedikit, maka usaha tersebut akan mengalami kesulitan untuk
berkembang di masa yang akan datang dan bahkan dalam jangka panjang akan
mengalami kegagalan.

RESIDUAL INCOME (RI)

PENGERTIAN RESIDUAL INCOME (RI)


Residual Income atau disingkat RI merupakan suatu cara pengukuran kinerja
perusahaan yang lazim digunakan oleh pusat investasi dari perusahaan dalam pengambilan
keputusan.
Residual income yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai laba residu,
seringkali digunakan dalam aktivitas finansial di dalam sebuah usaha / bisnis. RI
mengurangkan biaya modal dari laba sebelum pajak dan bunga
Pengertian residual income itu sendiri adalah laba usaha (operating income) yang
mampu dihasilkan sebuah pusat investasi di atas penghasilan (return) minimum aset-
asetnya atau laba residu adalah kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba operasi
bersih dikurangi dengan biaya modal yang digunakan untuk menghasilkan laba bersih
tersebut.

CARA MENGHITUNG RI

Laba residu = laba usaha bersih – (tingkat penghasilan minimum dari investasi x aset
operasional total)

ATAU

RI = Laba – (Investasi x Target ROI)

Tingkat penghasilan (rate of return) minimum seringkali didasarkan pada rata-


rata tertimbang biaya modal (weighted-average cost of capital) suatu perusahaan.

KELEBIHAN dan KELEMAHAN RI

Keuntungan atau kelebihan menggunakan residual income dalam mengevaluasi kinerja


masing-masing divisi meliputi hal-hal berikut ini:

1. Residual income merupakan laba ekonomis yang memperhitungkan penghasilan


minimum yang harus diperoleh aset.
2. Tingkat pengembalian (rate of return) minimum dapat bervariasi, tergantung pada
tingkat risiko dari suatu divisi.
3. Aset yang berbeda mungkin dibutuhkan untuk memperoleh return yang berbeda
tergantung pada risikonya.
4. Aset yang sama mungkin dibutuhkan untuk memperoleh return yang sama terlepas
dari dalam divisi apa aset tersebut berada.
5. Dampak dari memaksimalkan dollar ketimbang memaksimalkan persentase akan
menyebabkan keserasian pencapaian tujuan.

Kelemahan dalam menggunakan RI:

1. RI hanya mendorong manajer pusat laba untuk berorientasi pada tujuan-tujuan jangka
pendek, karena kinerjanya dibatasi hanya untuk satu periode akuntansi saja.
2. RI sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi yang digunakan perusahaan.
3. Karena hasil akhir RI adalah berupa angka absolut, bukan rasio maka sulit untuk
membandingkan RI dari satu pusat laba dengan RI dari pusat laba lainnya yang
memiliki jumlah investasi yang berbeda.

Tetapi Kelemahan utama dari residual income yaitu tidak dapat digunakan
untuk membandingkan divisi-divisi yang berbeda ukurannya. Residual income
cenderung menguntungkan divisi yang lebih besar karena melibatkan jumlah dollar
yang lebih besar.

CONTOH KASUS RI

Asumsikan bahwa aset operasional (operating asset) suatu perusahaan adalah $100.000.000,
laba bersih usaha sebesar $18.000.000, dan minimum return on asset adalah 13%. Maka, laba
residu adalah:

 Laba usaha bersih (net operating income) = $18.000.000


 Dikurangi: return minimum x aset operasional total: 13% x $100.000.000 =
$13.000.000
 Laba Residu : $5.000.000

MANFAAT RESIDUAL INCOME

 Manajer Keuangan. Laba residu adalah jumlah absolut dari laba dan bukan suatu rate
of return dan digunakan untuk mengevaluasi kinerja masing-masing divisi.
 Evaluasi berdasarkan residual income mendorong para manajer untuk berani
menerima peluang-peluang investasi yang memiliki rate of return yang lebih tinggi
dari biaya modal yang diinvestasikan.
 Analis Keuangan. Analis investasi dan keuangan memandang positif residual income
yang lebih tinggi karena berarti perusahaan tidak saja memperoleh suatu net income,
tetapi juga berhasil menutup opportunity cost yang muncul akibat mengikat aset dalam
suatu bisnis.

Semakin tinggi rasio residual income atas net income, semakin baik kualitas
penghasilannya. Laba residu dipandang oleh banyak analis sebagai ukuran laba riil yang
lebih baik daripada net income.
HARGA TRANSFER

PENGERTIAN HARGA TRANSFER


Harga transfer adalah nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa
dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari dua pihak yang bertransaksi merupakan
pusat laba. Atau harga transfer adalah satuan nilai produk atau jasa yang dibebankan oleh
suatu divisi ke divisi yang lainnya pada sebuah organisasi yang sama. Dalam transaksi intern
harus ada kesepakatan harga yang disebut harga transfer (transfer price).
Untuk organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah unit dipakai sebagai
masukan bagi unit lain. Transaksi antar unit ini mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme
transfer pricing. Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai
dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling division)
dan unit divisi pembeli (buying divison). Pada penjelasan ini pengertian harga transfer
dibatasi pada nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi
yang setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba.

