Professional Documents
Culture Documents
RMK Desentralisasi
RMK Desentralisasi
PENGERTIAN DESENTRALISASI
KELEBIHAN DESENTRALISASI
Adapun beberapa keunggulan dari Desentralisasi adalah:
KELEMAHAN DESENTRALISASI
Laporan Segmen adalah laporan rugi laba yang menyajikan informasi tentang
laporan rugi laba untuk setiap segmen usaha. Dengan adanya laporan segmen maka akan
diketahui bagaimana kinerja dari masing-masing segmen usaha tersebut. Output dari metode
absorption berupa laporan rugi laba konvensional memberikan informasi untuk penyusunan
laporan segmen, maksudnya laporan rugi laba konventional kita olah lagi dengan
menggunakan analisa perilaku biaya yang menghasilkan laporan segmen.
Terdapat tiga jenis pusat pertanggung jawaban yang utama,yaitu pusat biaya, pusat
laba, dan pusat investasi:
Pusat biaya memiliki kendali atas biaya-biaya,tetapi bukan atas penerimanaan atau
dana Investasi. Departemen jasa seperti akutansi, keuangan, administrasi umum,
hukum dan personalia biasanya dianggap sebagai pusat biaya.
Pusat laba memiliki kendali atas biaya maupun pendapatan seperti halnya manajer
pusat biaya, manajer suatu pusat laba memiliki kendali atas dana-dana investasi.
Pusat Investasi memiliki kendali atas biaya,pendapatan, dan Invetasi di aktiva operasi.
- Biaya tetap yang dapat ditelusuri adalah suatu biaya tetap yang terjadi dikarenakan
keberadaan segmen tersebut, jia segmen tersebut tidak pernah ada biaya tetap tersebut
tidak pernah terjadi dan jika segmen tersebut dihilangkan biaya tersebut akan hilang
juga.
- Biaya tetap umum adalah biaya tetap umum yang mendukung operasi lebih dari satu
segmen, tetapi tidak dapat ditelusuri secara keseluruhan. Meskipun jika segmen
dihilangkan tidaka aka nada perubahan biaya tetap umum yang sesugguhnya.
Perbedaan antara biaya tetap yang dapat ditelusuri dengan biaya tetap umum
adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri dibebankan kesegmen sementara biaya tetap
umum tidak. Umutuk memperlakukan sebagai biaya yang dapat ditelusuri hanya biaya-
biaya yang engan perubahan akan menghilang sejalan dengan waktu jikas segmen itu
sendiri dihilangkan. Dalam membebankan biaya kesegmen kunci pokoknya adalah
berusaha untuk tidak mengaokasikan biaya yang jelas bersifat umum dan tetap akan ada
meskipun segmen tersebut masih ada atau tidak.
Margin segmen adalah ukuran terbaik dari profitabilitas jangka panjang suatu segmen
karena hanya mencakup biaya-biaya yang disebabkan oleh segmen tersebut. Jia suatu segmen
tidak dapat menutup biaya-biayanya maka segmen tersebut seharusnya tidak dipertahankan
(kecuali memiliki dampak penting jika dihilangkan).
Dari suatu sudut pandang pengambilan keputusan margin segmen saling berguna dalam
pengambilan keputusan besar yang mempengaruhi kapasitas seperti memperhentikan suatu
segmen. Sebaliknya jiak margin paling berguna dalam pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan perubahan volume dalam jangka pendek, seperti menentukan harga
pesanan khusus yang melibatkan kontemporer atas kapasitas yang sudah ada.
Terdapat banyak alasan untuk mengukur keuntungan. Termasuk dalam hal ini adalah
untuk menentukan kelangsungan hidup perusahaan, mengukur kinerja manajerial,
menentukan apakah perusahaan mentaati atau tidak peraturan pemerintah, dan memberi tanda
pada pasar terhadap kesempatan bagi pihak lain untuk menghasilkan laba.
