You are on page 1of 2

NAMA : ALVI RAHMI

ANTISEPTIK

Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan
kulit dan membran mukosa. Antiseptik berbeda dengan antibiotik dan disinfektan, yaitu
antibiotik digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan
digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati. Hal ini disebabkan antiseptik
lebih aman diaplikasikan pada jaringan hidup, daripada disinfektan. Penggunaan disinfektan
lebih ditujukan pada benda mati, contohnya wastafel atau meja. Namun, antiseptik yang kuat dan
dapat mengiritasi jaringan kemungkinan dapat dialihfungsikan menjadi disinfektan contohnya
adalah fenol yang dapat digunakan baik sebagai antiseptik maupun disinfektan. Penggunaan
antiseptik sangat direkomendasikan ketika terjadi epidemi penyakit karena dapat memperlambat
penyebaran penyakit.

Antiseptik dalam membunuh mikroorganisme bergantung pada beberapa faktor, misalnya


konsentrasi dan lama paparan. Konsentrasi memengaruhi adsorpsi atau penyerapan komponen
antiseptik. Pada konsentrasi rendah, beberapa antiseptik menghambat fungsi biokimia membran
bakteri, namun tidak akan membunuh bakteri tersebut. Ketika konsentrasi antiseptik tersebut
tinggi, komponen antiseptik akan berpenetrasi ke dalam sel dan mengganggu fungsi normal
seluler secara luas, termasuk menghambat biosintesis(pembuatan) makromolekul dan persipitasi
protein intraseluler dan asam nukleat (DNA atau RNA}. Lama paparan antiseptik dengan
banyaknya kerusakan pada sel mikroorganisme berbanding lurus.

DISINFEKTAN

Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau
pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit Pengertian lain dari
disinfektan adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan membunuh
mikroorganisme yang terpapar secara langsung oleh disinfektan. Disinfektan tidak memiliki daya
penetrasi sehingga tidak mampu membunuh mikroorganisme yang terdapat di dalam celah atau
cemaran mineral. Selain itu disinfektan tidak dapat membunuh spora bakteri sehingga
dibutuhkan metode lain seperti sterilisasi dengan autoklaf

Disinfektan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya lama paparan, suhu,


konsentrasi disinfektan, pH, dan ada tidaknya bahan pengganggu. pH merupakan faktor penting
dalam menentukan efektivitas disinfektan, misalnya saja senyawa klorin akan kehilangan
aktivitas disinfeksinya pada pH lingkungan lebih dari 10. Contoh senyawa pengganggu yang
dapat menurunkan efektivitas disinfektan adalah senyawa organik.

STERILISASI

Sterilisasi yaitu suatu proses untuk mematikan semua organisme yang dapat menjadi
kontaminan. Metode yang lazim digunakan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah
dengan pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi basah
(menggunakan autaklaf), sedangkan jika tanpa uap air disebut sterilisasi kering (menggunakan
oven). (Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)

Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri.
Dalam pengolahan pangan dikenal istilah sterilisasi komersial yaitu suatu proses untuk
membunuh semua jasad renik yang dapat menyebabkan kebusukan makanan pada kondisi suhu
penyimpanan yang ditetapkan. Makanan yang telah mengalami sterilisasi komersial mungkin
masih mengandung sejumlah jasad renik yang tahan proses sterilisasi, tetapi tidak mampu
berkembang biak pada suhu penyimpanan normal yang ditetapkan untuk makanan tersebut.

You might also like