DESENTRALISASI & PENENTUAN HARGA TRANSFER

Mekanisme utama yang digunakan oleh organisasi untuk mengatur pertukaran antar
subnit adalah mekanisme penentuaan harga transfer (transfer pricing). Sistem penentuan
harga transfer dapat digunakan sebagai suatu alat untuk memaksakan prilaku yang
diinginkan oleh anggaran dasar. Dalam penentuan kebijakan harga transfer, perhatian harus
diarahkan kepada divisi penjual dan divisi pembeli secara adil.
Secara rinci konsep dan pengertian harga minimum dan harga maksimum adalah sebagai
berikut:
1. Harga transfer miunimum, adalah harga transfer yang tidak merugikan unit penjual
apabila barang dijual kepada divisi intern.
2. Harga transfer maksimuM, adalah harga transfer yang tidak merugikan divisi pembeli
apabila barang dibeli dari divisi intern.

Dengan konsep di atas, maka harga minimum adalah harga yang berkaitan dengan divisi
penjual, sedangkan harga maksimum berkaitan dengan divisi pembeli.

RUMUS PENENTUAN HARGA TRANSFER

Salah satu tujuan yang harus diperhatikan dalam penentuan harga transfer adalah
mendorong keselarasan tujuan di antara divisi-divisi yang terlibat dalam transfer intern.
Pedoman umum yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah sebagai berikut:

Harga = Tambahan biaya per unit + Opportunity cost per unit


transfer karena adanya transfer karena adanya transfer
Rumus di atas menjelaskan bahwa harga transfer merupakan penjumlahan dua
komponen. Komponen pertama adalah biaya per unit yang terjadi di divisi yang
memproduksi barang atau jasa yang ditransfer. Biaya ini mencakup biaya variabel ditambah
biaya lain yang terjadi karena adanya transfer. Komponen kedua adalah biaya kesempatan
yang ditanggung oleh perusahaan secara keseluruhan karena adanya transfer. Ingat bahwa
biaya kesempatan peluang/kesempatan atau manfaat yang hilang karena dipilihnya sebuah
alternatif.

TUJUAN PENENTUAN HARGA TRANSFER


Sistem penentuan harga transfer harus memenuhi tiga tujuan berikut:
1. Evaluasi divisi secara akurat berarti tidak satupun manajer divisi yang memperoleh
keuntungan dengan mengorbankan manajer divisi lain (dalam arti bahwa satu divisi
lebih baik sedangkan divisi lainnya lebih jelek).
2. Keselarasan tujuan ( goal congruence) antara divisi dan perusahaan berarti para
manajer divisi mengambil keputusan yang memaksimumkan laba perusahaan dengan
memaksimumkan laba divisinya.
3. Tetap terjaganya otonomi divisi adalah tidak ada campur tangan manajemen puncak
terhadap kebebasan manajer divisi dalam mengambil keputusan. Masalah yang
dihadapi dalam penentuan harga transfer adalah membuat suatu sistem yang secara
simultan memenuhi tiga tujuan tadi.

PENENTUAN HARGA TRANSFER

Beberapa metode yang digunakan dalam menentukan harga transfer


1. Metode Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices)
Menurut metode ini, harga transfer ditentukan atas dasar harga pasar dari produk atau
jasa yang dipertukarkan. Metode ini umumnya digunakan pada organisasi yang
menerapkan desentralisasi, sehingga setiap pusat pertanggungjawaban penghasil
produk atau jasa (divisi penjual) mempunyai wewenang untuk menetapkan harga transfer.
Metode harga pasar dianggap sebagai metode yang paling baik untuk mengatasi
masalah penentuan harga transfer, karena harga pasar lebih bersifat independen dan dapat
menunjukkan perolehan laba yang layak untuk setiap divisi. Setiap manajer divisi dapat
melakukan transaksi dengan bebas (open-market bargaining) dengan divisi yang lain atau
dengan pihak lain di luar perusahaan.

2. Metode Harga Pokok (Cost-Based Transfer Prices)


Menurut metode ini, harga transfer ditentukan atas dasar harga pokok produksi dari
produk atau jasa yang dipertukarkan. Metode ini umumnya digunakan untuk jenis produk
atau jasa yang bersifat khusus atau tidak dihasilkan oleh pihak eksternal perusahaan. Di
samping itu, metode harga pokok digunakan jika:

 Produk atau jasa yang dipertukarkan tidak mempunyai harga pasar.