Ukuran-Ukuran Laba
Atau lebih singkatnya laporan laba rugi menurut kalkulasi biaya absorbsi
memisahkan beban menurut fungsi. Pertama, harga pokok penjualan dikurangkan dari
penjualan untuk mendapatkan laba kotor (marjin kotor). Kemudian beban pemasaran
dan administrasi dikurangi dari laba kotor untuk mendapatkan laba bersih kalkulasi
biaya absorbsi
Atau lebih singkatnya Laporan laba rugi menurut kalkulasi biaya variabel
memisahkan beban menurut perilaku biaya. Pertama, Beban variabel manufaktur atau
proses produksi, pemasaran dan administrasi dikurangi dari penjualan untuk
mendapatkan marjin kontribusi. Kemudian semua beban tetap dikurangkan dari marjin
kontribusi untuk mendapatkan laba bersih kalkulasi biaya variabel.
Hubungan antara laba menurut kalkulasi biaya variabel dengan laba menurut
biaya absorsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan berubah. Jika
penjualan lebih banyak dari yang diproduksi berarti bahwa persediaan digunakan. Dari
pernyataan tersebut maka laba menurut kalkulasi biaya variabel lebih tinggi dari laba
menurut kalkulasi biaya absorbsi, karena sejumlah overhead tetap, mengalir keluar dari
persediaan awal, Selain itu unit-unit yang diproduksi dan dijual mengandung overhead
tetap berjalan.
1. Produksi > penjualan – laba bersih absobrsi > laba bersih variabel
2. Produksi < penjualan – laba bersih absorbsi < laba bersih variabel
3. Produksi = penjualan – laba bersih absorbsi = laba bersih variabel
Laba menurut biaya absorbsi–laba menurut biaya variabel= Tarif overhead tetap (unit yang
diproduksi – unit yang terjual)
Analisis Varian yang Berkaitan dengan Laba
Varian laba berpusat pada perbedaan harga, volume dan margin kontribusi aktual
dengan yang dianggarkan. Varian laba dapat dihitung untuk tiap produk individual juga untuk
produk secara keseluruhan.
Varian margin kontribusi Adalah perbedaan antara margin kontribusi aktual dengan
yang dianggarkan. Varian ini menguntungkan jika margin kontribusi yang dihasilkan
lebih tinggi dari jumlah yang dianggarkan.
Varian volume penjualan Adalah perbedaan antara jumlah penjualan aktual dengan
jumlah penjualan yang dianggarkan dikali dengan margin kontribusi rata-rata per unit
yang dianggarkan. Varian volume penjualan memberikan informasi kepada
manajemen tentang laba atau rugi berkaitan dengan perubahan jumlah produk yang
dijual.
Varian campuran penjualan, merupakan jumlah perubahan unit yang dijual untuk
tiap kali produk dikali dengan perbedaan antara margin kontribusi yang dianggarkan
dan rata-rata margin kontribusi per unit yang dianggarkan.
Menurut Munawir (1195:89), ROI (Return On Investment) adalah salah satu bentuk
dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Analisa Return On Invesment (ROI) dalam analisa keungan mempunyai arti yang
sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh. Analisa
ROI ini sudah merupakaan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pemimpinan perusahaan
untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
Selain ROI berguna sebagai alat control juga berguna untuk keperluan perencanaan.
ROI dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan akan
melakukan ekspansi.
ROI dipergunakan sebagai alat ukur profitabilitas dari masing-masing produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produksi yang baik,
maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, sehingga dapat dihitung masing-masing.
Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efisiensi penggunaan
modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila
perusahaan telah melaksanakan praktik akuntansi secara benar dalam artian mematuhi
sistem dan prinsip-prinsip akutansi yang ada.
Sedangkan Menurut Munawir (2004:91) terdapat kegunan dan kelemahan dalam ROI
adalah sebagai berikut:
1. Hal pertama yang harus Anda lakukan ialah memperoleh informasi dasar yang
diperlukan, yaitu laba atas investasi.
2. Selanjutnya ialah Anda harus mengetahui apa saja yang menjadi investasi awal.
Investasi awal diasumsikan meliputi uang yang dibelanjakan dan waktu yang
dihabiskan karyawan.
3. Buatlah persamaan.
4. Setelah memastikan persamaan tersebut terisi dengan benar, Anda dapat menghitung
ROI.
Perusahaan A berinvestasi sebesar Rp 500 juta dalam sebuah usaha peluncuran produk baru.
Setelah peluncuran produk itu, perusahaan A menerima jumlah penjualan sebesar 900 buah.
Jumlah dana dari penjualan baru yang mencapai angka Rp 600 juta.
Langkah pertama yaitu menemukan jumlah laba atas investasi yang sebesar Rp 100 juta.
Langkah kedua ialah dengan mengetahui jumlah investasi awal Rp 500 juta.
Langkah ketiga yaitu menyusun persamaannya:
laba atas investasi= ((Rp 600 juta - Rp 500 juta) / Rp 500 juta) x 100 = 20%.
Seringkali kita hanya berfokus pada margin keuntungan atas produk atau jasa,
akan tetapi kita seharusnya juga menghitung ROI secara akurat untuk mendapatkan
kepastian dan keyakinan bahwa usaha yang dijalankan mampu terus berkembang.
Dalam menjalankan bisnis, seorang entrepeneur harus memperhatikan jumlah dana yang
harus diinvestasikan dalam mencapai target penjualan, jumlah margin keuntungan yang
diperoleh dan bagian dari margin keuntungan tersebut yang akan digunakan untuk
mengembangkan bisnis. Apabila investasi yang dilakukan hanya menghasilkan margin
keuntungan yang sedikit, maka usaha tersebut akan mengalami kesulitan untuk
berkembang di masa yang akan datang dan bahkan dalam jangka panjang akan
mengalami kegagalan.
CARA MENGHITUNG RI
Laba residu = laba usaha bersih – (tingkat penghasilan minimum dari investasi x aset
operasional total)
ATAU
1. RI hanya mendorong manajer pusat laba untuk berorientasi pada tujuan-tujuan jangka
pendek, karena kinerjanya dibatasi hanya untuk satu periode akuntansi saja.
2. RI sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi yang digunakan perusahaan.
3. Karena hasil akhir RI adalah berupa angka absolut, bukan rasio maka sulit untuk
membandingkan RI dari satu pusat laba dengan RI dari pusat laba lainnya yang
memiliki jumlah investasi yang berbeda.
Tetapi Kelemahan utama dari residual income yaitu tidak dapat digunakan
untuk membandingkan divisi-divisi yang berbeda ukurannya. Residual income
cenderung menguntungkan divisi yang lebih besar karena melibatkan jumlah dollar
yang lebih besar.
CONTOH KASUS RI
Asumsikan bahwa aset operasional (operating asset) suatu perusahaan adalah $100.000.000,
laba bersih usaha sebesar $18.000.000, dan minimum return on asset adalah 13%. Maka, laba
residu adalah:
Manajer Keuangan. Laba residu adalah jumlah absolut dari laba dan bukan suatu rate
of return dan digunakan untuk mengevaluasi kinerja masing-masing divisi.
Evaluasi berdasarkan residual income mendorong para manajer untuk berani
menerima peluang-peluang investasi yang memiliki rate of return yang lebih tinggi
dari biaya modal yang diinvestasikan.
Analis Keuangan. Analis investasi dan keuangan memandang positif residual income
yang lebih tinggi karena berarti perusahaan tidak saja memperoleh suatu net income,
tetapi juga berhasil menutup opportunity cost yang muncul akibat mengikat aset dalam
suatu bisnis.
Semakin tinggi rasio residual income atas net income, semakin baik kualitas
penghasilannya. Laba residu dipandang oleh banyak analis sebagai ukuran laba riil yang
lebih baik daripada net income.
HARGA TRANSFER
Mekanisme utama yang digunakan oleh organisasi untuk mengatur pertukaran antar
subnit adalah mekanisme penentuaan harga transfer (transfer pricing). Sistem penentuan
harga transfer dapat digunakan sebagai suatu alat untuk memaksakan prilaku yang
diinginkan oleh anggaran dasar. Dalam penentuan kebijakan harga transfer, perhatian harus
diarahkan kepada divisi penjual dan divisi pembeli secara adil.
Secara rinci konsep dan pengertian harga minimum dan harga maksimum adalah sebagai
berikut:
1. Harga transfer miunimum, adalah harga transfer yang tidak merugikan unit penjual
apabila barang dijual kepada divisi intern.
2. Harga transfer maksimuM, adalah harga transfer yang tidak merugikan divisi pembeli
apabila barang dibeli dari divisi intern.
Dengan konsep di atas, maka harga minimum adalah harga yang berkaitan dengan divisi
penjual, sedangkan harga maksimum berkaitan dengan divisi pembeli.