 Terdapat beberapa macam harga pasar dari produk atau jasa yang dipertukarkan.
3. Metode Negosiasi (Negotiation-Based Transfer Prices)
Alternatif lain dalam penentuan harga transfer adalah metode negosiasi, yaitu
penentuan harga transfer atas dasar tawar menawar antara divisi penjual dengan divisi
pembeli. Metode ini umumnya diterapkan dalam hal sebagai berikut:

 Tidak tersedianya harga pasar dari produk atau jasa yang dipertukarkan.
 Timbul masalah dalam penentuan besarnya laba untuk produk atau jasa yang
dipertukarkan.
 Produk atau jasa yang dipertukarkan tidak dihasilkan oleh pihak eksternal perusahaan.

4. Metode Arbitrasi (Arbitration-Based Transfer Prices)

Menurut metode ini, harga transfer ditentukan oleh direksi atau pihak lain yang
ditugaskan sebagai arbitrator dalam penentuan harga transfer. Metode ini digunakan jika
konflik antarmanajemen dalam negosiasi harga transfer. Arbitrator dalam hal ini
mengadakan dialog dengan para manajer yang bersangkutan. Dialog tersebut diharapkan
dapat menentukan harga transfer yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Harga transfer mempunyai dampak terhadap pengukuran prestasi divisi, laba perusahaan
sebagai satu kesatuan dan otonomi divisi-divisi yang terlibat dalam transfer barang atau jasa
(Hansen 1990, p. 736). Karena kinerja divisi umumnya diukur atas dasar laba yang diperoleh,
baik dengan ROI (return on investment atau tingkat kembalian investasi) maupun RI (residual
income atau laba bersih operasi yang diperoleh oleh sebuah pusat investasi di atas tingkat
kembalian minimum aktiva operasi), maka biasanya manajer divisi yang terlibat dalam transaksi
intern berusaha keras untuk memperoleh keuntungan setinggi-tingginya dari transaksi intern
tersebut.
Perbedaan kepentingan antar manajer divisi biasanya terjadi karena adanya perbedaan
kepentingan yang terjadi pada masing-masing divisi yang dipimpinnya. Tabel berikut ini akan
memperjelas perbedaan kepentingan kedua divisi tersebut.

Perbedaan Kepentingan antara Divisi Penjual dan Divisi Pembeli dalam Transaksi Intern
PT ABC
Divisi A (Penjual) Divisi C (Pembeli)
Memproduksi komponen dan Membeli komponen dari divisi A
mentransfer ke divisi C dengan harga dengan harga transfer yang sudah
transfer yang sudah ditetapkan ditetapkan dan menggunakan
komponen ini untuk memproduksi
Merupakan pendanaan bagi divisi A Merupakan harga pokok bagi divisi C
Menaikkkan laba operasi Menurunkan laba operasi
Menaikkan ROI Menurunkan ROI

Salah satu alasan perusahaan melakukan desentralisasi, karena biaya yang dikeluarkan
lebih kecil dibanding manfaatnya. Oleh karena itu, intervensi manajemen dalam jangka
panjang akan mengurangi manfaat desentralisasi.
Tugas Akuntansi Managerial

RMK

DESENTRALISASI

OLEH:

KELOMPOK 4:

 ANGGRAENI DWI RIYANTI (A31115010)


 SAKIATU SAHRAH (A31115050)
 FRADIONESIUS KRISTIANTO (A31115302)
 FIRDA AMALIA H (A31115314)
 ALIMA KALTSUM (A31115317)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017
SUMBER REFERENSI:
http://adelgreenlin.blogspot.co.id/p/interpretasi-keperilakuan-pada.html

http://feuh-kel11.blogspot.co.id/2013/10/desentralisasi-dalam-organisasi-dan.html

http://rainyviolet.blogspot.co.id/2011/10/economic-value-added-eva.html

https://www.portalinvestasi.com/pengertian-dan-rumus-residual-income/
http://zetzu.blogspot.co.id/2010/10/analisis-profitabilitas.html

https://datakata.wordpress.com/2015/10/18/return-on-invesment-pengertian-kegunaan-dan-
kelemahan-penggunaan-roi-dalam-analisis/

http://forum.detik.com/pengertian-roi-return-on-investment-t385600.html

http://lolyernawati95.blogspot.co.id/2013/01/akuntansi-manajemen.html

http://stiebanten.blogspot.co.id/2011/04/eva-dan-residual-income.html

http://tantowisahoed.blogspot.co.id/2015/07/penentuan-harga-transfer-dan.html
http://feuh-kel11.blogspot.co.id/2013/10/harga-pokok-transfer.html

http://hotdiantoinaga.blogspot.co.id/2012/06/desentralisasi.html

You might also like