Salah satu tujuan yang harus diperhatikan dalam penentuan harga transfer adalah
mendorong keselarasan tujuan di antara divisi-divisi yang terlibat dalam transfer intern.
Pedoman umum yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah sebagai berikut:
Tidak tersedianya harga pasar dari produk atau jasa yang dipertukarkan.
Timbul masalah dalam penentuan besarnya laba untuk produk atau jasa yang
dipertukarkan.
Produk atau jasa yang dipertukarkan tidak dihasilkan oleh pihak eksternal perusahaan.
Menurut metode ini, harga transfer ditentukan oleh direksi atau pihak lain yang
ditugaskan sebagai arbitrator dalam penentuan harga transfer. Metode ini digunakan jika
konflik antarmanajemen dalam negosiasi harga transfer. Arbitrator dalam hal ini
mengadakan dialog dengan para manajer yang bersangkutan. Dialog tersebut diharapkan
dapat menentukan harga transfer yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
Harga transfer mempunyai dampak terhadap pengukuran prestasi divisi, laba perusahaan
sebagai satu kesatuan dan otonomi divisi-divisi yang terlibat dalam transfer barang atau jasa
(Hansen 1990, p. 736). Karena kinerja divisi umumnya diukur atas dasar laba yang diperoleh,
baik dengan ROI (return on investment atau tingkat kembalian investasi) maupun RI (residual
income atau laba bersih operasi yang diperoleh oleh sebuah pusat investasi di atas tingkat
kembalian minimum aktiva operasi), maka biasanya manajer divisi yang terlibat dalam transaksi
intern berusaha keras untuk memperoleh keuntungan setinggi-tingginya dari transaksi intern
tersebut.
Perbedaan kepentingan antar manajer divisi biasanya terjadi karena adanya perbedaan
kepentingan yang terjadi pada masing-masing divisi yang dipimpinnya. Tabel berikut ini akan
memperjelas perbedaan kepentingan kedua divisi tersebut.
Perbedaan Kepentingan antara Divisi Penjual dan Divisi Pembeli dalam Transaksi Intern
PT ABC
Divisi A (Penjual) Divisi C (Pembeli)
Memproduksi komponen dan Membeli komponen dari divisi A
mentransfer ke divisi C dengan harga dengan harga transfer yang sudah
transfer yang sudah ditetapkan ditetapkan dan menggunakan
komponen ini untuk memproduksi
Merupakan pendanaan bagi divisi A Merupakan harga pokok bagi divisi C
Menaikkkan laba operasi Menurunkan laba operasi
Menaikkan ROI Menurunkan ROI
Salah satu alasan perusahaan melakukan desentralisasi, karena biaya yang dikeluarkan
lebih kecil dibanding manfaatnya. Oleh karena itu, intervensi manajemen dalam jangka
panjang akan mengurangi manfaat desentralisasi.
Tugas Akuntansi Managerial
RMK
DESENTRALISASI
OLEH:
KELOMPOK 4:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
SUMBER REFERENSI:
http://adelgreenlin.blogspot.co.id/p/interpretasi-keperilakuan-pada.html
http://feuh-kel11.blogspot.co.id/2013/10/desentralisasi-dalam-organisasi-dan.html
http://rainyviolet.blogspot.co.id/2011/10/economic-value-added-eva.html
https://www.portalinvestasi.com/pengertian-dan-rumus-residual-income/
http://zetzu.blogspot.co.id/2010/10/analisis-profitabilitas.html
https://datakata.wordpress.com/2015/10/18/return-on-invesment-pengertian-kegunaan-dan-
kelemahan-penggunaan-roi-dalam-analisis/
http://forum.detik.com/pengertian-roi-return-on-investment-t385600.html
http://lolyernawati95.blogspot.co.id/2013/01/akuntansi-manajemen.html
http://stiebanten.blogspot.co.id/2011/04/eva-dan-residual-income.html
http://tantowisahoed.blogspot.co.id/2015/07/penentuan-harga-transfer-dan.html
http://feuh-kel11.blogspot.co.id/2013/10/harga-pokok-transfer.html
http://hotdiantoinaga.blogspot.co.id/2012/06/desentralisasi.html